Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE DITINJAU DARI


KEMAMPUAN SPASIAL

IDE PENELITIAN

Oleh:
Silvia Dwi Anggraini

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
A. JUDUL PENELITIAN
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pisa Konten Shape And
Space Ditinjau dari Kemampuan Spasial

B. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Setiap negara memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas
agar dapat bersaing dengan negara lain dalam menghadapi era globalisasi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yaitu melalui bidang pendidikan. Pendidikan sekolah
diharapkan mampu membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai sehingga dapat bermanfaat pada saat sekolah
maupun diluar sekolah.
Sebuah studi yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
mengukur kemampuan yang dimiliki peserta didik sangat dibutuhkan untuk
memberikan informasi yang berguna untuk peningkatan mutu pendidikan
melalui perumusan kebijakan bidang pendidikan. Salah satu studi tersebut
adalah PISA (Programme International Student Assessment). PISA
merupakan studi yang dikembangkan oleh beberapa negara maju yang
tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) yang berkedudukan di Paris, Prancis. PISA diadakan setiap 3 tahun
sekali.
PISA memonitoring hasil capaian belajar peserta didik dari setiap
negara peserta mencakup lireasi membaca (reading literacy), literasi
matematika (mathematic literacy), literasi sains (scientific literacy), problem
solving dan financial literacy (0ECD, 2015). Tujuan umum dari PISA adalah
untuk menilai sejauh mana peserta didik yang berusia 15 tahun atau baru saja
menyelesikan pendidikan dasar mempunyai kemahiran yang tepat dalam hal
membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan. Literasi matematika bertujuan
untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi,
memahami, dan menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan
peserta didik dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah kehidupan
sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan matematika diukur dalam

1
beberapa dimensi, yaitu: (1) isi atau konten matematika.(2) proses yg
dilakukan peserta didik dalam mengamati suatu gejala, menghubungkan
gejala tersebut dengan matematika, dan menyelesaikannya. (3) situasi dan
konteks yang digunakan dalam matematika.
Masih rendahnya peringkat Indonesia dalam studi PISA ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor penyebab antara lain peserta
didik Indonesia pada umumnya kurang terlatih dalam menyelesaikan soal soal
dengan karakteristik seperti pada soal soal PISA. Untuk meningkatkan
peringkat Indonesia pada studi PISA tidak dapat dilakukan secara instan, ada
hal-hal kecil yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah bagaimana cara
guru meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal PISA.
Untuk melakukan hal ini dril berulang-ulang saja tidak cukup, guru juga
harus menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal PISA. Dengan menganalisis kesalahan ini diharapkan
guru bisa menghilangkan kesalahan yang sama yang mungkin dilakukan oleh
siswa, sehingga kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal PISA akan
meningkat.
Seperti halnya dalam penjelsasan dalam buku Matematika SMP/MTs
Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran dan soal-soal yang disusun dalam buku
tersebut berdasarkan pada materi dan kompetensi yang disesuaikan dengan
standar internasonal, salah satunya yaitu PISA. Seperti berikut ini contoh soal
dari buku kurikulum 2013 berikut ini yang hampir sama dengan soal yang ada
pada soal PISA 2006.

2
Untuk menyelesaikan soal PISA pada konten shape and space siswa
dituntut untuk dapat membayangkan berbagai bentuk bangun datar dan
bangun ruang , terlebih jika dalam masalah yang disajikan tidak diberikan
ilustrasi berupa gambar. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan kemapuan
spasial siswa. Seperti dijelaskan ole Battista (dalam Kakmaci, 2015) bahwa
salah satu faktor penting dalam suksesnya penyelesaian masalah geometri
adalah kemampuan spasial. Sukses atau tidaknya siswa dalam menyelesaikan
soal PISA dapat dilihat dari berapa banyak kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal tersebut. Semakin banyak kessalahan siswa dalam
menyelesaikan soal maka artinya siswa tersebut mengalami kesulitan yang
bisa jadi disebabkan kemampuan spasial mereka yang kurang.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian
tentang "Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten
Shape and Space Ditinjau dari Kemampuan Spasial".

C. MASALAH PENELITIAN
Bedasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam penelitian
ini adalah:
1. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan siswa SMP yang memiliki
kemampuan spasial rendah dalam menyelesaikan soal PISA Matematika
dan penyebab yang mungkin?
2. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan siswa SMP yang memiliki
kemampuan spasial sedang dalam menyelesaikan soal PISA Matematika
dan penyebab yang mungkin?
3. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan siswa SMP yang memiliki
kemampuan spasial tinggi dalam menyelesaikan soal PISA Matematika
dan penyebab yang mungkin?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk:

3
1. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa SMP yang
memiliki kemampuan spasial rendah dalam menyelesaikan soal PISA
Matematika dan penyebab yang mungkin.
2. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa SMP yang
memiliki kemampuan spasial sedang dalam menyelesaikan soal PISA
Matematika dan penyebab yang mungkin.
3. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa SMP yang
memiliki kemampuan spasial tinggi dalam menyelesaikan soal PISA
Matematika dan penyebab yang mungkin.

E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa atau kejadian pada saat dilakukan penelitian.
Gejala atau kejadian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal PISA
berdasarkan kemampuan spasial. Data dalam penelitian ini berupa data
kualitatif, sehingga analisis yang dilakukan adalah analisis kualitatif.
2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu:
1. Pemberian tes kemampuan spasial
Pemberian tes ini digunakan untuk mendapatkan data
kemampuan spasial siswa yang akan digunakan untuk
pengelompokan subjek.
2. Tes tulis
Tes tulis digunakan untuk mendapatkan data kemampuan
matematika siswa, data langkah-langkah yang digunakan siswa
untuk menyelesaikan masalah matematika, dan informasi cara yang
digunakan dalam mengerjakan soal-soal tersebut sehingga dapat
disimpulkan mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika. Selain itu hasil tes tulis ini digunakan sebagai

4
bahan pertimbangan pertanyaan peneliti sekaligus jawaban subjek
dalam proses wawancara.

3. Wawancara
Untuk medeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan
masalah tidak hanya berdasarkan dari hasil tes saja, tetapi juga perlu
dilakukan wawancara secara mendalam agar hasil yang diperoleh
benar-benar valid. Menurut Moleong (2008:186) wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur, dimana saat melakukan wawancara,
peneliti mengacu pada pedoman wawancara yang telah dibuat.
Namun jika ketika wawancara terdapat hal-hal lain yang perlu
diungkap, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan pertanyaan
baru yang tidak terdapat pada pedoman wawancara.
Setiap subjek peneliti diwawancara minimal 1 kali, tergantung
dari banyaknya informasi yang dibutuhkan yang dapat diperoleh dari
subjek tersebut. Untuk menghindari ketakutan dan keraguan subjek
maka sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu tujuan dari wawancara
dan hasil wawancara ini tidak akan mempengaruhi penilaian guru
terhadap mereka, sehingga diharapkan subjek penelitian dapat
memberikan jawaban yang benar-benar apa adanya dan sesuai
dengan pemikirannya.
Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini, maka
digunakan triangulasi waktu yaitu subjek yang sama diberi tugas
pembuktian matematika sebanyak dua kali dengan rentang waktu
yang berbeda dimana tugas yang diberikan berbeda tetapi memiliki
tingkat kesulitan yang sama. Data yang diperoleh pada pemberian

5
tugas pertama dan kedua dibandingkan. Data dikatakan valid data
hasil tugas pertama sama sesuai dengan data hasil tugas kedua. Jika
data yang diperoleh tidak valid, maka peneliti memberikan tugas
pembuktian matematika untuk yang ketiga dan seterusnya. Jika data
yang diperoleh telah valid, maka peneliti melanjutkan dengan
analisis data dan penarikan kesimpulan.

3. Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai


teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data
dengan tiga langkah: kondensasi data (data condensation), menyajikan
data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion
drawing and verification). Kondensasi data merujuk pada proses
pemilihan (selecting), pengerucutan (focusing), penyederhanaan
(simplifiying), peringkasan (abstracting), dan transformasi data
(transforming). Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai teori
Miles, Huberman dan Salda (2014) akan diterapkan sebagaimana berikut:

Anda mungkin juga menyukai