Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DENGAN PERILAKU PERAWATAN GIGI DAN MULUT


PADA ANAK USIA SEKOLAH 7-9 TAHUN DI SD ISLAM AL AMAL
JATICEMPAKA

Yusmanijar1, Mulyanah Abdulhaq 2


1. Program Studi Sarjana Keperawatan
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
*email : rafaarkana32@yahoo.com
mulyanahabdulhaq@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan masalah kesehatan gigi pada anak dapat menjadi masalah yang sangat serius seperti
nyeri, kelainan jantung infeksi ginjal dan lambung, kurang asupan gizi, gangguan konsentrasi
belajar dan kematian. Dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018) menyebutkan bahwa di Indonesia
yang menyikat gigi setiap hari sebanyak 94,7% yakni dalam rentang usia 3 ≥ tahun, namun yang
melakukan perawatan gigi dengan benar sebanyak 2,8% yakni pagi dan malam. Tujuan penelitian
dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi
dan mulut dengan perilaku perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah 7-9 tahu di SD Islam
Al Amal Jaticempaka. Metode penelitian deskriptif korelasi dengan jumlah populasi 94 responden
dan menggunakan total sampling terhadap 94 anak usia 7-9 tahun yang duduk di kelas 2 dan 3 di
SD Islam Al Amal Jaticempaka. Hasil penelitian diperoleh nilai P Asym. Sig (2-sided) = 0,000
yang lebih kecil dari nilai ɑ = 5% maka hipotesis H0 ditolak. Simpulan terdapat hubungan antara
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku perawatan gigi dan mulut pada anak
usia sekolah 7-9 tahun. Saran diharapkan anak meningkatkan kesehatan gigi dan mulut sehingga
angka kejadian terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut dapat berkurang.

Kata Kunci : Pengetahuan, perilaku, kesehatan gigi dan mulut.

ABSTRACT
Introduction Dental health problems in children can be very serious problems such as pain, heart
disorders, kidney and stomach infections, lack of nutrition, impaired learning concentration and
death. From the results of Basic Health Research (2018) states that in Indonesia, brushing teeth is
as much as 94.7% every day in the age range of 3 ≥ years, but those who do dental care properly
are 2.8%, morning and night. The purpose of this study was to determine the relationship between
the level of knowledge about oral health with dental and mouth care behavior in 7-9 years old
school-age children in Al Amal Jaticempaka Elementary School. Research method Descriptive
correlation with a population of 94 respondents and using a total sampling of 94 children aged 7-9
years who sat in grades 2 and 3 at Al Amal Jaticempaka Elementary School. The results obtained
by the value of P Asym. Sig (2-sided) = 0,000 which is smaller than the value ɑ = 5%, then the
hypothesis H0 is rejected. Conclusions there is a relationship between knowledge about oral
health with dental and oral care behavior in school children aged 7-9 years. Suggestions are
expected that children improve oral health so that the incidence of dental and oral health problems
can be reduced.

Keywords : Knowledge, behavior, oral health.


LATAR BELAKANG Universitas Brawijaya mengatakan
Usia sekolah merupakan usia "Rendahnya angka bebas karies
penting dalam pertumbuhan dan disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi
perkembangan fisik anak. Periode ini juga yang salah dan tidak rutin berkunjung ke
disebut sebagai periode kritis karena pada dokter". Penyebabnya antara lain 15,2
masa ini anak mulai mengembangkan persen anak usia 6-12 tahun menyikat gigi
kebiasaan yang biasanya cenderung kurang dari dua kali dalam sehari, dan
menetap sampai dewasa. Salah satunya 26,27 persen lainnya tidak berkunjung ke
adalah kebiasaan menjaga kesehatan gigi dokter gigi selama 12 bulan. Namun kasus
dan mulut (Senja, 2017). terbanyak yang ditemui di lapangan
Kesehatan gigi dan mulut adalah adalah anak baru diajak mengunjungi
sangat penting karena gigi dan gusi yang dokter gigi ketika gigi sudah dalam
rusak dan tidak dirawat akan kondisi rusak atau sakit (Aminudin,
menyebabkan rasa sakit, gangguan 2016).
