Anda di halaman 1dari 8

Suyitno &Budi Agus Riswandi. Penerapan Klausul Standar Baku...

Penerapan Klausul Standar Baku


dalam Perjanjian Kredit Bank
Suyitno
Budi Agus Riswandi

Abstract

The form ofa standard contractismuch applied in the practice ofa bank credit agreement.
It isaimed atensuring loan credited bya debtor. Thus, this loan isessentially fund belong
ing to customers. Consequentiy, abank, on the one hand, is obliged to pay attention to the
debtor's vestedinterest. Asa result, theaspectof a balance inan agreement is metifthe
debtor's vested interestis included in the agreement.

Pendahuluan

Bank sebagai lembaga keuangan Dari kondisi demikian sangat riskan bagi
mempunyai fungsi intermediari yakni, pihak debitur kepentingan-kepentingan
menghimpun dana sekallgus meriyalurkannya merekatidak diperhatikan oleh pihak bank. Di
kepada pihak-pihak yang memerlukan dana sisi lain bank menerapkan perjanjian baku
tersebut berupa kredit bank mempunyai arti didasarkan pada upaya pengamanan dana
yang sangat strategis dalam mendorong yang' dimiliki bank, yang pada dasarnya
kegiatan bisnis. merupakan dana nasabah. Dari dua pandangan
Kenyataannya bank dalam menjalankan yang berbeda ini ada sebuah pertanyaan yang
fungsi menyaiurkan kredit acapkali mendasar bagaimana menerapkan klausul
mempergunakan perjanjian kredit bank dalam baku dalam perjanjian kredit bank, sehingga
bentuk perjanjian baku (standard contract). kedua kepentingan tersebut dapat diakomodir.
Perjanjian baku blasanya memuat klausul-
klausul yang sifatnya sepihak, dalam hal ini
hanya dari pihak bank saja. Dalam arti kata Prinsip Pemberlan Kredit Perbankan
di Indonesia
debitur tidak terlibat langsung dalam
menentukan substansi atau materi dari Istilah kredit berasal dari faahasa Yunani,
perjanjian itu. Debitur dihadapkan kepada yaitu Credere yang berarti kepercayaan.
apakah ia menerima atau menolak perjanjian Dengan demikian, dasar pemberian kredit
tersebut (takeitor leave it). adalah kepercayaan dan keyakinan bahwa

175
debitur akan melunasi hutangnya sesuai usaha yang produktif, tetapi untuk penggunaan
dengan yang diperjanjikan atau tepat waktu.^ yang bersifat konsumtif, namun mampu
Atas dasar ini, maka hakekat dari pemberian meningkatkan taraf hidup dan memperkuat
kredit adalah pemberian kepercayaan kepada daya bell si peminjam, yang secara tidak
debitur. Pengertian kredit adaiah suatu langsung mendorong pertumbuhan dan
pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada perkembangan sektor rill.^
pihak lain dan prestasiitu tersebutdikembalikan Di dunia perbankan pemberian kredit baru
lagi pada suatu masa tertentu yang akan dapat dilakukan apabila telah memenuhi
datang disertai dengan suatu kontra prestasi prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip ini
berupa bunga.^ sebagaiupaya dari pihak bank agar pemberian
Pasal 1 angka 12 UU No. 7 Tahun 1992 kredit kepada debitur dapat diminimalisasi
tentang Perbankan Jo UU No...^ yang risikonya, sekaligus sebagai alat ukur layak
menyatakan Kredit iaiah penyediaan uangatau tidaknya permohonan kredit dari kreditur
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, dikabulkan. Prinsip yang dimaksudkan meliputi
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan prinsip 5C, 5P, dan 3R,
pinjam meminjam antara bank dengan pihak Penilaian permohonan kredit yang
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk berhubungan dengan' prinsip-prinsip 5C,
melunasi hutangnya setelah jangka waktu meliputi:
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan. a. Cbaracfer(watak)
Kredit dalam art! umum meliputi commer- Seorang debitur yang meminta kredit
c/a//oan dan consumer's loan. Commercialloan akan diteliti characternya, meliputi
merupakan kredit yang diberikan kepada kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat pribadi,
seseorang atau badan usaha, sehingga kredit cara hidup (stile of living), keadaan
ini mampu memperbaiki atau mengembangkan keluarganya (anak dan istri), hobi dan
kinerja (performance} usaha debitur, bahkan kedudukan sosial, Ini merupakan ukuran
jika mungkin dapat menciptakan backward and willingness to pay yaitu kemauan untuk
forward linkage dan seterusnya dapat membayar.5
membawa efek berganda yang bersifat positif Watak yang tertuang di atas, dalam
(multiplier effect). Consumer'sloanmerupakan kenyataannya sangatsulit untuk dianalisis
kredit yang diberikan bukan untuk kegiatan sebab sifatnya sangat abstrak. Terkadang

'Widjanarto. 1998. AspekHukum Pemberian KreditPerbankan. Jakarta: InfoBank. Him. 4.


^Muchdarsah Sinunga. 1983. Dasar-dasardan TeknikManagemen Kredit. Jakarta: BinaAksara. Him. 12.
^Selanjutnya UU No. 7Tahun 1992 tentang Perbankan dalam tulisan ini disebutdengan UU Perbankan
^Moh. Tjoekam. 1999. Perkreditan BisnisintiBankKomersial Konsep Teknik dan Kasus.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Him.10-11.
^Muchdarsah SInungan. 1992, Managemen Dana Bank. Jakarta: BinaAksara. Him. 242.

176 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000:175 - 182


Suyitno &BudiAgus Riswandi. Penerapan Klausul StandarBaku...

debitur dalam memberikan informasi atau usaha, kesungguhan mengelola dan


data-data kepada pihak bank tidak sesuai menguntungkan.'
dengan data riilnya.Untuk mengimbangi c. Capital (modal)
data yang disampaikan oleh debitur, maka Capital adalah modal sendiri yang dimiliki
para, pengelpla kredit (account officer) oleh calon debitur, besar capital ini dapat
harus mempunyai keterampilan psikologi dilihat dari neraca pembukuan, yaitu
praktis untuk dapat mengenaii watak atau berupa himpunan owner quity laba yang
karakter dari calon debiturnya.® Upaya ditahan, cadangan dan Iain-Iain.®
iainnya yang dapat dilakukan biasanya d. Collateral (jaminari)
bank juga dapat mencari sumber Collateral adalah ba.rang jaminan yang
pengetahuan laintentang karakter debitur. diserahkan oleh debitur sebagai jaminan
Sumber itu dapat dicari dari informasi atas kredit yang diterimanya dari bank.®
pesaing, customer, supplier,^ instansi e. Condition ofEconomic (kondisi ekonomi)
terkait, dan lain sebagainya. Condition of Economic yaitu situasi
b. Capacity (kemampuan) dan kondisi ekonomi politik, sosial, budaya
Bank perlu mengetahui kemampuan •yang dapat mempengaruhi keadaan
debitur dalam mengelola usaha, apakah perekonomian atau keuangan pada suatu
nasabah mempunyai pengetahuan yang saatdan dapatmempengaruhi kelancaran
cukup dl bidang usaha tersebut, apakah usaha dari perusahaan/debitur yang
debitur tersebut berpengaiaman dalam menerima kredit.'®
mengelola perusahaan dan sebagainya.
Seperti kemampuan pemimpin perusahaan Bank melakukan penilaian kredit yang
juga diperhatikan oleh bank. Seperti ke berkaitan dengan prinsip-prinsip SP, yaitu
mampuan pemimpin, menguasai bidang meliputi:" -

®Widjanarto. "Kajian Legal dalam Ahalisa dan Proses Kredit Komerslal serta Solus! Hukum Menghadapl
Kredit Bermasalah." Dalam Solusi Hukum dalam Menyelesaikan Kredit Bermasalah. Jakarta: InfoBank
Him. 36.
'Gatot Supramono. 1997. Perbankan dan fflasalah Kredit (Suatu Tinjauan Yuridis). Jakarta:
Djambatan. Him. 2. Bandlngkan dengan pendapatnya Muchdarsyah Sinungan yang menyatakan bahwa Ca
pacity merupakan ukuran ab/Wy to pay yaitu kemampuan membayar. Penelilian kemampuan in! berdasarkan
pengalaman dalam bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, pengalaman blsnlsnya dalam
menyesuaikan diri dengan kondisi perekonomian dan ketentuan pemerintah. Muchdarsyah Sinungan.
Managemen...Loc.Cit,H\m.2AZ.
®Widjanarto. "Kajian Legal...". Loc. Crt.Hlm.39.
'Ibid.
'°lbid.
"Hadlwldjaja dan Rival Wirasasmita. 1991. Anaiisis Kredit (Dilengkapi Telaah Khusus). Jakarta:
PionirJaya. Him. 9.

177
a. Party atau calon debitur peminjam dana Penerapan Klausul Standar Baku dalam
b. Payment merupakan sumber pembayaran Perjanjian Kredit Bank
c. Profitability adalah kemampuan untuk Pengertian perjanjian dalam Pasal 1313
memperoleh laba KUHPerdata dikatakan sebagai suatu
d. Purpose tujuan dalam menggunakan perbuatan yang terjadi antara satuorang atau
kredit lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain.
e. Protection atau perlinduhgan supayatidak Namun demikian, definisi ini oleh para pakar
terjadi hal yang tidak diinginkan di hukum dianggap sifatnya sepihak dan terlalu
kemudian hari. luas.^^ Sehingga dengan alasan ini J. Satrio
Mengusulkan agar bunyi pasal tersebut diubah
Anaiisis terhadap prinsip 3 R, meliputi:^^ menjadi; atau dimana kedua belah pihak sating
a. Return artinya hasii yang akan diperoleh meng/Zfat/can diri.^^
dalam mengucurkan kredit. Selanjutnya untuk sahnya suatu perjanjian
b. Repayment maksudnya pembayaran Pasal 1320KUHPerdata mensyaratkan empat
kemball kredit yang sudah diberikan unsur:

kepada debitur. 1. Sepakat bagi mereka yang mengikatkan


c. Risk bearing ability yaitu kemampuan dirinya;
untuk menanggung resiko dari bisnisnya. 2. Cakap untuk membuat suatu perikatan;
Hal in! berupa asuransi dan jaminan. 3. Suatu hal tertentu; dan ,
Di samping pemenuhan syarat 5C, 5P, dan 4. Suatu sebab {'causaj yang halal.
3R menurut Munir Fuady peluncuran kredit Berdasarkan kepada pengertian perjanjian
oleh suatu bank seharusnya berpegang serta syarat yang harus dipenuhi dalam
kepada prinsip pemberian kredit lainnya yaitu; perjanjian ada dua hal pokok yang dapat
prinsip kepercayaan dan kehati-hatian." dikemukakan. Pertama, pada prinsipnya
dalam hal penentuan isi perjanjian para pihak
mempunyai kebebasan (asas kebebasan
berkontrak) sepanjang tidak ada larangan.^®

mid.
'^Munir Fuady. 1996. Hukum Perkreditan Kotemporer. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti. Him. 21.
"Bunyi selengkapnya dari Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Lihat J. Satrio.
1995. Hukum Perikatan yang Lahir dari Perjanjian Bukul. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti. Him. 27. Lihat
juga Mariam Darus Badrulzaman. 1994. Aneka Hukum Bisnls. Bandung: Alumni. Him. 18.
^®J.Satrio. Hukum Perikatan...Op.Cit. Him. 27.
'®Pasal 1339 KUHPerdata menentukan bahwa perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Artinya perjanjian tidak dapat dibuat sebebas-bebasnya
tetapiada batasannya.

178 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL. 7. DESEMBER 2000: 175 - 182


Suyitno &Budi Agus Riswandi. Penerapan Kfausul StandarBaku...

Kedua, untuk syarat-syarat perjanjian itu sendiri ketentuan ekonomi yang lebih kuat, sedang
sifatnya mengikat bagi para.pihak. salah satu pihak di lain pihak kurang cukup
Khusus beikenaan dengan prinsip kebebasan pengertian tentang kontrak tersebut atau
berkontrak dalam perkembangaannya dapat mungkin juga karena kecerobohan pada pihak
mendatangkan ketidakadilan. Alasannya lain. Dengan pengertian itu la nampaknya
prinsip ini baru dapat dicapai apabila kedudukan mempersamakan standardcontract itu dengan
dan posisi para pihak dalam keadaan adhesie contract, di mana salah satu pihakdi
seimbang. Dengan kondlsi demikian paksa oleh pihak lain.'®
kecenderungan yang terjadi dalam dunia Mariam Darus Badurlzaman
praktik bisnis pembuatan perjanjian tidak mengklasifikasikan standard contract ini ke
didasarkan pada prinsip kebebasan berkontrak dalam dua kelompok. Pertama, Perjanjian
dalam arti sepenuhnya." Kecenderungan yang standar umum, artinya perjanjian yang bentuk
ada salah satu pihak menyodorkan syarat- dan isinya terlah dipersiapkan terlebih dahulu
syarat baku dalam kontrak, kemudian pihak oleh kreditur kemudian disodorkan pada
lain hanya diberi kebebasan untuk menerima debitur. Kedua, perjanjian standar khusus,
atau menolak. Kontak seperti ini disebut artinya perjanjian itu ditetapkan oleh
denganpeijanjian bakuatauperjanjian standar pemerintah secara sepihak dan diberlakukan
atau perjanjian adhesi atau standard contract. bagi para pihak.^°
Perjanjian baku adalah perjanjian yang UU Perbankan tidak menegaskan atau
hampir seluruh klausul-klausulnya sudah mengatur tentang bentuk perjanjian yang,
dibakukan oleh pemakainya dan pihak yang harus dibuat oleh pihak bank^ dengan
lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang nasabahnya. Hal ini merupakan kebebasan
untuk merundingkan atau meminta kedua belah pihak untuk menentukan wujud
perubahan. Selanjutnya dalam perjanjian baku perjanjian kredlt yang dikehendaki. Perjanjian
ini yang dibakukan bukanlah formulimya, tetapi kredit yang dibuat oleh bank-bank dilakukan
klausul-klausulnya.^® Menurut H.J. Sluyteryang dengan dua bentuk atau cara; Pertama,
dikutip H.P. Panggabean pengertian standard perjanjian kredit berupa akta di bawah tangan;
contract merupakan kontrak yang bersifat Kedua, perjanjian kredit berupa akta notaris.
paksaan, bersifat lebih dipaksakan berdasarkan Perjanjian kredit yang dibuat baik dengan akta

• '^Kebebasan berkontrak dalam arti sepenuhnya yang dimaksudkan penulis adalah bahwa sejak'awal
para pihak tidak teriibatlangsung dalam pembuatan kcntr^ tersebut, terutamadalam menentukan materi maupun
is!dari kontrak itu. . >• .
'®Sutan Remy Sjahdeinl.1993. Kebebasan Berkontrak dan Perllndungan yang Seimbang Bag!
ParaPihak dalam Perjanjian Kredit Bank diIndonesia. Jakarta: Institut Bankir Indonesia. Hlm.66.
'®H.P. Panggabean. "Berbagai Masalah Yuridis yang Dihadapi Perbankan mengamankan Pengembalian
Kredit yang DIsalurkan."/Waya/a/i Var/a Perad/Zan No. 80/1992.
^°Marlam Darus Badrulzaman. 1978. Perjanjian Kredit Bank. Bandung: Alumni. HIrri. 19.

179
di bawah-tangan maupun akata notaris, pada negosiasi kredit bank. Setelah perjanjian itu
umumnya dibuat dengan bentuk perjanjian dilaksanakan, bank justru seringkali berada
baku, yaitu pihak bank dan pihak nasabah, pada posisi yang iemah. Berdasarkan pada
menandatangani suatu perjanjian yang fakta ini tegasiah bahwa penerapan kiausui
sebeiumnya^telah dipersiapkan isi atau baku dalam perjanjian kredit bank merupakan
kkausul-klausulnya oleh bank dalam suatu iangkah preventif dari bank untuk
formuiir tercetak. Dalam hal perjanjian kredit mengamankan dana yang disalurkan kepada
bank dibuat dengan akta notaris, maka bank pihak debitur. Seperti diketahui bahwa dana
akan meminta notaris berpodoman kepada yang disalurkan bank pada hakekatnya dana
model perjanjian kredit dari bank yang simpanan nasabah.
bersangkutan. Notaris diminta untuk Penerapan kiausui standar baku semakin
memedomani kiausui-kiausui dari modei reaiistis, tatkaia banksendiridalam pembuatan
perjanjian kredit bank yang bersangkutan.^^ perjanjian bakudidasan pada asas iktikad baik.
Dengan model^ perjanjian baku berarti iktikad baik tidak saja muncul di saat
pihak debitur selaku pihak yang mengajukan peiaksanaan dari perjanjian kredit bank.
permohonan kredit dalam bentuk perjanjian Iktikad baik harus sudah ada sejak hubungan
semacam itu tidak mempunyai position kontraktuai di muiai antara pihak bank dengan
bergaining dalam menetapkan hai-hai yang debitur. Atas dasar ini pihak bank tidak
akan disepakati. Dengan- demikian, semena-mena daiam menentukan kiausui-
penentuan syarat kesepakatan yang ada kiausui standar baku perjanjian kredit bank.
tergantung apakah debitur menyepakati Beberapa contoh nyata kiausui-kiausui
kiausui-kiausui yang dibuat pihak bank atau standar baku yang harus dihindari oleh pihak
tidak. Jikaiau debitur menyepakati, maka hal bank daiam perjanjian kredit bank, agar
ini dianggap telah terjadi kesepakatan antara kepntingan debitur tidak dirugikan
pihak bank dengan debitur. Tetapi, sebaliknya sebagalmana dikemukakan oieh Sutan Remy
apabila debitur tidak menyepakati kiausui- Sahdeini. Kiausui-kiausui itu meliputi:^^
kiausui tersebut, maka secara otomatis tidak
a. Kewenangan bank untuk sewaktu-waktu
terjadi kesepakatan tersebut dan perjanjian
tanpa aiasan apapun dan tanpa pemberi-
tidak terjadi.
tahuan sebeiumnya secara sepihak
• Sepintas selaiu perjanjian kredit bank
menghentlkan izin tarik kredit.
dalam format perjanjian baku terkesan pihak
b. Bank berwenang secara sepihak me
bank mempunyai bergaining poweryang iebih
nentukan harga juai dari barang agunan
kuatketimbang pihak debitur. Praktiknya, pihak
daiam hai penjualan barang agunan
bank hanya mempunyai bergainingpoweryang
karena kredit nasabah debitur macet.
kuat hanya ketika pihak bank melakukan

2'Sutan Remy Sjahdeini. Op.CIt. Him. 182.


"/b/d. Him. 194-244.

180 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000:175 - 182


i * 'r

Suyitno &Budi Agus Riswandi. Penerapan Klausul.Standar Baku...

c.' Kewajiban nasabah debitur untuk tunduk !pihak. debitur sendin. Selain perjanjian kredit
. kepada'Segala petunjuk dan peraturan bank yang sudah dibakukan oleh pihak bank
bank yangtelah ada dan yang masihakan dapat diterima secara wajar. •
ditetapkan kemudian oleh bank.
d. ' keharusari" nasabah, debitur untuk tunduk
Simpulan '
kepada syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuari umum hubungan rekening Dalam praktik perjanjian kredit bank
koran dari bank yang bersangkutan namun ba'nyak rhempergunakan bentuk standard
tanpa' sebelumnya nasabah debitur diberi contract. Hal ini dimaksiidkan untuk
- kesempatah untuk mengetahui dan .merigamankan dana yang disalurkan kepada
' ^memahami syarat-syarat dan ketentuan- debitur., Oleh karena dana tersebut pada
ketentuan umum hubungan rekeneing hakekatnya merupakan dana nasabah juga.
^ • koran tersebut. Namun,.di sisi lain bank mempunyai kewajiban
e. kuasanasabahdebituryangdapatdicabut untuk memperhatikan kepentingan debitur.
kembali kepada bank untuk dapat Sehingga apabila hal ini sud'ah
melakukan segala tindakan yang dipandang diimplementasikan dalam perjanjian kredit
perlu oleh bank. bank, maka aspek keseimbangan dalam
f. Kuasa nasabah debitur kepada bankuntuk sebuah perjanjian dapat dipenuhi. •
mewakili dan meiaksanakan hak-hak
nasabah debiturdalamsetiap rapat umum Daftar Pustaka
' pemegang saham.
g. Pencantuman klausul-klausul eksemsi Badrulzaman, Mariam Darus. 1978.
. yang membebaskan bank dari tuntutan Perjanjian Kredit Bank. Bandung:
Alumni.
ganti kerugian oleh nasabah debitur atas
terjadinya kerugian yang diderita olehnya 1994. Aneka Hukum Bisnis.
~ sebagai akibat tindakan bank. Bandung: Alumni.
h. Pencantuman klausul eksemsi mengenai
Fuady, Munir. 1996. Hukum Perkreditan
tidak adanya hak nasabah debitur untuk
Kotemporer. Bandung: PT.Citra'Aditya
dapat menyatakan keberatan atas
Baktl.
pembebanan bank terhadap rekeningnya.
i. Pembuktian kelalaian nasabah debitur Hadiwidjaja dan Rivai Wirasasrpita. 1991.
secara sepihak oleh pihak bank semata. • Anaiisis Kredit (Diiengkapi Teiaah
j. Penetapan dan perhitungan bunga bank Khusus). Jakarta: PionirJaya.
secara merugikah nasabah debitur. Panggabean, H.P. "Berbagai Masaiah Yuridis
Harapannya dengan diakomodirnya yang Dihadapi Perbankan
kepentingan bank maupun debitur, maka mengamankan Pengembalian Kredit
perjanjian kredit bank yang diformat dalam yang Disalurkan." Majaiah Varia
bentuk standard contract dapat memberikan Peradilan No. 80/1992.
keseimbangan baik bagi pihak bank maupun

181
Satrip, J: 1995. Hukum Perikatanyanglahir Supramono. Gatot. 1997. Perbankan dan
dari Perjanjian Buku I. Bandung: Masalah Kredit (Suatu Tinjauan
PT.Citra Aditya Bakti: Yuridis). Jakarta: Djambatan.
Sinunga, Muchdarsah. 1983. Dasar-dasar Tjoekarn, Moh.. 1999.Perkreditan Bisnis inti
dan Teknik Managemen Kredit. Bank Komersiai Konsep Teknik dan
• Jakarta: BinaAksara. Kasas.Jakarta: Gramedia Pustaka
' Utama.
Sinungan, Muchdarsah. •1992r /lfanage/nef)
. . Dana Bank. Jakarta: Bina Aksara. ^ Vyidjanartp. "Kajian Legal dalam Analisa dan
Proses Kredit Kbmerslal serta Solusi
Sjahdeini, Sutan Remy.-1993. Kebetasan
Berkqntrak dan Perlindungati yang ; . , Hukum-, :Menghadapi - Kredit
Seimbang Bagi Para Pihak datam . ^ Bermasalah." Dalam Solusi Hukum
Perjanjian Kredit Bank di Indonesia. dalam Menyelesaikan Kredit
' -Jakarta: Institut Bahkir Indonesia.- .. Bermasalah. Jakarta: InfpBank.
Widjanarto. 1998.Aspek Hukum Pemberian
Krec//f Perbanfran.'Jakarta: Info Bank.

182 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000:175 - 182

Anda mungkin juga menyukai