Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi saya penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Biologi Umum
tentang Sel sebagai Dasar Kehidupan, yang mana dengan tugas ini kami
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan oleh
dosen. Mengenai penjelasan lebih lnjut saya memaparkannya dalam bagian
pembahasan makalah ini.

Dalam menyusun makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih


banyak kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar dan kurangnya
keterbatasan pengetahuan kami.

Padang, Agustus 2019

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................................1

Daftar Isi.......................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan......................................................................................................3

BAB II Sel sebagai dasar kehidupan............................................................................4

- Sejarah penemuan sel, teori-teori sel, dan konsep sel....................................4

-Metode pengamatan sel.................................................................................6

- Sifat fisik dan kimia sel............................................................................8

- Struktur dan fungsi sel.........................................................................11

- Transpor zat pada sel......................................................................18

BAB III Penutup........................................................................................................20

Daftar Pustaka............................................................................................................21

2
BAB I

Pendahuluan

1.1  Latar belakang
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam
kehidupan sehari-hari biologi mengampil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita
mempelajari biologi khususnya tentang Sel. Ini dikarenakan sel merupakan dasar dari sebuah
kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk kesatuan untuk membetuk kehidupan. Kita bisa lihat
bahwa alam semesta ini begitu luas. Namun apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata
terdapat kehidupan yang lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.dari masa
kemasa dilakukan penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook
dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian
bahkan sudah mencapai tahap materi genetik. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak
kasat mata. Ada yang hanya 1-10 mikron, ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang
beberapa sentimeter. Di dalam ukuran yang sangat kecil bentuk yang bermacam-macam
tersebut, sel memiliki bagian-bagian sel yang memiliki fungsi masing-masing.
Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan saling ketergantungan. Oleh karena itu sel
dipandang sebagai dasar kehidupan makhluk hidup. Dalam pembagiannya sel terdiri dari
Eukariot (eu=sejati, karyon=inti) yang memiliki membran inti dan Prokariot (pro=sebelum,
karyon=inti) yang tidak memiliki membran inti dan pada umumnya makhluk hidup
uniseluler.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah penemuan sel?


2. Bagaimana metode pengamatan sel?
3. Bagaimana sifat fisik dan kimia dari sel?
4. Bagaimana strukutur dan fungsi sel?
5. Bagaimana transpor pada sel?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami bagaimana sejarah penemuan tentang sel dan teori teorinya
2. Tahu bagaimana cara kita mengamati sel
3. Mengetahui sifat fisik dan kimia sel
4. Mengetahui strukur dan fungsi sel
5. Mengetahui transpor pada sel

3
BAB II
SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN
1. Sejarah Penemuan Sel, Teori-teori Sel dan Konsep Sel
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber
menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding
tebal dalam pengamatannya.
Robert Hooke menyebut penemuan ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae
artinya sel. Sel penemuan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Perhatikan
Gambar sel dan mikroskop yang digunakan dalam meneliti sel dibawah ini. Sejak penemuan
awal sejarah sel itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel.

Penemuan sebuah sel yang masih hidup pertama kali dilakukan oleh Antonie.
Ilmuwan Belanda bernama lengkap Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723)
merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk
mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di
dalam air, yang kemudian penemuan ini disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek
merupakan orang pertama yang menemukan cell hidup dalam sejarah sel pada
penemuan dan penelitian cell.

Beberapa teori penemuan tentang cell yang dikemukakan diantaranya sebagai berikut.

a. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup

Sel merupakan kesatuan atau unit struktural makhluk hidup, teori ini dikemukakan
oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan (1810–1882). Tahun 1839
Schleiden, ahli botani berkebangsaan dari Jerman, mengadakan pengamatan
mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan
melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatan pada penemuan
tentang sel ini, mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.

4
1. Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.

2. Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.

3. Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun
lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.

b. Cell Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup

Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik


kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural cell, tetapi juga merupakan
bagian penting cell sebagai tempat berlangsung dari reaksi-reaksi kimia kehidupan.
Berdasarkan hal ini muncullah teori tentang cell yang menyatakan
bahwa cell merupakan kesatuan dari fungsional kehidupan.

c. Cell Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup

Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae


(semua cell berasal dari cell sebelumnya). Sehingga dapat dikatakan
bahwa cell adalah unit pertumbuhan makhluk hidup.

d. Cell Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup

Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang
terdapat dalam inti cell atau nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen
yang merupakan unit pembawa sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori
bahwa cell merupakan unit hereditas makhluk hidup. Penemuan-penemuan yang
mendukung perkembangan teori mengenai cell sebagai berikut.

1) Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, pada penemuannya menemukan benda


kecil terapung dalam cairan cell yang ia sebut nukleus. Nukleus sendiri merupakan
inti dari cell.

2) Felix Durjadin (1835), pada penemuan sejarah tentang cell ini beranggapan bahwa


bagian terpenting cell adalah cairan cell yang sekarang disebut protoplasma.
Protoplasma sendiri merupakan bagian hidup dari cell yang dikelilingi oleh
membran cell.

3) Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan istilah


protoplasma yang merupakan bagian dari cell untuk menamai bahan
embrional cell telur.Terlepas dari sejarah yang terjadi pada penemuan ini, didalam
ilmu biologi sendiri, pengertian cell merupakan kumpulan dari materi paling
sederhana dengan ukuran kecil yg dapat hidup & merupakan unit penyusun dari
semua makhluk hidup. Cell dapat melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam Cell.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas Cell tunggal, atau biasanya disebut juga
organisme uniseluler (Cell tunggal), sebagai contoh misalnya bakteri & amoeba.

Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, & manusia, merupakan


organisme multiseluler (multi Cell dimana multi berarti banyak) yg terdiri dari banyak

5
tipe Cell terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Cell pada tubuh manusia,
misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 Cell. Namun, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu cell. Contohnya seperti pada tubuh bakteri berasal
dari pembelahan cell bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan cell telur induknya yg sudah dibuahi.

Semua cell dibatasi oleh suatu membran yg disebut membran plasma, sementara


daerah di dalam cell disebut sitoplasma. Setiap cell, pada tahap tertentu dalam
hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yg dapat diwariskan & mengarahkan
aktivitas cell tersebut. Selain itu, semua cell memiliki susunan struktur yg disebut
ribosom yg berfungsi dalam pembuatan protein yg nantinya akan digunakan sebagai
katalis pada berbagai reaksi kimia didalam cell tersebut.

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis cell yg secara struktur
berbeda: cell prokariotik atau cell eukariotik. Kedua jenis cell ini dibedakan
berdasarkan posisi dari DNA di dalam cell; sebagian besar DNA pada eukariota
terselubung membran organel yg disebut nukleus atau sebuah inti cell, sedangkan
prokariota tidak memiliki nukleus atau inti cell. Hanya pada bakteri & arkea yg
memiliki cell prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, & hewan memiliki
hanya memiliki cell eukariotik.

Diferensiasi pada cell menciptakan keberagaman dari jenis cell yg muncul selama


perkembangan suatu organisme multiseluler dari sebuah cell telur yg sudah dibuahi.
Misalnya pada mamalia yg berasal dari sebuah cell berkembang menjadi suatu
organisme dengan ratusan jenis cell berbeda seperti otot, saraf, & kulit. Sel-sel dalam
embrio yg sedang berkembang melakukan pensinyalan cell yg memengaruhi ekspresi
gen cell & menyebabkan diferensiasi tersebut.

2. Metode Pengamatan Sel

1.       Mikroskopis
Sel dan jaringan dalam tubuh yang ukurannya sangat kecil, tidak mungkin dapat
dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu perlu dibantu oleh mikroskop.
Mikroskop adalah alat yang dapat memperbesar bayangan benda yang diamati,
sehingga benda yang sesunggunya kecil dapat dilihat. Mikroskop mempunyai
beragam perbesaran dari ratusan sampai puluhan ribu kali, sehingga dapat membantu
kita dalam mengamati preparat yang kecil.

2.       Mikroteknik
Agar sel dapat diamati secara rinci dan jelas bagian-bagiannya di bawah mikroskop,
sel harus dibuat bentuk preparat  yang tipis terlebih dahulu. Jaringan difiksasi, diiris/
disayat ( dengan alat yang bernama mikrotom), diwarnai, lalu diletakan pada kaca
objek dan ditutup dengan kaca penutup. Semua rangkaian proses tersebut disebut
dengan mikroteknik.

