Anda di halaman 1dari 7

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penggunaan kartu plastik di Indonesia masih relatif baru yaitu sekitar

tahun delapan puluhan. Dengan dikeluarkannya keputusan menteri keuangan

nomor 1251/KMK.013/1998 tanggal 20 Desember telah mengubah peta

pembayaran kartu kredit semakin luas dan digolongkan sebagai kelompok

usaha jasa pembiayaan. Kartu kredit merupakan kartu yang dapat digunakan

untuk melakukan transaksi keuangan yang cara pelunasan atau

pembayarannya dapat dilakukan secara keseluruhan atau dengan minimum

payment sehingga dikenakan bunga terhadap lamanya waktu pembayaran.

Menyadari hal ini, Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya

berupaya untuk terus memberikan kepuasan kepada nasabahnya dalam

meningkatkan keunggulan yang kompetitif melalui inovasi berkelanjutan

sesuai dengan kebutuhan nasabah pada produk dan jasa. Aplikasi kartu

kredit diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan melakukan co-branding

(kerjasama) dengan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk (yang untuk

selanjutnya bersama-sama disebut bank). Sehingga fasilitas transfer balance

pada kartu kredit BTN tidak berlaku untuk kartu kredit Bank Mandiri.

Dengan melakukan penelitian di Bank Tabungan Negara Cabang

Surabaya, dapat menjawab rumusan masalah yang dibuat antara lain :

112

113

1. Mengetahui persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi calon

carholder yang akan melakukan pembukaan kartu kredit.


2. Mengetahui alur pembukaan kartu kredit.

3. Mengetahui alur penggunaan kartu kredit dalam bertransaksi. 4. Mengetahui jenis dan fasilitas yang
ada pada kartu kredit. 5. Mengetahui manfaat yang didapatkan oleh card holder yang menjadi

nasabah Bank Tabungan Negara cabang Surabaya. 6. Mengetahui biaya yang timbul pada penggunaan
kartu kredit. 7. Mengetahui tata cara pembayaran kartu kredit pada Bank Tabungan

Negara cabang Surabaya. 8. Mengetahui alur penutupan kartu kredit di Bank Tabungan Negara

cabang Surabaya. 9. Mengetahui hambatan yang timbul berkenaan dengan kartu kredit dan

alternatif pemecahan masalah terkait hambatan yang timbul. Secara garis besar meskipun kartu kredit
BTN tergolong baru (tahun

2009) mereka dapat memberikan fitur-fitur menarik yang tidak kalah dengan

kartu kredit bank lain. Bahkan pion reward (prima poin) kartu kredit BTN

dapat ditukarkan dengan cicilan KPR sesuai dengan ketentuan dan syarat

bank. Fitur ini menjadi pembeda kartu kredit BTN dan kartu kredit bank

lain.

114

5.2 Saran

Beberapa hambatan yang timbul terhadap kartu kredit Bank Tabungan

Negara Cabang Surabaya membutuhkan solusi atau alternatif pemecahan

masalah. Berikut adalah saran untuk alternatif lain pemecahan masalah dari

hambatan yang timbul atas transaksi kartu kredit :

1. Untuk meminimalisir adanya card holder yang terlambat membayar

tagihan atas kartu kreditnya, maka bank sebaiknya menghubungi card

holder saat jatuh tempo atau 15 hari setelah tanggal terima billing

statement kepada card holder untuk mengingatkan bahwa adanya

tagihan kartu kredit yang belum dibayar oleh yang bersangkutan.

2. Untuk tagihan kartu kredit yang macet, pihak bank sebaiknya

memperketat prosedur dan proses pada penerbitan kartu kreditnya dan


mungkin juga dapat dilakukan survei terhadap alamat nasabah agar

ketika card holder berada pada golongan yang macet, pihak bank dapat

melakukan penagihan.

3. Untuk card holder yang sering melampaui limit kartu kredit maka pihak

bank sebaiknya menawarkan untuk menaikkan limit kartu kreditnya

selama ketentuan penghasilan card holder masih memenuhi persyaratan.

4. Bank Tabungan Negara belum memiliki mesin EDC sendiri sehingga

card holder yang bertransaksi dengan kartu kredit BTN menggunakan

mesin EDC yang telah tersedia di merchant. Hal ini kurang efektif

karena jika mesin EDC tersebut mengalami trouble maka nasabah tidak

dapat segera mengambil tidakan. Bank BTN sebaiknya memiliki mesin

115

EDC sendiri agar jika terjadi trouble, maka pihak Bank BTN dapat

segera ambil tindakan untuk mengirim tenaga ahli agar alat tersebut

dapat berfungsi kembali.

5. Meski belum memiliki mesin EDC, pihak bank juga melakukan

sosialisasi pengoperasian mesin tersebut kepada pegawai toko selama

satu hari. Namun terkadang kecepatan pemahaman yang berbeda

seharusnya dapat diantisipasi pihak bank dengan memberikan pelatihan

tambahan hingga pegawai toko tersebut mengerti.

6. Untuk mengantisipasi adanya keterlambatan waktu penyerahan kartu

kredit kepada card holder, maka pihak bank sebaiknya melakukan

verifikasi secara menyeluruh dan menghubungi atau konfirmasi kepada

nasabah ketika proses pengiriman sedang berlangsung agar kendala

seperti nasabah yang tidk ada di tempat atau tidak kooperatif dapat
dihindari.

7. Untuk penanganan komplain dari pusat yang lama, selain melakukan

follow up kepada pihak terkait sebaiknya pihak bank menghubungi

nasabah juga secara berkala agar nasabah mendapatkan kepastian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan ini, penulis akan memberikan kesimpulan mengenai bab- bab sebelumnya yang
meliputi isi dari uraian-uraian yang ada serta dari

pengamatan secara umum di Bank BTPN Kantor Cabang Bojonegoro tempat

dimana penulis melakukan penelitian.

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penyusunan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian

hasil keuntungan.

1. Kredit Pensiun adalah fasilitas kredit yang diberikan Bank BTPN Kantor

Cabang Pembantu Bojonegoro kepada debitur yang memenuhi syarat dan

ketentuan dengan status pensiunan yang diberikan oleh pemerintah/BUMN

/BUMD/Swasta. Sedangkan Produk Kredit Pensiun di Bank BTPN Kantor


Cabang Pembantu Bojonegoro dibedakan menjadi dua tipe produk :

a. KPN yaitu Kredit Pensiun regular yang pembayaran gaji pensiunnya melalui

loket Bank BTPN.

79

a. KPP yaitu Kredit Pensiun regular yang pembayaran gaji pensiunnya melalui

Kantor Pos (PT. Pos Indonesia)

2. Prosedur pemberian kredit pensiun pada Bank BTPN Kantor Cabang

Bojonegoro adalah sebagai berikut :

a. Nasabah melengkapi persyaratan dokumen dan cek kelengkapan dokumen.

b. Verifikasi keaslian dan keabsahan dokumen serta informasi kredit.

c. Interview nasabah, input data, simulasi dan checking

d. Approval/persetujuan kredit

e. Pencetakan dokumen kredit

f. Proses pengikatan kredit

g. Pembukuan dan pencairan kredit

h. Penarikan kredit

i. Administrasi dan dokumen kredit

3. Manfaat dari pemberian fasilitas Kredit Pensiun.

a. bagi bank adalah memperoleh pendapatan dari berbagai sumber diantaranya

adalah pendapatan dari angsuran bunga, biaya tata laksana, dan pendapatan

denda atas pelunasan lebih awal.

b. bagi nasabah adalah dapat digunakan sebagai modal usaha produktif, baik

untuk modal atau investasi maupun untuk kebutuhan konsumtif, sesuai

dengan kebutuhan debitur serta kemudahan dalam memperoleh fasilitas

kredit dengan jaminan SKEP yang bukan merupakan benda.


4. Proses perhitungan Kredit Pensiun dihitung menggunakan suku bunga anuitas

dikalikan dengan saldo akhir pinjaman. Pembayaran angsuran pinjaman

80

dilakukan melalui pemotongan uang pensiun bulanan yang diterima oleh

debitur dari masing-masing pengelola dana pensiun.

5. Adapun prosedur penutupan/pelunasan Kredit Pensiun adalah sebagai berikut :

a. Pertama, nasabah mendatangi Customer Service Officer untuk melakukan

registrasi penutupan/pelunasan dini kredit pensiun.

b. Kedua, nasabah mendatangi Credit Acceptance untuk mengetahui saldo

pinjaman terakhir kredit pensiun.

c. Ketiga, Credit Acceptance membuatkan surat keterangan pelunasan dan

kuitansi besarnya sisa kredit yang harus dibayar.

d. Keempat, Credit Acceptance menyerahkan surat/bukti untuk pengambilan

SKEP yang bisa digunakan untuk mengambil SKEP setelah dua puluh hari

kerja proses pelunasan kredit.

e. Kelima, nasabah melakukan pembayaran/pelunasan kredit pensiun melalui

kasir/teller kredit.

6. Kendala yang dihadapi Bank BTPN dalam penyaluran kredit pensiun :

a. Nasabah yang pengambilan gajinya bukan di Bank BTPN tidak rutin

mengambil gajinya selama 3 bulan berturut-turut, dengan alasan

tidak/belum sempat, pindah rumah dan sebagainya..

b. Kurangnya kantor kas pembantu sedangkan geografis wilayah Kabupaten

Bojonegoro sangat luas.

c. Adanya pesaing baru dalam penyaluran Kredit Pensiun kepada para pensiun

di Wilayah Bojonegoro.
81

7. Penyelesaian yang dilakukan oleh pihak Bank BTPN dalam menangani

kendala yang akan dihadapi :

a. Pihak bank mendatangi rumah nasabah untuk memeriksa kebenaran nasabah

dan meminta nasabah melakukan pengambilan gajinya setiap bulan agar

bisa membayar angsuran di Bank BTPN.

b. Mengundang para pensiunan untuk menghadiri sosialisasi mengenai Kredit

Pensiun dan program-program kesejahteraan yang mendukungnya

c. Dengan adanya pesaing baru di dunia Kredit Pensiun maka bank BTPN

memberikan bunga yang ringan dan nasabah dibebaskan dari biaya

administrasi dalam proses pengurusannya.

Anda mungkin juga menyukai