pengunyahan dan dapat mengganggu Dari hasil Riset Kesehatan Dasar
kesehatan tubuh lainnya. Mulut (2018) menyebutkan bahwa di Indonesia
merupakan suatu tempat yang sangat ideal yang menyikat gigi setiap hari sebanyak
bagi perkembangan bakteri. Bila tidak 94,7% yakni dalam rentang usia 3 ≥
dibersihkan dengan sempurna, sisa tahun, namun yang melakukan perawatan
makanan yang terselip bersama bakteri gigi dengan benar sebanyak 2,8% yakni
akan bertambah banyak dan membentuk pagi dan malam. Dan yang mengalami
koloni yang disebut plak, yaitu lapisan permasalahan gigi dan mulut serta
film tipis, lengket dan tidak berwarna. Jika mendapat pelayanan kesehatan sebanyak
tidak disingkirkan dengan melakukan 57,6%. Kesehatan gigi dan mulut pada
penyikatan gigi, akhirnya akan masyarakat perlu diperhatikan. Di
menghancurkan email gigi dan akhirnya Indonesia penyakit gigi dan mulut berada
menyebabkan gigi berlubang pada sepuluh besar penyakit terbayak
(Rahmadhani, 2017). yang tersebar di berbagai Wilayah
Data yang diperoleh dari hasil (Mikail, B & Candra, A, 2011).
survei Kesehatan Gigi Nasional yang Bertepatan dengan Hari Kesehatan
diselenggarakan tahun 2015-2016 oleh Gigi dan Mulut Sedunia 2019, PT
Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Unilever Indonesia Tbk. bekerjasama
Indonesia (PDGI), Ikatan Profesi dengan FDI World Dental Federation dan
Kedokteran Gigi Masyarakat Indonesia Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
(IPKESGIMI), serta PT Unilever menggelar peringatan Hari Kesehatan
Indonesia menunjukkan bahwa tingkat Gigi dan Mulut Sedunia 2019 bertempat
kesehatan gigi anak-anak Indonesia masih di SD Negeri Gunung 01, Jakarta Selatan.
berada pada taraf mengkhawatirkan. Yang terinspirasi dari hasil survei global
Bagaimana tidak, 73,9 persen anak usia 6 yang dilakukan Pepsodent tahun 2018 lalu
tahun dan usia 12 tahun masih memiliki di delapan negara, yaitu Chili, Mesir,
karies, gigi yang tidak terawat. Perancis, Italia, Indonesia, Amerika
Sebaliknya, survei yang sama juga Serikat, Ghana dan Vietnam. Survei ini
menemukan hanya 25,6 persen anak usia melibatkan 4.094 anak berusia 6-17 tahun
6 tahun dan 42,3 persen anak usia 12 beserta orangtua mereka, dan di Indonesia
tahun di Indonesia yang bebas dari karies sendiri survei dilakukan pada 506 anak.
gigi (gigi berlubang). Hasil utama survei ini adalah banyaknya
Peneliti IPKESGIMI drg Melissa anak Indonesia yang mengalami keluhan
Adiatman di sela penutupan Bulan sakit gigi selama satu tahun terakhir yaitu
Kesehatan Gigi Nasional 2016 di sebesar 64%, dimana 41% dari mereka
menyatakan bahwa intensitas rasa permanen belum terbiasa menyikat gigi
sakitnya mencapai tingkat sedang hingga dengan baik dan benar.
berat (Unilever, 2019). Menurut survey yang dilakukan
Faktor yang menyebabkan oleh Dewanti (2012) keadaan kebersihan
kerusakan gigi pada anak, di antaranya gigi dan mulut anak lebih buruk
adalah faktor dalam mulut antara lain: dikarenakan anak lebih banyak makan
struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi- makanan dan minuman yang
geligi dalam rahang, derajat keasaman menyebabkan karies dibanding orang
saliva, kebersihan mulut yang dewasa. Anak-anak umumnya senang
berhubungan dengan frekuensi dan makan gula-gula dan apabila anak terlalu
kebiasaan menggosok gigi, jumlah dan sering makan gula-gula dan jarang
frekuensi makan makanan. Selain itu, membersihkannya, maka gigi-giginya
terdapat juga faktor luar sebagai faktor banyak yang mengalami karies. Selain itu
predisposisi dan penghambat yang juga tingkat kesadaran untuk memelihara
berhubungan tidak langsung dengan kesehatan gigi dan mulut oleh anak-anak
terjadinya karies gigi antara lain usia, sendiri juga masih tergolong rendah, yang
jenis kelamin, letak geografis, tingkat mana hal ini juga dipengaruhi oleh
ekonomi serta pengetahuan, sikap dan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan
perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut itu sendiri.
gigi (Lintang, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan
Kebersihan gigi dan mulut yang yang dilakukan peneliti di SD Islam Al
baik dapat diwujudkan melalui Amal, dari 10 anak terdapat 7 anak yang
pengetahuan dan perilaku yang baik dan tidak menyikat gigi dan 3 anak yang
benar terhadap pemeliharaan kesehatan menyikat gigi setelah makan dan sebelum
gigi dan mulut. Pengetahuan merupakan tidur. Selain itu pula dari 10 anak tersebut
faktor yang membentuk perilaku rata-rata pernah mengalami masalah
seseorang. Pengetahuan yang kurang akan kesehatan gigi dan mulut, kebiasaan
membentuk perilaku dan sikap yang keliru makan makanan kaya akan gula olahan,
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan lemak dan garam yang dijual di
mulut (Marimbun, dkk. 2016). lingkungan SD Islam Al Amal. Adapun
Ketika anak memasuki usia sekitar yang melatar belakangi penulis melakukan
6 tahun, gigi susu akan berganti menjadi penelitian di SD Islam Al Amal karna
gigi tetap yang akan menjadi susunan gigi peneliti adalah orang tua/wali murid dari
geligi kita sampai kelak dewasa. Oleh salah satu siswi di SD Islam Al Amal
karena itu perawatan kesehatan gigi dan yang merasa perihatin dengan kondisi
mulut semasa kanak-kanak memiliki anak-anak yang kebanyakan mengalami
peranan penting khususnya pada bayi. kerusakan pada giginya.
Apabila semasa bayi sudah terbiasa
dibersihkan, maka memperkenalkan sikat METODOLOGI PENELITIAN
gigi pada anak menjadi tidak terlalu sulit 1. Desain dan Jenis Penelitian
lagi (Setianingtyas & Erwana, 2018). Jenis penelitian yang
Menurut Potter & Perry dalam digunakan adalah penelitian deskriptif
Iswandani (2015) kebersihan gigi korelasi non-eksperimental yaitu
permanen yang tumbuh pada anak usia penelitian korelasi dengan metode
sekolah dasar harus diperhatikan karena cross sectional. Menurut Notoatmodjo
peralihan dari gigi susu menjadi gigi (2012), cross sectional merupakan
permanen memiliki risiko tinggi untuk jenis penelitian yang menekankan
terkena karies. Anak-anak usia sekolah waktu pengukuran/observasi pada saat
dasar (7-9 tahun) yang telah memiliki gigi bersamaan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara Berdasarkan tabel di atas,
variabel yang satu dengan variabel dari 94 responden didapat
yang lain. kelompok usia responden yang
berusia 7 tahun sebanyak 20 orang
2. Tempat dan Waktu Penelitian (31,9%), usia 8 tahun sebayank 49
Penelitian ini dilakukan di SD orang (52,1%), sedangkan
Islam AL Amal Jaticempaka responden yang berusia 9 tahun
Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. sebanyak 15 orang (16%).
Penelitian ini mulai dilakukan bulan
Juni sampai dengan September 2019 b. Pendidikan Responden
mulai dari pengajuan judul, persiapan, Tabel 2 Distribusi Frekuensi
pembagian kuesioner, pengolahan dan Pendidikan Responden
analisis data sampai penulisan laporan. Kelas Frekuensi Persentase
Kelas II 41 43,6%
3. Populasi dan Sampel Penelitian Kelas III 53 56,4%
a. Populasi Penelitian Total 94 100%
Populasi dalam penelitian
ini adalah semua anak-anak kelas Berdasarkan tabel di atas,
2-3 yang berumur 7-9 tahun yang dari 94 responden didapat
mengalami dan beresiko kelompok responden kelas II (dua)
mengalami masalah kesehatan gigi sebanyak 41 responden (43,6%),
dan mulut di SD Islam AL Amal dan kelompok responden kelas III
Kelurahan Jaticempaka Kecamatan (Tiga) 53 responden (56,4%).
Pondok Gede Kota Bekasi
sebanyak 94 orang anak. c. Jenis Kelamin Responden
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
b. Sampel Penelitian Jenis Kelamin Responden
Sampel adalah anak-anak Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
kelas 2-3 yang berumur 7-9 tahun Laki-laki 47 50%
yang mengalami dan beresiko Perempuan 47 50%
mengalami masalah kesehatan gigi Total 94 100%
dan mulut di SD Islam AL Amal
Jaticempaka. Berdasarkan tabel 3 di atas,
Teknik pengambilan dari 94 responden didapat
sampel menggunakan teknik Total kelompok responden berjenis
Sempling dimana jumlah sampel kelamin laki-laki sebanyak 47
sama dengan jumlah populasi yaitu responden (50%), dan kelompok
94 orang. yang berjenis kelamin perempuan
sebayak 47 responden (50%).
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responded 2. Analisa Univariat
a. Usia Responden a. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tentang Kesehatan Gigi dan
Berdasarkan Usia Responden Mulut Pada Anak Usia Sekolah
Usia Frekuensi Persentase 7-9 Tahun
7 Tahun 30 30,9%
8 Tahun 49 52,1% Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat
9 Tahun 15 16 % Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan
Total 94 100% Mulut Pada Anak Usia Sekolah 7-9 Tahun
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase 3. Analisa Bivariat
Tentang Kesehatan (f) % Pada hasil uji normalitas data
Gigi dan Mulut sebelumnya didapatkan hasil
Pengetahuan Tinggi 54 57,4% Kolmogorov Smirnov tingkat
Pengetahuan Rendah 40 42,6% pengetahuan tentang kesehatan gigi
Total 94 100% dan mulut yaitu nilai p (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,092 nilai ini lebih besar
Berdasarkan tabel 4 dapat dari α = 5%, tolak H0. Kesimpulannya
dilihat bahwa frekuensi gambaran data sampel pengetahuan berdistribusi
tentang tingkat pengetahuan normal. Maka cut of point
tentang kesehatan gigi dan mulut menggunakan mean dengan nilai
dengan pengetahuan tinggi 31,72. Kemudian hasil Kolmogorov
sebanyak 54 responden (57,4%), Smirnov perilaku perawatan gigi dan
pengetahuan rendah sebanyak 40 mulut nilai p (Asymp. Sig. (2-tailed) =
responden (42,6%). Hal ini 0,733. Nilai ini lebih besar dari α = 5%,
menunjukkan bahwa tingkat maka tolak H0. Kesimpulannya data
pengetahuan tentang kesehatan sampel perilaku perawatan gigi dan
gigi dan mulut pada anak usia mulut berdistribusi normal, maka cut of
sekolah 7-9 tahun di SD Islam Al point menggunakan mean dengan nilai
Amal Jaticempaka termasuk dalam 43,95.
kategori pengetahuan tinggi.
Tabel 6 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat
b. Gambaran Perilaku Perawatan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Mulut Dengan Perilaku Perawatan Gigi
Usia Sekolah 7-9 Tahun dan Mulut Pada Anak Usia Sekolah 7-9
Tahun
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perilaku Pengetahuan Perilaku Total
Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Baik Tidak baik
Pada Anak Usia Sekolah 7-9 Tahun Tinggi 42 12 54
44,7% 12,8% 57,4%
Perilaku Perawatan Frekuensi Persentase Rendah 8 32 40
Kesehatan Gigi dan (f) % 8,5% 34,0% 42,6%
Mulut Total 50 44 94
Perilaku Baik 50 53,2% 53,2% 46,8% 100%
Perilaku Buruk 44 46,8% Dari hasil tabulasi silang data
Total 94 100% pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Berdasarkan tabel 4.5 dengan perilaku perawatan gigi dan
dapat dilihat bahwa frekuensi mulut pada anak usia sekolah
gambaran tentang perilaku ditemukan hasil sebagai berikut:
perawatan gigi dan mulut anak a. Pengetahuan tinggi dengan
usia sekolah 7-9 tahun, dengan perilaku baik sebanyak 42
perilaku baik sebanyak 50 responden (44,7%) dan
responden (53,2%) dan perilaku pengetahuan tinggi dengan
kurang baik sebanyak 44responden perilaku tidak baik sebanyak 12
(46,8%). Hal ini menunjukkan responden (12,8%).
bahwa perilaiku perawatan gigi b. Pengetahuan rendah dengan
dan mulut pada anak usia sekolah perilaku baik sebanyak 8
7-9 tahun di SD Islam Al Amal responden (8,5%) dan pengetahuan
Jaticempaka termasuk dalam rendah dengan perilaku tidak baik
kategori perilaku baik. sebanyak 32 responden (34,0%).
Table 7 Chi-Square Tests PEMBAHASAN
Asymp. Exact Exact 1. Karakteristik Responden
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. Usia Anak
Pearson Chi-
Karakteristik responden
30.809a 1 .000 dapat diketahui bahwa anak yang
Square
N of Valid berusia 7 tahun sebanyak sebanyak
94
Casesb 20 responden (31,9%), usia 8
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The tahun sebanyak 49 responden
minimum expected count is 18.72.
(52,1%), sedangkan responden
b. Computed only for a
2x2 table yang berusia 9 tahun sebanyak 15
responden (16%). Hal ini
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semakin
terlihat bahwa nilai Chi-Square ( ) = tinggi usia seseorang maka
semakin mudah pula seseorang
30,809 nilai ini lebih besar dari tabel menerima informasi dan
dengan ɑ = 5% dan derajat bebas 1 menyaring informasi hingga pada
maka tabel= 3,841 maka hipotesis akhirnya makin banyak pula
H0 ditolak. Cara lain yaitu pengetahuan yang dimiliki
menggunakan nilai p Asym. Sig (2- sehingga bisa memberikan dampak
sided) = 0,000 nilai ini lebih kecil dari positif bagi kehidupannya
ɑ = 5%, maka hipotesis H0 ditolak. (Notoatmodjo, 2014).
Kesimpulannya adalah terdapat
hubungan antara pengetahuan anak b. Pendidikan
tentang kesehatan gigi dan mulut Karakteristik responden
dengan perilaku perawatan gigi dan dari 94 responden didapat
mulut pada anak. Artinya semakin kelompok responden kelas II (dua)
tinggi pengetahuan anak tentang sebanyak 41 responden (43,6%),
kesehatan gigi dan mulut, maka akan dan kelompok responden kelas III
semakin baik perilaku anak dalam (Tiga) 53 responden (56,4%). Hal
perawatan gigi dan mulut. ini menunjukkan bahwa semakin
Selanjutnya untuk menilai tinggi pendidikan seseorang maka
besarnya pengaruh pengetahuan anak semakin banyak pula pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut dan informasi yang akan
dengan perilaku perawatan gigi dan didapatkannya hingga pengetahuan
mulut pada anak usia sekolah 7-9 tahun yang dimiliki bisa memberikan
digunakan koefisien kontingensi (C) dampak positif bagi kehidupannya
yang dibandingkan dengan (C max), Hasil (Notoatmodjo, 2014).
perbandingan nilai C dengan Cmax
diperoleh nilai 0,702 = 70,2% c. Jenis Kelamin
menunjukkan keeratan hubungan positif Responden berjenis kelamin
dan memiliki hubungan yang tinggi antara laki-laki sebanyak 47 orang
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut responden (50%), dan kelompok
dengan perilaku perawatan gigi dan mulut
yang berjenis kelamin perempuan
pada anak usia sekolah 7-9 tahun di SD
Islam Al Amal Jaticempaka. sebanyak 47 responden (50%). Dari
segi hak dan kewajiban laki-laki dan
perempuan itu sama dan tidak ada
perbedaan, hanya saja yang
membedakan adalah peran yang
dijalaninya dalam kehudupan sehari- memperkuat tingkat pengetahuan si
hari (Suaramuslim.net). anak tentang kesehatan gigi dan mulut.
Hal ini sebanding dengan hasil
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan penelitian Iis Nurjani tahun 2014 di
Anak Dalam Melakukan SDN 01 Jaticempaka Pondok Gede
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Kota Bekasi diri 59 responden yang
Mulut Pada Anak Usia Sekolah. diteliti didapat hasil pengetahuan tinggi
Menurut Donsu (2017), sebanyak 40 responden (67,8%) dan
pengetahuan adalah suatu hasil dari pengetahuan rendah sebanyak 19
rasa keingintahuan melalui proses responden (32,3%). Dan hasil
sensoris, terutama pada mata dan penelitian yang diteliti Rara Warih
telinga terhadap objek tertentu. Gayatri tahun 2017 di SDN Kauman 2
Pengetahuan merupakan domain yang Malang dari 76 responden yang diteliti
penting dalam terbentuknya perilaku didapat hasil pemgetahuan tinggi
terbuka atau open behavior. sebanyak 63 responden (82,9%) dan
Pengetahuan atau knowledge adalah pengetahuan rendah sebanyak 13
hasil penginderaan manusia atau hasil responden (17,1%).
tahu seseorang terhadap suatu objek
melalui pancaindra yang dimilikinya. 3. Gambaran Perilaku Perawatan Gigi
Panca indra manusia berguna untuk dan Mulut Pada Anak Usia Sekolah
penginderaan terhadap objek yakni Perilaku merupakan suatu
penglihatan, pendengaran, penciuman, aktivitas manusia yang sangat
rasa dan perabaan. mempengaruhi pola hidup yang
Kesehatan gigi dan mulut dijalaninya. Proses pembentukan
adalah suatu keadaan dimana gigi dan perilaku anak yang baik, diajarkan oleh
mulut berada dalam kondisi bebas dari orang tua. Hal ini membutuhkan waktu,
adanya bau mulut, kekuatan gigi dan kemauan dan kemampuan dari orang
gusi yang baik, tidak adanya flak, tua untuk mengajarkan kepada
karang gigi, gigi dalam keadaan putih anaknya. Bila pola hidup yang
dan bersih, serta memiliki kekuatan diterapkannya pola hidup sehat, maka
gigi yang baik (Rahmadhani, 2017). perilaku anak untuk memelihara
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan akan terbentuk sampai
yang dilakukan oleh peneliti terhadap dewasa (Sariningsih, 2012).
94 responden tentang pengetahuan Menurut teori Lawrance
kesehatan gigi dan mulut terdapat hasil Green dan kawan-kawan (dalam
pengetahuan tinggi sebanyak 54 Notoatmodjo, (2014) menyatakan
responden (57,4%) pengetahuan rendah bahwa perilaku manusia dipengaruhi
sebanyak 40 responden (42,6%). oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
Dengan demikian dapat dikatakan perilaku (behaviorcauses) dan faktor
bahwa pengetahuan anak-anak kelas 2- diluar perilaku (non behaviour
3 di SD Islam Al Amal tentang causes). Selanjutnya perilaku itu
kesehatan gigi dan mulut secara umum sendiri ditentukan atau terbentuk oleh
masih dikategorikan dengan faktor predisposisi (predisposing
pengetahuan tinggi. Hal ini di karnakan factors), yang mencakup pengetahuan,
anak-anak di SD Islam Al Amal sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-
Jaticempaka ini sering mendapat nilai dan sebagainya.
pemeriksaan dan penyuluhan tentang Berdasarkan hasil penelitian
kesehatan gigi dan mulut dari yang dilakukan oleh peneliti terhadap
Puskesmas Pondok Gede yang semakin 94 responden tentang kesehatan gigi
dan mulut didapat hasil perilaku baik Berdasarkan hasil nilai chi
sebanyak 50 responden (53,2%) square (X²) = 30,809 nilai ini lebih
perilaku tidak baik sebanyak 44 besar dari X² tabel (3.841), maka
responden (46,8%). Hal ini hipotesis H0 ditolak. Cara lain yaitu
menunjukkan bahwa perilaku menggunakan nilai P. Asygm. sig. (2-
perawatan gigi dan mulut pada anak sided) = 0.000, nilai ini lebih kecil dari
usia sekolah 7-9 tahun di SD Islam Al α = 5%, maka hipotesis H0 ditolak.
Amal Jaticempaka termasuk dalam Artinya terdapat hubungan antara
manyoritas perilaku baik. Hal ini Tingkat Pengetahuan Tentang
dikarnakan anak-anak di SD Islam Al Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan
Amal Jaticempaka memiliki Perilaku Perawatan Gigi dan Mulut
pengetahuan tinggi tentang kesehatan Pada Anak Usia Sekolah di SD Islam
gigi dan mulut sehingga semakin Al Amal Jaticempaka.
memperkuat anak-anak dalam perilaku Hasil perbandingan nilai C
perawatan gigi dan mulut. dengan Cmax diperoleh nilai 0,702,
Hal ini sebanding dengan hasil menunjukkan keeratan hubungan
penelitian Iis Nurjani tahun 2014 di positif dan memiliki hubungan yang
SDN 01 Jaticempaka Pondok Gede tinggi antara Pengetahuan Kesehatan
Kota Bekasi diri 59 responden yang Gigi Dan Mulut Dengan Perilaku
diteliti didapat hasil perilaku baik Perawatan Gigi dan Mulut Pada Anak
sebanyak 33 responden (55,9%) dan Usia Sekolah 7-9 Tahun di SD Islam
perilaku kurang baik sebanyak 26 Al Amal Jaticempaka.
responden (44,1%). Dan hasil Hal ini sebanding dengan hasil
penelitian yang diteliti Rara Warih penelitian Iis nurjani tahun 2014 di
Gayatri tahun 2017 di SDN Kauman 2 SDN 01 Jaticempaka Pondok Gede
Malang dari 76 responden yang diteliti Kota Bekasi yaitu “Hubungan Tingkat
didapat hasil perilaku baik sebanyak 38 Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
responden (50%) dan perilaku kurang Dengan Perilaku Menggosok Gigi Pada
baik sebanyak 38 responden (50%). Anak Usia Sekolah” membuktikan
juga bahwa adanya hubungan antara
4. Hubungan Pengetahuan Anak pengetahuan dengan perilaku
Dengan Perilaku Perawatan Gigi menggosok gigi. Dan hasil penelitian
dan Mulut Pada Anak Usia Sekolah Rara Warih Gayatri tahun 2017 di SDN
di SD Islam Al Amal Jaticempaka. Kauman 2 Malang yaitu “Hubungan
Berdasarkan hasil tabulasi Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
pengetahuan anak tentang kesehatan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Pada
gigi dan mulut dengan perilaku Anak SD” membuktikan juga adanya
perawatan gigi dan mulut pada anak hubungan antara pengetahuan dengan
usia sekolah di SD Islam Al Amal perilaku pemeliharaan kesehatan gigi.
