Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

A. Definisi Pihak Berelasi (PSAK 7)

Berdasarkan PSAK 7 (Revisi 2010) pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam
menyiapkan terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.

i. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi jika:
 memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; entitas pelapor;
 memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau
 personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
ii. Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
 Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
 Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang
merupakan anggota suatu kelompok usaha dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya suatu kelompok usaha, dimana
entitas lain tersebut adalah anggotanya.
 Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
 Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas
yang terkait dengan entitas pelapor.
 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a).
 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota manejemen kunci
entitas (atau entitas induk dari entitas)

Dalam hubungan dengan pihak-pihak berelasi ada beberapa istilah berikut:

a) Anggota keluarga dekat dari individu: anggota keluarga yang mungkin mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang dalam
hubungan mereka dengan entitas. Mereka dapat termasuk:
 pasangan hidup dan anak dari individu;
 anak dari pasangan hidup individu; dan
 tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu.
b) Anggota manajemen kunci: orang-orang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan
memimpin kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas, secara
langsung atau tidak langsung, termasuk direktur dan komisaris (baik eksekutif maupun tidak) dari entitas tidak) dari entitas.
c) Entitas pemerintah yang merupakan pihak-pihak berelasi: entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau
dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah. signifikan oleh pemerintah.
d) Imbalan kerja: seluruh bentuk imbalan yang dibayar, terutang atau diberikan oleh entitas, atau untuk kepentingan entitas,
atas imbalan jasa yang diberikan kepada entitas. Kompensasi meliputi: imbalan kerja jangka pendek, pasca kerjam jangka
panjang, pesangon, pembayaran berbasis saham
e) Kompensasi termasuk seluruh imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja)
termasuk imbalan kerja yang berlaku pada PSAK 53: Akuntansi Pembayaran Berbasis Saham.
f) Pemerintah merujuk merujuk kepada pemerintahan pemerintahan, instansi instansi pemerintah pemerintah dan badan yang
serupa baik lokal, nasional maupun internasional.
g) Pengaruh Signifikan: kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan operasi dan keuangan tetapi tidak mengendalikan.
h) Pengendalian: kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan op gg p erasional dari suatu entitas sehingga memperoleh
manfaat dari aktivitas tersebut.
i) Pengendalian bersama: persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian suatu aktivitas ekonomi pengendalian suatu
aktivitas ekonomi
j) Transaksi pihak-pihak berelasi: suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-
pihak yang berelasi , terlepas apakah ada harga yang dibebankan.

Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu
pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam
mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu
pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu
harga diperhitungkan
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan suatu pihak
walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan
pelapor dengan pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena
induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang
terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak
perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam riset dan pengembangan.
Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin memerlukan
pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:
o pembelian atau penjualan barang,
o pembelian atau penjualan properti dan aktiva lain,
o pemberian atau penerimaan jasa,
o pengalihan riset dan pengembangan,
o pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik secara tunai maupun dalam bentuk natura),
o garansi dan penjaminan (collateral), dan
o kontrak manajemen.
Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, perlu diungkapkan hakekat transaksi dan unsur-
unsur transaksi yang diperlukan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Unsur-unsur ini biasanya mencakup:
o suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlahnya maupun proporsinya,
o jumlah atau proporsi pos-pos terbuka (outstanding items),dan
o kebijakan harga
PIHAK-PIHAK YANG BUKAN PIHAK BERELASI
Dalam pernyataan dibawah ini, pihak-pihak berikut ini bukan sebagai pihak-pihak berelasi antara lain:

1. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil manajemen kunci yang sama atau karena personil manajemen
kunci dari satu entitas mempunyai pengaruh signifikan atas entitas lain.
2. Dua Venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama.
3. i. penyandang dana,
ii.Serikat dagang
iii.Entitas pelayanan public
iv.Departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan
terhadap entitas pelapor
4. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.

