Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPM : 191FF01022
Kelas : D3 2 FA 1
Matkul : Prk TFSLS
SUSPENSI ANTASIDA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui prosespembuatan sediaan suspensi dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dan
mengetahui teknik evaluasi sediaan suspensi.
2. Mampu membuat sediaan suspensi seperti yang beredar dipasaran.
II. REGULASI
1. Golongan Obat
Menurut FI Edisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan
obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan
pembawa.
Zat aktif yang digunakan kali ini adalah alumunium hidroksida dan
magnesium hidroksida. Antasida merupakan golongan obat bebas. Obat bebas
yaitu obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter tetapi tetap harus diminum
sesuai dosis yang dianjurkan.
2. Aturan Penandaan Golongan Obat
B. Zat Tambahan
1. Carboxy Metyl Cellulosium Natrium (CMC-Na) (FI III hal-401)
Pemerian : Warna : Putih sampai krem , Rasa : Hampir tidak
berasa, Bau Hampir tidak berbau, Bentuk : Serbuk
atau granul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloid; Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam
pelarut organik.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Pensuspensi
2. Gliserin (FI III hal-271)
Pemerian : Cairan seperti sirop ; jernih,tidak bebau ; manis diikuti
rasa hangat,hidroskopik,jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa
hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 20o.
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) p ;
praktis tidak larut dalam kloroform p dalam eter p dan
dalam minyak lemak.
Keasaman – kebasaan : Larutan 10% b/v bereaksi netral terhadap larutan
lakmus p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
3. Sukrosa (FI IV hal-762).
Rumus Molekul : C11H22O11
Berat Molekul : 342,30.
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur
atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih;
tidak berbau, rasa manis, stabil di udara.
Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah
larut dalam air medidih; sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.
Titik Leleh : 1600 C – 1680 C
Konsentrasi : 67 % w/w.
OTT : Serbuk sukrosa mungkin saja terkontaminasi
dengan logam berat yang dapat menjadi
inkompatibel dengan bahan penolong seperti
asam askorbat. Sukrosa juga mungkin saja
terkontaminasi sulfit yang pada konsentrasi
sulfit tinggi menyebabkan perubahan warna saat
penyalutan tablet.
Stabilitas : Sukrosa mempunyai stabilitas yang bagus pada
temperatur ruangan dan kelembaban sedang,
dapat menyerap 1% bau yang dilepaskan ketika
dipanaskan pada suhu 900 C. Membentuk
karamel ketika dipanaskan diatas 1600 C . Bisa
disterilkan dengan autoklaf atau penyaringan.
Pada suhu 1100 C – 1450 C dapat mengalami
inversi menjadi dekstrosa dan fruktosa. Inversi
dipercepat pada suhu diatas 1300 C dan dengan
adanya asam.
Bj : 1,2865 – 1,3471.
Khasiat : Pemanis dan pengental.
4. Na Siklamat (FI III hal-407)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
agak manis walaupun dalam larutan encer.
Kelarutan : larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian etanol 95%
dan dalam 25 bagian propolenglikol, praktis tidak larut
dalam kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan
5. Na Sitrat (FI III hal-406)
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antikoagulan dan Pendapat
6. Asam Sitrat
Nama Resmi : Acidum Citricum
Nama Lain : Asam Sitrat
Rumus Molekul : C6H8O. 7H2O
Berat Molekul : 210,14
Pemerian : Hablur tak berwarna atau serbuk putih, rasa asam
kuat, agak higroskopis merapuh dalam udara kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5
bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
7. Nipagin (FI Edisi III hal 378)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,putih;
tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam
karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Pengawet
8. Nipasol (F.I Ed. IV hal -713)
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol, dan dalam eter; sukar larut dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Pengawet
V. SPESIALIT OBAT
A. PATEN
- Polysilane (ISO Vol 49 hal-426)
- Gastrucid (ISO Vol 49 hal-417)
- Tomaag (ISO Vol 49 hal-430)
B. GENERIK
- Antasida Doen (ISO Vol 49 hal-413)
2. BAHAN :
- Alumunium Hidroksida
- Magnesium Hidroksida
- Sukrosa
- Na siklamat
- As sitrat
- Na sitrat
- Gliserin
- Nipagin
- Nipasol
- Na CMC
- Pewarna
- Perasa
- Aquadest
Mengembangkan Na CMC dalam 20x nya bagian air yang telah dipanaskan, kemudian
basahi Na CMC dengan air tersebut. tunggu hingga mengembang, gerus ad terbentuk
mucilago.
