Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH

BETARIA SITANGGANG 5173331007

MERY HAMDANI SAMOSIR 5173331025

RINI OMEGA LUMBANRAJA 5173331030

TASYA PUTRI MEGAWATI 5173331033

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , sehingga  penulis
dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini. Penulis percaya bahwa makalah ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan  banyak pihak. Untuk itu kepada pihak yang telah
banyak membantu penyusunan makalah ini penyusun ucapkan banyak terima kasih. Semoga
bantuan yang telah banyak diberikan memdapatkan imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang
Maha Esa , mudah-mudahan makalah ini dapat  bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Bahsa Indonesia. Akhirnya penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun sebagai bahan studi untuk melangkah dimasa-masa akan datang

Medan, 01 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

BAB II ISI .................................................................................................................................2

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan
istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna
istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat
berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar
dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak
resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997 : 30).
            Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah
diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak
berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan
bahasa baku. Berdasarankan uraian diatas,ada beberapa hal yang menarik untuk  dibahas
tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa nonbaku, pengertian bahasa Indonesia
baku, fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku. Terakhir dibahas tentang ciri-ciri
bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BAHASA BAKU DAN NON BAKU

A. BAHASA BAKU

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku juga ada dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas
atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar;
 Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna kata baku.
baku I
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar.
baku II
Bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang
menjadi standar. Di dalam bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu
kodifikasi, keberterimaan, difungsikan sebagai model.

 Kodifikasi
 Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris. Kodifikasi
diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk
dijadikan norma di dalam berbahasa (Alwasilah, 1985 :121). Masalah kodifikasi
berkait dengan masalah ketentuan atau ketetapan norma kebahasaan. Norma-norma
kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah.
 Keberterimaan
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat
bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan
penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan
menyimbolkan masyarakat bahasa baku
 Difungsikan sebagai model
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode
bahasa dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa
tertentu.

2
B. BAHASA NON BAKU

Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa
nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”,
“ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.

Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah
salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu
dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23). Alwasilah berpengertian bahwa bahasa
tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur
kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan
(1985 : 116).

            Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam
yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di
lingkungan tidak resmi.

2. FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yaitu :

- pemersatu

- penanda kepribadian

- penambah wibawa

- kerangka acuan.

Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi pemersatu. Bahasa Indonesia baku


mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku.
Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau
alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan
melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia
modern.
                Kedua, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa
Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya.
Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa
Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita. Bahasa
Indonesia baku berbeda dengan bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan
Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu
Riau yang menjadi induknya.
3
Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi penambah wibawa. Pemilikan bahasa
Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa
berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi
melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa
Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi
yang meyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan
dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Warga masyarakat secara psikologis
akan mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku dengan masyarakat dan kebudayaan modern
dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga, bangunan indah, jalan raya yang besar.
                Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa
Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma
atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku itu
menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian
pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia
baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian
karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa
iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan,
pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.

3. KONTEKS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA BAKU

Bahasa Indonesia dipakai dalam beberapa konteks antara lain :

1. Komunikasi resmi

Contoh : Surat resmi atau Surat Dinas, Pengumuman oleh Instansi Resmi, Perundang-
undangan, dan istilah Resmi.

2. Dalam wacana teknis

Contoh : laporan karya ilmiah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

3. Dalam pembicaraan didepan Umum

Contoh : Ceramah, Kuliah

4. Dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati

Contoh: Atasan dengan bawahan didalam kantor, siswa dan guru di kelas, guru dan kepala
sekolah dan mahasiswa drngan dosen diruang perkuliahan.

4
4. CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA BAKU

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku telah dibuat oleh para
pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti
Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.
            Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini
setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut.

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:


1. Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang
relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.
Misalnya: kata / keterampilan / diucapkan / ketrampilan / bukan / ketrampilan

2. Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
Kuliah sudah berjalan dengan baik.

3. Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.
Misalnya: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua
diangapnya penipu.

4. Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah buku itu sampai selesai!
Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

5. Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
Ia benci sekali kepada orang itu.

5
6. Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.
Misalnya : Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat. Semua negara-negara
melaksanakan pembangunan ekonomi. Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan
dalam musyawarah itu.

7. Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
8. Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Surat Anda sudah saya baca.
Kiriman buku sudah dia terima.

9. Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku
ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Saudaranya
Dikomentari
Mengotori
Harganya

10. Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Kepala Kantor pergi keluar negeri.
Rumah orang itu bagus.

11. Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasaIndonesia baku di dalam kalimat.
Misalnya:
Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data
dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.

12. Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan,
pergi, tidak begini, begitu, silakan.
6
13. Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.

14. Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai
dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah
melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

7
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Bahasa Baku dan Bahasa Non Baku sangat berpengaruh dalam penggunaan bahasa di
Indonesia. Khususnya bahasa baku, dipergunakan dalam kegiatan atau aktivitas resmi di
Indonesia. Tanpa kaidah bahasa baku tersebut, maka akan sangat sulit bagi tiap individu di
Indonesia untuk saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lagi apalagi dalam ranah
resmi seperti di kantor, sekolah dan instansi resmi yang ada di Indonesia.

2. SARAN

Dalam membuat makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan,


sehingga saya mengharapkan masukan, kritikan, tambahan maupun saran dari pembaca agar
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup. dkk. 2018. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan : UNIMED

Anda mungkin juga menyukai