Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA BUAH NAGA

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Pertanian pada Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Julian Adam Ridjal, SP., MP.
NIP : 198106132014042001

Oleh:
Faisep Ratna Sari
NIM: 201510101075

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara agraris merupakan negara yang memiliki iklim tropis sehingga
berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang, salah satunya
Indonesia, banyak tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang
tumbuh di Indonesia. Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus
yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman ini mempunyai
tulang daun yang banyak terkandung air sehingga tahan terhadap panas.
Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada
naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi produksi buah naga
tersebut. Buah naga (dragon fruit) merupakan tanaman buah yang
dibudidayakan di Indonesia mulai tahun 2000 dan banyak digemari oleh
masyarakat karena memiliki khasiat dan manfaat yang lainnya.
Buah naga atau dragon fruit merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang belum lama dikenal, dibudidayakan, dan
diusahakan di Indonesia. Nama dragon fruit di Asia disebabkan oleh
fungsi buahnya. Masyarakat Cina kuno sering meletakan bah tanaman ini
di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Tradisi
religius ini sangat dipercaya oleh masyarakat Cina kun akan membawa
berkah. Warna merah menyala dari buah tersebut sangat mencolok di
antara patung naga hijau sehingga memunculkan nilai estetika. Ngkin
tradisi religius inilah yang mendasari julukan thang loy, dragon fruit, atau
buah naga. Buah naga termasuk dalam famili Cactacea dengan
karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya. Hylocereus
undatus merupakan jenis buah naga yang lebih dulu dikenal oleh
masyarakat Indonesia (Kristanto, 2010).
Buah naga tidak hanya unik, namun juga mengandung banyak zat gizi,
terutama vitain dan mineral esensial. Beberapa jenis buah naga (yang
merah) juga mengandung antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit
kanker. Beberapa kandungan buah naga yang penting bagi kesehatan
antara lain vitamin C, kalsium, fosfor, serta serat. Vitamin C paling tinggi
terdapat pada buah naga putih jenis Hylocereus undatus. Kandungan
fosfor dan serat yang paling tinggi terdapat pada Hylocereus polyrizus,
atau lebih dikenal sebagai buah naga merah. Sedangkan kandungan
kalsiun paling tinggi terdapat pada buah naga kuning (Selenicerus
megalanthus), jenis ini jarang ditanam di Indonesia. Dengan kandungan
zat tersebut, buah naga dapat digunakan untuk mengatasi atau mencegah
penyakit kanker usus besar, diabetes, hipertensi, osteoporosis, ginjal,
menurunkan kolesterorl, dan sebagainya. Mengonsumsi buah naga secara
rutin dapat menghindarkan kita dari serangan penyakit-penyakit tersebut.
Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman buah yang memiliki
daya tarik tersendiri dimana buah tersebut memiliki rasa yang khas
yaitu kombinasi unik antara manis dan asam menyegarkan. Komoditas
buah naga dalam pengembangan agribisnis mempunyai prospek yang
cerah untuk peluang ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta
memiliki potensi yang sangat baik untuk pasar di dalam negeri (Chusna,
2011).
Pada umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar
sebagai penghilang dahaga dikarenakan kandungan air yang cukup tinggi,
yaitu sebesar 83% dan dengan kadar gula mencapai 18 briks. Selain
itu, buahnya mengandung zat-zat yang berkhasiat menurunkan
kolesterol, menyeimbangkan kadar gula dalam darah, membantu
menjaga kesehatan mulut, mencegah keputihan, mencegah kanker
usus, menguatkan fungsi ginjal, meningkatkan daya kerja otak,
meningkatkan ketajaman mata serta dapat meringankan keluhan sembelit
(Hardjadinata, 2010).
Djamila et al. (2010) mengemukakan bahwa kegiatan budi
dayabuah naga di Indonesia sangat menguntungkan karena disamping
memberi keuntungan secara ekonomi pada petani, hal ini juga akan
mengurangi impor buah, bahkan ada kemungkinan untuk menembus
pasar ekspor. Produksi buah naga terus meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana langkah yang dilakukan saat buah naga sudah mencapai
masa panen?
2. Bagaimana pengolahan dan penyipanan buah naga pasca panen?

1.3 Tujuan
Dengan adanya makalah ini, dimaksudkan agar dapat lebih memahami,
mempelajari serta menganalisi aspek panen dan pascapanen pada budidaya
buah naga.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Masa Panen


2.1.1 Kriteria Panen
Kriteria panen adalah kondisi atau keadaan buah untuk siap
dipanen. Pemilihan buah siap petik sangat diperlukan untuk
mendapatkan kualitas buah yang baik. Buah yang dipanen sebaiknya
harus benar-benar masak panen. Ini dilakukan agar konsumen
merasa puas dengan buah yang dibelinya. Biasanya panen buah
pertama dilakukan saat tanaman berumur 11 bulan sebanyak sua
buah per tanaman atau sekitar 1 kg atau berbumur 33 hari setelah
bunga mekar. Buah siap petik umumnya merupakan buah yang
sudah tua dengan beberapa penampakan atau tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Kulit buah sudah berubah warna menjadi erah tua atau merah
menggilap atau merah magenta.
2. Ahkota buah sudah mengecil
3. Jumbai buah sudah berubah menjadi warna kemerahan.
4. Kedua pangkal buah berkeriput.
5. Bentuk buah bulat besar dengan berat masing-masing buah
sudah mencapai 500g

