Anda di halaman 1dari 22

BUILDING INFORMATION SYSTEM

AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN

Tugas Makalah
Sistem Informasi Manajemen

Oleh :

Mutmainnah 2001203010013
Jasella Sakwi Yanti 2001203010015
Erlindawati 2001203010028

PROGRAM STUDI MEGISTER AKUNNTANSI FAKULTAS

EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH – DARUSSALAM

2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN ORGANISASI YANG TERENCANA

2.1.1. Pembangunan Sistem Dan Perubahan Organisasi ................ 4

2.1.2. Mendesain Ulang Proses Bisnis .......................................... 6

2.1.3. Alat Untuk Manajemen Proses Bisnis ................................ 7

2.1.4. Pemodelan dan Perancangan Sistem: Metedologi Struktur dan


Obyek-Oriented ................................................................. 7

2.2. TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM ........................ 7

2.2.1. Analisa Sistem .................................................................... 7

2.2.2. Desain Sistem ..................................................................... 8

2.2.3. Melengkapi Proses Pembangunan Sistem........................... 8

2.3.4. Alat Untuk Manajemen Proses Bisnis ................................ 10

2.3 PENDEKATAN ALTERNATIF SISTEM-BANGUNAN ............... 11

2.3.1. Siklus Hidup Sistem Tradisional ......................................... 11

2.3.2. Prototiping.......................................................................... 11

2.3.3. Pengembangan Pengguna Akhir ........................................ 12

2.3.4. Aplikasi Perangkat Lunak Dan Outsourcing ....................... 13

2.4 PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

2.4.1. Pengembangan Aplikasi Rapid ........................................... 14

2.4.2. Pembangunan Berbasis Komponen Dan Layanan Web ....... 14

i
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16

3.2 Saran... .......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ...................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Informasi mempunyai peran yang sangat penting dalam hal pengambilan
suatu keputusan. Akan tetapi, tidak setiap data dalam informasi tersebut dapat
digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
rancangan sistem informasi agar validitas serta pengelolaan data dapat dilakukan
dengan baik. Sistem informasi didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
dibutuhkan. Sedangkan sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang
mengumpulkan dan menginformasikan data keuangan dari setiap transaksi
keuangan.
Sebuah system informasi dibentuk sebagai solusi bagi perusahaan untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Pengembangan system adalah
kegiatan yang menghasilkan solusi terstruktur dengan aktivitas – aktivitas
berbeda. Aktivitas tersebut terdiri dari analisis system, peracangan sistem,
pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan. Analisis
system adalah analisis yang diselesaikan oleh perusahaan menggunakan system
informasi. Pada tahap ini terdiri dari pendefinisian masalah, identifikasi penyebab
solusi dan identifikasi kebaruhan informasi yang harus dipenuhi system
pemecahan masalah. Setelah menganilisis system, maka perencanaan system akan
mengambarkan apa yang harus dilakukan oleh system untuk memenuhi
systemnya. Spesifikasi dalam system yang telah dirancang lalu diterjemahkan
kedalam software kode program dan selanjutnya di konversi dari system lama
menjadi baru dan ditinjau oleh pengguna dan spesialis teknik dalam Building

1
information system untuk menentukan atau memutuskan apakah system perlu
direvisi atau di modifikasi.
Building information system (mengembangkan system informasi) dalam
perusahaan mengalami bentuk perubahan yang disebabkan oleh teknologi
informasi terdiri dari : Otomatisasi yang merupakan bentuk paling umum dari
perubahan teknologi informasi, dimana penerapan pertama untuk membantu para
karyawan melakukan tugas-tugas mereka secara lebih efisien dan efektif ,
Rasionalisasi Perubahan yang lebih mendalam dan langsung mengikuti proses
otomatisasi. Ketika terjadi penyempitan dalam rangkaian produksi karena proses
otomatisasi, maka imbasnya rangkaian prosedur yang terstruktur sebelumnya
menjadi sangat menyulitkan. Business process redesign atau Perancangan ulang
susunan proses bisnis / Merekayasa ulang proses bisnis Langkahnya : proses-
proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan dirancang ulang.
Salah satu perusahaan yang melakukan perancangan ulang susunan
proses bisnis adalah PT. Zenith Material Solution, belum terintegrasinya data
transaksi perusahaan dengan penjurnalan, maka perusahaan merancang suatu
sistem informasi akuntansi yang didalamnya terdapat integrasi antara data
transaksi perusahaan dengan penjurnalan. Sistem informasi akuntansi ini
menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dibantu dengan framework Laravel
versi 5.8. Perancangan sistem dilakukan menggunakan metode waterfall.
Pengujian fungsi fitur pada sistem informasi akuntansi ini menggunakan metode
black-box dengan hasil yaitu fitur-fitur pada sistem dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan fungsinya, hasil ujicoba aplikasi tersebut telah mampu untuk
mengintegrasikan antara data transaksi dengan penjurnalan yang dibuktikan
dengan input data transaksi yang secara otomatis menambahkan ayat jurnal pada
halaman jurnal umum dan jurnal transaksi dan memperoleh hasil kepuasan
responden utama dengan indeks persentase kepuasan sebesar 93,53 % yang berarti
aplikasi ZAIS sangat disetujui oleh responden utama untuk digunakan dan
dipublikasikan.
Hal yang sama juga dilakukan pada Koperasi Syariah Politeknik LPKIA
Bandung, merancang sistem Informasi Akuntansi berbasis web untuk menangani
2
transaksi simpanan wajib, simpanan mudharabah dan pinjaman qardhul hasan
serta memproses seluruh data transaksi-transaksi tersebut ke dalam buku
simpanan mudharabah, buku pinjaman qardhul hasan serta laporan simpanan
mudharabah dan pinjaman qardhul hasan secara cepat dengan menggunakan
metode pengerjaan System Development Life Cycle (SDLC) sistem ini adalah
untuk membantu dalam meningkatkan kinerja manajerial pengelola koperasi pada
unit usaha simpan pinjam sehingga lebih fleksibel dan dapat memajukan usaha
koperasi tersebut. Building information system juga dilakukan pada Klinik Dokter
Ananda Depok, menggunakan pemodelan Unified Modeling Language (UML)
untuk menggambarkan arsitektur dan desainnya. Sistem informasi yang dibuat ini
dapat membantu Klinik Dokter Ananda dalam pengelolaan data dan pembuatan
laporan pendapatan jasa sehingga dapat meningkat pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Dengan adanya suatu sistem informasi terintegrasi diharapkan
pengelolaan data dapat dilakukan dengan efisien, efektif, cepat dan akurat.

1.2. Rumusan masalah


2. Bagaimana penerapan Building information system pada perusahaan?

3. Bagaimana Building information system dapat membantu perusahaan


dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan?

4. Bagaimana hasil ujicoba Building information system terhadap kepuasan


responden pada perusahaan?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Building information system
pada perusahaan.
2. Untuk mengetahui Building information system dalam membantu
perusahaan menyelesaikan masalah pada perusahaan.
3. Untuk mengetahui hasil ujicoba Building information system terhadap
kepuasan responden pada perusahaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN ORGANISASI YANG TERENCANA


Membangun sistem informasi (Building Information System) merupakan
salah satu bentuk perubahan organisasi yang terencana. Pengenalan sistem
informasi yang baru melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak dan juga
mencakup perubahan dalam pekerjaan, keterampilan, manajemen, dan organisasi.
Saat merancang sistem informasi baru, kita mendesain ulang organisasi.
Pembangun sistem harus memahami bagaimana sistem akan mempengaruhi
proses bisnis dan organisasi secara keseluruhan.

2.1.1. Pembangunan Sistem Dan Perubahan Organisasi


Teknologi informasi dapat mempromosikan berbagai tingkat perubahan
organisasi, mulai dari yang jangkauan yang dekat hingga mencapai jangkauan
yang jauh.

