Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

A. Pengertian Gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa

lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan

keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat

bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan

mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan

lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi

bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

B. Klasifikasi gastritis

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan

terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau

makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks

empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat

dengan asam lambung yang pekat.

C. Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya

sebagai berikut

1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan

obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol

c. Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci

d. Infeksi virus oleh sitomegalovirus Infeksi jamur seperti candidiasis,

histoplosmosis, phycomycosis

e. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.

f. Makanan dan minuman yang bersifat iritan.

g. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol

merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung

2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua

predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu

infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).


a. Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan

memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang

diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

1) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan

penyebab utama dari gastritis kronik

2) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis

3) Infeksi parasit

4) Infeksi virus

b. Gastritis non-infeksi

1) Gastropai akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam

empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin

2) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan

ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung

D. Patofisiologi

1. Gastritis Akut.

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa

lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.

Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung

HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan

NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .


Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,

maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus

yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL

maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi

jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada

mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh

darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan

hypovolemik.

2. Gastritis Kronik.

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang

tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel

pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi

HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung

juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga

bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

E. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium perdarahan

saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian

kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan

pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.


F. Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut :

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan

kematian.

2. Ulkus, jika prosesnya hebat

3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,

penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.


G. Pathway
H. Penatalaksanaan

1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi

2. Berikan terapi antasida dan antibiotic

3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil

4. Berikan analgesik jenis cair topical

I. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
a. Pola oksigen
Mengkaji apakah pasien selalu bernafas dengan normal dan dikaji RR.
b. Pola nutrisi
Mengkaji kebiasaan makan klien,
c. Pola eliminasi
Frekuensi BAB dan BAK klien. Dalam sehari apakah lebih dari 3 kali atau
tidak.
d. Pola Aktivitas
Mengkaji apakah aktivitas klien dibantu apakah mandiri.
e. Pola Istirahat
Mengkaji kebiasaan tidur dan istirahat berapa jam, dan juga dikaji kebiasaan
tidur siang.
f. Pola berpakaian
Sebelum sakit apakah klien dapat berpakaian secara mandiri atau dibantu
orang lain.
g. Mempertahankan temperature tubuh
Mengkaji suhu tubuh klien apakah ada peningkatan dari suhu normal 36,5-
37,5 C
h. Kebutuhan personal hygine
Mengkaji kebutuhan personal hygiene sebelum dan saat sakit apakah
terdapat masalah atau tidak.
i. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Mengkaji apakah terjadi rasa nyeri atau tidak karena penyakitnya.
j. Pola komunikasi
Mengkaji bagaimana klien berkomunikasi
k. Pola beribadah
Mengkaji apakah klien mengalami masalah saat melakukan ibadah
l. Pola belajar
Mengkaji apakah klien sering membaca buku dan tau makanan apa saja
yang harus dihindari.
m. Pola bekerja
Mengkaji klien bekerja dimana, apakah bekerja ditempat-tempat yang
menjadi penyebab munculnya gastritis
n. Pola bermain dan rekreasi
Bagaimana kegiatan bermain dan rekreasi dari klien
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

d. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

e. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit.

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Nyeri klien
berkurang atau hilang.
 Skala nyeri 0.

 Klien dapat relaks.

 Keadaan umum klien baik


Intervensi
 Puasakan pasien di 6 jam pertama,

 Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan berikan minuman hangat,

 Atur posisi yang nyaman bagi klien.

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, masalah
kekurangan volume cairan pasien dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
 Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa
bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda,
input dan output seimbang
Intervensi
 Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum (dewasa : 40-
60 cc/kg/jam).
 Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan
membran mukosa
 Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada defekasi
 Berikan terapi IV line sesuai indikasi
 Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pasien
dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
 Keadaan umum cukup
 Turgor kulit baik
 BB meningkat
 Kesulitan menelan berkurang
Intervensi
 Anjurkan pasien untuk makan sedikit demisedikit dengan porsi kecil
namun sering.
 Berikan makanan yang lunak dan makanan yang di sukai pasien/di
gemari.
 lakukan oral higyne 2x sehari
 timbang BB pasien setiap hari dan pantau turgor kulit,mukosa bibir dll
 Konsultasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian menu
d. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
Tujuan : Klien dapat beraktivitas.
Kriteria hasil :
 Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan,
 Skala aktivitas 0-1
Intervensi
 Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas.

 Berikan lingkungan yang tenang.

 Berikan bantuan dalam aktivitas.

 Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.

 Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan

indikasi

e. Ansietas b/d perubahan status kesehatan,ancaman kematian dan nyeri.


Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperwatan 1x24jam pasien
Kriteria hasil :
 Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka

 Melaporkan berkurangnya cemas dan takut

 Mengungkapkan mengerti tentangpeoses penyakit

 Mengemukakan menyadari terhadap apa yang diinginkannya yaitu

menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya


Intervensi
 Awasi respon fisiologi misalnya: takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala,

sensasi kesemutan.

 Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.

 Berikan informasi yang akurat.

 Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.

 Dorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien.

 Tunjukan teknik relaksasi.


DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta

:EGC Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika. Rudi H., (2012).

Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publising.

Anda mungkin juga menyukai