Masukan Al(OH)3 dan Mg(OH)3 ke dalam mortir digerus ad homogen,
tambahkan air panas. Lalu masukan ke dalam campuran mucilago CMC.
Masukan gliserin, nipagin dan nipasol kedalam erlenmeyer dengan air secukupnya
yang telah dipanaskan lalu aduk ad homogen. (M2)
Masukan semua bahan yang telah dilarutkan kedalam mortir yang telah berisi mucilago
CMC, Al hidroksida dan Mg hidroksida lalu aduk ad homogen.
2. Pemeriksaan pH
Larutan sirup yang telah jadi dari masimg masing formula di tuangkan
kedalam gelas piala 20 mL, dan selanjutnya diukur pH dengan mrnggunakan
pH meter.
3. Pemeriksaan BJ
- Ditimbang piknometer kosong (Wpikno)
- Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh kemudian ditimbang
(Wpikno ¬+ air )
- Dihitung selisih antara Wpikno+air dan Wpikno didapat Wair.
- Selanjutnya Wair dibagi oleh massa jenis air sehingga didapat volume air
Vair
- Larutan sirup dari masing - masing formula dimasukkan ke dalam
piknometer kosong, kemudian ditimbang (Wpikno + sirup)
- Dihitung selisih antara Wpikno + sirup dan Wpikno didapat Wsirup
- Selanjutnya Wsirup dibagi oleh Wair sehingga diperoleh massa jenis sirup
- Massa jenis sirup selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga
diperoleh berat jenis sirup.
4. Pemeriksaan Viskositas
- Siapkan alat viskometer ostwald
- Masukkan 10mL sediaan larutan sirup kedalam viskometer ostwald
- Pipet larutan sirup sampai tanda batas atas
- Lepas filler dan catat waktu yang dibutuhkan larutan
- Visko = Bj x t
5. Pemeriksaan Kadar
- Larutan Uji Sampel
- Pipet larutan suspensi 20 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan 30 ml Hcl 4N dan 20 ml Aquadest secara perlahan lahan,
hangatkan saring ke dalam labu takar 250 ml
- Bila gelas kimia dengan HCL 4N 20 ml dan tambahkan 40 ml aquadest,
panaskan kemudian saring.
- Encerkan dengan aquadest hingga tanda batas.
- Kadar Al(OH)3
- Pipet 10 ml larutan uji ke dalam erlenmeyer 250 ml.
- Tambahkan 20 ml aquadest , 25 ml EDTA 0,05 M, dan buffer Ammonium
Asetat, panaskan hingga mendidih tunggu 5 menit, dinginkan.
- Tambahkan 50 ml etanol 95% dan 2 ml ditizol
- Titrasi dengan ZnSO4 0,05 N sampai warna merah muda.
- Lakukan titrasi blanko
- 1 ml EDTA setara dengan 3,9 mg Al(OH)3
M 3,9 Wr 250
% Al(OH)3 = ( Vblanko-Vsampel ) x x x x
0,05 dosis Ws 10
x 100%
100 x V x N x K x Br
% Mg(OH)2 = x 100 %
10 x 0,05 x Bi x Bp
XIII. RANCANGAN KEMASAN
A. KEMASAN PRIMER
Indikasi :
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung,
gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari
Malanta®
Alumunium Hidroksida
Kontra Indikasi : Magnesium Hidoksida
Disfungsi ginjal berat
Komposisi :
Penyimpanan : Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg.
simpan di tempat kering pada suhu di bawah 30 o C
Dosis :
Reg. No : DBL2000400233B1 • Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok suspensi;
No. Batch : A 003002 • Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1
Exp. Date : November 2022 sesendok suspensi
Tgl. Prod : November 2020
HET : Rp. 20.000 KOCOK DAHULU KETERAGAN LENGKAP LIHAT DI BROSUR
Netto 60Ml
B. KEMASAN SEKUNDER
Alumunium Hidroksida
Magnesium Hidoksida
Suspensi
Malanta®
Komposisi : COMPOSITION :
Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg. Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg.
Indikasi :
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung,
Malanta® Indications:
Reduces symptoms of excess stomach acid,
Malanta®
gastritis, tukak lambung, tukak usus dua gastritis, gastric ulcer, duodenal ulcer
belas jari Alumunium Hidroksida Alumunium Hidroxide
Magnesium Hidoksida Dosage: Magnesium Hidroxide
Dosis : • Adults: 3-4 times a day 1-2 tablespoons of
• Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok Mengurangi keasaman suspension;
suspensi; • Children 6-12 years: 3-4 times daily 1/2-1 Reduces excess stomach
• Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1
lambung yang berlebih dan
spoonful of suspension acidity and a feeling of
sesendok suspensi rasa kembung
bloating
Counter Indication:
Kontra Indikasi : Severe renal dysfunction
Disfungsi ginjal berat
Attention:
Perhatian : This drug may interact with other drugs,
Obat ini mungkin dapat berinteraksi dengan therefore give pause if you are going to take
obat lain oleh karena itu beri jeda apabila other drugs, do not use it for a long time,
akan mengkonsumsi obat lain, jangan use caution in people with kidney disorders.
digunakan dalam jangka waktu yang lama,
hati-hati penggunaan pada penderita STORAGE :
gangguan ginjal Store in dry place, at temperature under
30°C
Penyimpanan :
simpan di tempat kering pada suhu di FULL INFORMATION SEE IN
bawah 30o C BROCHURE
Netto 60 ml Netto 60 ml
KETERAGAN LENGKAP LIHAT DI BROSUR
PT. Marta Farma PT. Marta Farma
KOCOK DAHULU Sumedang - Indonesia Sumedang - Indonesia
Reg. No : DBL2000400233B1
No. Batch : A 003002
Exp. Date : November 2022
Tgl. Prod : November 2020
HET : Rp. 20.000
C. LEAFLET
Malanta® Malanta®
Alumunium Hidroksida Alumunium Hidroksida
Magnesium Hidoksida Magnesium Hidoksida
Komposisi : Composition:
Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg. Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200 mg.
Indikasi : Indication:
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, gastritis, tukak Reduces symptoms of excess stomach acid, gastritis, gastric
lambung, tukak usus dua belas jari. ulcer, duodenal ulcer.
Dosis : Dosage:
• Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok suspensi; • Adults: 3-4 times a day 1-2 spoons of suspension;
• Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1 sesendok suspensi • Children 6-12 years: 3-4 times daily 1/2-1 spoonful of
Atau sesuai anjuran dokter. suspension
Or as recommended by the doctor.
Kontra Indikasi :
Disfungsi ginjal berat Counter Indication:
Severe renal dysfunction
Farmakologi :
Antasida secara langsung akan menetralkan keasaman, Pharmacology:
meningkatkan pH, atau secara reversibel mengurangi atau Antacids directly neutralize acidity, raise pH, or reversibly reduce
menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi or block the secretion of gastric acid by cells to reduce acidity in
keasaman di lambung. the stomach.
XIV. PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI ed III hal 32).
Pembuatan suspensi ini bertujuan untuk memudahkan dalam mengkonsumsi obat
khususnya untuk anak-anak karena rasanya yang manis dan pemberiannya yang
lebih mudah, selain itu baik digunakan untuk yang sulit mengkonsumsi tablet, pil
dan kapsul.
Zat yang digunakan adalah antasida yang mengandung 2 bahan yaitu aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida sebagai zat aktifnya. Antasida berhasiat
untuk mengurangi gejala-gejala peningkatan asam lambung.
