Pihak Berelasi
Pihak Berelasi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah telah senantiasa memberikan rahmat dan
nikmat yang tiada terkira bagi kami, sehingga atas izin-Nya kami dapat meyelesaikan makalah
yang berjudul “Transaksi
“Transaksi Dengan Pihak Berelasi, Entitas Sepengendali, Kerja Sama Operasi
(KSO)”” ini sesuai batas waktu yang ditentukan. Walaupun kami menyadari bahwa masih
(KSO)
terdapat banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, karena kami hanyalah manusia
biasa yang tanpa seizin-Nya tidak akan mampu berbuat apa-apa. Dan harapan saya semoga
makalah ini bisa bermanfaat, khususnya untuk diri kami sendiri dan umumnya untuk pembaca
yang merelakan waktunya untuk memahami makna yang terkandung di dalam makalah ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan, demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
.................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................
Belakang........................................ ................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
Masalah.................................................... ............................... 4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................
Penulisan.....................................................................................
.................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
2.1.2 Pengungkapan…
Pengungkapan…............................................................................
............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 40
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengungkapan pihak-pihak yang berelasi diatur dalam PSAK 7. Dalam pernyataan ini
dijelaskan tentang hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, saldo dan komitmen
antara entitas dengan pihak-pihak berelasi. Pernyataan ini dianggap perlu karena laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, transaksi dan saldo dipengaruhi oleh keberadaan pihak
berelasi termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan nomor 7 ini dibuat untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas berisi
pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi telah dipengaruhi oleh keberadaan pihak-pihak
yang berlasi dan oleh transaksi dan saldo, termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, entitas sepengendali, kerjasama
operasi (KSO) ?
2. Bagaimana kasus yang terjadi pada Telkom dan Indosat ?
1.3 Tujuan
1. Tujuannya untuk mengetahui transaksi dengan pihak-pihak berelasi, entitas
sepengendali, dan kerja sama operasi (KSO).
2. Tujuannya untuk mengetahui penerapan PSAK 7 pada Telkom dan Indosat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap
mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan
keuangan dan operasional. Transaksi antara Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak - pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan
Pengendalian adalah kepemilikan langsung melalui anak perusahaan dengan lebih
darisetengah hak suara dari suatu perusahaan, atau suatu kepentingan substansial dalam hak
suara dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan operasi manajemen
Pihak - pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan gejala normal dalam
perniagaan dan usaha. Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya
secaraterpisah-pisah melalui anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi, memperoleh
kepentingan dalam perusahaan lain - untuk tujuan investasi atau untuk alasan perniagaan
dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan atau melaksanakan pengaruh yangsignifikan
dalam pengambilan keputusan keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi
(investee). Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh
hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi denganpihak
tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan
pihak lain.
Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu
su atu mitra
dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha
dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu
tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikandari pihak lain. Sebagai contoh, suatu
anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam riset dan
pengembangan. Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal didasarkan
5
pada suatuharga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga yang berlaku antara pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa adalah harga pertukaran antara pihak yang
independen .
keluwesan dalam proses penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa .Suatu cara untuk menentukan harga dalam suatu
transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah dengan metode harga pasar
bebas yang dapat diperbandingkan. Bila barang atau jasa dipasok dalam suatu transaksi antara
pihak yangmempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah serupa
dengan keadaan dalam transaksi perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode
ini juga sering digunakan untuk menentukan biaya pembelanjaan bila barang dialihkan antara
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen,
metode harga penjualan kembali (resale price) sering digunakan.
Metode ini mengurangi harga penjualan kembali dengan suatu margin yangwajar.
Metode ini juga digunakan untuk pengalihan/transfer sumber daya lain, seperti hak dan jasa.
Pendekatan lain adalah metode biaya-plus (cost-plus method), yang menambahkan suatu
kenaikan (mark-up) tertentu pada biaya pemasok. Kesulitan - kesulitan mungkin dialami baik
dalam menentukan unsur biaya yang dapat diatribusikan maupun
maupu n kenaikan (mark-up) tersebut.
