Anda di halaman 1dari 7

DASAR DASAR ILMU

PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL


NAMA : NICKOLA SAPUTRA
PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI
NIM : 20045058
RESUME

Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “Systema” yang memiliki pengertian suatu keseluruhan
yang memiliki bagian-bagian yang terkoordinasi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang terorganisir sehingga menjadi sekumpulan yang
lebih kompleks. Suatu keseluruhan/sekumpulan ini baru dapat dikatakan sebuah sistem apabila
memiliki beberapa ciri berikut.

a. Sistem memiliki tujuan

Suatu sistem pastinya akan memiliki sebuah tujuan. Adapun tujuan dari sebuah sistem ini akan
menuntut terciptanya sebuah fungsi dari sistem sehingga tujuan dari sistem tersebut pun akan
tercapai.

b. Sistem memiliki komponen

Agar dapat mencapai tujuan dari sistem tersebut, maka diperlukan beberapa bagian yang dapat
menunjang sistem agar terciptalah fungsi dari sistem tersebut. Bagian-bagian tersebut dinamakan
komponen. Komponen ini akan mendukung sebuah sistem dalam mencapai tujuannya.

c. Komponen dalam sistem akan saling berinteraksi

Dalam mencapai tujuan dari sebuah sistem, komponen-komponen yang ada dalam sistem
tersebut akan saling berinteraksi dan berkoordinasi secara sinergis.

d. Adanya proses transformasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu sistem tentu memiliki sebuah tujuan. Tujuan ini
dapat juga disebut sebagai sebuah misi yang akan dicapai oleh sistem. Untuk mencapai tujuan
tersebut, selain melalui komponen-komponen yang ada, juga diperlukan sebuah proses yang
mengubah input menjadi output. Untuk menjaga kelangsungan dari proses tersebut, maka sebuah
sistem memelukan sebuah pengaturan yang akan mengkontrol kelangsungan proses tersebut,
sehingga sistem tetap akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya
pengaturan kontrol dari sebuah sistem, apabila terjadi sebuah kesalahan, maka dapat terlihat letak
kesalahannya melalui kontrol tersebut, sehingga sistem dapat diperbaiki dan berjalan kembali.

Dengan adanya ciri-ciri tersebut, sebuah sistem baru akan berjalan dengan baik. Kemudian dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Macam-Macam Sistem
Abdul Gafur dalam bukunya Disain Instruksional yang terbit pada tahun 1982 menyatakan
bahwa sistem dapat dibedakan berdasar sifat-sifatnya. Maka, ditinjau dari sifat-sifat sistem
tersebut, sistem dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Terbuka vs Tertutup

Sistem dengan sifat terbuka berarti ia menerima masukan tidak hanya dari dalam saja melainkan
juga dari luar. Sedangkan sistem dengan sifat tertutup hanya menerima masukan dari dalam saja.

b. Sederhana vs Kompleks

Sistem dengan sifat sederhana secara relative hanya terdiri dari beberapa komponen saja dan
kemungkinan hasil yang diperoleh berupa hasil yang sederhana. Sedangkan sistem dengan sifat
yang kompleks terdiri dari banyak komponen yang saling berinteraksi, sehingga apabila bagian-
bagiannya berdiri sendiri, sistem tersebut tidak bisa berjalan, dan tentunya hasil yang didapat
akan lebih kompleks daripada sistem sederhana.

c. Hidup vs Mati

Contoh sistem hidup adalah manusia, hewan, dan tanaman. Sedangkan contoh sistem mati adalah
sistem komputer, tata surya, dan lain-lain.

d. Susunan vertikal (hierarki)

Suatu sistem akan berkaitan dengan sistem yang lain. Sistem yang lebih sederhana akan
bergabung dengan sistem yang kompleks untuk membentuk sistem yang lebih kompleks lagi.
Adapun tingkatan sistem adalah: Supra-sistem, sistem, sub-sistem.

Pendidikan Sebagai Sistem


Pendidikan atau pedagogi memiliki beberapa pengertian. Pendidikan (pedagogi) secara
etimologis adalah berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata PAIS, artinya anak, dan AGAIN,
diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan kepada anak.

Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang
dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang
belum dewasa sehingga timbul hubungan antara keduanya yang bertujuan untuk
mendewasakannya.Pendidikan secara umum merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan dalam pendidikan.
Dalam Kajian Yuridis Formal

Makna pendidikan seperti tersurat dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, diungkapkan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan pula “pendidikan merupakan suatu sistem
yang mempunyai unsur-unsur sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur,
Kurikulum dan peralatan atau fasilitas”.

Sedangkan Sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani systema yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.

Menurut Zahara Idris

Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau
unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara
acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product).

Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll, yang komponennya
mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain, satu sama lain saling berkaitan
sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang pakar sosiologi, Bachtiar mengemukakan bahwa sistem adalah sejumlah satuan yang
berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan
yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu.

Pada bagian yang sama Bachtiar menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau
gagasan, asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur.

Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua jenis, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi lingkungan luar, sedangkan sistem
terbuka di dalam proses kegiatannya memperoleh masukan dari luar lingkungannya.

Pada sistem terbuka tejadi sistem yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhioleh sistem yang berada
di luarnya.

Pendidikan sebagai sistem diartikan sebagai suatu proses pendidikan yang terdiri dari beberapa
komponen pendidikan yang terkoordinasi sehingga terwujud suatu tujuan pendidikan nasional.
Sistem pendidikan juga memiliki beberapa komponen, diantaranya:
a. Komponen tujuan

Suatu sistem tentu memiliki tujuan. Pendidikan sebagai sistem memiliki tujuan atau yang dapat
diartikan sebagai hasil dari terjadinya proses pembelajaran yang didapat oleh peserta didik.
Adapun tujuan dari suatu proses pendidikan adalah terciptanya pribadi yang baik dari segi
pengetahuannya maupun moralnya terpenuhi, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun
bangsa dan negara serta dunia internasional.

b. Komponen isi atau bahan pendidikan

Isi atau bahan pendidikan erat kaitannya dengan tujuan pendidikan. Karena, apabila ingin
mencapai tujuan pendidikan yang membentuk karakter peserta didik sesuai nilai-nilai tertentu,
maka isi atau bahan pendidikannya harus sesuai dengan nilai-nilai tertentu tersebut. Apabila
tujuan pendidikannya ingin meningkatkan keterampilah, maka isi atau bahan pendidikannya
berupa keterampilan-keterampilan tertentu. Begitu pula apabila ingin mencapai tujuan
pendidikan yang meningkatkan ilmu pengetahuan, maka isi atau bahan pendidikannya adalah
ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, seorang guru harus menguasai dan memahami setiap tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dan setiap aspek isi pendidikan. Karena dengan begitu, barulah ia
dapat mengajar dan menerapkannya dengan baik. Di lingkungan sekolah, isi atau bahan
pendidikan ini telah dibakukan dalam bentuk kurikulum.

c. Komponen metode pendidikan

Begitu pula dengan metode pendidikan. Metode merupakan cara-cara yang dilakukan agar tujuan
yang akan dicapai dapat terwujud. Maka, sudah seharusnya dalam proses pendidikan, seorang
guru harus pandai-pandai dalam memilih dan menggunakan metode yang akan dipakai sesuai
dengan karakterisitik kebutuhan peserta didiknya, sehingga proses pendidikan dapat berjalan
dengan baik dan efisien serta tujuan dari pendidikan pun dapat tercapai.

Soewarno dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan yang terbit pada tahun 1992
mengemukakan 4 macam metode pendidikan, yaitu:

• Metode diktatorial

Metode diktatorial adalah sebuah metode dimana interaksi antara peserta didik dan pendidik
lebih didominasi oleh pendidik sehingga interaksi yang terjadi bersifat satu arah saja. Metode ini
diapakai apabila peserta didik masih membutuhkan banyak arahan dari pendidiknya.

• Metode liberal

Metode liberal adalah sebuah metode dimana interaksi yang terjadi antara peserta didik dan
pendidik lebih bersifat bebas. Jadi, peserta didik diberikan kebebasan dalam proses pendidikan.
Metode ini dipakai apabila peserta didik memiliki sifat yang mandiri dan aktif dalam proses
pembelajaran.
• Metode demokratis

Metode demokratis adalah sebuah metode dimana interaksi yang terjadi antara peserta didik dan
pendidik bersifat interaktif (dua arah) sehingga memungkinkan terjadinya kerja sama diantara
peserta didik dan pendidik. Dalam metode ini, kedua pihak baik peserta didik maupun pendidik
sama-sama memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan proses pembelajaran.

