Uji T Berpasangan
d
t=
Sd
n
Dimana :
d = rata-rata deviasi (selisih sampel 1 dengan sampel 2)
Contoh kasus :
Suatu uji klinis dilakukan untuk mengetahui efektivitas obat penenang yang baru
pada 10 orang penderita psikoneurotik. Setiap penderita mendapatkan
pengobatan dengan obat baru selama 1 minggu dan 1 minggu kemudian dengan
plasebo. Setelah selesai pengobatan dilakukan evaluasi menggunakan skor
kecemasan dengan nilai 0-30. Dapatkah anda simpulkan bahwa ada perbedaan
bermakna rata-rata skor kecemasan ketika diberi obat penenang dengan rata-
rata skor kecemasan ketika diberi plasebo? α = 0,05. Perbedaan skor
kecemasan ketika diberi obat penenang dan skor kecemasan ketika diberi
plasebo adalah seperti ditunjukkan pada tabel.
Tabel 4.1. Perbedaan score kecemasan ketika diberi obat penenang dengan
skor kecemasan ketika diberi plasebo
No. Responden Score kecemasan ketika diberi obat penenang dan skor
kecemasan ketika diberi plasebo
Ketika diberi obat penenang (X1) Ketika diberi plasebo (X2)
1 19 22
2 11 18
3 14 17
4 17 19
5 23 22
6 11 12
7 15 14
8 19 11
9 11 19
10 8 7
d 13
d
n 10
Sd =
(d i d )2
=
186,1
= 20 ,68 = 4,55
n 1 9
df = n-1 = 10-1 = 9
d 13
, 1,3
t
hitung 0
,
9
Sd 4
,
55 1
,
44
n 10
X1 X2
t
s12 s22
n1 n2
X X
t 1 2
1 2 2
2 2
(n 1
)s (n 1
)s 1 1
1
n
1n22 n
1 n
2
a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen (σ1 = σ2), maka
dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians.
Untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya derajat kebebasan =
n1 + n2 – 2
b. Bila n1 ≠ n2, varians homogen (σ1 = σ2), maka dapat digunakan rumus t-test
dengan polled varians, besarnya derajat kebebasan = n 1 - n2 – 2
c. Bila n1 = n2, varians tidak homogen (σ1 ≠ σ2), maka dapat digunakan rumus t-
test, baik untuk separated maupun polled varians. Untuk mengetahui t tabel
digunakan dk yang besarnya derajat kebebasan = n 1 – 1 atau n2 – 2.
d. Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (σ1 ≠ σ2), maka dapat digunakan
rumus t-test dengan separated varians. Harga t sebagai pengganti harga t
tabel dengan dk = (n1 – 1) dan dk = n2 -1, dibagi dua dan kemudian ditambah
dengan harga t yang terkecil. Contoh : n1 = 25; berarti dk 24, maka harga t
tabel = 2,797. n2 = 13, dk = 12. Harga t tabel = 3,005 (untuk kesalahan 1%,
uji dua pihak). Jadi harga t tabel yang digunakan adalah 3,055 – 2,797 =
0,208. Selanjutnya harga ini ditambah dengan harga t yang terkecil. Jadi
0,208 + 2,797 = 2,923. Harga t = 3,005 (lihat tabel) ini adalah sebagai
pengganti harga t tabel.
s
(xx
)i
2
(n1
)
Varian terbesar
F=
Varian terkecil
Contoh kasus :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan ibu hamil ke
pelayanan kesehatan antara kehamilan pertama dengan kehamilan ke-2.
Berdasarkan 22 responden yang merupakan kehamilan pertama dan 18
responden yang merupakan kehamilan ke-2, maka perbedaan frekuensi
pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah seperti ditunjukkan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perbedaan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Ke Pelayanan
Kesehatan Antara Kehamilan ke-1 dan Kehamilan ke-2
No. Responden Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Ke Pelayanan
Kesehatan Antara Kehamilan ke-1 dan Kehamilan ke-2
Pemeriksaan Kehamilan Ke Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan Kesehatan Antara Ke Pelayanan Kesehatan
Kehamilan ke-1 Antara Kehamilan ke-2
1 6 2
2 3 1
3 5 3
4 2 1
5 5 3
6 1 2
7 2 2
8 3 1
9 1 3
10 3 1
11 2 1
12 4 1
13 3 3
14 4 2
15 2 1
16 3 2
17 1 2
18 5 1
19 1
20 3
21 1
22 4
Hipotesis :
Ho : Tidak ada perbedaan bermakna Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Ke
Pelayanan Kesehatan Antara Kehamilan ke-1 dan Kehamilan ke-2
Ha : Terdapat perbedaan bermakna Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Ke
Pelayanan Kesehatan Antara Kehamilan ke-1 dan Kehamilan ke-2
No Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
X1 X2
1 6 2
2 3 1
3 5 3
4 2 1
5 5 3
6 1 2
7 2 2
8 3 1
9 1 3
10 3 1
11 2 1
12 4 1
13 3 3
14 4 2
15 2 1
16 3 2
17 1 2
18 5 1
19 1
20 3
21 1
22 4
n1 = 22,00 n1 = 18,00
x1 = 2,91 x1 = 1,78
S1 = 1,51 S1 = 0,81
S12 = 2,28 S12 = 0,65
Pengujian homogenitas varians:
2,28
F= = 3,49
0,65
X X 2 ,
91
1,
78
t 1 2
3,
02
2 2
s s 2,
28 0,
65
1
2
n1 n
2
22 18