Penyearah Diode
(Rectifier)
Department of Electrical Engineering
Institut Teknologi Nasional Malang
Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEEE. SMIEEE, MIET, MIAENG
Penyearah Diode (Rectifier)
• Dalam banyak penggunaan di bidang elektronika
daya, kebutuhan akan tegangan dan arus searah cukup
dominan.
• Mengingat sumber tegangan yang dibangkitkan
adalah tegangan dan arus bolak-balik, maka perlu
dilakukan konversi dari besaran arus bolak-balik
menjadi arus searah.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Pengkonversian dari besaran bolak-balik menjadi
besaran searah dapat dilakukan dengan menggunakan
rangkaian penyearah (rectifier) diode baik untuk
keperluan satu fasa ataupun tiga fasa.
• Tegangan searah yang diperoleh merupakan tegangan
searah yang tidak bisa di kontrol.
• Beberapa penggunaan seperti suplai daya searah,
pengendali motor induksi, pengendali servo searah,
masih menggunakan penyearah tidak terkontrol.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Secara umum diagram blok dari rangkaian penyearah
dapat dilihat pada Gambar 4-1.
Vrms
FF (4.5)
Vdc
Penyearah Diode… (cont’d)
• Faktor ripple, yaitu pengukuran terhadap konten
ripple,
• Nilai efektif (rms) dari tegangan keluaran,
Vac
RF (4.6)
Vdc
• Form factor yang diukur terhadap permukaan
tegangan keluaran,
Vrms
FF (4.7)
Vdc
Penyearah Diode… (cont’d)
• Substitusi (4) ke (6)
2
Vrms
RF 1 FF 2 1 (4.8)
Vdc
Gambar 4.3.
Penyearah dengan Beban Resistif
Is
R=0
Vs Vd
2 [ohm]
Tegangan dan Arus
Vs Is
(a) 0.40
(pu)
-0.40
Vd
0.350
(b)
(pu)
-0.050
0.100 0.110 0.120 0.130 0.140 0.150 0.160 0.170 0.180 0.190 0.200 ...
...
...
+ is
vs vd id
- vd
id = Id
D4 D2
N - 0 t
t=
(b) 0 (b)
Gbr. 4.5
Rangkaian dioda jembatan dengan gelombang tegangan dan arus
Penyearah dengan Beban Resistif
vd Ed
1 3
100.0 [uF]
vs vs is
2 [ohm]
0.40
0.20
0.00
(pu)
-0.20
4 2 -0.40
vd
0.40
0.20
(a)
(pu)
0.00
-0.20
Ed
0.40
0.20
(pu)
0.00
-0.20
0.150 0.160 0.170 0.180 0.190 0.200 0.210 0.220 0.230 0.240 0.250 ...
...
...
(b)
Gbr. 4.6 Rangkaian dioda jembatan dengan gelombang tegangan dan arus
Penyearah 1-fasa Gelombang Penuh
• Suatu rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan center-tap
diperlihatkan oleh Gbr. 4.7. Selama
periode setengah siklus positif dari
tegangan input, diode D1 konduksi
dan diode D2 ter-blok. Tegangan
input muncul di beban. Selama
setengah siklus negatif dari tegangan
input, diode D2 konduksi dan diode
D1 ter-blok. Bagian negatif dari
tegangan input muncul pada beban
sebagai tegangan positif.
Gbr. 4.7
Penyearah 1-fasa Gelombang Penuh
• Tegangan output ditentukan
dengan pers.:
T /2
2 2Vm
Vdc
T Vm sin t dt
0.6366 Vm
0
Contoh 4.1
di
VS Ri L
dt
Penyearah dengan Beban Induktif
vdiode vL vs, vd
+ -
+ - i vR
+ L i
+ 0
+ t1 t2 t3
vs vd R vR vd
vd
vs
- - Area A vL
-
0
t1
Area B
0
t1 vdiode
T = 1/f
vL vdiode
i i=0
+ - + - + -
+ L + L
Gbr. 4.8. Rangkaian penyearah + + +
vs vd R vR vs vd = 0
dengan beban induktif -
- -
- -
Penyearah dengan Beban Induktif
di Dengan demikian, maka profil tegangan dan
v s Ri L
dt arus dari rangkaian tersebut diperlihatkan
di Gambar 4-8b. Hingga, t1, vS > vR artinya vL = -
vL L
dt vR adalah positif, arus akan mengalir dan
1 induktor akan menyimpan energi semakin
v L dt di
L bertambah.