Pada pembuatan suspensi kali ini, yang dilakukan pertama kali adalah
mengembangkan CMC hingga terbentuk mucilago. CMC berfungsi sebagai
suspending agent. Fungsi dari suspending agent ini adalah untuk meningkatkan
viskositas. Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi gerakan
turunnya partikel yang terdapat di dalamnya.
Tahap kedua dalam pembuatan suspensi adalah menambahkan aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida kedalam mucilago. antasida yang terdiri
dari kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih karena
menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja yang panjang. Tahap kedua ini
dilakukan hingga homogen.
Tahap ketiga adalah penambahan sukrosa dan Na.siklamat ke dalam beker gelas
dengan ditambahkan air panas secukupnya. Air panas ini berfungsi untuk
mempercepat proses melarutnya sukrosa dan Na.siklamat. fungsi dari sukrosa dan
Na.siklamat dalam proses pembuatan suspensi adalah sebagai pemanis. jumlah
sukrosa yang ditambahkan lebih besar daripada Na.siklamat karena sukrosa
merupakan pemanis alami. Sedangkan Na.siklamat adalah pemanis buatan yang
artinya manisnya 30 -50 kali lebih manis daripada sukrosa. alasan digunakan atau
ditambahkan zat pemanis ini agar menghilangkan rasa pahit dari sediaan.
Dalam beaker gelas yang berbeda, masukkan asam sitrat dan natrium sitrat
kemudian tambahkan air dan diaduk hingga homogen. fungsi dari asam sitrat itu
adalah sebagai penghilang bau logam dengan adanya rasa asam yang dimiliki oleh
asam sitrat. Selain itu, asam sitrat dan natrium sitrat berfungsi sebagai dapar.
Tahap selanjutnya masukkan gliserin ke dalam beker glass. kemudian
ditambahkan nipagin dan nipasol ke dalam beaker glass dan diaduk hingga
homogen. Nipagin dan nipasol berfungsi sebagai pengawet. Nipagin berfungsi
sebagai antibakteri sedangkan nipasol berfungsi sebagai anti jamur.
Setelah pencampuran tiap zat pada masing-masing beaker glass dianggap
homogen, maka masukkan semua zat ke dalam beaker glass yang berisi pemanis
( yang terdiri dari sukrosa dan Na.siklamat). Dilakukan pengadukan di atas tungku
agar zat-zat tersebut cepat larutnya, setelah dianggap larut maka dilakukan
pengadukan dengan homogenizer agar sediaan yang dibuat benar-benar homogen.
Tahap terakhir pembuatan suspensi sebelum dimasukkan ke dalam botol 60 ml
adalah penambahan pewarna dan pengaroma secukupnya hingga tercium
aromanya. pewarna dan pengaroma ini merupakan zat tambahan agar sediaan
suspensi yang dibuat menjadi lebih menarik dan juga bau logam dari aluminium
dan magnesium tertutupi oleh pengaroma. Tidak lupa juga ditambahkan aquades
sebanyak 300 ml karena sediaan yang dibuat sebanyak 5 botol dengan ukuran
masing-masing botol 60 ml.
Ciri dari suspensi yang baik adalah yang membutuhkan waktu lama untuk
mengendap tetapi mudah terdispersi kembali. Dengan kata lain, suspensi yang
baik itu gabungan dari flokulasi dan deflokulasi.
XV. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Suspensi merupakan sediaaan
yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa. Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi
dan metode presitipasi yang keduanya membutuhkan suspending agent dalam
prosesnya, baik suspending agent yang berasal dari alam maupun sintetik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah ukura partikel, tolak
menolak antar partikel karena adanya muatan listrik, sedikit banyaknya bergerak
partikel (viskositas), kadar partikel terdispersi.
XVI. DAFTAR PUSTAKA
1. Anief , Moh.1994. Farmasetika. UGM.Yogyakarta.
2. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
3. Dirjen POM. 1978. Formularium Nasional Edisi II. Depkes RI : Jakarta