Anda di halaman 1dari 75

Chapter 4

Penyearah Diode
(Rectifier)
Department of Electrical Engineering
Institut Teknologi Nasional Malang

Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEEE. SMIEEE, MIET, MIAENG
Penyearah Diode (Rectifier)
• Dalam banyak penggunaan di bidang elektronika
daya, kebutuhan akan tegangan dan arus searah cukup
dominan.
• Mengingat sumber tegangan yang dibangkitkan
adalah tegangan dan arus bolak-balik, maka perlu
dilakukan konversi dari besaran arus bolak-balik
menjadi arus searah.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Pengkonversian dari besaran bolak-balik menjadi
besaran searah dapat dilakukan dengan menggunakan
rangkaian penyearah (rectifier) diode baik untuk
keperluan satu fasa ataupun tiga fasa.
• Tegangan searah yang diperoleh merupakan tegangan
searah yang tidak bisa di kontrol.
• Beberapa penggunaan seperti suplai daya searah,
pengendali motor induksi, pengendali servo searah,
masih menggunakan penyearah tidak terkontrol.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Secara umum diagram blok dari rangkaian penyearah
dapat dilihat pada Gambar 4-1.

Gambar 4-1. Diagram blok penyearah.


Penyearah Diode… (cont’d)
• Sedangkan luarannya berupa tegangan dc yang
mengandung ripple, seperti diperlihatkan Gambar 4-
2.

Gambar 4-2. Luaran penyearah.


Penyearah Diode… (cont’d)
• Tegangan searah keluaran dari penyearah diusahakan
tidak mengandung riak (ripple).
• Oleh karena itu pada rangkaian akhirnya di pasang
kapasitor dengan kapasitas besar sebagai penala
(filter).
• Akibatnya, kapasitor akan terisi hampir sebesar
tegangan puncaknya (peak) dan arus yang mengalir
melalui penyearah menjadi besar mendekati nilai
puncak dari tegangan bolak-balik pada frekwensi
50/60 Hz dan tidak mengalir secara kontinyu.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Penyearah seperti ini akan menarik arus yang
mengandung distorsi tinggi dari sumber (jala-jala).
• Penyearahan tegangan dan arus dapat dilakukan
dengan menggunakan komponen diode yang akan
melayani kebutuhan beban, baik itu beban resistif
maupun beban induktif.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Perform dari penyerah umumnya dilihat dari evaluasi
parameter berikut:
– Nilai rata-rata tegangan keluaran (beban), Vo
– Nilai rata-rata dari arus keluaran (beban), Io

Daya keluaran dc: Pdc  Vdc  I dc (4.1)

– Nilai rms dari tegangan keluaran, Vrms


– Nilai arus keluaran rms, Irms

Daya keluaran ac: Pac  Vac  I ac (4.2)


Penyearah Diode… (cont’d)
• Efisiensi dari suatu penyearah atau juga dikenal
sebagai rasio penyearahan:
Pdc
 (4.3)
Pac

• Perlu diperhatikan bahwa efisiensi yang dimaksud


bukanlah efisiensi daya, akan tetapi efisiensi konversi
yang mengukur kwalitas gelombang.
• Kalau keluarannya dc murni, maka efisiensi
konversinya adalah 1.
Penyearah Diode… (cont’d)
• Tegangan keluaran merupakan komposisi dari dua
besaran, yaitu besaran dc dan besaran ripple ac.
• Nilai efektif (rms) dari tegangan keluaran,
2
Vac Vrms  Vdc2 (4.4)

• Form factor yang diukur terhadap permukaan


tegangan keluaran,

Vrms
FF  (4.5)
Vdc
Penyearah Diode… (cont’d)
• Faktor ripple, yaitu pengukuran terhadap konten
ripple,
• Nilai efektif (rms) dari tegangan keluaran,
Vac
RF  (4.6)
Vdc
• Form factor yang diukur terhadap permukaan
tegangan keluaran,

Vrms
FF  (4.7)
Vdc
Penyearah Diode… (cont’d)
• Substitusi (4) ke (6)
2
 Vrms 
RF     1  FF 2  1 (4.8)

 Vdc 

• The transformer utilization factor,


Pdc
TUF  (4.9)
Vs I s
P ac
• Faktor daya PF  (4.10)
Vs I s
Penyearah Diode… (cont’d)
• Crest factor (CF), yaitu pengukuran arus input
puncak (Is(peak)) terhadap arus rms (Irms)
I s( peak )
CF  (4.11)
Is
Penyearah dengan Beban Resistif
• Apabila kita melihat +
vdiode
-
i

rangkaian 4-3a, sumber +


+
tegangan sinusioda vs vd R
diberikan pada rangkaian -
diode. -

• Gelombang tegangan dan vs, vd


(a)

arus beban searah yang i


vd, i
dihasilkan mempunyai nilai 0 vdiode
t

rata-rata, seperti vs, vdiode


diperlihatkan oleh Gbr 4-3b. (b)

Gambar 4.3.
Penyearah dengan Beban Resistif
Is
R=0

Vs Vd

2 [ohm]
Tegangan dan Arus
Vs Is
(a) 0.40

(pu)

-0.40
Vd
0.350

(b)
(pu)

-0.050
0.100 0.110 0.120 0.130 0.140 0.150 0.160 0.170 0.180 0.190 0.200 ...
...
...

Gbr. 4.4. Rangkaian dioda dengan gelombang tegangan dan arus


Penyearah dengan Beban Resistif
id vs
is
P+
D1 D3 0 t
+ is
vs vd R
-
vd
D4 D2 id
N - Id
0 t
(a) t= vs (a)
id 0 is
P+ Id t
0
D1 D3

+ is
vs vd id
- vd
id = Id
D4 D2
N - 0 t
t=
(b) 0 (b)
Gbr. 4.5
Rangkaian dioda jembatan dengan gelombang tegangan dan arus
Penyearah dengan Beban Resistif
vd Ed

1 3

is Profil tegangan dan arus


R=0

100.0 [uF]
vs vs is

2 [ohm]
0.40
0.20
0.00

(pu)
-0.20
4 2 -0.40
vd
0.40

0.20
(a)
(pu)
0.00

-0.20
Ed
0.40

0.20
(pu)

0.00

-0.20
0.150 0.160 0.170 0.180 0.190 0.200 0.210 0.220 0.230 0.240 0.250 ...
...
...

(b)
Gbr. 4.6 Rangkaian dioda jembatan dengan gelombang tegangan dan arus
Penyearah 1-fasa Gelombang Penuh
• Suatu rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan center-tap
diperlihatkan oleh Gbr. 4.7. Selama
periode setengah siklus positif dari
tegangan input, diode D1 konduksi
dan diode D2 ter-blok. Tegangan
input muncul di beban. Selama
setengah siklus negatif dari tegangan
input, diode D2 konduksi dan diode
D1 ter-blok. Bagian negatif dari
tegangan input muncul pada beban
sebagai tegangan positif.
Gbr. 4.7
Penyearah 1-fasa Gelombang Penuh
• Tegangan output ditentukan
dengan pers.:

T /2
2 2Vm
Vdc 
T  Vm sin t dt  
 0.6366 Vm
0
Contoh 4.1

• Jika penyearah jembatan dengan center-tap mempunyai beban


resistif R, tentukan (a) efisiensi, (b) FF, (c) RF, (d) TUF, (e)
PIV diode, (f) CF dari arus input, (g) faktor daya input (PF).
2Vm
• Tegangan output rata-rata, Vdc   0.6366 Vm

Vdc 0.6366 Vm
• Arus beban rata-rata, I dc  
R R

• Nilai rms tegangan dan arus output, 1/2


 2 T /2  Vm
Vrms    Vm sin t 2 dt    0.707 Vm
T 0  2
Vrms 0.707 Vm
I rms  
R R
Contoh 4.1

a) Dari pers. (4.3),


 = (0.6366Vm)2/(0.707Vm)2 = 81%
b) Dari pers. (4.5),
FF = 0.707Vm/0.6366Vm = 1.11.
c) Dari pers. (4.7),
RF = [(1.1)2 – 1]1/2 = 0.482 atau 48.2%
d) Tegangan rms dari sekunder trafo, Vs = Vm/2 = 0.707Vm.
Arus rms dari sekunder trafo, Is = 0.5Vm/R = 0.707Vm. Rating
Volt-Ampere trafo, VA = 2 Vs Is = 2 (0.707Vm)(0.5 Vm /R).
Dari pers.(4.8),
TUF = 0.63662/(2(0.707)(0.5)) = 0.81064 = 81.6%
Contoh 4.1

a) PIV (peak reverse blocking voltage) = 2 Vm


b) Is(peak) = Vm /R dan Is = 0.707Vm /R. CF dari arus input = Is(peak)/ Is =
1.0/0.7070 =2
c) Dari pers. (4.3),
 = (0.6366Vm)2/(0.707Vm)2 = 81%
d) Dari pers. (4.5),
FF = 0.707Vm/0.6366Vm = 1.11.
c) Dari pers. (4.7),
RF = [(1.1)2 – 1]1/2 = 0.482 atau 48.2%
f) Tegangan rms dari sekunder trafo, Vs = Vm/2 = 0.707Vm. Arus rms
dari sekunder trafo, Is = 0.5Vm/R = 0.707Vm. Rating Volt-Ampere
trafo, VA = 2 Vs Is = 2 (0.707Vm)(0.5 Vm /R). Dari pers.(4.8),
TUF = 0.63662/(2(0.707)(0.5)) = 0.81064 = 81.6%
Contoh 4.1

g) PF input untuk beban resistif,


PF = Pac/VA = (0.707)2/(2)(0.707)(0.5) = 1.0.
Penyearah dengan Beban Induktif
• Apabila rangkaian Gambar 4-3 diberikan beban
induktif yang di seri dengan resistor, seperti
diperlihatkan Gambar 4-8, maka pada setengah
siklus pertama, diode terbias maju (forward bias) dan
arus mengalir. Pada saat arus melewati induktor
timbul tegangan pada induktor yang besarnya ,
sehingga pada rangkaian tersebut, berlaku persamaan,

di
VS  Ri  L
dt
Penyearah dengan Beban Induktif
vdiode vL vs, vd
+ -
+ - i vR
+ L i
+ 0
+ t1 t2 t3
vs vd R vR vd
vd
vs
- - Area A vL
-
0
t1
Area B
0
t1 vdiode

T = 1/f

vL vdiode
i i=0
+ - + - + -
+ L + L
Gbr. 4.8. Rangkaian penyearah + + +
vs vd R vR vs vd = 0
dengan beban induktif -
- -
- -
Penyearah dengan Beban Induktif
di Dengan demikian, maka profil tegangan dan
v s  Ri  L
dt arus dari rangkaian tersebut diperlihatkan
di Gambar 4-8b. Hingga, t1, vS > vR artinya vL = -
vL  L
dt vR adalah positif, arus akan mengalir dan
1 induktor akan menyimpan energi semakin
v L dt  di
L bertambah.
1 t3 i ( t3 )

 v L dt   di  i (t 3 )  i (0)  0
L0 i (0) 1 T /2
t3 Vdo   2 Vs sin t dt
(T / 2) 0
 v L dt  0
 
0 0
1 2
t1 t3  2 Vs cost  2 Vs
 v L dt   v L dt  0 T / 2 T /2 
0 t1
2
Area A  Area B  2 Vs  0.9Vs

Penyearah dengan Beban Induktif

Gbr. 4.9. 0.40


Vs VR

Gelombang 0.20

0.00

(pu)
tegangan dan arus -0.20

-0.40
Vd
0.40

0.20

0.00
(pu)

-0.20

-0.40
i
0.120
0.090
0.060
(pu)

0.030
0.000
-0.030
0.100 0.110 0.120 0.130 0.140 0.150 0.160 0.170 0.180 ...
...
...
Penyearah dengan Beban Induktif
• Setelah t1, vL menjadi negatif dan arus mulai
menurun. Setelah t2, tegangan masukan vS menjadi
negatif tetapi arus tetap positif dan diode harus
menghantar untuk melepaskan energi yang tersimpan
pada induktor. Pada saat t3, arus menjadi nol, diode
berhenti konduksi. Dengan demikian dapat
diturunkan sebagai berikut:

di 1
vL  L  v L dt  di
dt L
Penyearah dengan Beban Induktif
• Dengan mengintegrasikan kedua sisi dari persamaan
tersebut,

1 t3
 v L dt   di  i( t3 )  i( 0 )  0
i ( t3 )

L 0 i( o )

 v L dt   v L dt  0
t1 t3

0 t1

• Yang dinyatakan dengan luasan A dan B dari Gambar


4-8, yaitu: Luasan A – Luasan B = 0
Penyearah dengan Beban Induktif
• Karena pada saat arus menjadi nol, sehingga luasan
A = luasan B.
• Setelah t3, tegangan yang melalui R dan L menjadi
nol dan tegangan dengan polaritas terbalik (-vS )
muncul pada diode. Tegangan ini akan berulang pada
periode T = 1/f.
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa

Gambar 4.10. Dioda jembatan satu fasa ideal dengan Ls = 0


Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
vs is Id

0.4

0.2

0.0

(pu)
-0.2

-0.4

vs vd

0.4

0.2

0.0
(pu)

-0.2

-0.4

Gambar 4.11. Dioda jembatan satu fasa ideal dengan Ls = 0


Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa

Gambar 4.12. Arus saluran rangkaian ideal


Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
vs is Id
0.30

0.20

0.10

0.00

(pu)
-0.10

-0.20

-0.30

vs vd
0.30

0.20

0.10

0.00
(pu)

-0.10

-0.20

-0.30

Gambar 4.13. Arus saluran rangkaian ideal


Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Penyearah satu fasa beban RL
• Untuk beban resistif, arus beban
identik dengan tegangan output.
• Hampir sebagian besar beban
induktif dan arus beban tergantung
pada nilai dari beban R dan beban
induktansi L. Lihat Gbr. 4.14 Gbr. 4.14
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
• Battery E ditambahkan untuk membentuk persamaan umum.
• Jika tegangan input, vs = Vm sin t = 2 Vs sin t, maka arus
beban i0 dapat ditentukan dari:

(4.13)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Kasus 1: Arus beban kontinyu
Kondisi arus kontinyu ini terlihat pada Gb. 4.14b.
Konstanta A1 pada pers. (3.13) dapat ditentukan dari
kondisi: t = , i0 = I0.
 E 2V  ( R / L )( / )
A1   I 0   s
sin  e
 R Z 
 
Substitusi A1 ke (3.13)

2Vs  E 2V  ( R / L )( / t ) E
i0  sin t      I 0   s
sin   e 
Z  R Z  R
 
(4.14)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Dalam kondisi steady-state, i0(t = 0) = i0(t = ),
dengan demikian, i0(t = 0) = I0. Dengan menerapkan
kondisi tersebut,

2Vs 1  e ( R / L )( / ) E
I0  sin   ( R / L )(  /  )
 utk I0  0 (4.15)
Z 1 e R

Setelah substitusi I0 ke (3.14),


2Vs  2 ( R / L )t  E
i0 
Z sin(t    ( R / L )( / )
sin  e  R
 1 e 
untuk 0  (t - )   dan i0  0 (4.16)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Arus rms diode dapat diperoleh dari (3.16),
1/2
 1  
0
2
I D( rms)  i 0 d(t )
 2 
Arus rms luaran dapat ditentukan dengan mengkombi-
nasikan arus rms setiap diode,

I 0( rms)  
I D2 ( rms) 2
 I D( rms) 
1/2
 2I r
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Arus rata-rata diode dapat diperoleh dari (4.16),
1 
I D( av ) 
2 0 i 0 d(t )
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Kasus 2: Arus beban diskontinyu
Kondisi ini diperlihatkan Gb. 4.15d. Arus beban hanya
mengalir dalam periode   t  . Jika didefenisikan x
= E/Vm = E/2Vs, dengan tegangan battere (emf)
konstan, dikenal dengan rasio tegangan. Diode mulai
konduksi pada t = , diberikan oleh persamaan:

1 E
  sin  sin 1 ( x )
Vm
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Pada t = , i0(t) = 0 dan (3.13) memberikan:
E 2Vs  ( R / L )( / )
A1    sin     e
 R Z 
Substitusi A1 ke (3.13), arus beban:

2Vs E 2Vs  ( R / L )( / t ) E


i0  sin t       sin     e 
Z  R Z  R
(3.17)
Pada t = , arus turun menjadi nol, dan i0(t= ) = 0,
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa

2Vs E 2Vs  ( R / L )(   / t ) E


sin        sin     e  0
Z  R Z  R
(3.18)
Pers. (3.18) di bagi dengan 2Vs1/Z dan substitusi R/Z =
cos  dan L/R = tan , di peroleh

(   )
 x  tan( ) x
sin(    )    sin(   )  e  0 (3.19)
 cos( )  cos( )
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
 dapat ditentukan berdasarkan iterasi. Dimulai dengan
 = 0, dan terus tambahkan kenaikan nilainya dalam
besaran yang kecil hingga persamaan sebelah kanan
mencapai nol. Arus rms diode,
1/2
 1  

2
I D( rms)   i 0 d(t )
 2 0 
Arus rata-rata diode, dapat juga dihitung dari pers.
(3.17)
1 
I D( av ) 
2 0 i 0 d(t )
Contoh 4.3
Suatu penyerah satu fasa gelombang penuh (Gbr. 3.4a)
mempunyal L = 6.5mH, R = 2.5 , dan E = 10 V. Tegangan input,
Vs = 120 V, 60 Hz. Tentukan:
1. Arus beban I0 steady-state pada t = 0
2. Arus diode rata-rata, ID(av)
3. Arus rms diode, ID(rms)
4. Arus rms output, I0(rms)
5. Power factor input, PF.
Contoh 4.3
Solusi
Tidak diketahui apakah arus continue atau discontinue, tapi perlu
diasumsikan arus bersifat continue. Kalau asumsi tidak benar,
maka arus beban nol, dan lanjut ke sifat arus discontinue.

L = 6.5mH, R = 2.5 , E = 10 V, Vs = 120 V, f = 60 Hz.

  2f  ( 2 )(3.14)(60)  377 rad / dt


Z  R 2  (L ) 2  3.5 
  tan 1 (L / R)  44.43 0
Contoh 4.3
1) Arus beban steady-state pada t = 0, I0 = 32.8 A. Karena I0 >
0, maka arusnya bersifat continue. Asumsi benar!
2) Integrasi numeric dari i0 pada pers. (3.16), ID(av) = 19.61 A.
3) Dengan integrasi numeric dari i02 antara batas t = 0 dan ,
diperoleh arus rms diode sebesar ID(rms) = 28.5 A.
4) Arus rms output IO(rms) = 2 Ir = 2 (28.50) = 40.3 A.
5) Daya peban ac, Pac = Irms2 R = (40.3)2 x 2.5 = 4.06 kW.
Faktor daya input,
PF = Pac/VsIrms = (4.061 x 10-3(/(120 x 40.3) = 0.84 (lag)
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Penyearahan satu fasa dengan beban induktif tinggi
• Untuk beban resistif, arus input dari penyearah satu
fasa merupakan gelombang sinusioda.
• Untuk beban induktor, arus input penyearah
mengandung distorsi, seperti yang diperlihatkan Gbr.
4.15c.
• Jika beban induktif tinggi, arus beban hampir konstan
dengan sedikit mengandung ripple dan arus inputnya
berbentuk segi-empat.
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa

Dari Gbr. 4.15, jika vs1 adalah tegangan input sinusoida,


is adalah tegangan input sesaat, dan is1 merupakan
komponen fundamental.

Gbr. 4.15
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Jika  merupakan sudut antara komponen fundamental
dari arus input dan tegangan,  dikenal sebagai
displacement angle, dan didefenisikan sebagai,
DF = cos  (3.21)
Harmonic factor (HF) dari arus input didefenisikan
sebagai, 1 / 2  2 
1 /2
 I s2  I s21  
Is 
HF       1 (3.22)
 2
I s1   I  
   s1  
dimana Is1 merupakan komponen fundamental dari arus
input Is .
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
Power factor (PF) input didefenisikan sebagai,
Vs I s1 I s1
PF  cos   cos  (3.23)
Vs I s Is
Catatan:
1. HF merupakan pengukuran terhadap distorsi
gelombang dan dikenal sebagai total harmonic
distortion (THD).
Penyearah Dioda Jembatan Satu Fasa
2. Jika arus input is murni sinusoida, Is1 = Is dan faktor
daya (PF) sama dengan displacement factor (DF).
Displacement angle  menjadi sudut impedansi  =
tan-1 (L/R) untuk beban RL.
3. Displacement factor (DF) umumnya dikenal sebagai
displacement power factor (DPF).
4. Penyearah ideal mempunyai  = 100%, Vac = 0, RF
= 0, TUF = 1, HF = THD = 0, and PF = DPF = 1.
Three-Phase Bridge Rectifiers
• A three-phase bridge rectifier is commonly used in
high power application as shown in Fig. 4.16. This is
a full-wave rectifier that can operate with or without a
transformer and gives six-pulse ripples on the output
voltage.
• The diodes are numbered in order of conduction
sequences and each one conducts for 1200. The
conduction sequence for diodes is D1-D2, D3-D2, D3-
D4, D5-D4, D5-D6, D1-D6.
Three-Phase Bridge Rectifiers

Gbr. 4.16
Three-Phase Bridge Rectifiers

Gbr. 4.17
Three-Phase Bridge Rectifiers

Gbr. 4.17
Three-Phase Bridge Rectifiers
• The line-to-line voltage is 3 times the phase voltage of a
three phase Y-connected source. The wave-forms and
conduction times of diodes are shown in Figure 4.17.
• If Vm is the peak value of the phase voltage, then the
instantaneous phase voltage can be described by,

• Because the line-to-line voltage leads the phase voltage


by 300, the instantaneous line-to-line voltage can be
described by,
Three-Phase Bridge Rectifiers

• The average output voltage is found from,


Three-Phase Bridge Rectifiers
Where Vm is the peak phase voltage. The rms output
voltage is,

If the load is purely resistive, the peak current through a


diode is Im = 3Vm/R and,
Three-Phase Bridge Rectifiers

And the rms value of the transformer second current,


Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• Equations that are derived in previous section can be
applied to determine the load current of a three-phase
rectifier with an RL load (as shown in Fig. 4.18).

Gbr. 4.18
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• The load current i0 can be found from,

• which has a solution of the form,

• where load impedance


Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• And load impedance angle  = tan-1 (L/R)
• The constant A1 in (*) can be determined from the
condition: at t = /3, i0 = I0,

• Substitution A1 in Eq.
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• Under a steady-state condition, i0(t = 2 /3) = i0(t
=  /3). That is, i0(t =2/3) = I0. Applying this
condition, we get the value of I0 as

• Which, after substitution in Eq. (3.39) and


simplification, gives
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load

• The rms diode current can be found fro Eq. (3.41) as,
Three-Phase Bridge Rectifiers
Three-Phase Bridge Rectifiers with RL Load
• Equations that are derived in previous section can be
applied to determine the load current of a three-phase
rectifier with an RL load (as shown in Fig. 4.18).
• It can be noted from Fig. 4.17 that the output voltages
becomes

where Vab is the line-to-line rms input voltage.


Penyearah Diode Tiga Fasa
• Pada aplikasi industri dimana sumber tegangan bolak-
balik tiga fasa tersedia, maka akan lebih baik
menggunakan penyearah tiga fasa dibandingkan
dengan penyearah satu fasa. Hal ini dikarenakan
tegangan searah keluaran tiga fasa mempunyai
komponen riak (ripple) yang rendah dan mempunyai
kemampuan daya yang besar.
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)

• Berikut ini akan memperlihatkan rangkaian


penyearah diode jembatan tiga fasa ideal yang paling
umum digunakan.
IL
Vd VL

1 3 5

A Isa

R=0Vsa
B

100 [uF]

2 [ohm]
Vsb
C
Gbr. 4.19. Vsc

Penyearah diode 4 6 2

tiga fasa
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
• Berikut ini akan 0.40
0.30
Vsa Vsb Vsc

0.20
memperlihatkan rangkaian 0.10
0.00

(pu)
-0.10
penyearah diode jembatan -0.20
-0.30
-0.40

tiga fasa ideal yang paling 0.30


VL

umum digunakan. 0.20


0.10

(pu)
0.00
-0.10
IL
IL 0.60
Vd VL 0.50
0.40
1 3 5
0.30
(pu)

A Isa
0.20
R=0Vsa 0.10
B
100 [uF]

0.00 Isa
2 [ohm]

Vsb
C
Vsc
0.4

4 6 2 0.2

0.0
(pu)

-0.2

-0.4
Gbr. 4.20. Penyearah diode tiga fasa
Cont’d
Vsa Vsb Vsc
0.40

• Berikut ini akan 0.30


0.20
0.10
0.00
memperlihatkan rangkaian

(pu)
-0.10
-0.20
-0.30
penyearah diode jembatan -0.40

VL
tiga fasa dengan Ls yang 0.32

paling umum digunakan

(pu)
0.14
IL
0.530

(pu)

0.440
Isa

0.4

0.2

0.0
(pu)

-0.2

-0.4

Gbr. 4.21. Penyearah diode tiga fasa


Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)

• Tegangan searah rata-rata keluaran dapat ditentukan


sebagai berikut:

1 1
vd  vab  2VLL cos t    t  
6 6
Dimana VLL adalah tegangan rms antar saluran.
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)
vPn
van vbn vcn

(a) 0 t

t  0 v vNn
d

Area A
2 V LL Vdo
(b) 0
 / 6 0  / 6
t

ia
120o D4
0 t
D1 120 o D1
60o

D6 D6
(c) t
Gbr. 4.22. 0
D3

Gelombang keluaran
D5 D5
0 t
D2
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)

• Dengan mengintegrasikan , tegangan area A dapat


dihitung sebagai berikut:
 /6
A  2VLL cos t d ( t )  2VLL
 / 6

Apabila dibagi dengan /3 interval,

1  /6 3
Vdo  
 / 3  / 6
2VLL cos t d ( t ) 

2VLL  1.35VLL
Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)

• Sedangkan arus rms saluran,

2
IS  I d  0.816I d
3

Sedangkan arus fundamental dalam besaran rms,

1
I S1  6 I d  0.781I d

Penyearah Diode Tiga Fasa… (cont’d)

• Dan komponen harmonisa dapat dinyatakan sebagai


fungsi komponen frekwensi fundamental,

I sh
I sh  h = 5, 7, 11, 13, …
h

Anda mungkin juga menyukai