1 t3 i ( t3 )
v L dt di i (t 3 ) i (0) 0
L0 i (0) 1 T /2
t3 Vdo 2 Vs sin t dt
(T / 2) 0
v L dt 0
0 0
1 2
t1 t3 2 Vs cost 2 Vs
v L dt v L dt 0 T / 2 T /2
0 t1
2
Area A Area B 2 Vs 0.9Vs
Penyearah dengan Beban Induktif
Gelombang 0.20
0.00
(pu)
tegangan dan arus -0.20
-0.40
Vd
0.40
0.20
0.00
(pu)
-0.20
-0.40
i
0.120
0.090
0.060
(pu)
0.030
0.000
-0.030
0.100 0.110 0.120 0.130 0.140 0.150 0.160 0.170 0.180 ...
...
...
Penyearah dengan Beban Induktif
• Setelah t1, vL menjadi negatif dan arus mulai
menurun. Setelah t2, tegangan masukan vS menjadi
negatif tetapi arus tetap positif dan diode harus
menghantar untuk melepaskan energi yang tersimpan
pada induktor. Pada saat t3, arus menjadi nol, diode
berhenti konduksi. Dengan demikian dapat
diturunkan sebagai berikut:
di 1
vL L v L dt di
dt L
Penyearah dengan Beban Induktif
• Dengan mengintegrasikan kedua sisi dari persamaan
tersebut,
1 t3
v L dt di i( t3 ) i( 0 ) 0
i ( t3 )
L 0 i( o )
v L dt v L dt 0
t1 t3
0 t1
0.4
0.2
0.0
(pu)
-0.2
-0.4
vs vd
0.4
0.2
0.0
(pu)
-0.2
-0.4
0.20
0.10
0.00
(pu)
-0.10
-0.20
-0.30
vs vd
0.30
0.20
0.10
0.00
(pu)
-0.10
-0.20
-0.30
(4.13)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Kasus 1: Arus beban kontinyu
Kondisi arus kontinyu ini terlihat pada Gb. 4.14b.
Konstanta A1 pada pers. (3.13) dapat ditentukan dari
kondisi: t = , i0 = I0.
E 2V ( R / L )( / )
A1 I 0 s
sin e
R Z
Substitusi A1 ke (3.13)
2Vs E 2V ( R / L )( / t ) E
i0 sin t I 0 s
sin e
Z R Z R
(4.14)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Dalam kondisi steady-state, i0(t = 0) = i0(t = ),
dengan demikian, i0(t = 0) = I0. Dengan menerapkan
kondisi tersebut,
2Vs 1 e ( R / L )( / ) E
I0 sin ( R / L )( / )
utk I0 0 (4.15)
Z 1 e R
I 0( rms)
I D2 ( rms) 2
I D( rms)
1/2
2I r
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Arus rata-rata diode dapat diperoleh dari (4.16),
1
I D( av )
2 0 i 0 d(t )
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Kasus 2: Arus beban diskontinyu
Kondisi ini diperlihatkan Gb. 4.15d. Arus beban hanya
mengalir dalam periode t . Jika didefenisikan x
= E/Vm = E/2Vs, dengan tegangan battere (emf)
konstan, dikenal dengan rasio tegangan. Diode mulai
konduksi pada t = , diberikan oleh persamaan:
1 E
sin sin 1 ( x )
Vm
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Pada t = , i0(t) = 0 dan (3.13) memberikan:
E 2Vs ( R / L )( / )
A1 sin e
R Z
Substitusi A1 ke (3.13), arus beban:
( )
x tan( ) x
sin( ) sin( ) e 0 (3.19)
cos( ) cos( )
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
dapat ditentukan berdasarkan iterasi. Dimulai dengan
= 0, dan terus tambahkan kenaikan nilainya dalam
besaran yang kecil hingga persamaan sebelah kanan
mencapai nol. Arus rms diode,
1/2
1
2
I D( rms) i 0 d(t )
2 0
Arus rata-rata diode, dapat juga dihitung dari pers.
(3.17)
1
I D( av )
2 0 i 0 d(t )
Contoh 4.3
Suatu penyerah satu fasa gelombang penuh (Gbr. 3.4a)
mempunyal L = 6.5mH, R = 2.5 , dan E = 10 V. Tegangan input,
Vs = 120 V, 60 Hz. Tentukan:
1. Arus beban I0 steady-state pada t = 0
2. Arus diode rata-rata, ID(av)
3. Arus rms diode, ID(rms)
4. Arus rms output, I0(rms)
5. Power factor input, PF.
Contoh 4.3
Solusi
Tidak diketahui apakah arus continue atau discontinue, tapi perlu
diasumsikan arus bersifat continue. Kalau asumsi tidak benar,
maka arus beban nol, dan lanjut ke sifat arus discontinue.
Gbr. 4.15
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Jika merupakan sudut antara komponen fundamental
dari arus input dan tegangan, dikenal sebagai
displacement angle, dan didefenisikan sebagai,
DF = cos (3.21)
Harmonic factor (HF) dari arus input didefenisikan
sebagai, 1 / 2 2
1 /2
I s2 I s21
Is
HF 1 (3.22)
2
I s1 I
s1
dimana Is1 merupakan komponen fundamental dari arus
input Is .
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Power factor (PF) input didefenisikan sebagai,
Vs I s1 I s1
PF cos cos (3.23)
Vs I s Is
Catatan:
1. HF merupakan pengukuran terhadap distorsi
gelombang dan dikenal sebagai total harmonic
distortion (THD).
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
2. Jika arus input is murni sinusoida, Is1 = Is dan faktor
daya (PF) sama dengan displacement factor (DF).
Displacement angle menjadi sudut impedansi =
tan-1 (L/R) untuk beban RL.
3. Displacement factor (DF) umumnya dikenal sebagai
displacement power factor (DPF).
4. Penyearah ideal mempunyai = 100%, Vac = 0, RF
= 0, TUF = 1, HF = THD = 0, and PF = DPF = 1.
Three-Phase Bridge Rectifiers
• A three-phase bridge rectifier is commonly used in
high power application as shown in Fig. 4.16. This is
a full-wave rectifier that can operate with or without a
transformer and gives six-pulse ripples on the output
voltage.
• The diodes are numbered in order of conduction
sequences and each one conducts for 1200. The
conduction sequence for diodes is D1-D2, D3-D2, D3-
D4, D5-D4, D5-D6, D1-D6.
Three-Phase Bridge Rectifiers
Gbr. 4.16
Three-Phase Bridge Rectifiers
Gbr. 4.17
Three-Phase Bridge Rectifiers
Gbr. 4.17
Three-Phase Bridge Rectifiers
• The line-to-line voltage is 3 times the phase voltage of a
three phase Y-connected source. The wave-forms and
conduction times of diodes are shown in Figure 4.17.
• If Vm is the peak value of the phase voltage, then the
instantaneous phase voltage can be described by,
Gbr. 4.18
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• The load current i0 can be found from,
• Substitution A1 in Eq.
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• Under a steady-state condition, i0(t = 2 /3) = i0(t
= /3). That is, i0(t =2/3) = I0. Applying this
condition, we get the value of I0 as
• The rms diode current can be found fro Eq. (3.41) as,
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• Equations that are derived in previous section can be
applied to determine the load current of a three-phase
rectifier with an RL load (as shown in Fig. 4.18).
• It can be noted from Fig. 4.17 that the output voltages
becomes
1 3 5
A Isa
R=0Vsa
B
100 [uF]
2 [ohm]
Vsb
C
Gbr. 4.19. Vsc
Penyearah diode 4 6 2
tiga fasa
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
• Berikut ini akan 0.40
0.30
Vsa Vsb Vsc
0.20
memperlihatkan rangkaian 0.10
0.00
(pu)
-0.10
penyearah diode jembatan -0.20
-0.30
-0.40
(pu)
0.00
-0.10
IL
IL 0.60
Vd VL 0.50
0.40
1 3 5
0.30
(pu)
A Isa
0.20
R=0Vsa 0.10
B
100 [uF]
0.00 Isa
2 [ohm]
Vsb
C
Vsc
0.4
4 6 2 0.2
0.0
(pu)
-0.2
-0.4
Gbr. 4.20. Penyearah diode tiga fasa
Cont’d
Vsa Vsb Vsc
0.40
(pu)
-0.10
-0.20
-0.30
penyearah diode jembatan -0.40
VL
tiga fasa dengan Ls yang 0.32
(pu)
0.14
IL
0.530
(pu)
0.440
Isa
0.4
0.2
0.0
(pu)
-0.2
-0.4
1 1
vd vab 2VLL cos t t
6 6
Dimana VLL adalah tegangan rms antar saluran.
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
vPn
van vbn vcn
(a) 0 t
t 0 v vNn
d
Area A
2 V LL Vdo
(b) 0
/ 6 0 / 6
t
ia
120o D4
0 t
D1 120 o D1
60o
D6 D6
(c) t
Gbr. 4.22. 0
D3
Gelombang keluaran
D5 D5
0 t
D2
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
1 /6 3
Vdo
/ 3 / 6
2VLL cos t d ( t )
2VLL 1.35VLL
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
2
IS I d 0.816I d
3
1
I S1 6 I d 0.781I d
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
I sh
I sh h = 5, 7, 11, 13, …
h