Di antara ukuran - ukuran yang dapat membantu menentukan harga transfer adalah hasil
(return) yang dapat dibandingkan dalam industri sejenis atas volume penjualan atau modal
yang digunakan. Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai
hubungan istimewa mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:
6
g. Kontrak manajemen. Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, perlu diungkapkan hakekat transaksi dan unsur - unsur transaksi yang
diperlukan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Unsur - unsur ini
biasanya mencakup:
i. Suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlahnya maupun
proporsinya.
ii. Jumlah atau proporsi pos - pos terbuka (outstanding items)
iii. Kebijakan harga
Anggota keluarga dekat dari individu adalah anggota keluarga yang mungkin
mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang tersebut dalam hubungan mereka
dengan entitas. Mereka dapat termasuk :
a) Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji dan kontribusi
jaminan social
7
8
9
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban
antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang
dibebankan. Dalam pernyataan ini, pihak-pihak berikut bukan sebagai pihak-pihak berelasi:
a) Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil manajemen kunci
yang sama atau karena personil manajemen kiunci dari satu entitas mempunyai
pengaruh signifikan atau entitas lainnya.
b) Dua ventura bersama hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
Dalam definisi pihak-pihak berelasi, suatu entitas asosiasi termasuk entitas anak dari
entitas asosiasi tersebut dan suatu ventura bersama termasuk entitas anak dari ventura bersama
tersebut.
2.1.2 Pengungkapan
raya, imbalan
imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang
10
ditangguhkan (jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir
periode pelaporan).
4. Pesangon ; pemutusan kontrak kerja, dan
5. Pembayaran berbasis saham.
Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode yang
dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan sifat dari hubungan dengan
pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen
yang diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan
keuangan. Persyaratan pengungkapan ini merupakan tambahan persyaratan di paragraf 17,
sekurang-kurangnya pengungkapan meliputi:
11
Berikut ini adalah contoh transaksi yang diungkapkan jika dilakukan dengan pihak
berelasi :
Jika Entitas yang berelasi dengan Pemerintah, maka entitas pelapor dikecualikan dari
persyaratan pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak berelasi dan saldo termasuk
komitmen dengan pemerintah yang memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atau
pengaruh signifikan atau entitas pelapor
a) Nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya dengan entitas
pelapor (yaitu pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan).
b) Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan memahami dampak transaksi dengan pihak-pihak berelasi
terhadap laporan keuangan:
12
i. Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan
ii. Untuk transaksi lainnya yang secara kolektif, tetapi tidak secara individu,
signifikan, indikasi secara kualitatif atau kuantitaif atas luasnya transaksi-
transaksi tersebut.
13
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika rencana transaksi tersebut tidak memperoleh
persetujuan pemegang saham independen dalam RUPS maka rencana transaksi tersebut tidak
dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal keputusan penolakan.
Menurut Peraturan Bapepam Nomor IX.E.1, Definisi dari benturan kepentigan transaksi
tertentu adalah :
a. Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat
Ekuitas atau Perusahaan Publik.
b. Perusahaan Terkendali adalah suatu perusahaan yang dikendalikan baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan.
c. Transaksi adalah aktivitas atau kontrak dalam rangka memberikan dan atau mendapat
pinjaman, memperoleh, melepaskan atau menggunakan aktiva, jasa atau Efek suatu
Perusahaan atau Perusahaan Terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan dengan
aktivitas tersebut.
14
mengadakan Penawaran Umum dan hubungan ini serta sifat hubungan yang
berlanjut.