4
Gambar 13-1 menunjukkan empat jenis perubahan organisasi struktural
yang dimungkinkan oleh teknologi informasi:
(1) otomasi,
(2) rasionalisasi,
(3) perancangan ulang proses bisnis, dan
(4) pergeseran paradigma.
Perubahan organisasi struktural ini masing-masing membawa risiko
dan ganjaran yang berbeda. Bentuk perubahan organisasi TI yang paling
umum adalah otomasi. Penerapan teknologi informasi pertama melibatkan
membantu karyawan dalam menjalankan tugasnya secara lebih efisien dan
efektif. Bentuk perubahan organisasi yang lebih dalam – yang mengikuti
dengan cepat dari otomasi adalah rasionalisasi prosedur. Otomatisasi sering
mengungkapkan permasalahan baru dalam produksi dan membuat pengaturan
prosedur serta struktur yang ada sangat tidak praktis.
Rasionalisasi prosedur sering ditemukan dalam program untuk
membuat serangkaian peningkatan kualitas produk, layanan, dan operasi,
seperti Total quality management (TQM) dan six sigma. Total quality
management (TQM) membuat pencapaian kualitas menjadi tujuan itu sendiri
dan tanggung jawab semua orang dan fungsi dalam suatu organisasi. Six
sigma adalah ukuran kualitas yang spesifik, mewakili 3,4 kekurangan per juta
peluang. Sebagian besar perusahaan tidak dapat mencapai tingkat kualitas
yang signifikanu, namun menggunakan six sigma sebagai tujuan untuk
mendorong peningkatan program peningkatan kualitas.
Jenis perubahan organisasi yang lebih kuat adalah perancangan ulang
proses bisnis, di mana proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan didesain
ulang. Schneider menciptakan bisnis baru yang mengelola logistik untuk
perusahaan lain. Bentuk perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut
pergeseran paradigma. Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran ulang
tentang sifat bisnis dan sifat organisasi.

5
2.1.2. Mendesain Ulang Proses Bisnis
Pada saat ini banyak perusahaan bisnis mencoba menggunakan
teknologi informasi untuk memperbaiki proses bisnis mereka. Beberapa dari
sistem ini memerlukan perubahan proses tambahan, namun ada juga yang
memerlukan desain ulang proses bisnis yang jauh lebih baik. Untuk
mengatasi perubahan ini, organisasi beralih ke manajemen proses bisnis.
Manajemen proses bisnis menyediakan berbagai alat dan metodologi untuk
menganalisa proses yang ada, merancang proses baru, dan mengoptimalkan
proses tersebut.
Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis melakukan
langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi proses untuk perubahan: Salah satu keputusan strategis
terpenting yang dapat dibuat oleh perusahaan tidak menentukan
bagaimana menggunakan komputer untuk memperbaiki proses bisnis,
namun memahami proses bisnis apa yang perlu ditingkatkan.
2. Mengidentifikasi proses yang ada: Proses bisnis yang ada harus
dimodelkan dan didokumentasikan, mencatat masukan, keluaran, sumber
daya, dan urutan aktivitas. Tim perancang proses mengidentifikasi
langkah-langkah berlebihan, tugas padat kertas, kemacetan, dan
inefisiensi lainnya.
3. Design proses baru: Setelah proses yang ada dipetakan dan diukur dari
segi waktu dan biaya, tim perancang proses akan mencoba memperbaiki
prosesnya dengan merancang yang baru. Proses “to-be” yang baru
disederhanakan akan didokumentasikan dan dimodelkan untuk
perbandingan dengan proses lama.
4. Masukkan proses baru: Begitu proses baru telah dimodelkan dan dianalisis
secara menyeluruh, maka harus diterjemahkan ke dalam seperangkat
prosedur dan peraturan kerja yang baru. Sistem informasi baru atau
penyempurnaan sistem yang ada mungkin harus diimplementasikan untuk
mendukung proses yang dirancang ulang. Proses baru dan sistem
pendukung diluncurkan ke dalam organisasi bisnis. Seiring bisnis mulai
6
menggunakan proses ini, masalah ditemukan dan diatasi. Karyawan yang
bekerja dengan proses tersebut dapat merekomendasikan perbaikan.
5. Pengukuran terus menerus: Begitu proses telah diimplementasikan dan
dioptimalkan, perlu dilakukan pengukuran secara terus menerus.
Mengapa? Proses dapat memburuk seiring berjalannya waktu karena
karyawan kembali menggunakan metode lama, atau mungkin kehilangan
keefektifannya jika bisnis mengalami perubahan lainnya.

2.1.3. Alat Untuk Manajemen Proses Bisnis


Lebih dari 100 perusahaan perangkat lunak menyediakan alat untuk
berbagai aspek Bisnis proses manajemen seperti perusahaan IBM
(Internasional Business Machines Corporation), Oracle Corporation, dan
TIBCO Sofware. Perusahaan ini membantu bisnis mengidentifikasi dan
mendokumentasikan proses yang memerlukan perbaikan, menciptakan model
proses yang lebih baik, menangkap dan menerapkan peraturan bisnis untuk
melakukan proses, dan mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung
proses baru atau didesain ulang. Perangkat lunak bisnis proses manajeman
inni juga menyediakan analisis untuk memverifikasi bahwa proses kinerja
telah ditingkatkan dan untuk mengukur dampak perubahan proses pada
indikator kinerja bisnis.

2.2. TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM


Kegiatan yang menghasilkan solusi sistem informasi terhadap masalah
atau peluang organisasi disebut pengembangan sistem. Pengembangan sistem
adalah masalah terstruktur yang dipecahkan dengan aktivitas yang berbeda.
Kegiatan ini terdiri dari analisis sistem, perancangan sistem, pemrograman,
pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.

2.2.1 Analisa Sistem


Analisis sistem adalah analisis masalah yang coba diatasi oleh sebuah
perusahaan dengan sistem informasi. Analisis sistem Ini terdiri dari
mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusinya,
7
dan mengidentifikasi persyaratan informasi yang harus dipenuhi oleh sistem.
Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan untuk menentukan apakah solusi
tersebut layak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang keuangan, teknis, dan
organisasi. Studi kelayakan menentukan apakah sistem yang diusulkan diharapkan
dapat menjadi investasi yang baik, apakah teknologi yang dibutuhkan untuk
sistem tersedia dan dapat ditangani oleh spesialis sistem informasi perusahaan,
dan apakah organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan oleh
sistem. Pada tingkat yang paling dasar, persyaratan informasi dari sebuah sistem
baru melibatkan identifikasi siapa yang membutuhkan informasi apa, di mana,
kapan, dan bagaimana caranya. Analisis kebutuhan secara hati-hati
mendefinisikan tujuan sistem yang baru atau yang dimodifikasi dan
mengembangkan deskripsi rinci tentang fungsi yang harus dilakukan sistem baru.

2.2.2. Desain Sistem


Analisis sistem menggambarkan apa yang harus dilakukan sistem untuk
memenuhi persyaratan informasi, dan perancangan sistem menunjukkan
bagaimana sistem akan memenuhi tujuannya. Desain sistem informasi adalah
keseluruhan rencana atau model untuk sistem tersebut. Perancang sistem merinci
spesifikasi sistem yang akan memberikan fungsi yang diidentifikasi selama
analisis sistem. Spesifikasi sistem harus menangani semua komponen manajerial,
organisasi, dan teknologi dari solusi sistem. Persyaratan informasi pengguna
mendorong keseluruhan upaya membangun sistem. Pengguna harus memiliki
kontrol yang memadai atas proses perancangan untuk memastikan bahwa sistem
tersebut mencerminkan prioritas bisnis dan kebutuhan informasi mereka.

2.2.3. Melengkapi Proses Pembangunan Sistem


Langkah-langkah yang tersisa dalam proses pengembangan sistem
menerjemahkan spesifikasi solusi yang ditetapkan selama analisis dan
perancangan sistem ke dalam sistem informasi operasional sepenuhnya. Langkah
penutup ini terdiri dari pemrograman, pengujian, konversi, produksi, dan
perawatan. Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang disiapkan selama

8
tahap perancangan diterjemahkan ke dalam kode program perangkat lunak. Saat
ini, banyak organisasi tidak lagi melakukan pemrograman sendiri untuk sistem
baru. Pengujian menyeluruh dan merinci harus dilakukan untuk memastikan
apakah sistem menghasilkan hasil yang tepat. Menguji sistem informasi dapat
dibagi menjadi tiga jenis kegiatan: pengujian unit, pengujian sistem, dan
pengujian penerimaan. Pengujian unit, atau pengujian program, terdiri dari
pengujian setiap program secara terpisah di sistem. Pengujian sistem menguji
berfungsinya sistem informasi secara keseluruhan. Ia mencoba untuk menentukan
apakah modul diskrit akan berfungsi bersama seperti yang direncanakan dan
apakah ada perbedaan antara cara sistem benar-benar bekerja dan cara
penggunaannya.
Uji penerimaan memberikan sertifikasi akhir bahwa sistem siap digunakan
dalam pengaturan produksi. Tim pengembangan sistem bekerja dengan pengguna
untuk merancang rencana uji sistematis. Rencana uji mencakup semua persiapan
untuk serangkaian tes yang baru saja kami jelaskan. Konversi adalah proses
perubahan dari sistem lama ke sistem yang baru. Empat strategi konversi utama
dapat digunakan: strategi paralel, strategi cut over langsung, strategi studi
percontohan, dan strategi pendekatan bertahap. Dalam strategi paralel, sistem
lama dan penggantian potensinya dijalankan bersama-sama untuk sementara
waktu sampai semua orang yakin bahwa yang baru berfungsi dengan benar.
Strategi cut over langsung menggantikan sistem lama sepenuhnya dengan sistem
baru pada hari yang ditentukan. Strategi percontohan memperkenalkan sistem
baru hanya pada area organisasi yang terbatas, seperti satu departemen atau unit
operasi. Strategi pendekatan bertahap memperkenalkan sistem baru secara
bertahap, baik oleh fungsi atau unit organisasi. Bergerak dari sistem lama ke
sistem yang baru mengharuskan pengguna akhir dilatih untuk menggunakan
sistem yang baru.
Dokumentasi terperinci yang menunjukkan bagaimana sistem bekerja dari
sudut pandang teknis dan pengguna akhir diselesaikan pada waktu konversi untuk
digunakan dalam pelatihan dan operasi sehari-hari. Setelah sistem baru dipasang
dan konversi selesai, sistemnya dikatakan sedang berproduksi. Perubahan
9
perangkat keras, perangkat lunak, dokumentasi, atau prosedur ke sistem produksi
untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan baru, atau memperbaiki
efisiensi pemrosesan disebut perawatan.

2.2.4. Pemodelan dan Perancangan Sistem: Metedologi Struktur dan Obyek-


Oriented
Ada metodologi alternatif untuk pemodelan dan perancangan sistem.
Metodologi terstruktur dan pengembangan berorientasi objek adalah yang paling
menonjol. Terstruktur mengacu pada fakta bahwa tekniknya selangkah demi
selangkah, dengan setiap langkah membangun pada yang sebelumnya.
Metodologi terstruktur bersifat top-down, maju dari tingkat tertinggi dan paling
abstrak ke tingkat detail paling rendah – dari yang umum sampai yang spesifik.
Alat utama untuk merepresentasikan proses komponen sistem dan arus data di
antaranya adalah data flow diagram (DFD). Spesifikasi proses menggambarkan
transformasi yang terjadi dalam tingkat terendah dari diagram alir data. Mereka
mengekspresikan logika untuk setiap proses. Dalam metodologi terstruktur,
perancangan perangkat lunak dimodelkan menggunakan diagram struktur hirarkis.
Bagan struktur adalah grafik top-down, menunjukkan setiap tingkat disain,
hubungannya ke tingkat lain, dan tempatnya dalam keseluruhan struktur desain.
Pengembangan berorientasi obyek membahas masalah ini. Pengembangan
berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar analisis dan
perancangan sistem. Objek menggabungkan data dan proses spesifik yang
beroperasi pada data tersebut.
Pemodelan berorientasi objek didasarkan pada konsep kelas. Objek milik
kelas tertentu, atau kategori umum benda serupa, memiliki fitur kelas itu. Kelas
objek pada gilirannya dapat mewarisi semua struktur dan perilaku kelas yang
lebih umum dan kemudian menambahkan variabel dan perilaku yang unik untuk
setiap objek. Kelas objek baru dibuat dengan memilih kelas yang ada dan
menentukan bagaimana kelas baru berbeda dari kelas yang ada, daripada mulai
dari nol setiap saat.

10
Rekayasa perangkat lunak dengan bantuan komputer menyediakan perangkat
lunak untuk mengotomatisasi metodologi yang baru saja kita gambarkan untuk
mengurangi jumlah pekerjaan berulang yang perlu dilakukan pengembang. Alat
itu juga memfasilitasi terciptanya dokumentasi yang jelas dan koordinasi upaya
pengembangan tim. Anggota tim dapat berbagi pekerjaan mereka dengan mudah
dengan mengakses file masing-masing untuk meninjau atau memodifikasi apa
yang telah dilakukan. Manfaat produktivitas sederhana juga bisa dicapai jika alat
tersebut digunakan dengan benar.

2.3. PENDEKATAN ALTERNATIF SISTEM-BANGUNAN


Sistem berbeda dalam hal ukuran dan kompleksitas teknologi mereka dan
dalam hal masalah organisasi yang harus dipecahkan. Sejumlah pendekatan
pembuatan sistem telah dikembangkan untuk mengatasi perbedaan ini. Bagian ini
menjelaskan metode alternatif ini: siklus hidup sistem tradisional, prototyping,
paket perangkat lunak aplikasi, pengembangan pengguna akhir, dan outsourcing.

2.3.1 Siklus Hidup Sistem Tradisional


Siklus hidup sistem adalah metode tertua untuk membangun sistem informasi.
Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sebuah
sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahap formal. Spesialis
pengembangan sistem memiliki pendapat yang berbeda tentang bagaimana
mempartisi tahap pengembangan sistem, namun secara kasar sesuai dengan
tahapan pengembangan sistem yang baru saja kita jelaskan.
2.3.2. Prototiping
Prototyping terdiri dari membangun sistem eksperimental dengan cepat dan
murah bagi pengguna akhir untuk dievaluasi. Dengan berinteraksi dengan
prototipe, pengguna bisa mendapatkan gagasan yang lebih baik mengenai
kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang didukung oleh pengguna dapat
digunakan sebagai template untuk menciptakan sistem akhir. Prototipe ini adalah
versi kerja dari sistem informasi atau bagian dari sistem, namun model ini hanya
merupakan model pendahuluan. Proses membangun desain awal, mencoba keluar,

11
menyempurnakannya, dan mencoba lagi telah disebut proses berulang dari
pengembangan sistem karena langkah-langkah yang diperlukan untuk
membangun sebuah sistem dapat diulang berulang-ulang.
Langkah-langkah dalam Prototyping menunjukkan model empat langkah dari
proses prototyping, yang terdiri dari:
1. Identifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancang sistem (biasanya
spesialis sistem informasi) bekerja dengan pengguna cukup lama untuk
menangkap kebutuhan informasi dasar pengguna.
2. Kembangkan prototipe awal. Perancang sistem menciptakan prototip kerja
dengan cepat, menggunakan alat untuk menghasilkan perangkat lunak
dengan cepat.
3. Gunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja sama dengan sistem
untuk menentukan seberapa baik prototipe tersebut memenuhi
kebutuhannya dan memberi saran untuk memperbaiki prototipe.
4. Merevisi dan meningkatkan prototipe. Pembangun sistem mencatat semua
perubahan yang diminta pengguna dan menyempurnakan prototipenya
sesuai dengan itu. Setelah prototipe telah direvisi, siklus kembali ke
Langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulang sampai pengguna puas.
Prototyping sangat berguna bila ada beberapa ketidakpastian mengenai
persyaratan atau solusi perancangan dan sering digunakan untuk merancang
antarmuka pengguna akhir sistem informasi (bagian dari sistem yang berinteraksi
dengan pengguna akhir, seperti display online dan layar entri data, laporan, atau
Halaman web).

2.3.3. Pengembangan Pengguna Akhir


Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir
dengan sedikit atau tanpa bantuan formal dari spesialis teknis. Fenomena ini
disebut pengembangan pengguna akhir. Serangkaian perangkat lunak yang
dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat ini menjadi mungkin.
Bahasa generasi keempat adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
akhir membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat lunak dengan

12
sedikit atau tanpa bantuan teknis. Beberapa alat keempat ini juga meningkatkan
produktivitas pemrogram profesional. Pengguna akhir kemungkinan besar bekerja
dengan perangkat lunak PC dan bahasa kueri. Bahasa query adalah perangkat
lunak yang memberikan jawaban langsung langsung atas permintaan informasi
yang tidak ditentukan sebelumnya, seperti “Siapa perwakilan penjualan dengan
kinerja tertinggi?” Bahasa query sering dikaitkan dengan perangkat lunak
pengelolaan data dan sistem manajemen basis data.

2.3.4 Aplikasi Perangkat Lunak Dan Outsourcing


Sebagian besar perangkat lunak saat ini tidak dikembangkan secara internal
namun dibeli dari sumber eksternal. Perusahaan dapat menyewa perangkat lunak
dari penyedia layanan perangkat lunak, mereka dapat membeli paket perangkat
lunak dari vendor komersial, atau mereka dapat memiliki aplikasi khusus yang
dikembangkan oleh perusahaan outsourcing luar.
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem telah dibangun di atas
sebuah pondasi perangkat lunak aplikasi. Banyak aplikasi umum untuk semua
organisasi bisnis – misalnya, daftar gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian
persediaan. Untuk fungsi universal seperti itu dengan proses standar yang tidak
banyak berubah seiring berjalannya waktu, sistem umum akan memenuhi
persyaratan banyak organisasi. Jika sebuah organisasi memiliki persyaratan unik
yang tidak dialamatkan paket, banyak paket termasuk kemampuan untuk
kustomisasi. Fitur penyesuaian memungkinkan paket perangkat lunak
dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan unik sebuah organisasi tanpa merusak
integritas perangkat lunak kemasan. Proses evaluasi paket sering didasarkan pada
Permintaan Proposal (RFP), yang merupakan daftar pertanyaan terperinci yang
diajukan ke vendor perangkat lunak paket.
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk
membangun atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan tersebut dapat
mengalihkan pekerjaan ke organisasi eksternal yang mengkhususkan diri dalam
menyediakan layanan ini.

13
2.4. PEMBANGUNAN APLIKASI UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL
Di lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu menambahkan,
mengubah, dan menunda kemampuan teknologinya dengan sangat cepat untuk
merespons peluang baru. Perusahaan mulai menggunakan proses pengembangan
yang lebih pendek dan informal yang memberikan solusi cepat. Selain
menggunakan paket perangkat lunak dan penyedia layanan eksternal, bisnis lebih
bergantung pada teknik siklus cepat seperti pengembangan aplikasi yang cepat,
desain aplikasi gabungan, pengembangan tangkas, dan komponen perangkat lunak
standar yang dapat digunakan ulang yang dapat digabungkan menjadi satu
rangkaian layanan lengkap untuk e-commerce dan ebusiness.

2.4.1. Pengembangan Aplikasi Rapid


Alat Perangkat lunak berorientasi objek, perangkat lunak yang dapat
digunakan ulang, prototipe, dan alat bahasa generasi keempat membantu
pembangun sistem membuat sistem kerja jauh lebih cepat daripada yang dapat
mereka gunakan dengan metode pembuatan dan perangkat lunak sistem
tradisional. Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk
menggambarkan proses pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat singkat.
Terkadang sebuah teknik yang disebut joint application design (JAD) digunakan
untuk mempercepat pembangkitan kebutuhan informasi dan untuk
mengembangkan desain sistem awal. Pengembangan tangkas berfokus pada
pengiriman cepat perangkat lunak kerja dengan memecah proyek besar menjadi
serangkaian subproyek kecil yang selesai dalam waktu singkat menggunakan
iterasi dan umpan balik yang berkesinambungan.

2.4.2 Pembangunan Berbasis Komponen Dan Layanan Web


Kami telah menjelaskan beberapa manfaat pengembangan berorientasi
obyek untuk membangun sistem yang dapat merespons lingkungan bisnis yang
berubah dengan cepat, termasuk aplikasi Web. Pendekatan pengembangan
perangkat lunak ini disebut pengembangan berbasis komponen, dan ini

14
memungkinkan sebuah sistem dibangun dengan merakit dan mengintegrasikan
komponen perangkat lunak yang ada.
Layanan web dapat melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka juga
dapat melibatkan layanan Web lainnya untuk menyelesaikan transaksi yang lebih
kompleks, seperti memeriksa kartu kredit, pengadaan, atau pemesanan produk.
Dengan membuat komponen perangkat lunak yang dapat berkomunikasi dan
berbagi data terlepas dari sistem operasi, bahasa pemrograman, atau perangkat
klien, layanan Web dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan dalam
membangun sistem sambil membuka peluang baru untuk kolaborasi dengan
perusahaan lain.

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis
dari perubahan organisasional yang telah direncanakan. Pengenalan dari suatu
sistem informasi yang baru melibatkan lebih banyak dari pada perangkat keras
dan perangkat lunak yang terbaru.

Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan
permasalahan organisasional yang sebelum nya. Suatu sistem informasi yang baru
dibangun sebagai suatu pemecahan bagi beberapa tipe permasalahan yang
merupakan salah satu poin dari permasalah dimana para manajer dan para
karyawan meyadari bahwa organisasi tidak berjalan dengan baik sesuai harapan
atau organisasi harus memanfaatkan keuntungan dari peluang yang baru untuk
dapat mengerjakan suatu permasalahan itu dengan lebih berhasil.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi


baik dari intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi
eksternal dan internal, serta bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal
menyangkut tentang pasar, pelanggan, perusahaan, pemerintah, dan perangkat
hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi, infrastruktur atau
aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi
eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software,
hardware, aplikasi, dan infrastruktur.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor


pertimbangan dalam perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana
organisasi harus melakukan fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi,
standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi, riwayat organisasi:
16
investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga
ada pendekatan pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan
sistem informasi.

Siklus hidup sistem adalah metode pengembangan sistem informasi yang


paling tua, metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk
membangun sistem membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan
yang formal ,para spesialisasi/ ahli dalam sistem mempunyai pendapatan berbeda
tentang bagaimana membagi tahapan-tahapan pengembangan sistem tetapi
mereka juga secara umum menyesuaikan dengan tahapan pengembangan sistem
yang baru .

Jadi kesimpulan yang kami ambil dari tugas makalah ini adalah
perkembangan sistem informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak
sepesat seperti sekarang ini. Majunya pengembangan sistem informasi
dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta
tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.

3.2. Saran
Tim Pemakalah menyadari bahwa dalam penullisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
pemakalah sangat mengarapkan kritik, masukan dan saran yang membangun agar
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi para Penulis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C., & Jane, P. Laudon. (2010). Manajemen Information


System: Managing the Digital Firm. Salemba Empat, Jakarta.

Filip, Florin Gheorghe. (2012). A Decision-Making Perspective for


Designing and Building Information Systems. Vol.7 , No. 2. INT J
COMPUT COMMUN.

Ekaputra, Muhammad Nurrizky, & Aziz Musthafa, (2010), Rancang


Bangun Sistem Informasi Akuntansi PT. Zenith Material Solution
Berbasis Web. Vol 6, No. 1. Fountain of Informatics Journal.

Abdillah, Junaedi, (2017), Perancangan Sistem Informasi Akuntansi


Simpanan Mudharabah dan Pinjaman Qardhul Hasan Berbasis
Web Pada Koperasi Syariah. Vol, 5, No. 2. | Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan.

Rahman,Aan, & Dedi Saputra, Rancang Bangun Sistem Informasi


Akuntansi Pendapatan Jasa Pada KLlinik Dokter Ananda
Depok. Vol. VIII, NO. 2. Jurnal Khatulistiwa Informatika.

Nugroho, Afriyonza, and Hendrawan. (2014). Perancangan Sistem


Informasi Administrasi Jasa Foto Pernikahan Berbasis Web
Pada Euphoria Photo Studio. Vol. 9. No.2. Journal stikom.

D. Iflahah, I. Aknuranda dan N. Y. Setiawan, (2018). Analisis dan


Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Poli Gigi (Studi
Kasus : Puskesmas Sumbersari Kecamatan Saradan Kabupaten
Madiun), vol. 2, no. 6, Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer.

18
Kurniawan, Ikhwansyah, & Ramadhan Rakhmat Sani, (2019).
Pemodelan SCRUM dalam Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan pada Klinik Ar-Rokhim Sragen Kabupaten Sragen.
Vol. 4, No. 1. Journal of Information System.

S. Ramadhani, U. Anis dan S. T. Masruro, (2013). Rancang Bangun


Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di Kecamatan
Lamongan Dengan PHP MySQL. Vol. 5, no. 2, Jurnal
Teknika.

19

Anda mungkin juga menyukai