- Adalah senyawa organik yg diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
kesehatan, sering bekerja sbg kofaktor untuk enzim metabolisme ( koenzim )
- Bisa terdapat dl bentuk :
a. Lebih dari satu bentuk struktur kimia : vit B6 : piridoksin, piridoksal,piridoksamin
b. Prekursor : karoten untuk vit A
VIT B KOMPLEKS
Termasuk : tiamin, riboflavin, niasin, piridoksin, asam pantotenat, biotin, kolin, inositol, asam folat
dan sianokobalamin
Rumus kima dan efek biologi sangat berbeda, tetapi digolongkan bersama karena dapat diperoleh dari
sumber yg sama , a.l hati dan ragi
- Defisiensi :
Berat : beri-beri dg gejala terutama pd sistem saraf dan kardiovaskuler
a. Gangguan pada saraf berupa :
Neuritis perifer dg gejala rasa berat dan lemah pada tungkai, gangguan sensorik ( parestesia,
hiperestesia, anestesia, rasa nyeri dan rasa terbakar )
Kekuatan otot makin berkurang, pada keadaan berat terjadi kelumpuhan tungkai
Kelainan SSP : depresi, kelelahan, lekas tersinggung, menurunnya kemampuan konsentrasi dan
daya ingat.
b. Pada sistem kardiovaskuler :
Gejala insufisiensi jantung, antara lain sesak nafas setelah kerja, palpitasi, takikardi, ggn ritme,
pembesaran jantung dan perubahan EKG
c. Pada sal cerna berupa : konstipasi, nafsu makan kurang, perasaan tertekan dan nyeri epigastrium
d. Beri-beri basah : bentuk defisiensi tiamin yg disertai udem , karena hipoprotrombinemia dan ggn
jantung
- Kebutuhan sehari :
Kebutuhan tergantung pada komposisi makanan
Karbohidrat meningkatkan kebutuhan vit B1
Lemak menurunkan kebutuhan Vit B1
AKG Indonesia :
Bayi : 0,3 – 0,4 mg/hari
Dewasa : 1 mg/ hari
Hamil : 1,2 mg /hari
- Farmakokinetika
a. Absorpsi : oral dalam usus halus : duodenum
b. Ekskresi : urin sbg tiamin dan pirimidin
Vitamin B2 ( Riboflavin )
- Sumber : daging, hati, ragi, telur, sayur
- Dalam tubuh diubah menjadi Flavin Mononukleotida ( FMN ) dan Flavin Adenin Dinukleotida
( FAD ) koenzim dari enzim-2 flavin yg diperlukan pada pernafasan jaringan, deaminasi oksidatif
asam amino dan reaksi redoks yang lain.
- Defisiensi :
Mulut : sakit tenggorokan, stomatitis angularis, keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan
licin
Kulit : dermatitis seboroik di muka dan seluruh tubuh
Mata : fotofobia, lakrimasi, gatal dan panas.
Anemia : normokrom normositer
- Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan defisiensi Vit B2
Dosis : 5 – 10mg /hari
- Defisiensi :
Pellagra dg kelainan pada kulit, sal cerna dan SSP
Kulit : erupsi eritematosa
Sal cerna : lidah membengkak dan merah, stomatitis, mual, muntah dan enteritis
SSP : sakit kepala, insomnia, bingung, halusinasi, delusi, demensia
- Kebutuhan sehari :
Minimal untuk mencegah pellagra : 4,4 mg/ 1000 kcal
Dewasa : asupan minimal 13 mg
- Farmakokinetika :
Absorpsi : mudah
Distribusi ke seluruh tubuh
Ekskresi : urin : sebagian kecil dl bentuk utuh dan dl bentuk metabolit ( a.l asam nikotinurat )
- Indikasi:
Tx pellagra akut : oral 50mg , 10x sehari , IV 25 mg, 2-3 x /hari
Vitamin B6 ( Piridoksin )
- Sumber : ragi, biji-2 an, hati
- Ada dalam 3 bentuk : piridoksin ( dl tumbuhan ), piridoksal dan piridoksamin ( terutama dr
hewan )
- Dalam tubuh diubah menjadi piridoksal fosfat
- Farmakodinamika :
Peran : koenzim pada metabolisme asam amino
Kebutuhan : sesuai dengan konsumsi protein 2 mg/ 100mg protein
- Defisiensi :
Kelainan kulit : dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir mulut dan lidah
Kelainan SSP : rangsangan kejang
Anemia hipokrom mikrositer
- Farmakokinetika :
Absorpsi : mudah
Metabolisme : menjadi 4-asam piridoksat
Ekskresi : urin dalam bentuk piridoksal dan 4-asam piridoksat
- Indikasi :
Mencegah dan mengobati defisiensi Vit B6
Mencegah dan mengobati neuritis perifer karena obat lain ( isoniazid )
Pengguna kontrasepsi oral yg mengandung estrogen
Dosis besar ( 100-300mg/hari ) : untuk hiperemesis gravidarum
- Efek samping :
Dosis 50mg – 2g / hari jangka panjang sindrom neuropati, dg gejala : sikap tidak stabil diikuti
rasa kebas kaki, tangan dan sekitar mulut gejala hilang bila asupan dihentikan.
Asam Pantotenat
- Sumber : ragi, hati, daging , susu, kuning telur.
- Peran : dalam tubuh membentuk koenzim A metabolisme, yaitu transferasi gugus asetil
- Farmakodinamika :
Tidak menyebabkan efek farmakodinamika yg penting
Defisiensi : timbul karena diet mengandung omega-metil asam pantotenat, dengan gejala :
kelelahan, rasa lemah, gangguan sal cerna, kejang pada ekstremitas, parestesia.
Kebutuhan sehari : 5 – 10 mg
- Farmakokinetika :
Absorpsi oral baik, distribusi ke seluruh tubuh , tidak dimetabolisme dan eks urin ( 70% ) , tinja
( 30 % )
- Indikasi :
Asam pantotenat : belum jelas
Dekspantenol ( bentuk alkohol dr asam pantotenat) dipergunakan untuk :
Merangsang epitelisasi akibat luka bakar topikal
Profilaksis dan terapi atoni usus pascabedah dan penanganan paralisis ileum IV / IM
Biotin
- Vitamin H ( Haut = kulit ) melindungi tubuh dari sindrom Egg White Injury
- Sumber : kuning telur, ragi, hati
- Peran : koenzim yg diperlukan untuk reaksi karboksilasi
- Defisiensi :
Bila diet hanya terdiri dari putih telur mentah sebagai sumber protein karena mgd avidin
Diberi antimetabolit biotin : avidin , destobiotin
Gejala : dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan, perubahan EKG
- Keperluan sehari : 150 – 300mg
- Indikasi : untuk terapi : belum jelas
Kolin
- Dapat disintesa dalam tubuh, dari serin dg metionin sbg donor metil
- Fungsi fisiologis :
Metabolisme lemak lipotropik
Donor metil pada sintesa asam amino esensial
- Efek farmakologik mirip asetilkolin
- Defisiensi timbul bila pemasukan kolin dan protein dibatasi :
Kenaikan kadar lemak dalam hati dan sirosis
Kelainan ginjal degeneratif
Lemah dan distrofi otot
- Indikasi : lipotropik pada penyakit hati ( sirosis hepatis dan hepatitis ) efek masih diragukan
Asam Askorbat ( Vit C )
- Sumber : sayur dan buah segar
- Farmakodinamik dan fisiologis
Peran fisiologis :
Koenzim pada biosintesa kolagen
Reduktor dan antioksidan
Perubahan asam folat menjadi asam folinat
Meningkatkan abs besi dalam lambung
Pembentukan hormon oksitosin dan antidiuretik
Pembentukan steroid adrenal
- Pemberian Vit C dalam keadaan normal, tidak menunjukkan efek farmakodinamika yg jelas.
Pada keadaan defisiensi pemberian Vit C segera menghilangkan gejala penyakit.
- Defisiensi :
Gejala awal : malaise, mudah tersinggung, ggn emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut,
perdarahan hidung dan ptekie
Skorbut, bila kadar Vit C pada leukosit dan trombosit < 2mg/dl , dan ini terjadi setelah 3-5
bulan diet tanpa Vit C bila tidak diobati dapat kejang, koma dan kematian
Gejala :
a. Pada tulang :
Pd tulang yg sedang tumbuh : ggn pertumbuhan
Pd orang dewasa : pembengkakan pd ujung tulang panjang dan osteoporosis
b. Pada gigi : resorpsi dan atrofi dentin , ggn alveoli gigi sehingga gigi mudah lepas
Gusi melunak , mudah berdarah dan membengkak
c. Pada pembuluh darah : fragilitas pembuluh darah meningkat, sehingga trauma ringan
mudah menimbulkan perdarahan kulit, otot, gusi dan tulang
d. Anemia : normositik atau makrositik
- Farmakokinetika
Absorpsi oral mudah , distribusiluas dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah
dalam otot dan jar lemak. Ekskresi : urin
Kebutuhan sehari : 35 mg pada bayi, 60 mg pd orang dewasa
Kebutuhan meningkat 300-500% pada : penyakit infeksi, tbc, tukak peptik, neoplasma,
pascabedah atau trauma, hipertiroid, kehamilan dan laktasi
Tetrasiklin, fenobarbital dan silsilat : mempercepat ekskresinya
Perokok perlu tambahan 50%
- Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan skorbut
Mengatasi methemoglobinemia idiopatik
VITAMIN LARUT LEMAK
Sifat umum :
- Vit larut lemak diabsorpsi sejalan dengan abs lemak ggn abs lemak ( mis: defisiensi asam
empedu , ikterus dan enteritis ) defisiensi
- Disimpan terutama di hati dan diekskresi melalui feses
- Metabolisme sangat lambat dosis berlebihan Efek toksik
Vitamin A
- Sumber :
Mentega, hati, telur dan daging : terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu retinol ( Vit A1 ) dan
3-dehidroretinol ( Vit A2 )
Sayur hijau dan kuning, buah : dalam bentuk karoten ( provit A ). Ada 3 bentuk karoten yaitu
alfa, beta ( paling aktif ) dan gamma. Karoten diubah menjadi Vit A pada dinding usus halus
- Farmakodinamika :
Vit A diperlukan untuk regenerasi pigmen retina mata ( rodopsin dan iodopsin ) yg fotosensitif
Perlu untuk pertumbuhan tulang , alat reproduksi dan perkembangan embrio
Retinol : untuk kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel
Mengatur sintesa protein termasuk keratin
Asam retinoat ( hasil oksidasi retinol ) : mempercepat pertumbuhan , deferensiasi dan
mempertahankan sel epitel jaringan
Gejala :
a. Gejala dini : buta senja
b. Berat : xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, kebutaan
c. Perubahan epitel :
Meningkatnya insidens infeksi sal nafas
Terbentuknya batu sal kemih
Kulit menjadi kering dg penebalan lap tanduk
Gangguan indera penciuman, peraba dan pendengaran karena keratinisasi
Diare karena perubahan epitel usus dan duktus pankreatikus
- Hipervitaminosis :
Karena penggunaan > 700 – 3000 IU/kg/ hari , lama
Gejala :
Pada anak : tinitus, pseudotumor cerebri, pelebaran sutura dan ubun-2 menonjol,
peningkatan tekanan intrakranial, dermatitis, pruritus, stomatitis angularis. Pada mata :
diplopia, atropi N. Optikus, kebutaan.
Pada dewasa : muntah, perubahan kulit, irritable, sakit kepala, hipermenore, lemah, gejala
psikiatri ( depresi, skizofrenia ), ggn fungsi hati.
- Farmakokinetika :
Absorpsi : melalui sal cerna sempurna, abs kurang dalam keadaan :
a. Ggn abs lemak
b. Diet kurang rpotein
c. Peny tertentu : hepatitis, sirosis, obstruksi biliaris.
Distribusi : dalam ikt dg Retinol Binding Protein ( RBP )
Ekskresi : urin dan feses metabolit
Penyimpanan : terutama dalam hati
- Indikasi
Pengobatan dan pencegahan defisiensi
Hamil dan laktasi perlu tambahan
Penderita steatore, obstruksi biliaris, sirosis, nefritis menahun
Topikal : untuk infeksi kulit, luka atau luka bakar
Penyakit kulit tertentu : acne, psoriasis dan iktiosis
Pemberian Vit E bersama Vit A meningkatkan efektifitas vit A dan mencegah / mengurangi
terjadinya hipervitaminosis Vit A
Vitamin D
- Didapatkan dalam bentuk provit D, yaitu sterol yg terdapat dalam tumbuhan dan hewan, dg
UV Vit D
- Provit D dari hewan : 7-dehidrokolesterol, di kulit Vit D3 ( kolekalsiferol )
- Pada jamur dan ragi : ergosterol Vit D2 ( kalsiferol )
- Farmakodinamika :
Fisiologi :
Fungsi : mengatur homeostasis kalsium plasma, diperlukan untuk :
a. Mineralisasi tulang
b. Mempertahankan fungsi normal neuromuskuler dan fungsi lain yg tergantung pada
kalsium.
Mekanisme :
a. Meningkatkan abs kalsium dan fosfat melalui usus halus.
b. Resorpsi kalsium dari tulang tua.
Defisiensi :
Terjadi penurunan kalsium plasma merangsang sekresi HPT resorpsi tulang meningkat ,
akibat :
a. Pada bayi dan anak : penya rakitis kifosis, skoliosis, kraniotabes, genu varus atau genu
valgus
b. Dewasa : osteomalasia dg gejala kurangnya densitas tulang
Hipervitaminosis :
a. Manifestasi: hiperkalsemia, anoreksia, mual, diare, sakit kepala, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
b. Mobilisasi kalsium tulang osteoporosis
Diatasi dengan :
a. Penghentian pemberian Vit D
b. Diet rendah Vit D
c. Minum banyak
d. Pemberian glukokortikoid mengurangi abs kalsium
- Farmakokinetika :
Absorpsi :
Melalui sal cerna baik, D3 diabs lebih cepat dan sempurna
Abs dihambat : ggn fungsi hati, kandung empedu dan steatore
Distribusi : terikat dengan globulin spesifik
Penyimpanan : dalam bentuk inert (tidak aktif ), aktifasi terjadi dalam ginjal dan hati.
Ekskresi : terutama melalui empedu, sedikit melalui urin
- Indikasi :
Rakitis
Tetani infantil
Hipoparatiroidisme
Profilaksis peny yg mengganggu abs Vit D ( diare, steatore )
Vitamin E
- Sumber : telur, susu, daging, buah, kacang-2an, sayur
- Farmakodinamika :
Fisiologi :
Berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk :
Mencegah oksidasi bag sel yg penting
Mencegah terbentuknya hasil peroksidasi asam lemak tak jenuh yg toksik.
Sintesa heme
Meningkatkan utilisasi Vit A
Menghambat produksi prostaglandin
Mempertahan fungsi dan struktur saraf
Defisiensi :
Karena gangguan abs : steatore, obstruksi biliaris, penya pankreas
Gejala khas pada orang dewasa tidak ada
Pada bayi : lesi kulit, anemia hemolitik dan udem
Hipervitaminosis :
Kelemahan otot, gangguan reproduksi, gangguan sal cerna
- Farmakokinetika :
Absorpsi : melalui sal cerna baik.
Distribusi : berikt dg β-lipoprotein, sukar melalui sawar uri, dapat melalui ASI
Ekskresi : lambat, melalui empedu , sebag melalui urin
- Indikasi :
Penggunaan hanya untuk defisiensi Vit E, mis yg terjadi pada bayi prematur dg berat badan rendah,
peny gangguan abs lemak.
Vitamin K
- Ada 2 jenis , yaitu :
a. Alami :
1. Vit K1 ( filokuinon, fitonadion ), terdapat dalam sayur hijau, buah.
2. Vit K2 ( menakuinon ) sintesa oleh bakteri usus, terutama yg Gram +
b. Sintetik : Vit K3 ( menadion )
- Farmakodinamika :
Fungsi : meningkatkan sintesa faktor pembekuan darah : protrombin,prokonvertin ( F VII ), F
IX, F X dalam hati
Defisiensi :
Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar faktor pembekuan darah lain
waktu pembekuan darah memanjang dan terjadi perdarahan spontan ( ekimosis,
epistaksis, hematuri, perdarahan sal cerna, intrakranial )
Terjadi karena :
Gangguan abs ggn pada usus , obs biliaris
Berkurangnya bakteri yg memproduksi Vit K pemakaian antibiotik dan
sulfonamid
Pemakaian antikoagulan
- Farmakokinetika :
Absorpsi :
Filokuinon dan menakuinon hanya bila ada garam empedu
Menadion dan turunannya yg larut air mudah diabs walaupun tanpa empedu.
Metabolisme : glukuronidasi
Ekskresi : empedu dan urin dl bentuk metabolit
- Indikasi :
Mencegah dan mengatasi perdarahan akibat defisiensi Vit K
Antidotum overdosis antikoagulan