Hubungan dan jenis transaksi yang dimulai sesudah Penawaran Umum, yang
kepada komisaris, direktur, dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan,
15
jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan
keuangan berkala.
g) Pembelian tanah dan atau bangunan rumah tinggal dari seorang komisaris, direktur,
dan pemegang saham utama, atau setiap pihak yang mereka ketahui terafiliasi dengan
perusahaan pada saat itu dalam jumlah tidak lebih dari Rp5.000.000.000
Rp5.000.000.00 0 atau kurang
dari 0,5% dari nilai kekayaan bersih perusahaan. Pembelian tersebut harus sesuai
dengan kebijakan perusahaan dan telah diungkapkan kepada Bapepam, para pemegang
p emegang
saham, dan karyawan.
h) Transaksi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Badan
Penyesahatan Perbankan Nasional dalam rangka restrukturisasi perusahaan dan
pemulihan ekonomi nasional.
Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas
mengandung pengungkapan yang diperlukan untuk menarik perhatian pada kemungkinan
bahwa posisi keuangan
keuan gan dan laba atau rugi mungkin telah terpengaruh oleh keberadaan pihak
terkait dan oleh transaksi dan saldo terutang dengan pihak-pihak tersebut. Suatu pihak terkait
dengan suatu entitas jika:
a. Secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, pihak:
(i) Kontrol, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama
dengan, entitas (ini termasuk orang tua, anak perusahaan, dan entitas anak
perusahaan);
(ii) Memiliki kepentingan dalam entitas yang memberikannya pengaruh
signifikan atas entitas; atau
(iii) Memiliki kendali bersama atas entitas;
b. Pihak tersebut adalah rekanan (sebagaimana didefinisikan dalam IAS 28
Investments in Associates) dari entitas;
c. Pihak adalah ventura bersama di mana
man a entitas adalah venturer (lihat IAS 31 Minat
dalam Ventures Bersama);
d. Pihak tersebut adalah anggota personil manajemen kunci entitas atau induknya;
16
Hubungan antara orang tua dan anak perusahaan harus diungkapkan terlepas apakah
ada transaksi antara pihak-pihak terkait. Suatu entitas harus mengungkapkan nama orang tua
entitas dan, jika berbeda, pihak pengendali terakhir. Jika baik entitas induk maupun pihak
pengendali akhir menghasilkan laporan keuangan yang tersedia untuk penggunaan publik,
nama orangtua paling senior berikutnya yang melakukannya juga harus diungkapkan.
Suatu entitas harus mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara
total dan untuk masing-masing kategori berikut:
(a) imbalan kerja jangka pendek;
17
Jika ada transaksi antara pihak terkait, entitas harus mengungkapkan sifat hubungan pihak
terkait serta informasi tentang transaksi dan saldo yang diperlukan untuk memahami pengaruh
potensial dari hubungan pada laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan ini merupakan
tambahan untuk persyaratan untuk mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci.
Minimal, pengungkapan harus mencakup:
a. Jumlah transaksi;
b. Jumlah saldo yang beredar dan:
(i) syarat dan ketentuan mereka, termasuk apakah mereka dijamin, dan sifat
pertimbangan yang akan diberikan dalam penyelesaian; dan
c. Ketentuan untuk piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo yang beredar;
dan biaya yang diakui selama periode sehubungan
sehubun gan dengan piutang tidak tertagih
atau piutang ragu-ragu dari pihak terkait. [ayat 17]
Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 17 harus dibuat secara terpisah untuk
masing-masing kategori berikut:
a. Orang tua;
b. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas;
c. Anak perusahaan;
d. Rekan;
e. Usaha patungan di mana entitas adalah venturer;
f. Personil manajemen kunci entitas atau induknya; dan
g. Pihak terkait lainnya.
Hal-hal yang bersifat serupa dapat diungkapkan secara agregat kecuali apabila
pengungkapan terpisah diperlukan untuk memahami dampak dari transaksi pihak terkait atas
laporan keuangan entitas.
18
Pemerintah P
X Entitas 1 Entitas 2
19
Entitas Induk
C105, untuk laporan keuangan tersendiri Entitas Induk, Entitas Anak A, B, dan C dan
Entitas Asosiasi 1, 2, dan 3 merupakan pihak-pihak
pihak -pihak berelasi.
C106, Untuk laporan keuangan Entitas Anak A, Entitas Induk, Entitas Anak B dan C
dan Entitas Asosiasi 1, 2, dan 3 merupakan pihak-pihak berelasi. Untuk entitas Anak B yang
membuat laporan keuangan tersendiri , entitas induk, entitas Anak A dan C dan Entitas
Asosiasi 1, 2, dan 3 merupakan pihak-pihak berelasi. Untuk laporan keuangan entitas C,
entitas Induk, Entitas Anak A dan B dan Entitas Asosiasi 1, 2, dan 3 merupakan pihak-pihak
berelasi.
C107, Untuk laporan keuangan entitas asosiasi 1, 2, dan 3, entitas induk dan entitas
anak A, B, dan C merupakan pihak-pihak berelasi. Entitas asosiasi 1, 2 dan 3 bukan pihak-
pihak berelasi satu dengan lainnya.
C108, Untuk laporan keuangan konsolidasi entitas induk, entitas asosiasi 1,2 dan 3
merupakan pihak-pihak berelasi dengan kelompok usaha tersebut.
20
X Entitas B
Entitas A Entitas C
C110, Untuk laporan keuangan entitas C, Entitas A berelasi dengan Entitas C karena
X mengendalikan Entitas A dan merupakan personil manajemen kunci Entitas C.
C111. Untuk laporan keuangan Entitas C, Entitas A juga memiliki relasi dengan
Entitas C jika X adalah personil manajemen kunci
kun ci di Entitas B bukan di En
Entitas
titas C.
C112. Selanjutnya, hasil yang digambarkan di paragraf C110 dan C111 akan
menghasilkan hasil yang sama jika X memiliki pengendalian
pengend alian bersama atas Entitas A.
C113. Untuk laporan keungan Entitas A, Entitas C berelasi dengan Entitas A, karena
X mengendalikan Entitas A dan X merupakan personil manajemen kunci Entitas C.
C114. Selanjutnya, hasil yang digambarkan di paragraf C113 akan menghasilkan hasil
yang sama jika X mengendalikan bersama atas Entitas A. Hasil yang sama akan dihasilkan
jika X merupakan personil manajemen kunci di Entitas B bukan di Entitas C.
Entitas A Entitas B
21
bersama atas entitas A, Maka entitas A merupakan pihak berelasi dengan entitas B ketika X
mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh siknifikan atas etitas B.
C119. Jika X memiliki pengaruh suikifikan atas entitas A dan entitas B, maka entitas
A dan B tidak berlasi satu dengan yang lainnya
Entitas A Entitas B
CI23. Jika X memiliki pengaruh signifikan atas entitas A dan entitas Y, memiliki
pengaruh signifikan Entitas A dan B bukan merupakan pihak berelasi satu dengan lainnya.
22
Entitas A
Entitas B Entitas C
CI25. Untuk laporan keuangan Entitas B, Entitas C adalah pihak berelasi dengan entitas
B.
C126. Serupa dengan hal tersebut untuk laporan keuangan Entitas C, Entitas B adalah
pihak berelasi dengan Entitas C.
2.2 Entitas Sepengendali
2.2.1 Pengertian Entitas Sepengendali
23
tersebut mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
pada:
(a) Biaya perolehan; atau
(b) Sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.; atau
(c) Menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi.
Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan metode ekuitas dicatat sesuai
dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ketika investasi tersebut diklasi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau untuk
didistribusikan (atau termasuk kelompok lepasan yang diklasi kasikan sebagai dimiliki untuk
dijual atau untuk didistribusikan). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55
tidak berubah dalam keadaan yang demikian.
Ketika entitas induk berhenti menjadi entitas investasi, maka entitas induk tersebut
24
kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha
tersebut.
Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah sebagai berikut (ED
PSAK 38, 2012) :
a. Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang
dimilikinya menjadi aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi
ini menyebabkan perubahan dalam bentuk hukum kepemilikan atas aset neto,
tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan aset neto
tersebut.
b. Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas
anak ke entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas induk. Transaksi ini juga
merupakan perubahan bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi tidak
merupakan perubahan substansi ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
c. Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas
anak yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas
anak lain (yang tidak dimiliki sepenuhnya), sehingga kepemilikan entitas induk
dalam entitas anak lain tersebut
tersebut bertambah, sedangkan persentase kepemilikan
pemegang saham nonpengendali dalam entit
entitas
as anak tersebut berkurang. Dalam
hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset neto dalam entitas anak
berubah (dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas anak lain),
tetapi tidak terjadi
terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham nonpengendali
(yang tidak berada dalam pengendalian yang sama dengan pemegang saham pengendali)
merupakan transaksi yang mencakup perubahan substansi ekonomi kepemilikan dari
pemegang saham nonpengendali
nonpen gendali ke pemegang saham
sa ham pengendali.
peng endali. Oleh karena itu, transaksi
ini bukan merupakan transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali.
sepengend ali.
Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas
entitas sepengendali tidak mengakibatkan
perubahan substansi
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, maka
maka
transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan
berdasarkan metode penyatuan
kepemilikan.
kepemilikan.
25
26
27
(e). Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah imbalan yang
terjadi.
(f). Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan serta selisih antara jumlah tercatat
tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan.
(g). Pengungkapan
Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan sebagaimana yang
dijelaskan di paragraf 12 yang dapat
dap at memberikan informasi minimal meliputi :
Ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya
Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal
28
A B
Uraian
2013 2014 2013
Modal saham 35.000 35.000 40.700
Tambahan modal disetor 30.000 30.000 2.500
Saldo laba 15.000 30.000 22.500
Jum
J umla
lah
h 80
80.00
.000
0 95
95.00
.000
0 65.70
65.700
0
Alternatif 1
Entitas A menyajikan kembali pada periode sajian 2013 transaksi kombinasi bisnis
yang terjadi pada tahun 2014. Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan
Entitas A. Dalam alternatif ini, modal saham dan tambahan modal disetor Entitas B
digabungkan ke dalam tambahan modal disetor Entitas A. Kemudian, saldo laba Entitas B
A B AB AB
Uraian
2013 2 014
2014 2013
20 13 2013 2014
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan modal disetor 30.000 30.000 2.500 73.200 8.700
Saldo laba 15.000 30.000 22.500 37.500 30.000
Jum
J umla
lah
h 80.00
80.000
0 95
95.00
.000
0 65
65.70
.700
0 14
145.7
5.700
00 73
73.70
.700
0
Alternatif 2
Entitas A menyajikan kembali pada periode sajian 2013 transaksi kombinasi bisnis
yang terjadi pada tahun 2014. Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan
29
Entitas A. Dalam alternatif ini, modal saham, tambahan modal disetor, dan saldo laba Entitas
B disajikan sebagai ekuitas “merging
“merging entities”.
entities”.
Untuk tahun 2014, aset neto Entitas B (Rp65.700) digunakan sebagai pengurang
jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis (Rp87.000). Selisih antara kas yang
dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto Entitas B diakui sebagai pengurang tambahan modal
disetor entitas AB (Rp87.000 –
(Rp87.000 – Rp65.700
Rp65.700 = Rp21.300) sehingga saldo tambahan modal disetor
d isetor
entitas AB menjadi Rp8.700.
A B AB AB
Uraian
2013 2014 2013 2013 2014
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan modal disetor 30.000 30.000 2.500 30.000 8.700
hukum internasional, mempunyai konsekuensi pengungkapan yang sama Inti dari semua
30
bentuk KSO adalah sama, yakni pengusaha berusaha memperoleh dana dan atau aset yang
mencukupi untuk melakukan investasi
investasi yang diinginkan, dan atau
atau memperoleh sinerji dari
aliansi stratejik, dan atau membagi risiko investasi dengan pengusaha lain. Seorang pengusaha
yang memiliki akses ke dana dan sumber daya lain yang cukup, dan tidak ingin membagi
risiko dengan pengusaha lain, mungkin tidak akan tertarik dengan bentuk-bentuk kerjasama.