Dalam definisi pihak-pihak berelasi, suatu entitas asosiasi termasuk entitas anak dari entitas asosiasi tersebut dan suatu ventura
bersama termasuk entias anak dari ventura bersama tersebut. Oleh karena itu, misalnya, entitas anak dari entias asosiasi dan investor
yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi tersebut merupakan pihak berelasi satu dengan lainnya.

PENGUNGKAPAN
Hubungan antara entitas induk dan entitas anak diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami dampak dari hubungan pihak berelasi ketika pengendalian itu ada, terlepas
apakahtelah terjadi antara pihak-pihak berelasi.
Persyaratan untuk mengungkapkan hubungan pihak berelasi antara satu entitas induk dan entitas anaknya merupakan
tambahan pengungkapan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 12: Bagian
Partisipasi dalam Ventura Bersama, dan PSAK 15: Investasi pada Entitas pada Asosiasi.

Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total dan untuk masing-masing kategori berikut:

a. Imbalan kerja jangka pendek;


b. Imbalan pascakerja;
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya;
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

d. Pasangan permutusan kontrak kerja; dan


e. Pembayaran berbasis saham.

Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas
mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen,
yang diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan ini
merupakan tambahan persyaratan di atas. Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:

a. Jumlah transaksi;
b. Jumlah saldo, termasuk komitmen, dan:
i. Persyaratan dan ketentuannya, termasuk apakah terdapat jaminan, dan sifat imbalan yang akan diberikan, untuk
penyelesaian; dan
ii. Rincian garansi yang diberikan atau diterima;
c. Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan
d. Beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi.

Pengungkapan yang disyaratkan di atas dilakukan secara terpisah untuk masing-masing kategori berikut:

a. Entitas induk;
b. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap entitas;
c. Entitas anak;
d. Entitas asosiasi;
e. Ventura bersama di mana entitas merupakan venturer;
f. Personil manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan
g. Pihak-pihak berelasi lainnya.

Klasifikasi jumlah yang terutang dari, dan tagihan kepada, pihak-pihak berelasi dalam berbagai kategori seperti yang
disyaratkan sebelumnya merupakan perluasan dari persyaratan pengungkapan dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan untuk
informasi yang akan disajikan baik dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Kategori tersebut diperluas
untuk menyediakan analisis yang lebih komprehensif atas saldo dari pihak berelasi dan berlaku untuk transaksi dengan pihak-pihak
berelasi. Berikut ini adalah contoh transaksi yang diungkapan jika dilakukan dengan pihak berelasi:

a. Pembelian atau penjualan barang (barang jadi atau setengah jadi);


b. Pembelian atau penjualan properti dan aset lain;
c. Penyediaan atau penerimaan jasa;
d. Sewa;
e. Pengalihan riset dan pengembangan;
f. Pengalihandi bawah perjanjian lisensi;
g. Pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau natura);
h. Provisi atas jaminan atau agunan; dan
i. Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak terjadi di masa depan, termasuk kontrak eksekutori
(diakui atau tidak diakui); dan
j. Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi.

Partisipasi oleh entitas induk atau entitas anak dalam program pensiun imbalan pasti yang membagi risiko antar entitas dalam
kelompok usaha adalah suatu transaksi antara pihak-pihak berelasi (PSAK 24: Imbalan Kerja). Pengungkapan bahwa transaksi
transaksi pihak-pihak berelasi dilakukan dengan ketentuan yang setara dengan yang berlaku dalam transaksi yang wajar dapat
dilakukan hanya jika hal tersebut dibuktikan.

Pos yang memiliki yang serupa dapat diungkapkan secara agregat kecuali ketika pengungkapan terpisah diperlukan untuk
memahami dampak transaksi pihak-pihak berelasi terhadap laporan keuangan entitas.

Entitas yang Berelasi dengan Pemerintah

Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan atas transaksi dengan pihak-pihak berelasi dan saldo, termasuk
komitmen dengan:
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

a. Pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan
b. Entitas lain yang merupakan pihak berelais karena dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah yang sama atas entitas pelapor dan entitas lain tersebut.
Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian di atas, maka entitas mengungkapkan mengenai transaksi dan saldo terkait,
yaitu:
a. Nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya dengan entitas pelapor (misalnya, pengendalian,
pengendalian bersama atau pengaruh signifikan);
b. Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami dampak transaksi
dengan pihak-pihak berelasi terhadap laporan keuangan:
i. Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan; dan
ii. Untuk transaksi lainnya yang secara kolektif; tetapi tidak secara individu, signifikan, indikasi secara kualitatif atau kuantitatif
atas luasnya transaksi tersebut.

Dalam menggunakan pertimbangan untuk menentukan seberapa rinci pengungkapan yang disyaratkan sesuai dengan di atas,
entitas pelapor mempertimbangkan kedekatan hubungan pihak-pihak berelasi dan faktor lain yang relevan dalam menentukan tingkat
signifikan suatu transaksi, misalnya:

a. Ukuran signifikan;
b. Dilakukan di luar ketentuan pasar;
c. Di luar operasi bisnis sehari-hari yang normal, misalnya sebagai pembelian dan penjualan suatu bisnis usaha;
d. Diungkapkan kepada regulator atau otoritas regulator;
e. Dilaporkan kepada manajemen senior;
f. Bergantung pada persetujuan pemegang saham.

Permasalahan Dalam Penerapan PSAK 7

Dari penerapan PSAK 7 tentang pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak berelasi memiliki beberapa potensi permasalahan,
yaitu sebagai berikut ini:

1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat. Pengungkapan pihak-pihak berelasi dalam laporan keuangan seringkali tidak
dilakukan secara penuh misalkan saja informasi terkait dengan transaksi dengan keluarga dekat. Penelusuran terhadap
keberadaan hubungan istimewa yang terjadi di antara anggota keluarga dekat yang terjadi di perusahaan tempat mereka bekerja
atau berinvestasi mengakibatkan munculnya biaya dan waktu yang relatif besar. Jadi meskipun informasi tersebut penting, bisa
jadi tidak diungkapkan karena pengorbanan yang dikeluarkan terlalu besar.
2. Karakteristik kualitatif “dapat dipahami”. Penentuan pihak-pihak berelasi yang ditetapkan dalam PSAK relatif sulit untuk
dipahami. Oleh sebab itu pengguna laporan keuangan dalam SAK diasumsikan telah memiliki kemampuan dan keinginan
yang wajar untuk memahami laporan keuangan. Jadi meskipun informasi tersebut sulit dipahami tetap harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
3. Trade off antar karakteristik kualitatif yang ada dalam kerangka konseptual penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Informasi pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak berelasi relevan dengan pengambilan keputusan dari pengguna laporan
keuangan. Akan tetapi tingkat keandalan pengungkapan informasi tersebut sulit ditelusur apakah sudah mencakup semua pihak
berelasi ataukah baru pengungkapan yang bersifat parsial saja.

Munculnya praktik trasnfer pricing antara pihak-pihak yang berelasi. Praktik ini berpengaruh bagi perusahaan terutama terkait
dengan aturan perpajakan. Masalah utama muncul dari perbedaaan nilai transaksi yang dicatat menurut perusahaan untuk laporan
komersialnya yaitu berdasarkan pada harga kesepakatan antara pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan nilai wajar yang
digunakan dalam aturan perpajakan yang mengakui nilai transaksinya sebesar nilai wajarnya.

B. ENTITAS SEPENGENDALI (PSAK NO 38)


Sejumlah entitas usaha di Indonesia memiliki karakteristik pemilikian mayoritas dan atau pengendalian oleh pihak yang sama,
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Entitas usaha yang memiliki karakteristik seperti ini disebut entitas spengendali. Dalam
transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak terjadi perubahan substansi ekonomi pemilikan, walaupun bentuk hukum (legal
form) pemilikan saham atau aktiva atau kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya berubah.
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

Pengendalian (control) adalah kekuasaan (power) untuk menentukan kebijakan keuangan dan operasi suatu badan usaha agar
dapat menikmati manfaat dari kegiatan perusahaan tersebut. Induk perusahaan (Parent Company) adalah perusahaan yang memiliki
satu atau lebih anak perusahaan.
Anak perusahaan ( Subsidiaries) adalah perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan lain (yang dikenal sebagai induk
perusahaan), baik melalaui pemilikan mayoritas atau cara lain.
Kelompok minoritas (Minority interest) adalah bagian hasil usaha dan bagian aktiva bersih anak perusahaan, yang tidak
dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalaui anak perusahaan), oleh induk perusahaan.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban
anatara pihak yang paham (knowladgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms’s lenght transaction).
Tanggal Restrukturisasi adalah tanggal pada saat kendali atas aktiva bersih dan operasi perusahaan yang diakuisisi secara efektif
beralih ke perusahaan pengakuisisi.
Entitas sepengendali (Under common control) adalah pihak (perorangan, perusahaan, atau bentuk entitas lainnya) yang secara
langsung atau tidak langsung (melalaui satu atau lebih perantara), mengendalaikan atau dikendalaikan oleh atau berada di bawah
pengendalian yang sama.
Transaksi Restrukturisasi entitas sepengendali (restructuring transactions among under common control companies) merupakan
transaski pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya anatara pihak – pihak (perorangan,
perusahaan atau bentuk entitas lainnya) yang, secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau lebih perantara), mengendalikan
atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama.
Pengendalaian dianggap ada apabila pihak pengendali (induk perusahaan) memiliki lebih dari 50% hak suara pada suatu
perusahaan terkendali (anak perusahaan), baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak perusahaan lain).
Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan
adanya salah satu kondisi berikut:
a.mempunyai hak suara lebih dari 50% berdasarkan perjanjian dengan investor lain;
b.mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain tersebut berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
c.kekuasaaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus perusahaan yang lain tersebut;
d.mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan
lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan
merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaki demikian tidak dapat menimbulkann laba atau rugi
bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.
Contoh-contoh transaksi antara entitas sepengendali adalah sebagai berikut:
a. Suatu induk perusahaan memindahkan sebagai aktiva bersih dari anak perusahaan yang dimiliki induk perusahaan tersebut
menjadi aktiva induk perusahaan yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan perubahan dalam bentuk hukum (legal form)
pemilikan atas aktiva bersih tersebut, tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi (economic substance) pemilikan
aktiva bersih tersebut.
b. Induk perusahaan mengalihkan sebagaian hak pemilikannya dalam suatu anak perusahaan ke anak perusahaan lainnya yang
dimiliki oleh induk perusahaan. Transaksi ini juga merupakan perubahan bentuk hukum pemilikan anak perusahaan, tetapi
tidak merupakan perubahan substansi ekonomi pemilikan anak perusahaan tersebut.
c. Suatu induk perusahaan menukar pemilikannya atas sebagian aktiva bersih dalam anak perusahaan yang dimiliki induk
perusahaan tersebut dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh anak perusahaan lainnya (yang tidak dimiliki 100%),
sehingga pemilikan induk perusahaan dalam anak perusahaan lainnya tersebut bertambah, sedangkan presentase kepemilikan
pemegang saham minoritas dalam anak perusahaan tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum pemilikan
akiva bersih dalam anak perusahaan berubah (dari milik langsung induk perusahaan menjadi milik anak perusahaan lainnya),
tetapi tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aktiva bersih tersebut.
Transaksi pembelian saham atau akativa bersih milik pemegang saham minoritas (yang tidak berada dalam pengendalian yang
sama dengan pemegang saham mayoritas) merupakan transaksi yang mencakup perubahan substansi ekonomi pemilikan dari
pemegang saham minoritas ke pemegang saham mayoritas, oleh karena itu transaksi ini bukan merupakan transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali.
Karena transaksi restrukturisasi anatara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas
aktiva, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aktiva maupun kewajiban yang pemilikannya
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode
penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk
periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-
olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan tidak
boleh memasukkan adanya penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak yang bergabung, apabila
penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah tanggal neraca terakhir disajikan.

SELISIH ANTARA HARGA PENGALIHAN DAN NILAI BUKU


Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam
akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Saldo akun tersebut selanjutnya disajikan sebagai unsur Ekuitas.
Selisih harga pengalihan dengan nilai sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali bukan merupakan
goodwill. Saldo akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Antara Entitas Sepengendali tidak berubah akibat pengalihan lebih lanjut
aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya tersebut kepada entitas lain yang tidak sepengendali.
Untuk semua transaksi restrukturisasi entitas sepengendali, pengungkapan berikut harus dibuat dalam laporan keuangan pada
periode terjadinya restrukturisasi:
a.jenis, nilai buku dan harga pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dialihkan
b.tanggal transaksi restrukturisasi anatara entitas sepengendali
c.nama entitas terkait
d.metode akutansi yang digunakan

SIFAT TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI


1. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan
lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan
merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau
rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.
2. Pihak tidak sepengendali diperlukan sebagai entitas sepengendali apabila dalam jangka waktu dua puluh empat bulan atau
kurang:
a.Pihak tidak sepengendali tersebut pernah berada di bawah pengendalian yang sama, atau
b.Aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dialihkan pernah dimiliki entitas sepengendali.
3. Transaksi pembelian saham atau aktiva bersih milik pemegang saham minorias (yang tidak berada dalam pengendalian yang
sama dengan pemegang saham mayoritas) merupakan transaksi yang mencakup perubahan substansi ekonomi pemilikan dari
pemegang saham minoritas ke pemegang saham mayoritas, oleh karena itu transaksi ini bukan merupakan transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali.
4. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas
aktiva, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aktiva maupun kewajiban yang
pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha
berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
5. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk
periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa
seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Laporan Keuangan suatu
perusahaan tidak boleh memasukkan adanya penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak
yang bergabung, apabila penyatuann kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah tanggal neraca terakhir disajikan.

C. KERJASAMA OPERASI (PSAK NO 39)


Dunia Bisnis selalu ditandai oleh keinginan untuk melakukan investasi pada usaha yang menguntungkan dengan risiko yang
kecil. Keinginan dunia bisnis untuk melakukan investasi seringkali melebihi kemampuan satu entitas usaha untuk menyediakan dana.
Seorang pengusaha yang memiliki peluang investasi, tetapi tidak memiliki dana atau aset yang cukup, akan berusaha mengajak mitra
usaha untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan membentuk Kerjasama Operasi (KSO).
Kerjasama Operasi berlandaskan Hukum Perdata umumnya. Hukum perikatan khususnya, sehingga hak, kewajiban,
kepemilikan, pola kepemilikan aset, pola bagi pendapatan-beban-hasil akibat perikatan tersebut hendaknya diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keungan.
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

Kerjasama Operasi antara entitas akuntansi Indonesia dan pihak luar negeri berlandas pada kesepakatan antar pihak, dengan
memperhatikan hukum di negara masing-masing dan hukum internasional, mempunyai konsekuensi pengungkapan yang sama Inti
dari semua bentuk KSO adalah sama, yakni pengusaha berusaha memperoleh dana dan atau aset yang mencukupi untuk melakukan
investasi yang diinginkan, dan atau memperoleh sinerji dari aliansi stratejik, dan atau membagi risiko investasi dengan pengusaha lain.
Seorang pengusaha yang memiliki akses ke dana dan sumber daya lain yang cukup, dan tidak ingin membagi risiko dengan pengusaha
lain, mungkin tidak akan tertarik dengan bentuk-bentuk kerjasama. Dia mungkin merasa lebih baik bila meminjam uang di bank atau
mencari dana di pasar modal. Dengan demikian ada perbedaan pokok antara KSO dengan bentuk-bentuk pendanaan lain, yaitu KSO
memiliki unsur adanya keterbatasan seorang pengusaha untuk memanfaatkan dana dari institusi keuangan yang ada, atau memiliki
kesulitan dalam perolehan sumber daya atau hak usaha tertentu, dan atau adanya kehendak untuk membagi risiko investasi
Bentuk-bentuk KSO berkembang dengan berbagai variasi, tetapi bisa dibagi menjadi dua golongan, yakni:
 KSO dengan entitas hukum yang terpisah (separate legal entity) dari entitas hukum para partisipan KSO, dan
 KSO tanpa pembentukan entitas hukum yang terpisah.
KSO yang pertama bisa berbentuk badan hukum atau persekutuan. Sedang KSO tanpa entitas hukum bisa berbentuk
Pengendalian Bersama Operasi (PBO) dan Pengendalian Bersama Aset (PBA), atau KSO dimana hanya satu pihak saja dari partisipan
KSO yang memiliki kendali yang signifikan atas operasi atau aset KSO. Dalam KSO dengan pola PBO dan PBA, masing-masing
partisipan KSO memilki kendali yang signifikan atas operasi atau aset KSO, karena itu nama kerjasama ini adalah pengendalian
bersama (jointly controlled). KSO yang diatur dalam Pernyataan ini adalah KSO dengan batasan dimana hanya satu pihak saja yang
secara signifikan (berarti) memiliki kendali atas aset dan operasi KSO.
Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing sepakat untuk melakukan
suatu usaha bersama dengan menggunkan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha
tersebut.
Pemilik Aset adalah pihak yang memilki aset atau hak penyelenggaraan usaha tertentu yang dipakai sebagai obyek atau sarana
Kerjasama Operasi. Misalnya orang yang memiliki tanah untuk dibangun gedung perkantoran diatasnya dalam perjanjian KSO, atau
PT Jasa Marga yang memiliki hak penyelenggaraan jalan tol.Investor adalah pihak yang menyediakan dana, baik seluruh atau
sebagian, untuk memungkinkan aset atau hak usaha pemilik aset diberdayakan atau dimanfaatkan dalam KSO. Pembatasan ini berbeda
dengan PSAK No. 12, karena investor di Pernyataan ini memiliki pengendalian atas aset dan operasi KSO, bisa pula tidak, tergantung
dari bentuk KSO yang ada dalam perjanjian
Aset KSO adalah aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan KSO Pengelola KSO adalah
pihak, yang mengoperasikan aset KSO. Pengelola KSO mungkin pemilik aset , mungkin juga pihak lain yang ditunjuk.
Masa Konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan pemilik aset masih terikat dengan perjanjian bagi hasil atau bagi
pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang tercantum di dalam perjanjian KSO.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
 Pembangunan Aset Kerjasama Operasi
Aset yang diserahkan pemilik aset untuk diusahakan dalam perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) harus dicatat oleh pemilik
aset sebagai aset KSO sebesar biaya perolehannya.
Dana yang ditanamkan pemilik aset dalam KSO dicatat sebagai penyertaan KSO. Di sisi lain investor mencatat dana yang diterima ini
dalam penyertaan KSO oleh pemilik aset sebagai kewajiban.
 Pengoperasian Aset Kerjasama Operasi
Aset KSO yang dibangun dengan didanai oleh investor harus dicatat oleh pihak yang mengelola aset KSO tersebut, dalam
hal yang mengelola adalah salah satu dari investor atau pemilik asset.
Aset KSO harus dicatat sebesar biaya perolehannya, atau biaya pembangunan yang tercantum di perjanjian KSO, atau
sebesar nilai wajar, dipilih yang paling obyektif atau berdaya uji.
Investor mencatat penyerahan aset KSO kepada pemilik aset di akhir masa konsesi dengan menghapus seluruh akun yang
timbul berkaitan dengan KSO yang bersangkutan. Pemilik aset, pada sisi lain, mencatat penyerahan ini sebagai aset dengan
mengkredit penghasilan KSO apabila memiliki kepastian tentang adanya manfaat ekonomi dari aset tersebut, atau mengkredit
penghasilan tangguhan (deffered income) apabila tidak memiliki kepastian yang cukup tentang manfaat ekonomi dari aset tersebut.
Bila investor melakukan penyerahan aset KSO kepada pemilik aset untuk dioperasikan pada saat aset KSO selesai di bangun,
penyerahan ini harus dicatat sebagai hak bagi pendapatan atau penghasilan KSO. Penerimaan kas atau hak atas
pendapatan/penghasilan secara periodik dari bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk lain yang timbul dari KSO ini diakui sebagai
pendapatan KSO.
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

Dari transaksi pada paragraf 40, pemilik aset mencatat penyerahan tersebut dalam akun aset KSO dengan mengkredit akun
kewajiban jangka panjang KSO. Pembayaran periodik kepada kepada investor karena adanya perjanjian KSO ini dicatat sebagai
pelunasan utang beserta bunga dan beban atau penghasilan KSO.
Penghitungan bunga untuk transaksi yang termuat dalam paragraf 40 dan 41 adalah dengan mengacu pada tingkat bunga
normal dikalikan dengan sisa kewajiban atau sisa piutang bagi investor. Selisih anatara beban bunga (atau penghasilan bunga bagi
investor) dan bagian dari kewajiban KSO (atau piutang KSO bagi investor) dari jumlah yang dibayarkan (atau diterima investor)
dimasukkan sebagai penghasilan atau beban KSO.
Aset KSO harus disusutkan secara sistematis oleh pengelola KSO selama umur ekonominya. Untuk investor, masa penyusutan
tidak boleh lebih panjang dari masa konsesi KSO.
Hak bagi pendapatan atau hasil diamortisasi oleh investor.
Pengungkapan
Sehubungan dengan perjanjian Kerjasama Operasi (KSO), pengungkapan berikut ini harus dibuat:
a) pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO,
b) hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan dengan perjanjianKSO,
c) ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila ada.
Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aktiva tetap, pengungkapan berikut harus dibuat untuk aset Kerjasama
Operasi (KSO):
a) klasifikasi aktiva yang membentuk aset KSO,
b) penentuan biaya perolehan aset KSO,
c) penentuan depresiasi atau amortisasi aset KSO.
Sehubungan dengan perjanjian bagi pendapatan/hasil KSO, pengungkapan berikut ini harus dibuat:
a) penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil KSO,
b) penentuan amortisasi hak bagi pendapatan /hasil KSO,
c) penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO yang timbul dari pembayaran bagi pendapatan/hasil KSO.

Aplikasi PSAK 07 Tentang Pihak-Pihak Berelasi Di PT. Pupuk Sriwidjaja

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia
pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai
operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor produsen
pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan dan komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting
yang diberikan oleh pemerintah.

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian
jasa dan usaha lain yang berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi dan pemasaran
pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan
nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan pupuk urea
non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan
yang lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public Service Obligation (PSO). 

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai
perubahan dalam manajemen dan wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Sejak tanggal 18 April
2012, Kementerian BUMN meresmikan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru,
menggantikan nama PT Pusri (Persero). 

PT Pupuk Indonesia (persero) merupakan pemegang saham utama dan pengendali Pusri dengan kepemilikan sebesar
99,9998%. Sementara entitas pemilik akhir dari Pupuk Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki seluruh
(100,00%) saham Pupuk Indonesia (Persero). Hingga saat ini Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang dan tetap menggunakan brand dan merek dagang Pusri.
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK
Nama : Ririn Adyus 1910247717 | PIHAK BERELASI | PAK

Anda mungkin juga menyukai