• Metode sentimentil dan persuasif

Metode sentimentil dan persuasif adalah sebuah metode pembelajaran yang berlandaskan kasih
sayang dan hubungan saling menghargai antara peserta didik dan pendidik. Ini artinya pendidik
memiliki peran baik dalam menjadi sebuah teladan bagi peserta didiknya, mendampingi dan
memberi semangat

kepada peserta didiknya, maupun mengawasi dari belakang apa yang dilakukan peserta didiknya.
Mengawasi disini lebih kepada saat peserta didik tidak memahami materi yang diberikan, maka
pendidik harus siap sedia memberikan pemahaman kepada peserta didik tersebut.

d. Komponen alat pendidikan

Adapun alat pendidikan adalah kesemuanya baik merupakan barang, alat, proses, dan kondisi
yang akan membantu proses pendidikan mencapai tujuannya. Alat pendidikan ini bisa berupa
buku-buku pembelajaran dan fasilitas pengajaran. Kesemuanya tersebut tentunya diperlukan bagi
keberhasilan proses pembelajaran.

e. Komponen pembelajar (pendidik)

Pendidik merupakan komponen yang sangat penting yang memiliki tanggung jawab penuh
dalam proses pendidikan. Pendidik tidak hanya seorang guru di sekolah, tetapi pendidik juga
terdapat di lingkungan keluarga dan masyarakat, berupa orang tua dan masyarakat luas.

f. Komponen peserta didik

Tentu sebuah pendidikan memerlukan adanya peserta didik. Karena peserta didik inilah yang
akan dikembangkan baik pengetahuannya maupun sikap dan moral nya didalam proses
pembelajaran. Peserta didik merupakan sentral kegiatan dalam dunia pendidikan, sehingga ia
dapat membantu proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

g. Komponen lingkungan pendidikan

Sebuah proses pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik apabila hanya mendengarkan
masukan dari lingkungan dalamnya saja. Tentu peran masyarakat dalam memberikan masukan
proses pembelajaran sangat penting adanya. Masukan dari masyarakat ini akan mempengaruhi
keberlangsungan proses pendidikan. Lingkungan pendidikan umumnya dibagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat keturunan.
Peran keluarga tentunya sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan
madrasah pertama seorang anak sebelum mereka terjun ke dunia pendidikan selanjutnya, yaitu
sekolah. Disini bentuk keluarga akan mempengaruhi perilaku anak. Apabila di dalam sebuah
keluarga selalu menerapkan tata krama, maka anaknya akan menjadi seseorang yang mengenal
tata krama baik dimanapun dia berada. Begitu juga sebaliknya apabila keluarga tersebut tidak
memerhatikan anaknya. Maka, anaknya bisa menjadi seseorang yang individualis sebagaimana
dia diperlakukan saat kecil. Maka, keluarga berperan besar bagi pendidikan anak kedepannya.

b. Lingkungan sekolah

Selain keluarga, lingkungan sekolah juga berperan besar dalam dunia pendidikan. Fokus utama
pendidikan adalah sebuah sekolah. Seorang anak yang tidak pernah sekolah pemikirannya akan
jauh berbeda dengan anak yang pernah sekolah. Karena di dalam sekolah, seorang anak akan
mendapatkan banyak ilmu pengetahuan. Tidak hanya pengetahuan saja, mereka pun akan dididik
moralnya. Sehingga sudah jelas bahwa lingkungan sekolah akan memberikan dampak/pengaruh
yang besar bagi keberlangsungan dunia pendidikan.

c. Lingkungan masyarakat

Lingkungan yang terakhir adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat ini termasuk
teman-teman rumah mereka maupun kondisi lingkungan sekitar rumah mereka, yaitu tetangga.
Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap atau moral anak. Lingkungan
masyarakat yang baik tentunya akan membawa anak menjadi pribadi yang baik. Begitu pula
sebaliknya apabila seorang anak lahir di

lingkungan yang tidak baik. Maka, ia akan menjadi pribadi yang tidak baik pula. Selain itu, anak
yang tinggal di kota pemikirannya akan berbeda dengan anak yang tinggal di desa. Anak yang
tinggal di kota berfikirnya akan lebih dinamis dan cepat. Sedangkan anak yang tinggal di desa
berfikirnya akan lebih statis dan lamban. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan masyarakat
juga berperan dalam psikis dan sikap seorang anak kedepannya.

Kesemua komponen tersebut tentunya diperlukan demi keberlangsungan proses pendidikan


sehingga tujuan pendidikan pun dapat tercapai. Disini, pendidikan jelas memerlukan sebuah
sistem untuk mengaturnya. Karena menciptakan sebuah pendidikan yang baik bagi sebuah
bangsa bukan merupaka tugas yang mudah apabila hanya dilakukan oleh setiap individunya.

Anda mungkin juga menyukai