Anda di halaman 1dari 3

1.

Sistem Konduksi Jantung


Normal jantung orang dewasa berkontraksi 70- 90 denyutan per menit. Sistem
kondusi adalah suatu sistem penghantar rangsang tanpa syaraf. Saraf simpatis bekerja
memacu jantung untuk berkontraksi saat kegiatan berat agar kontraksi lebih cepat,
sedangkan parasimpatis adalah saat kerja kembali dalam keadaan normal (releks).
Sistem konduksi jantung merupakan tingkat dimana jantung melakukan
impuls listrik. Sistem konduksi jantung dapat dibagi menjadi istem yang berfungsi
untuk menghasilkan impulsa dan sistem untuk menjalarkan impuls. Impuls atau
rangsangan yang ada digunakan sebagai pengatur irama jantung atau disebut juga
dengan Pacemaker.
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Pada membran sel otot jantung potensial aksi
dapat terjadi tanpa adanya rangsangan.
Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel ini
memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu jantung) berupa depolarisasi lambat
yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang
tetap. Hal ini menimbulkan potensial aksi secara berkala yang akan menyebar
keseluruh jantung untuk menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya
rangsangan melalui saraf..
Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusu yang terdapat pada
nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis, fasciculus atrioventricularis beserta
dengan crus dextrum dan crus sinistrumnya, dan plexus sub-endocardical serabut
Purkinje (serabut khusu otot jantung yang membentuk sistem konduksi jantung).
a. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan
dekat pintu masuk vena cava superior.

b. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas
pertemuan atrium dan ventrikel.

c. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi
menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang
dinding luar.
d. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh miokardium
ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon. \

Pembentukan impuls:
1. Diinisiasi oleh nodus SA yang berlokasi pada sambungan vena cava superior dan
atrium kanan.
2. Impuls berjalan menuju nodus AV yang difasilitasi oleh 3 traktus yaitu bachman
(anterior), wenckebach (medial), dan thorel (posterior)
3. Saat impuls mencapai nodus AV, terjadi perlambatan konduksi, tujuannya untuk
memberikan atrium waktu untuk berkontraksi
4. Impuls dari nodus AV akan masuk ke berkas His dan kemudian membentuk
percabangan menjadi berkas cabang (kanan dan kiri) .
5. Masing-masing berkas cabang akan membentuk plexus (anyaman) yang akan
memperantai konduksi ke serabut purkinje.
6. Selanjutnya, impuls pertama kali akan ditransmisikan ke muskulus papilaris baru
kemudian ke dinding otot ventrikel.

Gangguan yang terjadi pada sistem konduksi jantung adalah blocking dan
bertambahnya sumber pacemaker. Block adalah putusnya hambatan perjalaran impuls.
Dapat disebut SA block (apabila terjadi pada sinoatrialis), dan AV block (apabila
terjadi di atrioventricularis).
DAFPUS

Handayani, A., 2017. Sistem Konduksi Jantung. Buletin Farmatera, 2(3), pp.116-123.

Anda mungkin juga menyukai