Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH Kapita Selekta MATEMATIKA

“BARISAN DAN DERET” 

 
 
 DISUSUN OLEH :
1.  Praiscilia Tombokan 19504075
 2. Meisy Wijayanti Mokoagow 19504026
 
 
 
 
 
UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                                                       i
Daftar Isi                                                                                                                ii
Kata Pengantar                                                                                                       iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 
A.       Latar Belakang                                                                                         1
B.       Rumusan Masalah..........................................................................          1
C.       Tujuan                                                                                                      1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Barisan dan Deret........................................................          2
B.       Barisan Aritmatika.........................................................................          3
C.       Deret Aritmatika                                                                                      6
Kumpulan Soal                                                                                                9
Kunci Jaawaban                                                                                              10
BAB III PENUTUP         
A.       Kesimpulan                                                                                              1
3
B.       Saran                                                                                                        1
3
Daftar Pustaka                                                                                                       14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
papper tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi papper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis  yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Manado,21 Maret 2021

Penulis

 
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Barisan dan Deret
1.      Barisan Bilangan
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a.       1, 2, 3, 4, 5,…;                 dinamakan barisan bilangan asli
b.      2, 4, 6, 8, 10,…;               dinamakan barisan bilangan asli genap
c.       1, 3, 6, 10, 15,…;             dinamakan barisan bilangan segitiga
d.      1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…;       dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku barisan.
Bilangan pertama atau suku pertama dilambangkan dengan u1, suku kedua
dengan u2, suku ketiga dengan u3, suku ke-k dengan uk,…, demikian
seterusnya sampai suku ke-n dengan un (n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n
bilangan asli berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n
dilambangkan dengan un disebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku
ke-n atau un merupakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan
tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan
pertama u1, bilangan kedua u2, bilangan ketiga u3, …, dan bilangan ke-n
adalah un, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai
 u1, u2, u3, ... , uk, ... , un
Contoh :
1)      Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n
dirumuskan sebagai un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10

Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.
1)      Tentukan rumus umum suku ke-n untuk barisan berikut ini, jika
empat buah suku pertama diketahui sebagai berikut.
a)      4, 6, 8, 10, . . .                                    b) 1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
a)      4, 6, 8, 10, . . .;        barisan dengan suku pertama u1 = 4 dan
selisih dua suku yang berurutan bernilai konstan sama dengan 2.
Jadi, un = 2n + 2
b)      1, 9, 25, 49, . . .;      dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...;
barisan dengan suku-sukunya merupakan kuadrat dari bilangan asli
ganjil.
Jadi, un = (2n – 1)2.
2.      Deret
Perhatikan kembali barisan  Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam
bentuk u1, u2, u3, ... , uk, ... , un, maka penjumlahan barisan tersebut
dinamakan deret. Jumlah suku-suku pada barisan hingga n suku pertama
dinyatakan dengan Sn. Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1 + u2 +
u3 + u4 + u5 .
Contoh :
1)      Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku
pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi, jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.
B.      Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara
dua suku yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu: 
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2

Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 –
u2 = u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b. 
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku
yang berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un  atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a.         Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka
suku barisan itu dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas, maka rumus
suku ke-n untuk barisan aritmatika dapat ditentukan dengan hubungan
berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, rumus
umum suku ke-n dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh : 
1)   Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1,
-2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama     u1 = a = 4,
Beda                   b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6           u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11  

b.         Suku tengah pada barisan aritmatika


Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui deskripsi
berikut ini.
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... ,
u2k-1, maka suku tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u 1 +
u2k-1}. Jadi, suku tengahnya ditentukan oleh hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.

Contoh :
1)   Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada
barisan itu adalah ganjil.
a)    Carilah suku tengahnya 
b)   Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c)    Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a)    Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u 1 = 3, beda b = 2, dan
suku terakhir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b)   Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c)    Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1 = 47. 

c.         Sisipan pada barisan aritmatika


Misalkan diantara dua bilangan real x dan   (dengan x ≠ y ) akan disisipkan

sebanyak k buah bilangan ( k bilangan asli). Bilangan – bilangan semula


dengan bilangan-bilangan yang disisipkan itu membentuk suatu barisan
aritmatika. Susunan bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan
yang disisipkan dapat divisualisasikan dengan menggunakan bagan
sebagaimana diperlihatkan berikut ini.

Di antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah bilangan sehingga


bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan
membentuk barisan aritmatika. Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk
dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan
 b =( y – x) / (k + 1)

Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k bilangan asli.


Contoh :
1)   Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga
bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan
membentuk barisan aritmatika. Carilah beda dari barisan aritmatika yang
terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) =  (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .
A.      Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret
aritmatika. Sebagai contoh :
·      Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1
+ 3 + 5 + 7 + … + 99,
·      Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2
+ 4 + 6 + 8 + … + 2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u1, u2, u3, ... , un, merupakan suku –
suku barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + undinamakan sebagai deret
aritmatika.
a.         Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan
Snditentukan oleh :
Sn = u1 + u2  +  u3 + ... + un-2 + un-1 + un 
Substitusikan u1 = a, u2  = a+b,  u3 = a+2b ,  un-2 = un – 2b, un-1 =un – b;
diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... +  (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu
dibalik,  diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) +  (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**),
sehingga diperoleh :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret


aritmatika dapat ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... +
un  ditentukan dengan menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un  = suku ke-n.
a.         Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut.
1.        Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli)
yang tidak memiliki suku tetapan.
2.        Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku
ke-n).
Contoh :
1)        Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan
terlebih dulu banyak suku atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60 
60 = 2 + (n-1) 2 
⇔ 60 = 2n 
⇔ n = 30 
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930

KUMPULAN SOAL

1.      Rumus umum suku ke-n dari suatu barisan ditentukan melalui hubungan
un= an2 + bn. Suku ke-2 dan suku ke-7 dari barisan itu masing-masing sama
dengan 8 dan 63.
a.       Hitunglah nilai a dan nilai b
b.      Tentukan suku ke-10
2.      Tulislah deret bilangan berikut ini, kemudian tulislah hasil
penjumlahannya.
a.       Deret 6 bilangan asli kelipatan tiga yang pertama
b.      Deret 5 bilangan segitiga yang pertama
c.       Deret 6 bilangan persegi yang pertama
3.      Suku ke-3 suatu barisan aritmatika sama dengan 11, sedangkan suku ke-
10 sama dengan 39.
a.       Carilah suku pertama dan beda barisan itu
b.      Carilah rumus suku ke-n
4.      Suku ke-5 suatu deret aritmatika adalah 40 dan suku ke-8 deret itu adalah
25. 
a.       Tentukan suku pertama dan beda deret aritmatika itu
b.      Hitunglah jumlah sepuluh suku pertama dari deret aritmatika itu
5.      Diketahui suku ke-3 dan suku ke-7 suatu deret aritmatika berturut-turut
adalah 17 dan 37. Jumlah 20 suku pertama deret tersebut adalah…

KUNCI JAWABAN

1.        Nilai a dan b, serta suku ke-10 adalah


a.         Rumus umum suku ke-n : un= an2 + bn
·           Suku ke-2 sama dengan 8, diperoleh hubungan:
 a(2)2 + b(2) = 8
⇔ 4a + 2b = 8
⇔ 2a + b = 4                                                                          (*)
·           Suku ke-7 sama dengan 63, diperoleh hubungan:
A a(7)2 + b(7) = 63
⇔ 49a + 7b = 63
⇔ 7a + b = 9   .................................. (*)
Persamaan (*) dan (**) membentuk sistem persamaan linear dua variabel
(dengan variabel a dan variabel b) sebagai berikut:
2a + b =4
7a + b =9
Solusi atau penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel diatas
adalah a = 1 dan b = 2.
Jadi, nilai a = 1 dan b = 2.
b.         Berdasarkan hasil perhitungan a rumus umum suku ke-n dapat
dinyatakan sebagai un= n2 + 2n.
Untuk n = 10 diperoleh u10 = (10)2 + 2(10) = 120
Jadi, suku ke-10 dari barisan itu adalah u10 = 120.
2.        Deret bilangan dan jumlahnya adalah
a.       3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18
Sn = 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 = 60
b.      1 + 3 + 6 + 10 + 15
Sn = 1 + 3 + 6 + 10 + 15 = 35
c.       1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36
Sn = 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36 = 91
3.        Suku pertama dan beda, serta rumus suku ke-n adalah
a.        u3 = 11 → a + 2b = 11       ........................ (1)
u10 = 39 → a + 9b = 39 .... ........................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapat  dan 
Jadi, suku pertama a = 3 dan beda b = 4.
b.       un = a + (n-1) b
    = 3 + (n-1) 4
    = 4n-1
Jadi, rumus suku ke-n adalah un = 4n-1.
4.        Suku pertama, beda serta jumlah ssepuluh suku pertama adalah
a.       Suku ke-5 sama dengan 40
u5 = 40 → a + 4b = 40            .....        (1)
Suku ke-8 sama dengan 25
u8 = 25 → a + 7b = 25            ......        (1)
Kedua persamaan di atas membentuk system persamaan linear dua variabel
dan penyelesaiannya adalah a = 60 dan b = -5.
Jadi, suku pertama dan beda dari deret aritmatika itu berturut-turut adalah a = 60 dan
b = -5
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Suatu barisan  disebut barisan aritmatika jika untuk

sebarang nilai n berlaku hubungan :  , dengan b adalah suatu

tetapan (konstanta) yang tidak bergantung pada n. Rumus umum suku ke-n
dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :  . Suku

tengahnya ditentukan oleh hubungan  . Di antara dua

bilangan   dan   disisipkan sebanyak   buah bilangan sehingga bilangan-

bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk


barisan aritmatika. Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat

ditentukan dengan menggunakan hubungan :  , dengan   dan 

bilangan real (  dan   bilangan asli. Jumlah n suku pertama suatu

deret aritmatika   ditentukan dengan menggunakan

hubungan :   dengan n = banyak suku,   = suku pertama,

dan   = suku ke-n.

B.     Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui barisan dan
deret aritmatika pada papper ini, namun juga memperbanyak latihan
mengerjakan soal dan dapat membedakan barisan dan deret aritmatika serta
geometri.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Cecep dan Pesta. 2008. “Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas XII
Program Studi Ilmu Alam”.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sari, Ratna. 2014. “Barisan dan Deret Aritmatika”(Online),
(http://ratnasari15.blogspot.co.id/2014/11/barisan-dan-deret-aritmatika.html, diakses
tanggal 28 Maret 2016). 
TIM Erlangga Fokus SMA. 2013.”Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu
Pengetahuan Alam”. Jakarta: Erlangga
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika Untuk SMA Kelas XII”. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai