Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FISIKA

GLOBAL WARMING ( PEMANASAN GLOBAL)

Bidang Ilmu Fisika

Disusun Oleh :

Aurelia XI MIPA 1 / 4

I
SMAK 6 PENABUR

Jalan Muara Karang Raya Blok Z 3 Selatan


Penjaringan Jakarta Utara
2017

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
Fisika mengenai Global Warming ( Pemanasan Global).

Proses penyusunan makalah ini mengalami banyak hambatan maupun


kesulitan, namun berkat bimbingan, arahan, saran, dan kritik serta kerjasama dari
berbagai pihak, segala macam hambatan dapat teratasi dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna sehingga


penulis perlu mendapatkan pendapat, kritik maupun saran yang membangun dari
pihak lain, khususnya pembaca.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat


khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca dalam rangka
menambah wawasan pengetahuan mengenai global warming.

Jakarta, April 2017


Penulis

III
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL …………………………………………………i

KATA PENGANTAR …………………………………………………ii

DAFTAR ISI …………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………….…………1

1.1 Latar Belakang ………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah .………………………………...........2

1.3 Tujuan ………………………..…….…….....2

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………….3

2.1 Pengertian Pemanasan Global .………………………….3

2.2 Penyebab Pemanasan Global ………………………….3

2.3 Dampak Pemanasan Global …………………………...7

2.4 Upaya Penanggulangan Pemanasan Global ……………..16

BAB 3 PENUTUP ………………………………………………….17

3.1 Kesimpulan ……………………………………………..17

3.2 Saran ……………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….18

IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui , bumi merupakan satu-satunya tempat untuk
hidup bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Di bumi inilah kebutuhan
manusia dan makhluk hidup lainnya dapat terpenuhi. Sumber daya yang ada,
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring
perkembangan zaman , kebutuhan manusia semakin meningkat. Hal inilah yang
mempengaruhi terjadinya global warming atau pemanasan global.

Dalam beberapa tahun terakhir ini masalah yang diakibatkan pemanasan


global semakin meningkat. Kehidupan manusia pun berubah dari masa agrikultur
ke era revolusi industri seperti sekarang ini. Seiring dengan perkembangan
industri , semakin banyak pabrik yang didirikan. Pendirian pabrik ini pun diikuti
dengan penggunaan listrik dan emisi karbon yang sangat tinggi. Karbon adalah
gas rumah kaca yang pada akhirnya menyebabkan pemansan global. Penggunaan
alat eletronik serta penggunaan kendaraan bermotor juga merupakan salah sau
faktor terjadinya pemansan global.

Dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global sangatlah berpengaruh pada


kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemanasan global telah
menyebabkan perubahan iklim yang signifikan di berbagai belahan dunia.
Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang
dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang
mengancam jiwa manusia.
Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai apa itu pemansan global
beserta dampak dan penanggulanganya untuk mengurangi pemansan global.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah,

yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pemanasan global itu ?

2. Apakah penyebab dari pemanasan global ?

3. Apakah dampak dari pemanasan global ?

4. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

pemanasan global?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian

ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memahami tentang pemanasan global.

2. Memahami penyebab dari pemanasan global.

3. Memahami dampak yang diakibatkan dari pemansan global.

4. Memahami upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi


pemanasan global.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming) adalah kenaikan suhu permukaan bumi


yan disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti;
karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan
sulfur heksafluorida di atmosfer yang mengakibatkan bumi terasa lebih panas.

Pemanasan global (global warming) juga dapat diartikan sebagai proses


peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Selama 20 abad ini,
kenaikan suhu diperkirakan mencapai 0,3-0,8°C. Untuk 100 tahun kedepan,
kenaikannya diperkirakan mencapai 4°C. Kenaikan suhu ini dapat merubah iklim
sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca yang dapat menimbulkan
peningkatan dan perubahan curah hujan, angin dan badai, serta terjadinya bencana
alam yang dapat memakan banyak korban jiwa.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-


perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

2.2. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan kegiatan yang dipicu oleh manusia , berikut ini
adalah beberapa penyebab terjadinya pemanasa global :

1. Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.


Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian

3
panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang
ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi
ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.

2. Efek Umpan Balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai


proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada
proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan
lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya
lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun
umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun
karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan

4
memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global
meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan
yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan
atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini
akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari


melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang
berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan
melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila


ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada
zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Penggundulan Hutan

Meningkatnya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu


penyebab pemanasan global saat ini. Penggundulan hutan yang
mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon
bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus
hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang
menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi secara maksimal
karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon
yang ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di
Bumi

4. Polusi dari Pembakaran Bahan Bakar Untuk Trasportasi

5
Polusi yang diakibatkan pembakaran bahan bakar untuk transportasi
sangatlah membahayakan dan merupakan salah satu penyebab terjadinya
efek rumah kaca dikarenakan pembakaran bahan bakar mengeluarkan
atau mengemisikan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi makhluk
hidup termasuk menyebabkan terjadinya pemansan global. Bahan-bahan
kimia tersebut terdiri atas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), belerang oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), timbal (Pb) dan
berbagai bahan kimia lainnya yang membahayakan. Polusi yang
ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar juga dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.

5. Penggunaan Listrik yang Berlebihan

Pada saat ini listrik meupakan salah satu kebutuhan utama yang
diperlukn oleh manusia. Akan tetapi, penggunan listrik secara berlebihan
harus dihindari karena dapat menyebabkan pemanasan global semakin
parah. Penggunaan listrik yang berlebihan seperti penggunaan AC (air
conditioner) tanpa henti dapat menmbuat lingkungan menjadi tercemar.
Akibatnya, hal ini merupakan salah satu faktor penyumbang pemanasan
global terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah
banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam
pemakaian listrik.

6.  Gas Metana Dari Peternakan & Pertanian.

Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang


menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal
dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan
oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus
hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak,
mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke
atmosfer bumi.

6
7. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil

Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari


pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya
pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari
polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat.
Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha
penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi,
masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan ini.

8. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan

Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia
untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap
panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang
meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

2.3 Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus
meningkat ini, akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya
kehidupan di muka bumi. Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi
kestabilan cuaca, populasi satwa, produktivitas hasil pertanian, air laut, bahkan
hingga kondisi sosial politik nantinya.

Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:

1. Hujan Asam

7
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena CO2 di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

Aktivitas Penyebab Hujan Asam :

 Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut.

 Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik,


kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama
amonia).

Gas yang sering menjadi penyebab hujan asam antara lain:

1.CO2 dan CO

Berasal dari hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor,


dll., yang ketika bertemu dengan uap air akan membentuk H2CO3
(asam karbonat) yang termasuk asam lemah.

2.H2S dan SO2,

Berasal dari pembakaran belerang. Umumnya ditemukan di


daerah industri berat, yang ketika bertemu dengan uap air akan
membentuk H2SO4 yang termasuk asam kuat.

3. Nitrogen Oksida (NOx)

Berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil

Hujan asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam
klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan
ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui
tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol),

8
ataupun jatuh bersama angin.

Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan


manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak
bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan
gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam.
Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya
melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup
banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti
dibawah ini.

Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan dari hujan asam antara
lain :

1. Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya


species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan
mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman.
Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75
% dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002).

2. Tumbuhan dan Hewan

Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan


terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar
yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan
air terhambat.

Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau


coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut

Hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam.

9
Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH
tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat
spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim.

3. Kesehatan Manusia

Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan


oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara,
dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel
halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan
penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko
terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami
kontak langsung dengan kulit.

4. Korosi

Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari


beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada
dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada
bangunan tua serta monumen termasuk candi dan patung. Hujan
asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium
karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap.
Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.

5. Bangunan

Deposisi asam baik basah maupun kering dapat merusak


bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda yang terbuat dari
batu, logam atau material lain bila diletakkan di area terbuka untuk
waktu yang lama. Kerusakan akibat korosi ini terbilang mahal
apalagi bila terjadi pada kota-kota bersejarah. Kuil-kuil di Athena,
Yunani dan Taj Mahal di India kini mulai rusak akibat polusi asam.

10
6. Pertanian

Sebagian besar pertanian tidak terkena dampak yang signifikan


dari deposisi asam. Bagian tanah pada lahan pertanian bahkan
mampu untuk menyerap dan menetralisir asam. Akan tetapi, lahan
pertanian pada dataran tinggi dan pegunungan dapat terkena dampak
deposisi asam. Lapisan tanah yang tipis kurang mampu menetralisir
asam. Petani dapat mencegah kerusakan tanaman dari asam dengan
cara menambahkan serpihan batu kapur (limestone) untuk
menetralisir asam atau bila sejumlah besar nutrisi telah hilang karena
deposisi asam, petani dapat menambahkan pupuk yang kaya akan
nutrisi.

Hujan asam dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu :

 Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah

 Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran

 Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran

 Pengendalian Setelah Pembakaran

 Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

2. Iklim Mulai Tidak Stabil

Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan
Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini
berakibat akan mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil.
Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah
yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih
panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari

11
akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering
dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan
yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

3. Peningkatan Permukaan Laut

Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan


menghangat, hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan
tinggi permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di
kutub, terutama sekitar Greenland.

Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada


kehidupan di daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan
permukaan laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya
akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

4. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,

12
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota
atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah.

5. Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai

Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh


bukti yang telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global
secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara
dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin
yang dapat memicu terjadinya badai kuat.

6. Krisis Air Bersih

Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air
bersih merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena
adanya penggundulan hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan
mengganggu siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.

7. Wabah Penyakit

Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam


kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan
bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi
meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit,
kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan
mencakup daerah yang semakin luas.

13
2.4 Upaya Penanggulan Pemanasan Global

Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan
global ini, maka ada baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pemanasan global. Baik secara individu, kelompok
maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan mengatasi
pemanasan global yaitu :

1. Mengurangi Karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara


adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon
dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan
menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat
perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak
area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi
semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya


dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak
untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced
Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah
tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di
mana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat
kembali ke permukaan.

14
2. Berkendara dengan Cerdas
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara
dengan cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir
khusus sepeda yang di tata dengan rapi. Banyak negara maju menggunakan
sepeda untuk berpergian atau berjalan kaki, seperti ke kantor atau ke sekolah.
Selain itu, transportasi massal juga dapat mengurangi pemanasan global
yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki
transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa
meminimalisir kemacetan.

3. Hemat Listrik

Listrik juga menrupakan salah satu faktor dalam menyebabkan kenaikan


suhu panas. Jika demikian sebaiknya kita membiasakan hemat listrik. Seperti
di rumah,ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Seharusnya hal ini dilakukan secara massal, bukan hanya oleh peorangan
saja. Sangat disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang
menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi
masyarakat.
Tapi tidak salah jika kita memulai hal ini dari diri kita sendiri, keluarga,
tetangga dan seterusnya.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah:


a. Pisahkan sampah kertas, plastik, kaleng agar dapat didaur ulang
b. Daur ulang sampah organic
c. Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari
d. Gunakan kipas angin
e.  Beli makanan yang mengandung unsur organic

15
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

16
Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan manusia

itu sendiri. Sebagai manusia kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana

kita hidup. Jika kita tidak sadar akan dampak yang terjadi nanti, maka kehidupan

di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya, telah dilakukan beberapa

penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak turut serta

untuk melakukannya.

3.2. Saran

Seharusnya kita memiliki kesadaran menjaga kelestarian bumi kita agar dapat
mengurangi pemanasan global. Dengan cara yang sederhana pun sebenarnya kita
telah membantu mengurangi pemanasan global. Contohnya mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, mematikan listrik yang tidak digunakan &
menanam pohon. Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang.

Jika kebiasaan ini terus menerus dilakukan maka akan membuat pemanasan
global semakin parah. Tentunya apabila bumi menjadi semakin rusak diakibatkan
oleh pemanasan global, kita sendiri lah yang akan merasakan dampak-dampak
buruk dari hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia bahasa Indonesia. “Pemanasan Global” (Online)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global, diakses pada tanggal 21 April

17
2017.

Nafisah, Hikmatun. “Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya

bagi Ekosistem ” (Online) https://hikmatunnafisah.wordpress.com/kelas-

vii/pengetahuan-faktual-konseptual-dan-prosedural-tentang-ilmu-pengetahuan-

teknologi-seni-budaya-terkait-fenomena-dan-kejadian-tampak-mata/penyebab-

terjadinya-pemanasan-global-dan-dampaknya-bagi-ekosistem/, diakses pada

tanggal 21 April 2017.

Noviana, Mira. “Penggunan Listrik Secara Berlebihan” (Online)

http://miranoviana08.blogspot.co.id/2013/10/penggunaan-listrik-secara-

berlebihan.html, diakses 28 April 2017.

Oktariani, Emmy. “Transportasi Menjadi Sumber Polusi” (Online)

http://ldr30.blogspot.co.id/2012/12/transportasi-menjadi-sumber-polusi.html,

diakses 6 Mei 2017.

Wikipedia bahasa Indonesia. “Hujan Asam ” (Online)

https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam, diakses pada tanggal 6 Mei 2017.

18
19

Anda mungkin juga menyukai