Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa:Fellika Intan Putri Tanggal Pemeriksaan :

NPM: 12519388 Nama Asisten :


Kelas : 1PA03 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Keseimbangan
Nama Percobaan : Cara Kerja Kedudukan Kepala dan Mata
Normal
Nama Subjek Percobaan : Farhana Mahdy
Tempat Percobaan : Rumah,Beji,Depok.
a. Tujuan Percobaan : Untuk memahami bahwa cairan endolymph
dan perilymph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak akan menyebabkan
keseimbangan seseorang terganggu;
memahami bahwa keseimbangan yang
terganggu mudah dikembalikan seperti
sediakala; malihat adanya nystagmus.
b. Dasar teori : Telinga merupakan salah satu pancaindra
yang berfungsi sebagai alat pendengaran
dan keseimbangan yang letaknya berada di
lateral kepala. Masing-masing telinga
terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam (Wibowo dan
Paryana, 2009).
Telinga luar terdiri dari daun telinga
(pinna),saluran tengah (canalis auditorius
externus) dan pada ujung terdapat gendang
telinga (membrane timpani) (Pearce,Evelyn
C, 2006).
Telinga dalam (labirin rumah siput) terdiri
dari dua bagian,satu berada di dalam yang
lainnya. Labirin tulang adalah serangkaian
saluran di dalam bagian petrosa tulang
temporalis. Di dalam saluran-saluran ini
terdapat labirin membranosa yang
dikelilingi oleh cairan yang disebut
perilymph. Struktur membranosa ini kurang
lebih mirip dengan bentuk saluran tulang.
Saluran tulang terisi oleh cairan yang
disebut endolymph dan tidek terdapat
hubungan di antara ruang-ruang yang terisi
oleh endolymph dengan yang terisi oleh
perilymph. Pada bagian koklea labirin
merupakan saluran melingkar yang ada
pada manusia panjangnya 35mm dan

3
membentuk 2 kali putaran . Di sepanjang
4
struktur ini terdapat membrane basiliaris
dan membrane reissner yang membaginya
menjadi tiga ruang (skala). Skala vestibuli
di bagian atas dan skala timpani di bagian
bawah mengandung perilymph dan
berhubungan satu sama lain di apeks koklea
melalui lubang kecil yang disebut
helicotrema. Di dasar kokles skala vestibuli
berakhir di fanestra ovalis,yang tertutup
oleh lempeng kaki stapes. Skala timpani
berakhir di fenestrarotondum. Yakni
foramen di dinding medial telinga tengah
yang tertutup oleh membrane timpani
sekunder yang lentur. Skala media dan
ruang koklea tengah bersambung dengan
labirin membranosa serta tidak
berhubungan dengan dua skala lainnya
(Pearce, 1999).

c. Alat yang Digunakan : Tidak menggunakan alat percobaan


d. Jalannya Percobaan : 1.1. Subjek diminta jalan dengan mengikuti
garis lurus di lantai dengan mengguna-
kan pandangan mata yang lurus ke
depan. (3,5m)
1.2. Membalikkan badan dengan meng-
hentakkan kepala ke kanan dan ke kiri
dengan gerakan menyentak.(dua kali
percobaan)
1.3. Meminta kepada partner yang dipilih
untuk memperhatikan gerakan yang
dilakukan dan memberikan tanggapan
tentang perbedaan percobaan pertama
dan percobaan kedua.
1.4. Membuat laporan percobaan.

e. Hasil Percobaan : 1.1. Pada saat kita berjalan lurus arah mata

juga lurus kedepan mengikuti garis

lantai.

1.2. Saat kita mengubah gerakan dengan

cepat yaitu dengan mencondongkan

kepala arah kiri dan kanan penglihatan

kita juga ikut melihat kearah tersebut.


Kesimpulan : Pada saat kita mencondongkan kepala

ke arah kiri dan kanan menyebabkan

keseimbangan penglihatan mata kita

berubah mengikuti arah kepala. Hal

ini dikarenakan saluran tulang terisi oleh

cairan yang disebut endolymph . Sehingga

menyebabkan terganggunya
keseimbangan.

Daftar Pustaka : Wibowo, D dan Paryana, W, (2009),

Anatomi Tubuh Manusia, Yogyakarta:

PT. Graha Ilmu.

Pearce, C,Evelyn, (2009), Anatomi dan

Fisiologis Untuk Para Medis, Jakarta :

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Pearce, C, Evelyn,(1999), Anatomi dan

Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai