FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan karunia-Nya tersebut saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Senyawa Kimia dan Tata Nama Senyawa Kimia”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca. Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Materi tersusun oleh atom-atom, misalnya tembaga, jika tembaga kita potong menjadi
dua bagian masing-masing tetap merupakan tembaga sebab sifat-sifat tembaga masih dimiliki
oleh kedua bagian tersebut. Andaikan tembaga terus-menerus dipotong-potong, semakin lama
semakin kecil, akhirnya akan menjadi butiran (partikel) terkecil yang masih mempunyai sifat
tembaga. Contoh lain materi yang terdiri atas atom adalah besi, timah, timbal dan lain-lain.
Atom yang saling mengikat akan membentuk molekul. Menurut teori molekul, semua
senyawa tersusun atas partikel-partikel sangat kecil yang disebut molekul. Molekul adalah
gabungan beberapa atom unsur-unsur yang membentuk senyawa. Misalnya molekul air,
terbentuk dari unsur oksigen dan unsur hidrogen. Setiap molekul air terbentuk dari 1 atom
oksigen dan 2 atom hidrogen. Molekul-molekul bergabung membentuk senyawa, yang disebut
molekul senyawa. Contoh molekul senyawa antara lain karbondioksida, alkohol, dan gula.
Selain molekul senyawa, terdapat pula molekul unsur. Molekul unsur merupakan
gabungan beberapa atom yang sejenis. Misalnya fosfor, terdapat dalam bentuk molekul tiap
molekul tersusun dari 4 buah atom (P4). Unsur belerang terdapat dalam bentuk molekul yang
tersusun atas 8 atom belerang (S8). Sedangkan unsur-unsur oksigen, hidrogen, nitrogen, klor,
brom, dan yod terdiri atas molekul-molekul dua atom yang biasa dikenal dengan molekul
diatomik. Partikel terkecil dari suatu unsur disebut atom. Partikel terkecil suatu senyawa
disebut molekul. Selain atom dan molekul, partikel, yang lain adalah ion. Ion adalah atom atau
gabungan (gugus) atom yang bermuatan listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion,
sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation. Ion yang berupa gabungan atom
bermuatan listrik disebut ion poliatom.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penulisan angka indeks 1 tidak dipakai pada nama depan, dan tidak wajib pada nama
belakang.
Contoh:
CO (karbon monoksida), NO (nitrogen
oksida), CO2 (karbon dioksida), N2O3(dinitrogen trioksida), NO5 (nitrogen pentaoksida).
TATA NAMA SENYAWA ION
Tata nama senyawa ion adalah pemberian nama pada senyawa yang terbentuk dalam
ikatan kation dan anion (ion).
Aturan dalam pemberian nama senyawa ion:
1) Penulisan kation didahulukan dari anion, tanpa menggunakan angka
2) indeks.
3) Perbandingan muatan kedua unsur yang membentuk senyawa harus netral.
4) Kation logam transisi yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi (biloks)
atau muatan diberi angka Romawi dalam kurung setelah nama umumnya.
Cara lain adalah dengan diberi akhiran o (muatan lebih rendah) dan akhiran i
(muatan lebih tinggi) setelah nama Latinnya. Beberapa jenis kation (ion positif) ditulis
menggunakan nama aslinya
Beberapa jenis anion (ion negatif) ditulis menggunakan ketentuan tertentu.
BAB III
PEMBAHASAN
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka
senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani
sebagai berikut:
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.
Contoh:
(3) Senyawa Umum
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan diatas. Contoh:
H2O : air
NH3 : amonia
CH4 : metana
B. Penamaan senyawa biner yang terdiri atas unsur nonlogam dan non logam.
1. Penamaan unsur bukan logam yang memiliki satu jenis biloks.
Untuk penamaan, dapat dituliskan dengan rumus :
nama unsur nonlogam + nama unsur nonlogam + akhiran 'ida'.
Contoh :
H2S = Hidrogen sulfida
HBr = Hidrogen bromide
jika kation hanya mempunyai satu bilangan oksidasi maka sertakan bilangan oksidasi dari
unsur di tengah dalam ion poliatom setelah nama ionnya
Jawab : c
Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan penamaan :
1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.
2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsure tersebut
dengan mengganti akghiran unsur menjadi –ida.
Logam K diberi nama kalium. Non logam Cl diberi nama klorida. Dengan demikian nama
kimia KCl adalah kalium klorida.
Jawab : e
Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan penamaan :
1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.
2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsure tersebut
dengan mengganti akghiran unsur menjadi –ida.
Logam Na diberi nama Natrium. Nonlogam I diberi nama iodide. Dengaqn demikian nama
kimia NaI adalah Natrium Iodida.
a. NO3
b. N2O
c. N2O3
d. N3O2
e. N3O4
Jawab : c
Karena bilangan oksidasi Nitrogen dalam senyawa N2O3 sama dengan +3, sesuai dengan nama
rumus molekul nitrogen (III) oksida yang diberi angka romawi III.
Jawab : a
NH4 = ammonium, Cl = klorida.
5. Nama kimia dari senyawa MnO2 adalah . . . .
Jawab : c
Bilangan oksidasi Mn dalam MnO2 adalah +4. Nama unsur yang di depan disebutkan terlebih
dahulu, yaitu Mangan. Kemudian bilangan oksidasi Mn dituliskan dalam angka romawi,
setelah itu disebutkan unsur yang dibelakang. Jadi Nama senyawa MnO2 adalah Mangan (VI)
oksida.
Jawab : a
Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida hanya satu
macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian
dibubuhi kata oksida.
Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +3 sehingga
dinamai senyawa aluminium oksida.
Jawab : d
Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida hanya satu
macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian
dibubuhi kata oksida.
Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1
sehingga dinamai senyawa Natrium oksida.
e. Natrium
Jawab : a
Natrium Hidroksida.Na = Natrium, OH = Hidroksida. Basa ditandai dengan adanya ion
hidroksida (OH–). Penamaan basa selalu diakhiri dengan anion hidroksida.
9. Rumus kimia dari senyawa hidrat kalsium sulfat dihidrat adalah . . . .
a. CuSO4.5H2O
d. Na2CO3.10H2O
e. CaSO4.2H2O
Jawab : e
Senyawa Hidrat diberi nama dengan menambahkan angka yunani yang menyatakan
banyaknya air Kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.
CaSO4 = kalsium sulfat, karena terdapat 2 H2O jadi namanya dihidrat. Sehingga CaSO4.2H2O
= kalsium sulfat dihidrat.
Jawab : b
Bilangan Oksidasi Fe dalam FeO adalah +2 sehingga namanaya besi(II) oksida dan Bilangan
oksidasi Cu dalam Cu2O adalah +1 sehingga namanya tembaga(I) oksida.
11. Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi.
Tentukan jenis oksida dari senyawa-senyawa berikut ini dan definisikanlah macam
oksidanya !
Jawaban :
a. H2O2 dan Na2O2 adalah contoh senyawa peroksida, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang di dalam senyawanya kelebihan atom oksigen.
b. H2O, NO, dan MnO2 adalah contoh senyawa oksida indefferen yaitu oksida logam atau
oksida nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun sebagai oksida asam
ataupun sebagai oksida basa.
c. Al2O3, PbO dan ZnO termasuk senyawa oksida amfoter, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau sebagai oksida basa.
d. CO2, SO3 dan P2O5 termasuk dalam senyawa oksida asam, yaitu oksida nonlogam yang jika
direaksikan dengan air akan menghasilkan asam.
e. Na2O, BaO dan Al2O3 adalah contoh senyawa oksida basa, yaitu oksida logam yang jika
direaksikan dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.
Jawaban : D
Difosforus pentaoksida
Nama atom logam 1 = fosfor = P , jumlah = di (2)
Nama atom logam 2 = oksigen = O , jumlah = penta (5)
Rumus kimia senyawa : P2O5
Jawaban : B
Nama senyawa : Timah(IV)klorida
Timah memiliki bilangan oksidasi +4 = Sn+4
Klorida memiliki bilangan oksidasi -1 = Cl-1
Rumus Kimia : SnCl4
DAFTAR PUSTAKA
BAB_III_TATA_NAMA_SENYAWA_DAN_PERSAMAAN.pdf
http://fswawasan.blogspot.co.id/2016/01/laporan-praktikum-tata-nama-senyawa.html
http://heddenclan.blogspot.co.id/2013/05/tata-nama-senyawa-kimia-menurut-iupac_10.html
http://www.avkimia.com/2016/10/tata-nama-senyawa-biner-materi-soal-dan-pembahasan.html