Dia mungkin merasa lebih baik bila meminjam uang di bank atau mencari dana di pasar modal.
Dengan demikian ada perbedaan pokok antara KSO dengan bentuk-bentuk pendanaan lain,
yaitu KSO memiliki unsur adanya keterbatasan seorang pengusaha untuk memanfaatkan dana
dari institusi keuangan yang ada, atau memiliki kesulitan dalam perolehan sumber daya atau
hak usaha tertentu,
tertentu, dan atau adanya kehendak untuk membagi risiko
risiko investasi. Pada intinya
adalah Investasi yang berupa penyertaan modal dengan cara kerjasama operasi.
Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset
dan/atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama mengurangi resiko usaha tersebut,
sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 39
mengenai Akutansi Kerjasama Operasi.
Bahwa pihak yang dimaksud dalam PSAK No.39 tersebut adalah:
Pihak Pemilik Asset; dan
Maka dapat dipahami bahwa pihak yang satu selaku pemilik asset ingin
memaksimalkan potensi atas asset yang dimilikinya, dimana pihak tersebut mengajak pihak
lain untuk bekerjasama memanfaatkan asset dimaksud dengan menunjuk pihak tersebut
sebagai penyandang dana bagi pemilik asset.
Hal mana Para Pihak dimaksud melakukan dan/atau melaksanakan Kerjasama Operasi
(KSO) dengan dilandaskan pada suatu kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam suatu
perjanjian untuk mengatur dan mengikat para pihak tersebut, khususnya mengenai hak dan
kewajiban masing-masing pihak dalam pelaksanaan KSO
pelaksanaan KSO nantinya.
nantinya.
(KSO) sendiri didasarkan atas waktu kerjasama (by time),
Kerjasama Operasi (KSO) time),
sehingga masa berakhirnya KSO adalah setelah masa kerjasama yang disepakati berakhir,
bukan pada Break
pada Break Event Point (BEP) dari
(BEP) dari besarnya investasi yang ditanamkan oleh investor.
31
Kerjasama Operasi (KSO) sendiri dibagi menjadi dua (2) golongan, yakni:
1. KSO dengan entitas hukum yang terpisah ( sep
separat
rate
e lega
legall e
ent
ntii ty ) dari entitas
hukum para partisipan KSO;
Hal mana KSO pada bagian ini adalah kerjasama yang dilakukan oleh pemilik
asset dan investor dengan membentuk suatu badan hukum ataupun persekutuan.
2. KSO tanpa pembentukan entitas hukum yang terpisah , dapat berupa:
Pengendalian Bersama Operasi (PBO) dan Pengendalian Bersama Aset (PBA),
dimana KSO dalam bentuk PBO dan PBA ini, masing-masing pihak dalam KSO
memiliki kendali yang signifikan atas operasi atau aset KSO, karena itu nama
kerjasama ini adalah pengendalian bersama ( jointly
jointly controlled );
); atau
Pelaksanaan KSO oleh salah satu pihak saja untuk mengendalikan aset dan
KSO yang pertama bisa berbentuk badan hukum atau persekutuan. Sedang
S edang KSO tanpa
entitas hukum bisa berbentuk Pengendalian Bersama Operasi (PBO) dan Pengendalian
Bersama Aset (PBA), atau KSO dimana hanya satu pihak saja dari partisipan KSO yang
memiliki kendali yang signifikan atas operasi atau aset KSO. Dalam KSO dengan pola PBO
dan PBA, masing-masing partisipan KSO memilki kendali yang signifikan atas operasi atau
aset KSO, karena itu nama kerjasama ini adalah pengendalian bersama (jointly controlled).
KSO yang diatur dalam Pernyataan ini adalah KSO dengan batasan dimana hanya satu pihak
saja yang secara signifikan (berarti) memiliki kendali atas aset dan operasi KSO.
