Penyearah Terkontrol
(Controlled Rectifier)
Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, SMIEEE, MIET, MIAENG
Penyearah Terkontrol
• Dalam beberapa aplikasi seperti pengisian batere dan
pengendali motor dc dan motor ac dibutuhkan
tegangan keluaran dc yang dapat dikontrol.
• Konversi tegangan ac ke tegangan dc yang bisa
terkontrol diperoleh dari konverter pengontrol fasa
dengan menggunakan komponen thyristor.
• Pada waktu-waktu yang lalu, konverter jenis ini
banyak digunakan dalam jumlah yang besar dalam
mengatur aliran daya elektrik.
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Dengan meningkatkan penggunaan saklar yang bisa
diatur pada tegangan dan arus tinggi, penggunaan
konverter thyristor menjadi sangat popular saat ini
terutama dalam penggunaaan tiga fasa dan berdaya
tinggi.
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Gambar 4.1a memperlihatkan diagram blok konverter
terkontrol.
Gambar 4.1
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Untuk tegangan saluran ac yang diberikan, tegangan
rata-rata dc sisi terima dapat dikontrol dari nilai
tegangan maksimum ke tegangan minimum secara
kontinyu.
• Arus konverter dc Id (atau io dalam analisis sesaat)
tidak dapat merubah arah. Oleh karena itu, konverter
jenis ini hanya dapat beroperasi dalam dua kuadran
pada bidang Vd – Id, seperti diperlihatkan Gbr. 4.1b.
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Disini, nilai positif dari Vd dan Id menerapkan
penyearahan dimana daya mengalir dari sisi ac ke sisi
dc. Dalam mode inverter, Vd menjadi negatif (tetapi Id
tetap positif) dan daya dialirkan dari sisi dc ke sisi ac.
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Dibeberapa aplikasi, seperti pengendali motor dc
dengan pembalikan putaran pada pengereman
regeneratif, konverter harus dapat beroperasi dalam
empat kuadran.
• Ini akan dicapai dengan menghubungkan dua
konverter dua-kuadran dalam hubungan anti-paralel
atau saling membelakangi.
• Dalam menganalisis konverter tersebut, thyristor
diasumsikan ideal, kecuali untuk pertimbangan waktu
pemadaman thyristor tq.
Penyearah Terkontrol (cont’d)
• Untuk tegangan masukan yang diberikan, besaran dan
tegangan keluaran rata-rata pada konverter thyristor
dapat dikontrol dengan penundaan sesaat dimana
thyristor bisa mulai menghantar, seperti diperlihatkan
Gbr. 4.2.
• Pada Gbr. 4.2a, sebuah thyristor menghubungkan
sumber frekuensi saluran vs dengan suatu resistansi
beban.
Rangkaian Dasar Thyristor
1 t
i ( t )
L
v L ( ) d (4.2)
di
v L (t ) L v s E d (4.3)
dt
Rangkaian Dasar Thyristor (cont’d)
t
1 2 3 4 2
t
t
1 t
i ( t )
L v ( ) E d
2
s d (4.4)
Vˆst
Vcontrol
180
o o
(4.5)
Vˆst
Konverter Satu Fasa
Rangkaian ideal dengan Ls = 0 dan id (t) = Id
• Rangkaian praktis seperti yang diperlihatkan Gbr.
4.4a, dengan asumsi bahwa Ls = 0 dan arus dc murni
id (t) = Io.
• Arus id mengalir melalui salah satu thyristor pada
kelompok atas (thyristor 1 dan 3) dan satu thyristor
pada kelompok bawah (thyristor 2 dan 4).
Konverter Satu Fasa (cont’d)
(a) α = 0
(b) α = terbatas
Gbr. 4.4
Konverter thyristor dengan
Ls=0
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Jika arus gate yang diberikan pada thyristor bersifat
kontinyu, thyristor pada Gbr. 4.4 akan bersifat
sebagai sebuah diode dan operasinya akan sama.
Gelombang tegangan dan arus yang timbul
diperlihatkan Gbr. 4.5a.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Konduksi alamiah sesaat dari thyristor yaitu kondisi
sesaat dimana thyristor mulai menghantar jika arus
gatenya diberikan secara kontinyu.
• Oleh karena itu, pada Gbr. 4.4a, konduksi natural
sesaat adalah:
– ωt = 0 untuk thyristor 1 dan 2 dan
– ωt = π untuk thyristor 2 dan 4.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Selanjutnya, dengan mempertimbangkan efek dari
pemberian pulsa arus gate yang tertunda oleh suatu
sudut α (disebut sudut delay atau sudut picu) dengan
memperhatikan konduksi alamiah sesaat.
• Untuk ωt = 0, arus melalui thyristor 3 dan 4, dan vd =
-vs.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Seperti diperlihatkan pada Gbr. 4.4b, tegangan yang
melalui thyristor 1 menjadi terbias balik diatas ωt = 0,
akan tetapi tidak dapat menghantar hingga ωt = α
ketika pulsa arus gate diberikan.
• Hal yang sama berlaku pada thyristor 2. Sebagai
konsekwensi dari penundaan sudut α yang terbatas ini
(pada Gbr. 4.4a, α = 0), vd menjadi negatif selama
interval dari 0 ke α.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Pada ωt = α, arus komutasi dari thyristor 3 dan 4 ke
thyristor 1 dan 2 merupakan sesaat sehubungan
dengan Ls = 0.
• Ketika thyristor 1 dan 2 konduksi, vd = vs. Thyristor 1
dan 2 konduksi hingga ketika thyristor 3 dan 4
dipicu, tertunda sebesar sudau α dengan
memperhatikan konduksi alamiah sesaat ( t )
• Arus komutasi yang sama juga terjadi dari thyristor 1
dan 2 ke thyristor 3 dan 4.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Dengan membandingkan efek dari sudut tunda α pada
gelombang vd pada Gbr. 4.4b dengan Gbr.4.4a
menunjukkan bahwa nilai rata-rata tegangan dc Vd
dapat dikontrol oleh waktu tunda. Untuk menghitung
Vd dilakukan sebagai berikut:
1 2 2
Vd
2Vs sin td (t )
Vs cos 0.9Vs cos
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Bila Vdo merupakan nilai rata-rata dari tegangan dc
pada Gbr. 4.4a dengan α = 0 dan Ls = 0, maka
1 2 2
Vdo
0
2Vs sin td (t )
Vs 0.9Vs
1 T 1 T
P
T
0
p (t ) dt
T v i dt
0
d d
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Vd
Vdo
1 T
P Id
T
0
vd dt I dVd 0.9Vs I d cos
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Arus saluran is
• Arus saluran masukan is pada Gbr. 4.4b merupakan
sebuah gelombang segi empat dengan amplitudo Id.
• Seluruh gelombang dari Gbr. 4.4b tergeser fasanya
oleh sudut tunda α terhadap gelombang tegangan vs.
• Arus is pada Gbr. 4.6a dapat dinyatakan dalam
persamaan komponen Fouriernya sebagai,
Konverter Satu Fasa
t
(a) 2 I s1
1
I sh
I s1
(b)
(c)
2
I s1 2 I d 0 .9 I d (*)
Is Id
(4.14)
• Dari pers. (4-12) dan (4-14), distorsi harmonisa total
dapat dihitung,
I s2 I s21
% THD 100 x 48.43% (4.15)
I s1
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Daya, Faktor daya, dan Daya reaktif
• Dengan melihat gelombang is1 pada Gbr. 4.7a,
ternyata bahwa rangkaian Gbr. 4.4,
Gambar 4.8. Konverter thyristor satu fasa dengan Ls dan arus dc konstan.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Dengan mengalikan kedua sisi persamaan diatas
dengan d(ωt) dan mengintegrasikan sepanjang
komutasi interval,
u Id
2Vs sin t d (t ) Ls
Id
(diis ) 2Ls I d (4.21)
u
Au
2Vs sin t d (t ) (4.22)
Au 2Ls I d (4.25)
Vdu
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Dengan menggunakan pers. (4-6) dan (4-25),
2
Vd 0.9Vs cos Ls I d (4.26)
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Arus Masukan Saluran
• Arus masukan is pada Gbr. 4.9a mempunyai bentuk
gelombang trapesiodal. Dengan asumsi ini, sudut
diperkirakan sama dengan . Oleh karena itu,
Vs I s1 DPF Vd I d (4.28)
• Dengan menggunakan pers. (4-26) melalui pers. (4-
28),
Gambar 4.10.
(a) Konverter praktis thyristor.
(b) Bentuk gelombang.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Dengan demikian, nilai rata-rata vd dapat dinyatakan
dalam pers. (4-26) jika arus id mengalir kontinyu,
2 (4.30)
Vd 0.9Vs cos Ls I d ,min
did
vd rd id Ld Ed (4.31)
dt
1 T rd T Ld I d (T )
T
0
vd dt
T
0
id dt
T
Id (0)
did E d (4.32)
Vd rd I d E d (4.33)
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Mode Operasi Inverter
• Seperti yang telah dijelaskan di bagian 4.1 bahwa
konverter thyristor dapat juga beroperasi sebagai
sebuah mode inverter dimana Vd mempunyai nilai
negatif, seperti yang diperlihatkan Gbr. 4.1b,
sehingga terjadi aliran daya dari sisi dc ke sisi ac.
• Salah satu cara yang paling mudah untuk memahami
cara operasi dari mode inverter yaitu dengan
mengasumsi bahwa sisi dc dari konverter dapat
diganti dengan sumber arus dengan amplitudo
konstan Id, seperti yang diperlihatkan Gbr. 4.11a.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
Gambar 4.11.
(a) Inverter, dengan asumsi arus dc konstan.
(b) Bentuk gelombang.
t
1, 2 3, 4
t t
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Untuk sudut tunda α yang lebih besar dari 90o tetapi
kurang dari 180o, gelombang tegangan dan arus
diprlihatkan oleh Gbr. 4.11b. Nilai rata-rata vd negatif,
diberikan oleh pers. (4-26), dimana 90o < α < 180o.
• Daya rata-rata Pd (=VdId) negatif dan oleh karena itu
mengalir dari sisi dc ke sisi ac. Pada sisi ac, juga
negatif karena > 90o. Ada beberapa hal yang bisa
dilihat disini, bahwa mode inverter memungkinkan
karena ada sumber energi pada sisi dc.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Pada sisi ac, sumber tegangan ac memfasilitasi arus
komutasi dari salah satu pasang thyristor ke pasangan
thyristor lainnya. Daya mengalir pada sumber ac ini.
Gambar 4.12a memperlihatkan sumber tegangan Ed
pada sisi dc yang dapat direpresentasi oleh batere,
sumber fotovoltaik, atau sumber dc yang dihasilkan
oleh sistem generator angin.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Dengan mengasumsi suatu nilai Ld yang besar dan
nilai arus dc konstan id, maka gelombang Gbr. 4.11b
juga dapat diterapkan pada rangkaian 4.11a. Karena
tegangan rata-rata yang melalui Ld adalah nol, maka
2
Ed Vd Vdo cos Ls I d (4.34)
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Persamaannya tepat jika arus konstan pada Id, kalau
tidak, nilai id pada ωt = α harus digunakan pada pers.
(4-34) sebagai pengganti Id. Gambar 4.12b
menunjukkan bahwa untuk nilai tertentu yang
diberikan pada α, misalnya α1, maka interseksi dari
sumber tegangan dc Ed = Ed1, dan karakteristik
konverter pada α1 menentukan arus dc Id1 dan dengan
demikian daya Pd1 mengalir.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
• Selama mode inverter, gelombang tegangan melalui
salah satu thyristor diperlihatkan Gbr. 4.13. Suatu
sudut γ didefenisikan sebagai,
γ = 180o – (α + u) (4.35)
3
2
1
Gambar 4.12. (a) Inverter thyristor dengan sumber tegangan dc. (b) Vd vs Id.
Konverter Satu Fasa (cont’d)
t
3, 4 u
Gambar 4.13. Tegangan yang melalui sebuah thyristor pada mode inverter.
Konverter Tiga Fasa
Konverter Tiga Fasa
Rangkaian ideal dengan Ls = 0 dan id(t) = Id
• Rangkaian praktis Gbr. 4.4 dengan asumsi Ls = 0 dan
arus dc murni id(t) = Id diperlihatkan oleh Gbr. 4.14a.
• Arus id mengalir melalui salah satu thyristor grup atas
(thyristor 1, 3 dan 5) dan satu thyristor grup bawah
(thyristor 2, 4 dan 6).
• Jika arus pemicu diberikan secara kontinyu, thyristor
pada Gbr. 4.14 akan bersifat dan operasinya akan
sama dengan rangkaian diode.
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Pada kondisi-kondisi ini (α = 0 dan Ls = 0), tegangan
arus pada fasa a diperlihatkan oleh Gbr. 4.15a.
Tegangan dc rata-rata Vdo,
3 2 (4.36)
Vdo VLL 1.35VLL
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Dengan menggunakan defenisi yang sama, konduksi
alamiah sesaat dari thyristor yang bervariasi
diperlihatkan Gbr. 4.15a oleh 1, 2,…,.
• Efek dari pemicuan atau sudut tunda α pada
gelombang konverter diperlihatkan oleh Gbr. 4.15b
melalui d.
• Dengan memfokus pada arus komutasi dari thyristor
5 ke 1, terlihat bahwa thyristor 5 dipertahankan
konduksi hingga ωt = α, yang mana arus komutasi
sesaat ke thyristor 1 sehubungan dengan Ls = 0.
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Arus fasa a diperlihatkan Gbr. 4-15c. Demikian juga,
dengan sudut tunda α thyristor yang lain akan
konduksi. Sedangkan tegangan ac antar saluran dan
tegangan dc keluaran vd (= vpn – vNn) diperlihatkan
oleh Gbr. 4.15d.
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
Gambar 4.14. Konverter thyristor tiga fasa dengan Ls = 0 dan arus dc konstan.
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Tegangan dc rata-rata dapat diperoleh gelombang
Gbr. 4.15b dan d. Daerah tegangan-detik Aα (setiap
60o) menghasilkan suatu reduksi tegangan dc rata-rata
dengan sudut delay α dibandingkan Vdo pada Gbr.
4.15a. Dengan demikian,
A
Vd Vdo (4.37)
/3
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Gambar 4.15b, daerah tegangan-radian Aα merupakan
integral dari van – vcn (= vac). Hal ini dapat dilihat
pada Gbr. 4.15d dimana Aα merupakan integral dari
vab – vcb (= vac). Dengan demikian,
3 2
Vd VLL cos 1.35VLL cos Vdo cos (4.40)
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
vd
0 t
t 0
ia
2 4 6
vNn
vpn
van vbn vcn
A
0 t
vcn
ia
0 t
30o
Gambar 4.16. Gelombang t
tegangan sisi dc sebagai fungsi
α dimana Vdα = A/(π/3). 60o
t
90o
t
t
120 o
t
150 o
t
180 o
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
Arus masukan saluran ia, ib, dan ic.
• Arus masukan ia, ib, dan ic mempunyai bentuk
gelombang segi-empat dengan amplitude Id.
Gelombang dari ia bergeser fasa oleh sudut tunda α
pada Gbr. 4.17a terhadap Gbr. 4.15a dengan α = 0.
Kalau dinyatakan dalam komponen Fourier, maka
ia (t ) 2 I s1 sin t 2 I s 5 sin 5t 2 I s 7 sin 7t
2 I s11 sin 11t 2 I s13 sin 13t
2 I s17 sin 17t 2 I s19 sin 19t ...
(4.42)
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
dimana hanya harmonik ganjil ke-3 h yang ada dan
h = 6n ± 1 (n = 1, 2, …) (4-43)
t
1
t 0
I sh
I s1
Gambar 4.17. Arus saluran pada konverter tiga fasa dari Gbr. 4.14.
Konverter Tiga Fasa (cont’d)
• Dari gambar gelombang ia pada Gbr. 4.17, arus rms
total dari arus fasa dapat dihitung,
Is 2
3 I d 0.816 I d (4.46)