Jaticempaka terdapat pengetahuan Menurut teori Lawrance
tinggi dengan perilaku baik sebanyak Green dan kawan-kawan (dalam
42 ressponden (44,7%), dan Notoatmodjo, (2014) menyatakan
pengetahuan tinggi dengan perilaku bahwa perilaku manusia dipengaruhi
tidak baik sebanyak 12 responden oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
(12,8%), pengetahuan rendah dengan perilaku (behaviorcauses) dan faktor
perilaku baik sebanyak 8 ressponden diluar perilaku (non behaviour
(8,5%), dan pengetahuan rendah causes). Selanjutnya perilaku itu
dengan perilaku tidak baik sebanyak 32 sendiri ditentukan atau terbentuk oleh
responden (34,0%). faktor predisposisi (predisposing
factors), yang mencakup pengetahuan, SARAN
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- 1. Bagi SD Islam Al Amal
nilai dan sebagainya. Sesuai dengan Diharapkan sekolah dapat
teori di atas bahwa semakin tinggi meningkatkan program pendidikan
tingkat pengetahuan seseorang maka kesehatan melalui kegiatan penyuluhan
semakin baik pula perilaku seseorang. kesehatan gigi dan mulut yang
berkesinambungan, minimal 6 bulan
SIMPULAN sekali dengan mendatangkan tenaga
1. Karakteristik responden dalam kesehatan dari puskesmas Pondok
penelitian ini berada pada rentang usia Gede.
7-9 tahun, dan yang paling banyak
diantaranya adalah anak usia 8 tahun 2. Bagi Institusi Pendidikan
49 responden (52,1%). Berdasarkan Diharapkan hasil penelitian ini
pendidikan yang paling banyak dapat menambah sumber bacaan di
diantaranya adalah kelas III sebanyak Perpustakaan Universitas Islam As-
53 responden (56,4%) dan menurut syafiiyah untuk pengembangan ilmu
jenis kelamin antara responden laki- pengetahuan dan pendidikan khususnya
laki dan perempuan adalah sama yaitu mengenai pengetahuan tentang
47 responden (50%). kesehatan gigi dan mulut dengan
2. Pengetahuan tentang kesehatan gigi perilaku perawatan gigi dan mulut anak
dan mulut anak usia sekolah 7-9 tahun, usia sekolah.
dengan pengetahuan tinggi sebanyak
54 responden (57,4%) pengetahuan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
rendah sebanyak 40 responden Diharapkan dapat menjadi salah
(42,6%). satu masukan dalam melakukan
3. Perilaku perawatan gigi dan mulut anak penelitian selanjutnya, dengan
usia sekolah 7-9 tahun, dengan perilaku dikembangkannya lagi penelitian yang
baik sebanyak 50 responden (53,2%) sejenis dengan sampel lebih besar
perilaku tidak baik sebanyak 44 untuk mendapatkan hasil penelitian
responden (46,8%). yang maksimal.
4. Hasil uji Chi-Square ( ) = 30,809,
nilai ini lebih besar dari tabel 4. Bagi Peneliti
dengan ɑ = 5% dan derajat bebas 1 Diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan
maka tabel= 3,841, maka hipotesis
pengalaman yang telah diperoleh
H0 ditolak. Cara lain yaitu selama penelitian mengenai
menggunakan nilai p Asym. Sig (2- pengetahuan tentang kesehatan gigi
sided) = 0,000, nilai ini lebih kecil dari dan mulut dengan perilaku perawatan
ɑ = 5%, maka hipotesis H0 ditolak. gigi dan mulut anak usia sekolah.
TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA
PENGETAHUAN anak tentang DAFTAR PUSTAKA
kesehatan gigi dan mulut dengan Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori Dan
perilaku perawatan gigi dan mulut pada Pengukurannya. Edisi 2.
anak usia sekolah. Artinya semakin Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tinggi pengetahuan anak tentang Aminudin, M. (2016). Survei Ungkapan
kesehatan gigi dan mulut, maka akan Masih Banyak Anak Indonesia Yang
semakin baik perilaku perawatan gigi Giginya Bolong. Detik Health.
pada anak usia sekolah yaitu 7-9 tahun Malang: Diakses Dari.
di SD Islam Al Amal Jaticempaka. https://health.detik.com/anak-dan-
remaja/d-3356728/duh-survei-
ungkap-masih-banyak-anak- Marimbun, B.E, Dkk. (2016). Hubungan
indonesia-yang-giginya-bolong Tingkat Pengetahuan Tentang
Donsu, J.D.T. (2017). Pisikologi Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Status Karies Gigi Pada
Baru Press. Penyandang Tunanetra. Jurnal E-
________________. (2016). Metodologi Gigi (Eg).4(2), pp. 1-5.
Penelitian Keperawatan. Nurjani, I. (2014). Hubungan Pengetahuan
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Anak Tentang Kesehatan Gigi
Dewanti, (2012). Hubungan Tingkat Dengan Perilaku Menggosok Gigi
Pengetahuan Anak Tentang Pada Anak Usia Sekolah Kelas 5-6
Kesehatan Gigi Dengan Perilaku di SDN 01 Jaticempaka. Jakarta:
Perawatan Gigi Pada Anak Usia Jurnal Afiat, Vol II Edisi 01
Sekolah. Depok: Diakses Dari. Universitas Islam Asyafi’iyah.
file:///C:/Users/user/AppData/Local/ Nursalam, (2010). Konsep dan Penerapan
Temp/digital_20311320-S42783- Metodologi Penelitian Ilmu
Hubungan%20tingkat-2 Keperawatan. Jakarta: Selemba
Gayatri, W, R. (2017). Hubungan Tingkat Medika.
Pengetahuan Dengan Perilaku Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian
Pemeliharaan Kesehatn Gigi Anak Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
SDN Kauman 2 Malang. Diakses _______(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
dari: Jakarta: Rineka Cipta.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index. _______(2014). Promosi Kesehatan dan
php/jhealthedu/article/view/22612 Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Cipta.
Keperawatan dan Teknis Analisis _______(2010). Methodologi Penelitian
Data. Jakarta: Salemba Medika Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.
Iswandani, W. (2015). Gambaran Rahmadhani, H. (2017). Pentingnya Menjaga
Pengetahuan Anak Usia 7 Sampai Kesehatan Gigi dan Mulut.
Dengan 12 Tahun Tentang Oral Yogyakarta: Penerbit Buku
Hygiene Berdasarkan Karakteristik Deepublish CV.Budi Utama.
di SDN Jalan Anyar Kota Diakses Dari.
Kementerian Kesehatan RI, (2016). Panduan http://penerbitbukudeepublish.com/p
Pelatihan Kader Kesehatan Gigi entingnya-menjaga-kesehatan-gigi-
dan Mulut di Masyarakat. Depkes dan-mulut/
RI. Jakarta: Diakses Dari. Riyanto, A. (2009). Aplikasi Metodologi
http://pdgi.or.id/wp- Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
content/uploads/2015/04/UKGM Nuha Medika.
Kholid, A. (2015). Promosi Kesehatan Rikesdas, (2018, Maret). Kementerian
Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Kesehatan Badan Penelitian dan
Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada Diakses 05 Juni 2019. dari
http://www.depkes.go.id/resources/d
_______(2012). Promosi Kesehatan Dengan ownload/info-terkini/hasil-riskesdas-
Pendekatan Teori Perilaku, Media, 2018.pdf
dan Aplikasinya Perpustakaan Sariningsih, E. (2012). Merawat Gigi Anak
Nasional: Katalog Dalam Terbitan Sejak Dini. Jakarta: Alex Media
(KDT). Jakarata: Rajawali Pers. Komputindo Kelompok Gramedia
Khotmi, A. (2018). Gigiku Sehat Terawat. Setianingtyas, & Erwana, F. A. (2018). GIGI-
Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. Merawat dan menjaga kesehatan
Maulana, I. (2011). Mencegah Kerusakan gigi dan mulut. Yogyakarta: Rapha
Gigi Pada Anak. Diakses dari. publishing
http://ibarmaulana.blogspot.co.id/20 Sujarweni, V.W. (2014). Metodelogi
11/01/caratips-mencegah-kerusakan- Penelitian Keperawatan. Edisi 1.
gigi-pada.html Yogyakarta: Gava Media.
Susanto, A. (2018). Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta: Sunda Kelapa
Pustaka
Suharyanto. (2018). Profil Anak Indonesia
2018: Jakarta Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA).
Jakarta: Diakses Dari.
https://www.kemenpppa.go.id/lib/up
loads/list/74d38-buku-pai-2018.pdf
Senja, A. (2017). Masalah Kesehatan Pada
Anak Sekolah. Jakarta: Diakses dari.
https://www.slideshare.net/AmaliaS
enja1/masalah-kesehatan-pada-anak-
sekolah
Suaramuslim.net (2018, Januari 12).
Kedudukan Laki-Laki Dan
Perempuan Dalam Islam. Jakarta:
Diakses dari
https://Suaramuslim.net//kedudukan-
laki-laki-dan-perempuan-dalam-
islam/#
Unilever. (2018). Pepsodent Ajak Masyarakat
Waspadai Diabetes dan Kerusakan
Ginjal Dengan Perhatikan
Kasehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta:
Diakses 08 Juni 2019, dari
https://www.unilever.co.id/news/pre
ss-releases/2018/p/epsodent-wohd-
2018.html
Wati, S, N. (2019). 7 Prinsip Utama Untuk
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta: Diakses 28 Agustus 2019,
Dari. https://hellosehat.com/hidup-
sehat/gigi-mulut/tips-menjaga-
kesehatan-gigi-dan-mulut/
Wawan, A. & Dewi, M. (2011). Teori
Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai