Anda di halaman 1dari 4

Pengantar Ilmu Pertanian

TUGAS
Mengkomentari Video tentang Kearifan Lokal dalam Mengolah Tanah

Dosen Pengampu :
Illia Seldon Magfiroh, SE,MP
NIP : 198106132014042001

Disusun Oleh :
1. Aushaffiar Iqbal Rayhardin Hasjim (201510101080)
2. Binti Qurrotul Ainiyah (201510701034)
3. Faisep Ratna Sari (201510101075)
4. Haula Salsabila (201510701007)
5. Lailatul Chomsiyah (201510701050)
6. Mochammad Iqbal Arif (201510301045)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Isi Komentar

Menurut Sukartaatmadja (2004), pengertian terasering adalah bangunan


konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat untuk memperkecil
kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan
mengurug tanah melintang lereng. Terasering adalah salah satu sistem dalam
pengelolaan lahan miring yang bertujuan untuk mengurangi panjang lereng serta
memperkecil aliran air agar dapat meresap ke dalam tanah, sehingga dapat
mencegah terjadinya erosi. Sebagai contoh adalah penerapan sistem pertanian
terasering di Hulu Citarum.

Pengolahan tanah yang dilakukan di Hulu Citarum dengan kemiringan 30º


menggunakan metode terasering. Dalam video tersebut metode terasering sudah
lama dipakai oleh masyarakat Hulu Citarum, tetapi pada tahun 1995 di ubah oleh
masyarakat dengan menggunakan metode lahan yang langsung ditanam, dengan
harapan mendapatkan hasil yang melimpah. Justru cara tersebut dapat
menimbulkan terjadinya erosi dan longsor karena tidak adanya keseimbangan
tanah. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengembalikan kearifan
lokal budaya sistem pertanian terasering di daerah Hulu Citarum berjalan dengan
baik. Dengan menggerakkan lima anggota TNI bukan penyulu pertanian serata
bantuan 25 masyarakat sekitar. Hal tersebut membuktikan bahwa betapa mirisnya
pertanian di Hulu Citarum. Kearifan lokal terasering merupakan metode
pengolahan lahan yang baik apabila ingin menciptakan lahan pertanian di area
perbukitan, karena dapat mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga
memperkecil resiko terjadinya pengikisan tanah. Terasering juga dapat
memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi
terjadinya longsor di daerah perbukitan.

Adapun pengaruh geometri lereng yang digunakan sangatlah penting


dimana yang harus diperhatikan dalam melakukan terasering yaitu, meliputi
kemiringan lereng dan ketinggian lereng. Untuk pengaruh kemiringan, semakin
curam lereng semakin kecil angka keamanan lereng. Untuk pengaruh ketinggian
semakin tinggi lereng angka keamanan semakin kecil. Akan tetapi, pemotongan
lereng untuk pembuatan terasering akan menurunkan stabilitas lerengnya, yang
tentunya semakin lebar terasering yang dibuat, stabilitas lereng akan semakin
kecil. Sehingga Ini memungkinkan jumlah hasil panen yang didapatkan akan
menurun, karena tanah yang ditempati untuk tumbuhnya tanaman stabilitasnya
juga terpotong untuk pembuatan terasering.
Dari kutipan diatas kami menympulkan bahwa metode terasering yang
diterapkan di daerah Hulu Citarum sangatlah cocok, karena metode ini lebih
efektif jika digunakan di daerah yang miring, apalagi kemiringan di daerah
Citarum lebih dari 30o, dimana jika ada daerah dengan kemiringan tersebut
disarankan menggunakan metode terasering, dan mempunyai fungsi untuk
menstabilkan tanah di lereng dan mengurangi terjadinya erosi.
Daftar Rujukan

Anjayani,Eni.2009.Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA. PT. Cempaka Putih.


Jakarta

Hartono.2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. CV. Citra Praya.
Bandung

Maretya, D. A., & Sudrajat, S. 2017. Perilaku Petani dalam Mengelola Lahan
Terasering di Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura Kabupaten
Majalengka. Jurnal Bumi Indonesia, 6(4), 228853.

Sumiyanto, A Ade Noor PS. 2010. PENGARUH PEMBUATAN TERASERING


PADA LERENG TERHADAP POTENSI LONGSOR. Jurnal dinamika
rekayasa Vol. 6 No. 2

I G. N. Wardana. 2011. Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah dan Terasering


Terhadap Perubahan Kestabilan Lereng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15,
No. 1.

Link Video :

https://www.youtube.com/watch?v=15bQYw071Ik

Anda mungkin juga menyukai