2.1.2 Pemetikan Buah


Pemetikan buah manjadi kegiatan utama pada saat pemanenan
buah. Bila pemetikan tidak dilakukan dengan benar atau hanya asal
asalan maka kualitas buah pun menjadi kuarang baik. Buah kurang
berkualitas dapat menurunkan harga jual sehingga berpengaruh pada
tingkat pendapatan dan keuntungan petani. Pemetikan buah dilakkan
dengan cara memotong buah pada tangkainya tanpa merusak
percabangan yang merupakan tempat atau letak buah tersebut. ada
beberapa tahapan panen yaitu sebagai berikut:
1. Kenakan sarung tangan saat akan memetik buah agar tidak
melukai kulit buah.
2. Siapkan gunting pangkas ranting yang salah satu sisinya tajam
untuk memanen buah.
3. Potong buah pada tangkainya tanpa merusak percabangan yang
merupakan letak buah tersebut.
a. Untuk buah yang terlalu rapat dengan cabang maka cara
pemetikannya yaitu buah dipegang, lalu digoyang-goyangkan
ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah. Tujuannya
agat terdapat ruang untuk memotong buah di bagian bawah.
b. Untuk buah yang memiliki tangkai panjang maka
pemetikannya lebih mudah yaitu potong tangkai buah antara
bua dan cabang. Kemudian, tangkai buah tersebut dibuang.
4. Usahakan buah yang dipanen tidak sapai terjatuh. Bila pohon
mulai meninggi, pemetikan buah sebaikna enggunakan bantuan
tangga.
5. Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran atau langsung
dimasukan ke dalam kotak (keranjang panen). Tujuannya untuk
mencegah gesekan atau benturan antar buah yang dapat
mengakibatkan buah memar. Dasar keranjang/wadah buah
dilapisi dengan daun kering atau kertas koran yang berfungsi
sebagai bantalan buah.
6. Letakan buah pada posisi berdiri dengan tangkai buah menghadap
ke bawah. Buah yang besar diletakkan di dasar keranjang. Rongga
antar buah diisi dengan daun kering atau kertas koran.
7. Lapisi setiap lapisan buah dengan bantalan yang sama. Tinggi
penumpukan buah hendaknya tidak terlalu tinggi, yakni cukup 2-
3 susun saja.
8. Angkat keranjang dengan hati-hati agar ketika dibawa ke pasar
atau tempay penyortiran tidak terjadi gesekan/guncangan.

2.2 Pascapanen
Penanganan pascapanen merupakan pintu terakhir dari produksi.
Penanganan pascapanen yang baik akan mengurangi persentase kerusakan
atau kehilangan setelah panen. Petani pun mampu memilah-milah atau
mengelaskan (grading) produksinya sesuai target pasar yang dituju.
Dengan demikian, penentuan harga buah naga tetap bisa bersaing
(kompetitif).
Setelah buah naga dipanen, tentu perlu dilakukan penanganan lebih
lanjut agar buah tetap dalam kondisi baik ketika sampai di tangan
konsumen. Teknologi pascapanen sangat penting diperhatikan buah yang
bermutu tinggi, terutama bila tujuannya adalah ekspor. Teknolgi tersebut
meliputi pengemasan, pengepakan, penyimpanan dingin, dan pengiriman.
Namun, bila tujuannya hanya untk pasar lokal, teknologi pascapanen
cenderung tidak terlalu diperhatikan. Buah naga biasanya hanya
dikumpulkan, disimpan sementara, dikirim ke pengumpulan atau
pengecer, lalu dipasarkan oleh pedagang. Secara umum, kegiatan
pascapanen buah naga meliputi beberapa meliputi beberapa proses, yaitu:

2.2.1 Sortasi Buah


Penyortiran adalah kegiatan pemilahan hasil panen untuk
memisahkan buah naga dari buah yang rusak atau cacat dan kotoran.
Penyortiran ini bertujuan untuk memperoleh buah yang baik dan
layak secara fisik untuk dijual kepada konsumen. Penyortiran
dilakukan dengan memisahkan buah yang cacat atau rusak baik
disebabkan oleh hama, penyakit, atau pekerja pada saat proses
panen. Buah naga yang sudah disortir kemudian dipisahkan kedalam
keranjang sortir.

2.2.2 Pembersihan/ cleaning


Pembersihan adalah kegiatan untuk membersihkan kotoran atau
hama buah dari hasil panen yang terbawa dari lokasi panen.
Pembersihan dilakukan bertujuan agar buah terlihat lebih segar dan
memiliki daya tarik lebih. Pembersihan dapat menggunakan kuas
atau kompresor angin.

2.2.3 Pengkelasan
Pengkelasan adalah kegiatan untuk memisahkan kualitas produk
berdasarkan grade yang ditetapkan. Pengkelasan ini disesuaikan
berdasarkan ukuran, bentuk, tingkat kemasakan buah, dan
keseragaman warna. Berdasarkan pengkelasan bobotnya, buah naga
dibedakan menjadi 4 kelompok, yakni sebagai berikut.
1. Super, bobot buah > 500 gram
2. Kelas A, bobot buah antara 400-500 gram.
3. Kelas B, bobot buah antara 300-400 gram
4. Kelas C, bobot buah < 300 gram

2.2.4 Pelabelan
Pelabelan adalah kegiatan untuk memberikan informasi kepada
konsumen tentang jenis dan identitas buah.

2.2.5 Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan untuk mengemas atau membungkus
buah sebelum pengiriman untuk melindungi buah dari ancaman
benturan dan kotoran dari luar sebelum sampai ke konsumen.
Pengemasan dapat berupa kemasan box atau kardus berbentuk kotak
berwarna coklat muda dan memiliki beberapa informasi yang
penting dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada
konsumen. Pengemasan biasanya dilakukan dengan memasukan
buah sebanyak 5 atau 6 buah per kemasan secara tersusun rapih
dengan berat 5.5 kg

2.2.6 Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan untuk mengamankan buah naga
sebelum proses pengiriman dengan kondisi tempat penyimpanan
sesuai dan mampu melindungi buah naga dari berbagai macam
kerusakan. Penyimpanan yang dilakukan biasanya menyimpan buah
yang sudah dikemas didalam gudang atau tempat penyimpanan
sebelum buah dikirim kepada konsumen, kemasan yang disimpan
disusun bertindihan sebanyak 5 kardus dan diberikan alas karton dan
potongan kardus yang telah rusak. Penyusunan di penyimpanan
dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Penyimpanan dilakukan
tidak melebihi 3 hari sebelum pengiriman dilakukan, hal ini
bertujuan untuk mengurangi pembusukan didalam kemasan akibat
penguapan buah.

2.2.7 Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan untuk mengirimkan produk menuju
pasar atau kepada konsumen langsung.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam masa panen dan pascapanen, buah naga menempuh beberapa
tahap mulai dari pemilihan buah yang siap dipanen, pemetikan ,
penyotiran, pembersihan, hingga pendistribusian. Dalam tahapan-tahapan
tersebut dapat dipasarkan dengan harga yang berbeda beda tergantung oleh
kesegaran, bentuk, warna serta bobot buah naga sendiri. Sebelum ke tahap
pendistribusian, buah naga menempuh tahap pengemasan dan
penyimpanan, guna untuk melindungi ataupun guna untuk meminimalisir
buah naga agar terhindar dari kerusakan saat proses pengiriman.

3.2 Saran
Adapun saran dari penulis yang disampaikan yaitu petani sebaiknya
menggunakan teknologi dalam budidaya buah naga guna untuk
mempercepat serta meningkatkan kualitas dan kuantitas buah naga.
DAFTAR PUSTAKA

Andri Setiawan. 2019. Pengendalian Panen Dan Pascapanen Buah Naga Putih
Menggunakan Standar Ooperasional Prosedur Di Ud Sabila Farm. Karya
Ilmiah Mahasiswa Agribisnis

Daniel Kristanto. 2014. Berkebun Buah Naga. Jakarta: Swadaya

Djamila,S., Budiastra,saya.W., Sutrisno. 2010.USG Gelombang Penularan


Karakteristik dan Hubungannya dengan Physico-Bahan kimia dari Naga
Fruit.

Hardjadinata S. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara


Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kristanto,D. 2010. Buah Naga, Pembudi dayaan di Pot dan di Kebun.


Cetakan IV (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.

Musdalifah ., Arwin Arif ., Fandi Ahmad. 2019. Pengolahan Buah Naga


Kelompok Bulo ( Badan Usaha Lorong ) Teratai Putih Di Kelurahan
Laikang Kota Makassar. Prosiding Seminar Nasional Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat 2019

Novita Renasari. 2010. Budidaya Tanaman Buah Naga Super Red di Wana
Bekti Handayani. [skripsi], Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oktiadewi Kristriandiny., Slamet Susanto. 2016. Budi DayaBuah Naga Putih


(Hylocereus undatus) di Sleman, Yogyakarta: Panen dan Pascapane.
Bul.Agrohorti Vol.4, No.1, Hal 1–8.

Pasaribu,D.W. 2011. Pengaruh GA3 terhadap pembentukan bunga dan


buah tanaman buah naga merah (Hylocereus costaricensis). [skripsi].
Universitas Andalas
Rahayu, Sri. 2014. Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Warisno, S.PKP., Kres Dahana, SP. 2010. Buku Pintar Bertanam Buah Naga.
Jakarta: PT Grammedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai