Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL PENELITIAN

Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase


pada Berbagai Tanaman

Wahyu Widowati*, Ratu Safitri**,Rymond Rumumpuk***, Marlinda Siahaan****

*Universitas Kristen Maranatha Bandung, MKU, ** Universitas Padjadjaran


Bandung, Fakultas MIPA,***Universitas Negeri Menado, Fakultas MIPA
****Universitas Advent Indonesia Bandung, Fakultas MIPA

Abstrak
Senyawa radikal bebas dapat mengganggu integritas sel karena bersifat sangat reaktif
bereaksi dengan komponen-komponen sel baik komponen struktural maupun komponen
fungsional. Untuk meredam dan mencegah reaksi berantai dari radikal bebas diperlukan
antioksidan eksogen. Antioksidan alami asal tumbuhan semakin diminati karena mempunyai
tingkat keamanan lebih baik dibanding antioksidan sintetik. Dunia tumbuhan baik dari rempah,
bumbu, sayuran, buah-buahan , tanaman obat banyak mengandung senyawa antioksidan.
Aktivitas antioksidan dalam mendesmutase radikal superoksida (O2-) pada berbagai tanaman
diharapkan dapat membantu untuk mengetahui sumber antioksidan alami yang potensial. Dari
hasil penelitan menunjukkan bahwa daun salam (Eugenia polyanta Wight), batang secang
(Caesalpinia sappan L.) ; buah dan daun jambu klutuk (Psidium guajava L.) mempunyai
aktivitas Superoksida dismutase (SOD) 100%

Key words : superoksida dismutase, antioksidan alami, radical bebas

Abstract
Free radicals can be damaged on cell integration, because free radicals very reactive to
cell component either structur component or functional component. To scavenge and inhibit
chain reaction of free radicals were required exogen antioxidant. Natural antioxidant from plant
was more interested because its more safe than synthetic antioxidant. Plant in the world such as
spices, vegetables, fruits, medicine plants much contain antioxidant. Antioxidant activity to
dismutate superoxide radical (O2-) from various plant was expected capable to help know
potential natural antioxidant resources. This research was found out that salam leaf (Eugenia
polyanta Wight), sappan wood (Caesalpinia sappan L.), seed and fruit guava have (Psidium
guajava L.) superoxide dismutase (SOD) activity 100%.

Key words : superoxide dismutase, natural antioxidant, free radicals

33
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

Pendahuluan wa, molekul atau atom yang bersi-


Senyawa radikal bebas fat radikal diantaranya hipoklorit
merupakan produk samping meta- (HOCl), ozone (O3), singlet oksigen
bolisme normal tubuh seperti (1O2) dan hidrogen peroksida
metabolisme sel, olah raga berlebih- (H2O2), peroksinitrit (ONOO-)
an, peradangan atau ketika tubuh sedangkan radikal dari Reactive
terpapar polusi lingkungan seperti Nitrogen Species (RNS) diantaranya
asap rokok, asap kendaraan, bahan adalah radikal nitrogen oksida
pencemar, toksin, pestisida, radiasi (NO*), nitrogen dioksida (NO2*),
matahari, radiasi ultra violet, dan radikal nitrogen oksida lainnya
peningkatan konsumsi makanan (Wiseman dan Halliwel, 1996),
yang mengandung asam lemak karena elektron radikal bebas tidak
tidak jenuh (Wijaya, 1996; Suyatna, berpasangan maka mempunyai
1998; Halliwel dan Gutteridge, kecenderungan menarik elektron
1999; Salim, 1999). dari molekul lain dan dapat me-
Di dalam sel hidup radikal nyebabkan kerusakan atau kemati-
bebas terbentuk pada membran an sel (Halliwel dan Gutteridge,
plasma, mitokondria, peroksisom, 1999; Arivazhagan et al., 2000).
retikulum endoplasmik dan sitosol Menurut Lautan (1997) dan Papas
melalui reaksi-reaksi enzimatis (1999) tidak semua ROS adalah
yang normal berlangsung selama radikal bebas, beberapa ROS yang
metabolisme (Suyatna, 1998; ada di dalam tubuh adalah radikal
Halliwel dan Gutteridge, 1999). superoksida (O2*-), radikal hidrok-
sil (*OH), radikal hidroperoksil
(HO2*), radikal lipid (L*), radikal
Jenis radikal bebas lipid peroksil (LO2*), radikal lipid
Senyawa radikal bebas alkoksil (LO*), radikal nitrogen
dapat mengganggu integritas sel oksida r(NO2*), radikal nitrat oksida
karena dapat bereaksi dengan kom- (NO*), adikal thiyl (RS*), sedangkan
ponen-komponen sel baik kompo- ROS bukan radikal di-antaranya
nen struktural (molekul penyusun adalah hidrogen perok-sida
sel) maupun komponen fungsional (H2O2), singlet oksigen (1O2),
(enzim, DNA) (Papas, 1999; hidroperoksida lipid (LOOH),
Halliwel dan Gutteridge, 1999; komplek besi-oksigen (Fe=O),
Yanwirasti, 1999; Arivazhagan et hipoklorit (HOCl).
al., 2000). Berbagai contoh radikal Radikal endogen adalah
bebas dari Reactive Oxygen Species radikal hasil proses-proses endogen
(ROS) adalah radikal superoksida atau metabolisme seluler yang me-
(O2*-), radikal hidroksil (*OH), libatkan oksigen, meliputi proses-
radikal peroksil (RO2*), radikal proses enzimatis, autoksidasi yang
alkoksil (RO*) dan non radikal dikatalisis logam transisi, peroksi-
lainnya yang dapat merangsang dasi lipid, logam transisi, termasuk
oksidasi atau terbentuknya senya- sistem transport elektron dalam

34
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

mitokondria dan mikrosom, oksi- dan sistem transport elektron juga


datif fagositik, dan reaksi lainnya. merupakan sumber utama ROS.
Pembentukkan H2O2 dalam sel juga
merupakan proses normal dan 15
Radikal Anion Superoksida persen dari oksidan ini dihasilkan
Pada sistem biologi dalam dalam mitokondria. Reduksi uni-
keadaan normal reduksi O2 men- valen yaitu masing-masing hanya
jadi H2O dalam rantai pernafasan mengambil sebuah e-, dengan
dikatalisis oleh enzim sitokrom menerima 1 e- terbentuk O2- - yang
oksidase memerlukan empat buah juga dibatasi oleh dismutasi
elektron, namun 10% total kon- spontan. Jalur reduksi univalen dan
sumsi oksigen dalam mitokondria perlindungan antioksidan sistem
dan sistem transport elektron enzim dapat dilihat Gambar 1.
mikrosomal, metabolisme asam Superoksida dapat bersifat
arakhidonat dan reaksi reaksi pengoksidasi atau pereduksi yang
dalam peroksisome menghasilkan terlibat dalam transfer elektron.
ROS (Lautan, 1997; Shahidi, 1999) O2 -e- O2*- +e- O2 - -
Reduksi oksigen sebagian (reduksi
univalen) melepaskan superoksida Superoksida mereduksi pe-
melalui kebocoran rantai transport warna kuning nitroblue tetrazoli-
elektron. Reduksi oksigen univalen um (NBT2+) menjadi biru formazan,
berlangsung dalam sel dan ribuan kemampuan ini digunakan pada
reaksi di proses metabolik. Sebagai pengukuran aktivitas superoksida
contoh ROS dihasilkan melalui dismutasi (SOD).
fungsi oksigenase pada retikulum Sebagai pengoksidasi misal-
endoplasma dan autooksidasi nya mengoksidasi askorbat :
flavin dan tiol tereduksi. Oksidase

Superoksida Dismutase Glutathion

e- e- e- e-

O2 O2- H2O2 HO• H 2O


+ +
2H H H+
Oksigen Anion Hidrogen Radikal Air
Superoksida Peroksida Hidroksil

Katalase

Gambar 1. Jalur reduksi univalen dari oksigen dan enzim-enzim antioksidan.

35
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

AH2 + O2*-→ A*- + H2O2 Antioksidan sebagai Sistem


Radikal bebas dan ROS yang dapat Perlindungan terhadap Oksidan
terbentuk di dalam sel eritrosit Antioksidan dalam penger-
adalah O2--, H2O2 dan peroksil tian kimia adalah senyawa pemberi
(ROO*). Superoksida di dalam elektron sedangkan pengertian
eritrosit terbentuk karena proses biologis antioksidan adalah semua
autoksidasi hemoglobin (Hb) senyawa yang dapat meredam
menjadi metHb (metyoglobin). Ion radikal bebas dan Reactive Oxygen
Fe2+ dari Hb, sangat rentan Species (Suryohudoyo, 1993,
terhadap oksidasi oleh radikal Halliwel dan Gutteridge, 1999;
bebas misalnya oleh O2-- sehingga Arivazhagan et al., 2000).
terbentuk metHb yang tidak Sistem antioksidan tubuh
mampu mengangkut oksigen. sebagai mekanisme perlindungan
Dalam keadaan normal hanya terhadap serangan radikal bebas
sedikit terbentuk metHb karena secara alami telah ada di dalam
terdapat sistem yang efektif untuk tubuh terdiri dari banyak kom-
mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. ponen diantaranya superoksida
Superoksida juga terbentuk dari dismutase (SOD), glutation perok-
berbagai reaksi enzimatik yang sidase (GPx), katalase (CAT),
dikatalisasi oleh flavin oksidase, glutation-S-transferase (GST) dan
xantin oksidase, monoaminase antioksidan ekstraseluler yang ber-
oksidase, autoksidase tiol misalnya asal dari makanan seperti α-toko-
glutation, katekolamin, dan asam ferol, β-karoten, vitamin c, ubiqui-
askorbat. nol dan flavonoid, jadi antioksidan
Radikal anion superoksida adalah senyawa-senyawa yang
akan sangat berbahaya apabila mampu menghilangkan, member-
terdapat bersama-sama dengan sihkan, menahan pembentukan
hidrogen peroksida karena akan ataupun meniadakan efek radikal
menghasilkan radikal hidroksil, bebas. Kekurangan salah satu kom-
dengan reaksi sebagai berikut ponen tersebut akan menyebabkan
(Suryohudoyo, 1993, Halliwell dan terjadinya penurunan status anti-
Gutteridge, 1999) : oksidan secara menyeluruh dan
O2*- + H2O2 O2 + OH- + berakibat perlindungan tubuh
*
OH (reaksi Haber-Weiss). terhadap serangan radikal bebas
Reaksi ini akan memerlukan ion melemah yang berarti rentan ter-
Fe3+ dan Cu2+ dan terjadi melalui hadap berbagai penyakit (Wijaya,
reaksi dua tahap : 1998; Arivazhagan et al., 2000).
Fe3+(Cu2+) + O2*- Fe2+ (Cu+) + Bila produksi radikal bebas
O2 dalam tubuh terus meningkat kare-
Fe++ (Cu+) + H2O2 na pengaruh eksternal diantaranya
Fe+++(Cu++) + OH- + *OH xenobiotik atau meningkatnya
konsumsi makanan yang mengan-
dung asam lemak tak jenuh maka

36
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

sistem pertahanan antioksidan penguraian hiperoksida menjadi


tubuh tidak akan efektif lagi produk non radikal, penyerapan
bekerja sebagai pelindung serangan radiasi UV, deaktivasi singlet
radikal bebas sehingga terjadi stres oksigen. Yang termasuk golong-
oksidatif, untuk mencegah an ini adalah asam askorbat,
terjadinya stres oksidatif maka askorbil palmitat, asam eritorbat,
diperlukan suplemen antioksidan natrium eritorbat sebagai anti-
(Halliwel dan Gutteridge, 1999; oksidan sekunder untuk mensta-
Ibrahim et al., 1999; Shahidi, 1999; bilkan produk pangan dan pakan
Papas, 1999; Subarnas, 2001). berlemak.
Pada sistem biologi berba-
gai macam radikal bebas akan ber-
Jenis Antioksidan peran dalam oksidasi lipid, radikal
Antioksidan diklasifikasi- superoksida (O2*-) yang dihasilkan
kan (Hudson, 1999; Shahidi, 1999; oleh xanthine oksidase dan hidro-
Fardiaz, 2001; Pokorny et al., 2001) : gen peroksida dapat dirubah oleh
1.Antioksidan primer bekerja enzim SOD (superoksida dismu-
sebagai pemutus reaksi berantai, tase), enzim katalase berperan
bereaksi dengan radikal lipid penting dalam merubah hidrogen
mengubahnya menjadi produk peroksida menjadi air dan oksigen
yang lebih stabil, dan sebagai
2 O2*- +2 H+ SOD H2O2 + 3O2
antioksidan preventif dengan
mengurangi kecepatan reaksi 2 H2O2 katalase 2 H2O + 3O2
inisiasi, mencegah autooksidasi
lipid melalui pemberian atom
Berdasarkan pembentukan
hidrogen yang cepat kepada
dan asalnya antioksidan dalam
radikal lipid. Antioksidan yang
tubuh makhluk hidup digolongkan
termasuk golongan ini adalah
menjadi dua golongan yaitu anti-
adalah fenolik seperti butylated
oksidan endogen dan antioksigen
hydroxyanisole (BHA), tertiary
eksogen. Antioksidan endogen
butyl hydroquinone (TBHQ),
adalah antioksidan secara alami
butylated hydroxytoluene (BHT),
terdapat dalam tumbuhan, hewan,
senyawa alami flavonoid.
manusia terdapat baik intra mau-
pun ekstraselular. Antioksidan
ROO * + e ROO - H+ ROOH eksogen yaitu antioksidan yang
ROO*+ AH ROOH + A* ditambahkan dari luar, pada pro-
*
RO + AH ROH + A* duk makanan sering ditambahkan
2.Antioksidan sekunder bekerja antioksidan untuk menghambat
memperlambat laju autooksidasi kerusakan oksidatif sedangkan
melalui berbagai mekanisme hewan, manusia sering mengkon-
yaitu melalui pengikatan ion sumsi antioksidan untuk meng-
logam, penangkapan oksigen, hambat terjadinya stres oksidatif

37
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

(Halliwel, 1994; Sidik, 1997; Papas, terbesar, menurut perkiraan kira-


1999; Halliwel dan Gutteridge, kira 2 % dari seluruh karbon yang
1999; Shahidi, 1999; Arivazhagan et difotosintesis oleh tumbuhan (kira-
al., 2000). kira 1 x 109 ton/th) dirubah
Berdasarkan jenisnya anti- menjadi flavonoid atau senyawa
oksidan dibagi antioksidan alami yang berkaitan dengannya
dan sintetik. Akhir-akhir ini peneli- (Markham, 1988).
tian tentang antioksidan alami Menurut Halliwel dan
khususnya berasal dari tumbuhan Gutteridge (1999) berbagai tum-
semakin diminati karena (Sidik, buhan sebagai sumber fenolik
1997) : sebagai antioksidan adalah flavanol
1.Antioksidan alami mempunyai diantaranya epikatesin, katesin,
tingkat keamanan yang lebih baik epigalokatesin, galat epikatesin,
dibandingkan dengan anti- galat epigalokatesin terdapat pada
oksidan sintetik. teh hitam, teh hijau dan anggur
2.Manfaat antioksidan yang luas di merah; flavanon diantaranya
bidang pengawetan pangan, ke- naringin, taksifolin terdapat pada
sehatan, kosmetik dan pencegah- kulit dan buah jeruk; flavonol
an penyakit yang disebabkan diantaranya kaempferol, quersetin,
radikal bebas. mirisetin terdapat pada brokoli,
Dari berbagai macam tum- redish, anggur merah, kulit apel,
buhan mengandung antioksidan buah anggur merah, teh, lettuce;
diantaranya vitamin C, tokoferol, flavones diantaranya krisin,
karotenoid, polifenolik diantara- apigenin pada kulit buah, parsley;
nya flavonoid, isoflavonoid. Senya- antosianidin diantaranya malvidin,
wa fenolik sebagai antioksidan sianidin, apigenidin terdapat pada
tersebar luas dalam dunia tumbuh- buah anggur merah, minuman
an dan beberapa diantaranya lebih anggur merah, cherry, strawberry,
efektif dari pada tokoferol, vitamin buah berwarna dan kulitnya;
C dan antioksidan sintetik (Sidik, fenilpropanoid diantaranya asam
1997, Shahidi, 1999; Saftri, 2002). kafeat, asam kumarat-ρ, asam
Polifenol adalah senyawa fenolik klorogenat terdapat pada kubis,
yang memiliki lebih dari satu buah anggur, anggur putih, kopi,
gugus hidroksil (OH), golongan tomat, asparagus, pear, apricot,
senyawa ini terdapat pada berbagai blueberry.
jenis tumbuhan yang mempunyai
berbagai macam aktivitas biologi
salah satunya adalah aktivitas Antioksidan flavonoid
antioksidan (Shahidi, 1999; Bors et Telah diketahui ternyata
al., 2001; Subarnas, 2001; Miller, flavonoid memiliki sejumlah ke-
2002). mampuan yaitu dapat memerang-
Flavonoid merupakan salah kap menghambat pembentukan
satu golongan fenolik alam yang radikal bebas hidroksil, anion

38
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

superoksida, radikal peroksil, radi- Flavonoid menghambat en-


kal alkoksil, singlet oksigen, hidro- zim yang bertanggungjawab pada
gen peroksida (Shahidi, 1999; produksi radikal anion superoksida
Miller, 2002). seperti xantin oksidase dan protein
Menurut Halliwel dan kinase. Flavonoid juga menunjukan
Gutteridge (1999) mekanisme kerja penghambatan terhadap siklo-
antioksidan flavonoid meliputi : oksigenase, lipoksigenase, mikroso-
1.Menekan pembentukan radikal mal monooksigenase, glutathion S-
bebas atau ROS dengan cara transferase, suksin oksidase
menghambat enzim, pengkelatan mitondria, dan NADH oksidase
ion logam (metal ion chelating) yang seluruhnya terlibat dalam
yang terlibat produksi radikal pembentukan ROS (Pieta, 2000).
bebas Flavonoid merupakan anti-
2.Meredam radikal bebas ( free oksidan ‘kelas tinggi’ karena beker-
radicals scavengers) ja dengan memerangkap (scaveng-
Peroksidasi lipid dapat dicegah ing) radikal bebas dan ROS seperti
pada tahap inisiasi dengan radical radikal anion superoksida, dan
scavengers, sementara reaksi pro- radikal bebas hidroksil.
pagasi dapat dicegah dengan Dalam upaya mencari anti-
peroxy-radical scavenger diantaranya oksidan alami yang baru baik
dengan antioksidan flavonoid berasal dari rempah, bumbu, tum-
(Shahidi, 1999) : buhan obat, buah-buahan, sayuran
LOO * + FL - OH(flavonoid) → perlu dilakukan untuk mengetahui
LOOH + FL - O * aktivitas antioksidan yang terkan-
Terminasi radikal lipid (L*), radikal dung didalamnya. Secara umum
lipid peroksil (LOO*), radikal tumbuhan mengandung senyawa
alkoksil (LO*) yang terbentuk antioksidan dan senyawa ini
melalui reinisiasi dari peroksidasi tersebar pada berbagai tumbuhan
lipid, dapat dilakukan oleh seperti akar, batang, kulit, ranting,
antioksidan fenolik daun, bunga, buah dan biji.
LOO * /L/LO * + A − OH → Untuk mengetahui aktivitas
antioksidan yang terkandung di
LOOH/LH/LOH + AO * dalamnya diantaranya dengan
A-OH : fenol (α-tokoferol, flavonoid)
mengukur aktivitas superoksida
AO* : radikal fenoksi
Flavonoid dapat mereduksi radikal dismutase (SOD), pengujian super-
bebas seperti radikal anion super- oksida dismutase (SOD) merupa-
oksida (O2*-), radikal peroksil kan salah satu parameter untuk
(ROO*), radikal alkoksil (RO*), mengetahui adanya aktivitas anti-
radikal hidroksil (*OH) (Papas, oksidan yaitu berdasarkan kemam-
1999; Shahidi, 1999; Subarnas, puannya menghambat reaksi yang
2001). dikatalisis oleh O2*- (Constantino et
al., 1992).

39
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

meng-hambat reduksi sitokrom C


dan nitro blue tetrazolium (NBT).
Antioksidan Superoksida Materi dan Metode Penelitian
Dismutase Untuk mengetahui aktivitas
Prinsip dasar pengukuran SOD pada berbagai tanaman
superoksida dismutase (SOD) : sayuran, buah-buahan, rempah,
Reaksi antara xantin dan xantin bumbu dan bunga terdiri dari 140
oksidase yang digunakan tanaman.
menghasilkan O2 *- Sebelum dilakukan uji
Xantin ⎯⎯⎯→ Asam urat + O2*-
XOD aktivitas SOD setiap jenis tanaman
Radikal superoksida yang diekstraksi dengan cara maserasi.
dihasilkan akan bereaksi dengan Setiap jenis tanaman haluskan
Blue tetrazolium (NBT) sehingga terlebih dahulu sampai menjadi
menghasilkan pewarna formazan serbuk kemudian diekstraksi
biru ungu. dengan etanol 95 % menggunakan
NBT + O2*- → Pewarna Formazan metode maserasi. Satu kg serbuk
SOD yang terdapat dalam plasma secang direndam dengan 5 liter
atau serum berlomba dengan NBT etanol, lama perendaman sampai
untuk bereaksi dengan radikal 144 jam.
superoksida sehingga mengham- Ekstraksi diulang 3 kali se-
bat pembentukan zat warna hingga jumlah etanol yang dibu-
tuhkan 15 liter sampai filtrat
2 O2*- + 2 H+ ⎯⎯
⎯→ H2O2 + O2
SOD

Aktivitas SOD diukur pada 560 nm bening, Filtrat yang ditampung di-
melalui derajat penghambatan kumpulkan jadi satu untuk selan-
(inhibisi) pembentukan zat warna. jutnya diuapkan menggunakan
Aktivitas enzim SOD dapat dinilai rotary vacuum evaporator, sehingga
berdasarkan kemampuannya bebas etanol dan ekstrak yang
menghambat reaksi yang dikatalisi diperoleh berbentuk pasta kemu-
oleh radikal superosida, seperti dian dievaporasi lagi sampai
menghasilkan bentuk powder.

Tahapan Reaksi penghambatan Reduksi NBT

1. Xantin ⎯⎯ ⎯ ⎯⎯→ Superoksida (O2’-)


Xantin Oksidase

diinkubasi pada 37 °C
2. NO2-TB + O2*- ⎯ ⎯ ⎯ ⎯ ⎯ ⎯→
Menghambat reduksi NBT, menghambat warna biru

20menit
3. Sampel mengandungSOD ⎯⎯⎯⎯ ⎯→Menghambat reduksi NBT,
selama

menghambat warna biru


4. Warna yang terbentuk diukur pada spektroskopi visibel, λ = 560 nm

40
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

Pengujian aktivitas SOD :

Sampel Kontrol (EBl)) Sampel-blanko Blanko-blanko


(ES) ( ES-Bl) (EBl-Bl)
Sampel 12,5 µl - 12,5 µl -
DMSO - 12,5 µl - 12,5 µl
NBT 250 µl 250 µl 250 µl 250 µl
Enzim XO 250 µl 250 µl - -
Inkubasi pada suhu n370C selama 20 menit
SDS 500 µl 500 µl 500 µl 500 µl
Absorbansi diukur pada panjang gelombang 560 nm
Data ES EBl ES-Bl EBl-Bl

(%) aktivitas SOD = [1 - (ES - ES-Bl)/ (EBl - EBl-Bl)] x 100


ES = campuran enzim, xantin dan ekstrak (hasil serapan cahaya sampel)
EBl = campuran Blank (kontrol), substrat dan ekstrak (hasil serapan cahaya
kontrol)
ES-Bl = campuran enzim, substrat dan DMSO (hasil serapan cahaya blanko
sampel)
EBl-Bl = campuran Blank, substrat dan DMSO (hasil serapan cahaya blanko
kontrol)

Hasil Penelitian
Tabel 1. Rata-rata hasil uji aktivitas antioksidan terhadap berbagai spesies tanaman
dengan menggunakan metoda xantin-xantin oksidase atau SOD.
Akti
No. vitas
Nama Lokal Nama Latin Familia Organ
Sam SOD
pel (%)
1. Leunca Solanum nigrum L. Solanaceae buah 21,4
2. Randamidang Cosmos bipinnatum H.B.K Asteraceae daun 18,0
(Compositae)
3. Seledri Apium graveolens L. Apiaceae daun 13,8
4. Jeruk Limau Citrus aurantifolia Swingle Rutaceae buah 42,5
5. Salada Air Nasturtium officinale RBr Brassicaceaae daun 67,1
6. Genjer Limnocharis flava L. Buchenan Butomaceae daun 15.,3
7. Singkong Manihot esculenta Crantz. Euphorbiaceae daun 72,6
8. Bayam Amaranthus hybridus L Amaranthaceae daun 28,1
9. Caisim (Sawi Brassica juncea L. Chern Brassicaceae daun 22,8
hijau)
10. Jengkol Pithecellobium lobatum Benth. Mimosaceae buah 17,1
11. Terong lalab Solanum melongena L. Solanaceae buah 45,3
12. Kacang Merah Phaseolus vulgaris L. Papilionaceae biji 2,1
13. Katuk Sauropus androgynus L. Merr Euphorbiaceae Daun 35,3
14. Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae Daun 53,7
15. Daun Salam Eugenia polyanta Wight Myrtaceae daun 100,0
16. Daun Jeruk Citrus hystrix Dc Rutaceae daun 23,6
Purut
17. Belimbing Wuluh Averrhoa belimbi L. Oxalidaceae buah 28,9
18. Pala Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae buah 78,7
19. Keluwek Pangium edule Reinw. Flacouritaceae buah 37,6

41
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

20. Paria Momordica charantia L. Cucurbitaceae buah 39,3


21. Ketimun Cucumis sativus L. Cucurbitaceae buah 27,3
22. Lemon Citrus limon L. Rutaceae buah 27,5
23. Kecipir Psophocarpus tetragonolobus Papilionaceae buah 22,4
DC.
24. Daun Tangkil Gnetum gnemon L. Gnetaceae daun 37,7
25. Lengkuas Alpinia galanga L. Swartz Zingiberaceae rizoma 30,0
(young)
26. Lengkuas Tua Alpinia galanga, L. Zingiberaceae rizoma 79,6
(Old)
27. Kencur Kaempferia galanga L. Roscoe Zingiberaceae rizoma 0,0
28. Kunyit Curcuma domestica Val Zingiberaceae rizoma 5,3
29. Daun Genjer Limnocharis flava L. Buchenan Butomaceae daun 52,3
30. Kembang Genjer Limnocharis flava L. Buchenan Butomaceae bunga 21,2
31. Sereh Cymbopogon nardus Rendle Poaceae batang 27,8
32. Cabe Gendot Capsicum annum L. var. Solanaceae buah 41,2
Abbreviatum L. Geadd
33. Tomat Solanum lycopersicum L. Solanaceae buah 8,5
34. Singkong matris Manihot esculenta Crantz. Euphorbiaceae Tuber 40,0
35. Ketan Hitam Oryza sativa L., var. Glutinosa Poaceae biji 14,2
36. Ketan Putih Oryza sativa L., var Glutinosa Poaceae biji 26,7
37. Nangka Sayur Artocarpus heterophyllus Lmk Moraceae buah 18,3
38. Kacang Tanah Arachis hypogaea L. Papilionaceae biji 24,8
39. Bawang Daun Allium fistulosum L. Amaryllidaceae daun 36,0
40. Kacang Panjang Vigna cylindrica Papilionaceae biji 44,7
41. Jamur Merang Volvariella volvaceae Agaricaceae Tubuh 24,9
buah
42. Kemangi Ocimum basilicum L. Lamiaceae Daun 21,2
/biji
43. Oyong Luffa cylindrica Auct. non Cucurbitaceae buah 32,3
44. Waluh Siem Sechium edule Jack. Swartz. Cucurbitaceae buah 60,0
45. Kacang Polong Pisum sativum L. Papilionaceae biji 26,7
46. Boled Ipomoea batatas L. Convolvulaceae Tuber 30,9
47. Singkong Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae Tuber 20,9
48. Talas Colocasia esculenta L. Schott Araceae Tuber 14,7
49. Alpukat Persea americana Mill. Lauraceae buah 26,8
50. Petai Parkia speciosa Hassk. Mimosaceae buah 19,6
51. Selada bokor Lactuca sativa L. Asteraceae daun 18,8
52. Cabe Merah Capsicum annum L. forma Solanaceae buah 8,1
Grossum
53 Cabe Keriting Capsicum annum L. forma Long Solanaceae buah 30,8
Hijau Thick
54 Cabe Hijau Capsicum annum L. forma Chilli Solanaceae buah 32,9
55. Cabe Rawit Capsicum frutescens L. Solanaceae buah 52,9
56. Asam jawa Tamarindus indicus L. Caesalpiniaceae buah 9,2
57. Keluwih Artocarpus communis Forst Moraceae buah 42,3
58. Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Pandanaceae daun 36,4
59. Secang Caesalpinia sappan L. Caesalpiniaceae batang 100,0
60. Kelabet Trigonella foenum graecum L. Papilonaceae biji 20,5
61. Kapulaga Amomum cardamomum Auct. Zingiberaceae rizoma 26,2
non.L.
62. Jambe Areca catechu L. Arecaceae biji 87,9
63. Cabe areuy Piper retrofractum vahl. Piperaceae biji 46,3
64. Jinten Cuminum cyminum L. Apiaceae biji 65,6
65. Peundeuy Parkia roxburgii G. don Mimosaceae biji 34,6
66. Sirih Piper betle L. Piperaceae daun 74,5
67. Daun Kunyit Curcuma domestica Val Zingiberaceae daun 59,6
68. Alang-alang Imperata cylindrica Ness Poaceae akar 30,7
69. Bit Beta vulgaris Chenopodiaceae tuber 32,6

42
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

70. Daun Labu Sechium edule Jack. Swartz Cucurbitaceae daun 43,8
71. Jahe Zingiber officinale Roscoe Zingiberaceae rizoma 19,3
72. Suji Pleomele angustifolia Agavaceae daun 32,7
73. Tespong Oenanthe javanica DC. Apiaceae biji 60,0
74. Peucay Brassica chinensis Brassicaceae daun 46,6

75. Pete Cina Leucaena leucocephala Bth. Mimosaceae buah 39,0


76. Kacang Roay Dolichos lab-lab Lmk. Papilionaceae biji 34,8
77. Lempuyang Zingiber americans Bi. Zingiberaceae Rizoma 24,7
78. Temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. Zingiberaceae Rizoma 19,5
79. Temu Item Curcuma aeruginosa Roxb. Zingiberaceae Rizoma 14,6
80. Temu Putih Curcuma zedoaria Roxb. Zingiberaceae Rizoma 20,0
81. Kayu Manis Cinnamomum burmani Bi. Lauraceae Kulit 71,4
batang
82. Kayu Manis Cina Cinnamomum cassia Bi. Lauraceae Kulit 69.9
batang
83. Melati Jasminum sambac Ait. Oleaceae bunga 29,6
84. Kenanga Canangium odoratum Lmk. Annonaceae bunga 67,7
Hook of.
85. Cempaka Michelia champaka L. Magnoliaceae bunga 98,3
86. Jeruk Bali Citrus maxima Rutaceae buah 36,5
87. Zuurzak Annona muricata L. Annoceae buah 8,5
88. Jeruk Siem Citrus sinensis L. Osbeek Rutaceae buah 34,1
89. Konyal Passiflora edulis Sims Passifloraceae buah 29,7
90. Kedondong Spondias cytherea Sonn Anacardiaceae buah 22,0
91. Salak Salacca edulis Reiw Arecaceae buah 6,4
92. Ender Anethum graveolens L. Apiaeceae daun 50,9
93. Siombak Rumex sagitatifolia Asteraceae daun 21,9
94. Pakis (Sayur) Diplazium esculentum Polypodiaceae daun 36,0
95. Daun Ketumbar Coriandrum sativum L. Apiaeceae daun 34,9
96. Kucai (Lokio) Allium schoenoprasum L. Liliaceae Tuber 26,5
97. Asam kranji Dialium indium L. Caesalpiniaceae buah 51,5
98. Sukun Artocorpus communis Moraceae buah 25,9
99. Bayam Amaranthus hybridus L. Amaranthaceae daun 38,4
100. Petai Selong Leucaena leucocephala Bth. Mimosaceae biji 68,2
101. Jantung Pisang Musa paradisiaca Musaceae buah 32,9
102. Labu Air Lagenaria leucantha Cucurbitaceae buah 24,8
103. Kangkung Ipomoea aquatica Convolvulaceae daun 32,0
104. Daun Pepaya Carica papaya L. Caricaceae daun 35,3
105. Kacang kedelai Glycine max L. Papilionaceae biji 27,5
106. Okra Abelmochus moschat Malvaceae buah 36,5
107. Pisang Muli Musa paradisiaca L. Musaceae buah 8,5
108. Pisang Raja Musa paradisiaca L. Musaceae buah 6,5
Sereh
109. Pisang Ambon Musa paradisiaca L. Musaceae buah 10,8
110. Plum Prunus maritima L. Botsch Rosaceae buah 11,1
111. Poh-pohan Pilea melastomoides Poir. Bl. Urticaceae daun 29,0
112. Cherry Prunus avium Rosaceae buah 34,9
113. Menteng Baccaurea racemosa Muell. Euphorbiaceae buah 15,3
Arg.
114. Bangkuang Pachyrrhizus erosus Urban Papilionaaceae Tuber 16,3
115. Pisang Tanduk Musa paradisiaca L. Musaceae buah 3,6
116. Bisbul Diospyros discolor Willd. Ebenaceae buah 24,8
117. Pisang Nangka Musa paradisiaca L. Musaceae buah 7,4
118. Cempedak Artocarpus champeden Spreng. Moraceae buah 10,0
119. Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae buah 6,9
120. Jambu Klutuk Psidium guajava L. Myrtaceae Buah/ 100/100
daun
121. Sawo Achras zapota L. Sapotaceae buah 11,0

43
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

122. Dukuh Lansium domesticum Corre. Meliaceae buah 3,9


123. Wortel Daucus carota L. Apiaceae Tuber 7,5
124. Semi (Jagung) Zea mays L. Poaceae buah 32,8
(graminae)
125. Radish Raphanus sativus L. Brassicaceae Tuber 34,6
126. Paria Licin Momordica charantia L.. Solms Cucurbitaceae buah 37,0
127. Jaliarta buah 32.7
128. Daun Yumak Petroselinum sativum Apiaceae daun 35,8
129. Kacang Canafolia ensiformis L. DC. Papilionaceae biji 31,7
kolentang
130. Peterseli Petroselinum sativum Hoffm. Apiaceae daun 23,5
131. Bunga Lawang Helitiera littoralis Dryand. Bombaceae bunga 40,7
132. Kacang Bogor Voandzeia subteranca Thou Papilionaceae biji 63,3
133. Kacang Buncis Phaseolus vulgaris L. Papilionaceae biji 24,5
134. Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae rizoma 14,9
135. Jeruk Purut Citrus hystrix DC. Rutaceae buah 32,7
136. Terong Taiwan Solanum macrocarpon L. Solanaceae buah 47,4
137. Kumak Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 35,7
138. Manggis Garcinia mangostana L. Dilleniaceae buah 54,1
139. Kembang Caisim Brassica juncea L. Chern Brassicaceae bunga 78,1
140. Antanan Centella asiatica L. Apiaceaae daun 63,1

Pembahasan berbeda dalam substitusi pada


Dari hasil penelitian me- cincin A dan B. Terdapat beberapa
nunjukkan bahwa setiap tanaman kelas flavonoid yang memiliki
mempunyai aktivitas SOD yang aktivitas antioksidan yaitu flavon,
berbeda-beda, yaitu aktivitas ting- flavanon, isoflavon, flavanol, flava-
gi, sedang dan rendah. Aktivitas nonol, flavan-3ol dan antosianin.
SOD yang berbeda-beda ini dise- 3'
babkan kandungan flavonoid yang 2' 4'
berbeda-beda dan jenis flavonoid 8
R7 B
yang berbeda sehingga membe- O 5'
rikan aktivitas antioksidan yang 1 2
7 6'
A
berbeda. C
6 3
5 4
Flavonoid yang terbentuk R6 R3
dalam tumbuhan berasal dari asam
amino aromatik fenilalanin dan OH O

tirosin dan malonat. Struktur dasar


flavonoid adalah inti flavan yang Gambar 2. Struktur flavon (Pieta, 2000)
terdiri 15 atom karbon yang
terangkai dalam 3 cincin (C6-C3-C6)
yang ditandai dengan A,B,C Flavonoid dapat mengham-
(Gambar 2.). Berbagai kelas bat peroksidasi lipid dengan cara
flavonoid berbeda dalam tingkat meredam radikal peroksil ((ROO*)
oksidasi dan pola substitusi pada sekaligus mengakhiri reaksi radikal
cincin C, sedangkan perbedaan dan memadamkan anion super-
setiap senyawa dalam kelas adalah oksida (O2*-).

44
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

Hubungan antara flavonoid tinggi dibanding posisi meta


dan aktivitas peredaman radikal (Ogata et al., 1997).
bebas (free radical scavenging) Aktivitas antioksidan yang
menunjukkan bahwa diantara se- tinggi dihasilkan adanya ikatan
nyawa flavonoid terdapat perbeda- rangkap C2-C3 dan gugus okso
an aktivitas, perbedaan tergantung pada cincin C, sebagai contoh
pada struktur dan substituen pada kuersetin flavanol dengan jumlah
cicin heterosiklik cincin C dan gugus OH yang sama dengan
cincin B. Ada 2 gugus fungsi utama katekin tetapi memiliki tingkat
pada flavanoid yang menentukan aktivitas yang lebih tinggi. Reduksi
potensi peredaman radikal bebas kuersetin menjadi dihidrokuersetin
yaitu : 1) gugus katekol (o- menunjukkan ikatan rangkap C2-C3
dihidroksi) pada cincin B yang dapat meningkatkan aktivitas anti-
mempunyai sifat sebagai donor oksidan (Auroma dan Cuppet,
elektron dan merupakan target 1997).
radikal; 2) ikatan rangkap C2-C3 Flavonoid menghambat en-
yang berkonjugasi dengan gugus 4- zim yang bertanggung jawab pada
okso pada cincin heterosiklik yang produksi radikal anion superoksida
berperan pada delokalisasi elektron (O2*-) seperti xantin oksidase, pro-
(Subarnas, 2001). tein kinase C. Disamping itu flavo-
Aktivitas antioksidan flavo- noid juga menghambat enzim
noid berkaitan dengan bentuk siklooksigenase, lipoksigenase,
struktur senyawanya. Potensi anti- monooksigenase mikrosom, glu-
oksidan flavonoid dengan substi- tathion S-transferase dan NADH
tusi polihidroksilasi dipengaruhi oksidase yang semuanya terlibat
oleh lokasi substitusi hidroksi pada dalam pembentukan ROS (Pieta,
cincin B dan kemampuan meme- 2000).
rangkap radikal yang dihasilkan Aktivitas penghambatan en-
oleh gugus hidroksi fenolik zim xantin oksidase pada flavonoid
(Miyake dan Shibamoto, 1997). ditentukan oleh koplanar cincin B
Dari berbagai penelitian dan cincin C yang dibantu adanya
substitusi hidroksil (OH) pada po- ikatan rangkap C2-C3. Hal ini me-
sisi orto dalam cincin B memberikan nunjukkan bahwa struktur planar
aktivitas antioksidan yang besar, flavonoid sangat penting untuk
hal ini disebabkan meningkatnya penghambatn xantin oksidase (Cos
stabilitas bentuk radikal flavonoid et al., 1998).
dan polifenol melalui delokalisasi Superoksida dismutase
elektron yang menyertai pemben- (SOD) berfungsi mendismutase
tukan radikal. Penambahan gugus radikal O2*- dengan cara mengubah
OH dalam posisi para juga O2*- menjadi H2O2 yang bersifat
meningkatkan aktivitas antioksi- bukan radikal bebas (Constantino et
dan. Posisi orto dan para mempu- al., 1992).
nyai aktivitas pemerangkapan yang

45
JKM.
Vol. 5, No1, Juli 2005

Dari hasil penelitian ada be- daun jambu klutuk (Psidium


berapa jenis tanaman yang menun- guajava L.) dengan aktivitas SOD
jukkan aktivitas SOD rendah hal ini 100%
diduga tanaman tersebut kan- 4.Dari hasil penelitian dasar ini da-
dungan flavanol dan flavanon ting- pat memberikan gambaran jenis-
gi sehingga tidak mengandung sis- jenis tanaman yang mempunyai
tem konjugasi C2-C3 dengan gugus aktivitas SOD cukup tinggi yang
okso sehingga merupakan anti- diharapkan dapat dikembangkan
oksidan yang lemah (Halliwel dan lagi sebagai sumber SOD untuk
Gutteridge, 1999; Subarnas, 2001). mendismutase radikal bebas
anion superoksida (O2*-) menjadi
Kesimpulan H2O2 yang bukan radikal bebas.
1.Dari hasil penapisan terhadap 140
spesies tumbuhan menun-jukkan Saran
bahwa setiap jenis tum-buhan 1.Perlu penelitian lanjutan untuk
mempunyai aktivitas SOD mengetahui aktivitas SOD dari
rendah, sedang dan tinggi. berbagai spesies tanaman sayur-
2.Senyawa turunan flavanoid me- an, buah-buahan, rempah, bum-
rupakan antioksidan golongan bu, bunga lainnya.
polifenol memiliki daya pere- 2.Perlu penelitian lebih lanjut pada
daman radikal bebas yang tanaman yang mempunyai akti-
berbeda-beda vitas SOD tinggi (100%) apa-
3.Dari 140 spesies tanaman yang kah mempunyai aktivitas peng-
diuji aktivitas SOD menunjukkan hambatan aktivitas enzim xantin
bahwa ada beberapa spesies oksidase, kemampuan peredam-
tanaman yang mempunyai akti- an terhadap radikal hidroksil
vitas SOD diatas 70 % adalah (*OH).
kayu manis(Cinnamomum burmani 3.Perlu penelitian lebih lanjut kan-
Bi. ) dengan aktivitas SOD 71,4%; dungan fitokimia dan rendemen
daun sirih (Piper betle L.) dengan dari tanaman yang mempunyai
ativitas SOD 74,5%; pala aktivitas SOD 100%
(Myristica fragrans Houtt.) dengan 4.Perlu penelitian lebih lanjut me-
aktivitas SOD 78,7 %; lengkuas nemukan senyawa aktif antioksi-
tua (Alpinia galanga, L.) aktivitas dan pada tanaman yang mempu-
SOD 79,6 %; biji jambe (Areca nyai aktivitas SOD 100%
catechu L) dengan aktivitas SOD
87,9%; bunga cempaka(Michelia Daftar pustaka
champaka L.) dengan aktivitas Arivazhagan, P., T. Thilakavathy, C.
Panneerselvam. 2000. Antioxidant
SOD 98,3% ; daun salam (Eugenia lipoate and tissue antioxidants in aged
polyanta Wight) dengan aktivitas rats. J. Nutr. Biochem. 11:122-
SOD 100 %, batang secang 127.2000.
(Caesalpinia sappan L.) dengan Aruoma, O.I, S.L. Cuppet, 1997. Anti-
oxidant Methodology In Vivo and In
aktivitas SOD 100 %; buah dan

46
Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman
Wahyu W., Ratu S.,Rymond R., Marlinda S.

Vitro Concepts. AOCS press., Ogata, M., Hoshi, M., K. Shimtohmo, ,S.
Champaign, Illinois. Urano, T. Endo. 1997. Antioxidant
Bors, W. C. Michel, K. Stettmaier. 2001. Activity of Magnolol, Honokiol, and
Flavonoids and Other Polyphenols. Related Phenolic Compounds. JAOCS.,
Packer, L.Ed. Academic Press. San 7, (5) 557-562.
Diego. Papas, A.M. 1999. Antioxidant Status, Diet,
Constantino, L., A. Albasini, G. Rastelli, S. Nutrition and Health. CRC Press.
Benvenuti. 1992. Activity of Washington, D.C.
Polyphenolic Crude Extracs as Pieta, P.G. 2000. Flavonoids as Anti-
Scavengers of Superoxide Radicals and oxidants. J. Nat. Prod. 63, 1043-1046.
Inhibitors of Xanthine Oxidase. Planta Pokorny, J., N. Yanishlieva, M. Gordon.
Med. 58 : 342 – 344. 2001. Antioxidants in Food. CRC
Fardiaz, D. 2001. Antioksidan dan Radikal Press. Washington,D.C
Bebas dalam Produk Pangan. Seminar Safitri, R. 2002. Karakterisasi Sifat
Nasional dan Lokakarya Antioksidan In Vitro Beberapa Senyawa
“Pemahaman Konsep Radikal Da- Yang Terkandung Dalam Tumbuhan
lam Meningkatkan Kesehatan Me- Secang (Caesalpinia sappan L.).
nuju Indonesia Sehat 2010” Penen- Disertasi. Program Pasca Sarjana
tuan Status Antioksidan, in Vivo dan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Identifikasi Bahan Alam Produk Salim, S. 1999. Radikal Bebas dan Antioksidan
Pangan In-Vitro. Pusat Penelitian Alami Tumbuh-tumbuhan. Majalah
Kesehatan. Lembaga Penelitian Ilimiah No. 28/Januari/1999.
Universitas Padjadjaran. Bandung Sidik. 1997. Antioksidan Alami Asal Tumbu-
Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of han. Seminar Nasional Tumbuhan
Antioxidant Action in vitro. In Food Obat Indonesia XII 26 s/d 27 Juni
Antioxidant. Elsevier Applied 1997.
Science. London, New York. Suryohudoyo, P. 1993. Oksidan, Antioksidan
Halliwel, B., J.M.C. Gutteridge. 1999. Free dan Radikal Bebas. Laboratorium Bio-
Radicals in Biology and Medicine. kimia Fakultas. Kedokteran. Univer-
Oxford University Press. New York. sitas Airlangga. Surabaya.
Hudson, B. J. F. 1999. Food Antioxidants. Suyatna, F. 1998. Radikal Bebas dan Iskemia.
Elsevier Applied Modern Toxicology. Cermin Dunia Kedokteran. Bagian
Mc. Graw-Hill. Singapore. Farmakologi Fakultas Kedokteran
Lautan, J. 1997. Radikal bebas pada eritrosit Universitas Indonesia, Jakarta.
dan lekosit. Cermin Dunia Wijaya, A. 1996. Radikal Bebas dan Parameter
Kedokteran no. 116. Laboratorium Status Antioksidan. Forum Diagnos-
Biokimia Fakultas Kedokteran ticum. Laboratorium Klinik Prodia.
Universitas Islam Sumatera Utara, Bandung
Medan. Wijaya, A. 1998. Faktor Resiko Penyakit
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Kardiovaskuler Perspektif Baru. Forum
Flavonoid. Penerbit ITB. Bandung Diagnosticum. Laboratorium Klinik
Miller, A. L. 2002. Antioxidant Flavonoid Prodia. Bandung.
Structure Function and Clinical Usage. Yanwirasti. 1999. Perlindungan Sel Hepar
http :// www. Thorne. Com/alt Tikus Percobaan Oleh Vitamin A
medrev/fulltext/flavonoids 1-2 Terhadap Serangan Radikal Bebas Yang
html. Ditimbulkan Oleh Keracunan Karbon
Miyake, T. and Shibamoto, T. 1997 Anti- Tetra Khlorida. Majalah Ilmiah No.
oxidative of Natural Compunfs 28/Januari/ Tahun XI/ 1999. Hal 87
Found in Plants. J. Agric. Food. Chem. – 95.
45. 1819-1822.

47
48

48

Anda mungkin juga menyukai