Pemilik Aset adalah pihak yang memilki aset atau hak penyelenggaraan usaha tertentu
yang dipakai sebagai obyek atau sarana Kerjasama Operasi. Misalnya orang yang memiliki
tanah untuk dibangun gedung perkantoran diatasnya dalam perjanjian KSO, atau PT Jasa
Marga yang memiliki hak penyelenggaraan jalan tol.Investor adalah pihak yang menyediakan
men yediakan
dana, baik seluruh atau sebagian, untuk memungkinkan aset atau hak usaha pemilik aset
32
diberdayakan atau dimanfaatkan dalam KSO. Aset KSO adalah aset tetap yang dibangun atau
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan KSOPengelola KSO adalah pihak, yang
mengoperasikan aset KSO. Pengelola
Pengelola KSO mungkin pemilik aset , mungkin juga pihak lain
yang ditunjuk.
Masa Konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan pemilik aset masih terikat
dengan perjanjian bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang
tercantum di dalam perjanjian KSO.
“ Pernyataan ini bertujuan untuk mencabut pemberlakuan PSAK 39: Akuntansi Kerja
S ama
ama Operasi”.
Operasi”.
“PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi mengatur perlakuan akuntansi kerja sama
operasi tanpa pendirian entitas baru, salah satu pihak yang mengendalikan aset dan operasi,
dan adanya penyerahan aset”.
aset”.
Ketentuan Pencabutan
Terdapat beberapa ketentuan yang ada dalam pernyataan pencabutan standar akuntansi
keuangan, antaralain sebagai berikut :
PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal
33
Pengaturan untuk transaksi dan peristiwa lain yang ada dalam PSAK 39: Akuntansi
Ketentuan Transisi
Dimana Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi berlaku sebagai berikut:
(a). Untuk kerja sama operasi dalam bentuk bangun, serah, dan operasi yang masih
berlangsung pada tanggal efektif Pernyataan ini, selisih antara
antara ketentuan PSAK 39
dan SAK yang relevan diakui di saldo laba pada awal penerapan Pernyataan ini.
(b). Untuk kerja sama operasi dalam bentuk bangun, operasi, dan serah yang masih
berlangsung pada tanggal efektif Pernyataan ini, ketentuan transisinya mengacu
mengac u
pada SAK yang relevan.
Tanggal Efektif
Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi berlaku efektif untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.
Oleh karena itu, dengan disahkannya PSAK 11 ini, entitas yang sebelumnya
menggunakan PSAK yang dicabut dalam menyusun laporan keuangannya tidak lagi
menggunakan PSAK tersebut sebagai acuan.
34
35
holding) pada saham pengendali yang mempunyai kekuatan pengendalian secara terpusat.
Dengan demikian, struktur kepemilikan silang berbeda dengan piramid terutama bahwa hak
suara yang digunakan untuk mengendalikan kelompok perusahaan tetap didistribusikan ke
seluruh anggota grup bukan terkonsentrasi di tangan satu perusahaan atau pemegang saham.
Cross Ownership terjadi
Ownership terjadi antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Indosat Tbk dimana
Telkom dan Indosat bersama-sama memiliki saham di PT Satelindo dan di Telkomsel. Cross
Ownership ini terjadi karena ketentuan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1989 tentang Telekomunikasi, dimana ditentukan bahwa penyelenggaraan telekomunikasi
dilaksanakan oleh pemerintah, yang selanjutnya untuk penyelenggaraan jasa telekomunikasi
dasar dilimpahkan kepada Badan Penyelenggara. Badan lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi hanya dapat
menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar dengan bekerja sama dengan Badan
Penyelenggara.
Dua Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang diberi kewenangan dan tanggung
jawab untuk mengelola dan menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar adalah PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang merupakan Badan Penyelenggara jasa telekomunikasi
dalam negeri (Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.61/PT.102/
MPPT-95 tentang Penegasan Status Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi
Indonesia Sebagai Badan Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Dalam Negeri), dan PT
Indonesian Satellite Corporation, Tbk yang merupakan Badan Penyelenggara jasa
telekomunikasi internasional, hal ini tertuang di dalam Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Nomor KM.6/PT.102/MPPT-95 tentang Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi Dasar Internasional.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 Tentang Telekomunikasi yang mengatur mengenai
penyelenggaraan telekomunikasi berbunyi sebagai berikut:
Pasal 12
1. Penyelenggaraan telekomunikasi dilaksanakan oleh pemerintah, yang selanjutnya
untuk penyelenggaraan jasa telekomunikasi dapat dilimpahkan kepada badan
penyelenggara.
2. Badan lain selain badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat
menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar atas dasar kerja sama dengan badan
36
2. Pada tahun 1996, KPN dan Sedco masuk ke Telkomsel sehingga komposisi
kepemilikan saham Telkomsel adalah TELKOM 42,72%, Indosat 35%, KPN 17,28%
dan Sedco 5%.
3. PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), sahamnya dimiliki oleh Telkom (22,50%),
Indosat (7,5%), DeTe Asia (25%), dan Bimagraha (45%).
4. PT. Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), sahamnya dimiliki oleh Telkom (37,66%),
Indosat (32,64%), dan Lain-lain (29,70%).
Kepemilikan silang Telkom-Indosat ini diselesaikan melalui cross transaction
transaction
(transaksi silang), dimana Telkom mengalihkan sahamnya di Satelindo dan Lintasarta kepada
Indosat dan Indosat mengalihkan sahamnya di Telkomsel kepada Telkom.
Penyelesaian cross ownership ini dilakukan atas desakan IMF dalam rangka reformasi
sektor telekomunikasi di Indonesia, dan atas desakan itu pada tanggal 20 Januari 2000,
Pemerintah mengirimkan Letter
mengirimkan Letter of Intent kepada
kepada IMF yang isinya pada butir 71 menyatakan
antara lain bahwa Pemerintah akan menyelesaikan kepemilikan silang antara Telkom dan
Indosat.
37
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Yang termasuk dalam pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah transaksi yang
dilakukan dengan:
- perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan,
- perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh signifikan,
- anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan
- perusahaan yang dimiliki secara subtansial oleh perorangan tersebut.
2. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa perlu untuk
diungkapkan guna menilai kewajaran transaksi tersebut.
3. Selisih nilai restrukturisasi entitas terjadi pada transaksi pada perusahaan yang
sepengendali.
4. Hubungan istimewa dengan suatu pihak dapat mempunyai dampak atas posisi
posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan pelapor. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dapat melakukan transaksi yang tidak akan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa, dan juga dapat dilakukan dengan harga yang berbeda
dengan transaksi serupa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa.
5. Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan
istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak
tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor
dengan pihak lain.
Oleh karena itu, pengetahuan mengenai transaksi entitas, saldo, termasuk
komitmen, dan hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat
mempengaruhi penilaian dari operasi entitas oleh pengguna laporan keuangan, termasuk
penilaian risiko dan kesempatan yang dihadapi entitas. Transaksi entitas, saldo, termasuk
komitmen, dan hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa harus
diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan PSAK Nomor 7.
38
DAFTAR PUSTAKA
IAI (2015). Pernyataan
(2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Keuangan . Salemba Empat ,
, Jakarta.
Peraturan Bapepam LK IX. E.1
Kieso,Kimmel Weygandt, Tahun 2015, Financial Accounting-IFRS 3 edition,printplus Ltd
http://parenicepos.blogspot.co.id/2017/09/psak-efektif-per-1-januari-2015-
materi.html?m-1
materi.html?m-1
https://www.e-akuntansi.com/2015/10/kombinasi-bisnis-entitas-sepengendali.html
https://www.e-akuntansi.com/2015/10/kombinasi-bisnis-entitas-sepengendali.html
IAS 24 Related Party Disclosures
39