Anda di halaman 1dari 35

Chapter 6

KONVERTER DC-DC

Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, SMIEEE, MIET, MIAENG
Konverter Penaik Tegangan
• Gambar 6.11 memperlihatkan konverter penaik
tegangan (Boost Converter). Aplikasi utamanya
pada suplai daya dc teregulasi dan pengereman
regeneratif motor dc. Sesuai dengan namanya,
maka tegangan keluaran dari konverter ini selalu
lebih besar dari tegangan masukannya.
io
+ +
iL
L

+ + vL - C vo = Vo R Vo
Gambar 6.11. Konverter Vd
penaik tegangan. - - - -
Konverter Penaik Tegangan
Mode Konduksi Kontinyu
• Gambar 6.12 memperlihatkan gelombang steady
state untuk mode konduksi dimana arus induktor
mengalir secara kontinyu [iL(t) > 0]. Karena pada
kondisi steady state, integral waktu dari tegangan
induktor selama satu periode waktu harus nol,

Vd ton  Vd  Vo toff  0


Konverter Penaik Tegangan
• Dengan membagi kedua sisi dengan Ts dan
persamaan disusun kembali, diperoleh

Vo Ts 1
 
Vd toff 1  D

Gambar 6.12. Karakteristik Konverter Penaik Tegangan dengan Vo konstan


Konverter Penaik Tegangan
• Dengan membagi kedua sisi dengan Ts dan
persamaan disusun kembali, diperoleh

Vo Ts 1
 
Vd toff 1  D

Gambar 6.13. Karakteristik Konverter Penaik Tegangan pada batas konduksi


kontinyu-diskontinyu
Konverter Penaik Tegangan

Gambar 6.14. Konverter Penaik Tegangan


Konverter Penaik Tegangan

Gambar 6.15. Konverter Penaik Tegangan: Operasional dan bentuk gelombang


Contoh Soal 6.2
Sebuah konverter penaik tegangan (boost converter) seperti
Gbr. 6-15a, arus induktor sebesar iL = 2A. Konverter ini
beroperasi dalam kondisi dc steady-state dengan kondisi
sebagai berikut: Vin = 5 V, Vo = 12 V, Po = 11 W, dan fs = 200
kHz. Asumsi komponen ideal, hitung L dan gambarkan
gelombangnya seperti diperlihatkan Gbr. 6-15c.
Solusi
Dari pers. pada Gbr. 6.15, siklus rasio D = 0.583. Dengan fs =
200 kHz, Ts = 5s, dan Ton = DTs = 2.917s. vL berfluktuasi
antara Vin = 5V dan –(Vo – Vin ) = -7V. Dengan menggunakan
kondisi selama komponen on-time, diperoleh
L = (Vin /iL)(DTs ) = 7.29H
Contoh Soal-6.2
Arus induktor rata-rata: IL = Iin = Pin (= Po)/ Vin = 2.2A dan iL =
iL + iLripple.
Ketika komponen (transistor) on, arus diode nol, jika tidak
idiode = iL.
Arus diode rata-rata sama dengan arus keluaran rata-rata:
Idiode = Io = (1-D) Iin = 0.917 A
Arus kapasitor iC = Idiode – Io . Ketika transistor on, arus diode
nol dan iC = - Io = 0.917A.
Arus kapasitor meloncat hingga nilai 2.283 A dan jatuh ke 1 –
0.917 = 0.083 A
Konverter Penurun-Penaik Tegangan
Konverter Penurun-Penaik Tegangan (Buck-Boost
Converter)
• Aplikasi utama dari konverter penurun-penaik
tegangan adalah sebagai suplai daya dc teregulasi
dengan tegangan dc keluaran polaritas positif dan
negatif terhadap terminal referensi sesuai dengan
yang diinginkan, serta tegangannya bisa lebih besar
atau lebih kecil dari tegangan masukannya.
Konverter Penurun-Penaik Tegangan

Gambar 6.16. Konverter Penurun dan Penaik Tegangan.


Konverter Penurun-Penaik Tegangan

Gambar 6.17. Konverter Penurun dan Penaik Tegangan:


Operasional dan bentuk gelombang.
Konverter Penurun-Penaik Tegangan
• Dengan membagi kedua sisi dengan Ts dan
persamaan disusun kembali, diperoleh

Vo Ts 1
 
Vd toff 1  D
Contoh Soal-6.3
Sebuah buck-boost converter seperti diperlihatkan Gbr. 6-16b
beroperasi pada kondisi dc steady-state dengan kondisi sebagai
berikut: Vin = 14 V, Vo = 42 V, Po = 21 W, iL = 1.8 A, dan fs =
200kHz. Dengan mengasumsikan komponen ideal, hitung nilai
L dan gambakan gelombang seperti diperlihatkan Gbr. 6-17c.

Solusi:
Dari pers. 3.26, D = 0.75, Ts = 1/fs = 5µs, dan Ton = DTs =
3.75µs seperti diperlihatkan Gbr. 3.13. Tegangan inductor vL
berfluktuasi diantara Vin = 14 V dan –Vo = -42 V. Dengan
menggunakan pers. (3.28),
Contoh Soal-6.3

Vin
L DTs  29.17 H
i L

Arus input rata-rata, Iin = Pin (= Po ) / Vin = 0.5 A. Oleh


karenanya IL = Iin + Io = 2 A. Ketika transistor on, arus diode
nol; jika tidak idiode = iL.
Arus diode rata-rata sama dengan arus output rata-rata: Idiode =
Io = 0.5 A. Arus kapasitor, iC = idiode – Io . Ketika transistor on,
arus diode nol dan iC = -Io = -0.5 A. Arus kapasitor meloncat ke
nilai 2.4 A dan jatuh ke 1.1 – 0.5 = 0.6 A.
Contoh Soal-6.3
Konverter Cúk
Konverter Cúk
• Konverter Cúk diperlihatkan Gbr. 6.23. Konverter
ini diperoleh dengan menggunakan prinsip dualitas
pada rangkaian konverter penurun-penaik tegangan.
Konverter Cúk memberikan keluaran yang
teregulasi dengan polaritas negatif terhadap
terminal besama masukan. Kapasitor C1 berfungsi
sebagai komponen utama yang menyimpan dan
menyalurkan energi dari masukan ke keluaran.
Konverter Cúk

iL1 iL2
-
+ vL1 vL2
C1
Vd T D C R Vo

- +

Gambar 6.23. Konverter Cúk.


Konverter Cúk
• Kapasitor C1 berfungsi sebagai komponen utama
yang menyimpan dan menyalurkan energi dari
masukan ke keluaran. Pada kondisi steady state,
tegangan rata-rata induktor VL1 dan VL2 adalah nol.
Konverter Cúk

Gambar 6.24. Perasional converter cuk pada kondisi steady-state


Contoh Soal-6.4
• Pada sebuah konverter penaik tegangan, siklus
rasio diatur sedemikian rupa, sehingga tegangan
keluaran Vo berada pada posisi 48 volt. Tegangan
masukan bervariasi dalam daerah yang cukup besar
dari 12 hingga 36 volt. Daya keluaran maksimum
sebesar 120 Watt. Untuk alasan stabilitas,
disyaratkan bahwa konverter tersebut selalu
beroperasi pada mode konduksi arus diskontinyu.
Frekuensi switching adalah 50 kHz.
Contoh Soal-6.4
• Dengan mengasumsi bahwa semua komponen
adalah ideal dan kapasitor C mempunyai
kapasitansi yang sangat besar, hitung nilai
maksimum induktor L yang digunakan.
Contoh Soal-6.4
Solusi:
• Pada konverter ini, diketahui Vo = 48V, Ts = (1/fs) =
(0.02 x 10-3) = 20µs. Io,max = (Po/Vo) = 120 W/48 V
= 2.5 A.
• Untuk memperoleh nilai maksimum L untuk
mempertahankan arus konduksi diskontinyu, kita
asumsikan bahwa arus induktor berada pada ujung
konduksi kontinyu.
• Dengan daerah tegangan Vd (12 – 36 V), maka D
akan berada pada daerah sekitar 0.75 – 0.25.
Contoh Soal-6.4

iL,peak
IL = ILB
vL
iL
Vo = Constant

0 t ILB,max = (TsVo / 8L)


IoB,max= 0.074TsVo/L
IoB ILB

0 D
ton toff 0.25 0.5 0.75 1.0

Ts (1/3)
(a) (b)

Gambar 5.13. Konverter penaik tegangan pada batas kontinyu-diskontinyu.


Contoh Soal-6.4
• Untuk besaran D ini, maka dari Gbr. 5-13b, IoB
mempunyai nilai terkecil pada D = 0.75. Oleh
karena itu, dengan mensubstitusi D = 0.75 pada
pers. (5-29) untuk IoB dan mempersamakannya
terhadap Io,max sebesar 2.5 A, maka L dapat
dihitung:

20 x 106 x 48
L x 0.751  0.75  9 H
2

2 x 2.5
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Ada tiga aplikasi pokok dari konverter jembatan
penuh seperti diperlihatkan Gbr. 5.27, yaitu:
– Pengendali motor dc
– Konversi dc ke ac (gelombang sinus) pada mode
suplai daya ac UPS
– Konversi dc ke ac (frekuensi tinggi) pada mode
suplai daya trafo dc terisolasi
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Pada konverter jembatan penuh, masukannya berupa
besaran dc yang tetap, Vd. Keluaran konverter
merupakan tegangan dc Vo, yang dapat dikontrol
besarannya sebagaimana juga polaritasnya.
• Demikian juga besaran dan arah arus keluaran io
dapat dikontrol. Oleh karena itu, konverter jembatan
penuh seperti yang diperlihatkan Gbr. 5.27 dapat
dioperasikan dalam empat kuadran pada bidang io-vo,
dan aliran daya pada konverter bisa pada arah yang
lainnya.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh

id
+
TA+ DA+ TB+ DB+ DC-motor load
io io
A +
Ra x x
vo
Vd vo (= vAN - vBN) La 0
vAN x x
B + ea
-
+ -
TA- TB-
DA- DB- vBN
- -
N

Gambar 5.27. Konverter dc-dc jembatan penuh; Tegangan dan arus tanpa Cd.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Tegangan keluaran sangat ditentukan oleh status
saklar. Sebagai contoh, perhatikan terminal A pada
Gbr. 5.27 tegangan keluaran vAN dengan referensi
terhadap bus negatif N, ditentukan oleh kondisi
saklar sebagai berikut:
• Ketika TA+ on, arus keluaran akan mengalir melalui
TA+ jika io positif atau arus akan mengalir melalui
DA+ jika io negatif.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Dalam kasus lain, TA+ on menjamin bahwa terminal
A pada Gbr. 5.27 mempunyai potensial yang sama
dengan terminal positif masukan dc, dan oleh
karenanya,

v AN  Vd (jika TA+ on dan TA- off) (5-66a)

• Demikian juga, ketika TA- on, arus io negatif akan


mengalir melalui TA- (karena DA+ terbias balik) dan
arus io positif akan mengalir melalui DA-.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Dengan demikian,

v AN  0 (jika TA- on dan TA+ off) (5-66b)

• Pers. (5-66a) dan (5-66b) menunjukkan bahwa vAN


hanya tergantung pada status saklar dan tidak
tergantung kepada arah arus io.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Dengan demikian, tegangan keluaran konverter
terminal A, dirata-ratakan selama satu frekuensi
switching waktu periode Ts, hanya tergantung pada
tegangan masukan Vd dan siklus rasio TA+:

Vd t on  0  t off
V AN   Vd  siklus rasio TA (5-67)
Ts

dimana ton dan toff merupakan interval on dan off


dari TA+.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Dengan argumentasi yang sama juga berlaku pada
terminal B dan vBN tergantung pada Vd dan siklus
rasio dari saklar TB+:

VBN  Vd  siklus rasio TB (5-67)

tidak tergantung pada arah arus io. Dengan


demikian, keluaran konverter Vo (= VAN – VBN)
dapat dikontrol dengan mengatur siklus rasio saklar
dan tidak tergantung pada besaran dan arah arus io.
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
Vˆtri vcontrol

t=0 Ts/2
(a) 0

t1 t1
Ts = 1/fs
vAN
Vd
(b) 0
vBN
Vd
(c) 0

Vo Vd
(d) 0
(-Vd)
on state: (TA+, TB-)

(TA-, TB+) (TA-, TB+)


io
Io
(e) 0
(DA+, DB-)
(DA-, DB+) (TA+, TB-)
(TA-, TB+)
Gambar 5.28. Modulasi lebar pulsa
(f) 0
dengan tegangan switching dua kutub. io
Io

(DA-, DB+) (DA+, DB-)


(TA-, TB+) (TA+, TB-)
Konverter DC-DC Jembatan Penuh
• Dengan argumentasi yang sama juga berlaku pada
terminal B dan vBN tergantung pada Vd dan siklus
rasio dari saklar TB+:

VBN  Vd  siklus rasio TB (5-67)

tidak tergantung pada arah arus io. Dengan


demikian, keluaran konverter Vo (= VAN – VBN)
dapat dikontrol dengan mengatur siklus rasio saklar
dan tidak tergantung pada besaran dan arah arus io.

Anda mungkin juga menyukai