3.       Biakan sel


Metode pengamatan sel  dilakukan untuk mengamati metabolisme dan proses
pembelahan sel, baik sel normal maupun abnormal. Dilakukan dengan menanam sel
atau jaringan hidup yang diambil dari dalam tubuh ke dalam media yang sesuai.

6
Media yang dipakai antara lain serum darah dan ekstrak jaringan embrio, yang lebih
praktis dengan media sintetis.

4.       Sitokimia
Metoda pengamatan sel dengan cara memberi enzym pada jaringan, lalu hasilnya
dilihat dengan mikroskop. Metode ini dilakukan untuk melihat fungsi suatu organel
yang terdapat di dalam sel, karena susunan kimia sel dapat diamati dengan adanya
reaksi yang menghasilkan senyawa tak larut dan berwarna khas. Untuk mengamati
reaksi kima dapat dipakai mikroskor cahaya maupum mikroskop elektron.

5.       Biokimia
Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis susunan kimia organel dalam tabung
reaksi di labolatorium. Yaitu dengan melakukan sentrifugasi pada sel, yang akan
menghasilkan endapan sel untuk kemudian dianalisis secara kimiawi.

6.       Sitogenetik
Metode pengamatan dengan cara melihat susunan  genetik secara khusus. Disamping
membuat kariotipenya, juga mengamati susunan DNA sel, sifat kromosom ketika
masih berupa kromatin, terjadinya pindah silang kromosom, melakukan hybrid
(kawin silang), membuat peta kromosom, dll. Dan mempelajari pengaruh lingkungan ,
radiasi, dan bahan kimia terhadap suatu sel.

7.       Freeze-fracture
Termasuk juga kedalam jenis metode pengamatan ini adalah freeze- etching . Metode
pengamatan dilakukan dengan  membekukan sel atau jaringan secara mendadak
dalam cairam nitrogen dengan suhu – 180 ⁰ lalu dipecahkan di ruang hampa udara
dengab pisau logan yang tajam. Kemudian dibuat replika atau cetakan dari permukaan
fragmen sel tersebut. Cetakan dibuat dari bahan karbon dan platina atau emas yang
dipanaskan dalam ruang hampa udara. Sel atau jaringan kemudian dilarutkan ,
kemudian dilepaskan hari cetakan dengan memberi asam pekat di ruangan berudara,
maka jadilah cetakan fragmen sel untuk dipelajari.

8.       Sentrifugasi
Metode dilakukan dengan menghancurkan ( meghomogenkan ) sel atau jaringan di
dalam alat sentrifugasi. Alat sentrifugasi dapat diatur kecepatannya, makin tinggi
kecepatan makin besar gaya gravitasinya, maka makin kuat gaya pengendapannya.
Orgael atau pecahan dari sel akan mengendap sesuai bengan berat jenisnya, besar dan
bentuk butiran. Oganel dengan berat jenis teringan akan membentuk suspensi, dan
yang berat akan mengendap. Kemudian disaring, dan diputar lagi dengan menambah
kecepatan  maka akan didapat organel dengan berat jenis yang lebih besar dari
endapan pertama dan begitu seterusnya. Tiap endapan dianlisis struktur dan
komposisi kimiawinya.

9.       Autoradiografi
 Sel atau jaringan diberi bahan radioaktiv “isotop” dan diberi warna denga perak
bromida, kemudian dipotret lalu diamati dibawah mikroskop.

7
10.   Difraksi sinar x

mikrotom
Sel disinari dengan sinar X lalu dibuat potretnya. Metode ini lazim digunakan
dalam biologi molekuler. Cara ini dipakai untuk menganalisis susunan kimia
protein, DNA, dan RNA.

3. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Sel

Sel secara keseluruhan tersusun dari zat-zat kimia, yaitu atom dan molekul. Sel dapat
berbeda bentuk, susunan, sifat, dan fungsinya. Meskipun demikian fungsi dari sel-sel
tersebut tidak jauh berbeda dengan sifat-sifat atom atau molekul penyusunnya.
Keadaan zat-zat kimia dalam sel tidak statis, mereka selalu berubah-ubah akibat dari
proses fisika dan kimia yang terjadi pada sel tersebut.

a) Sifat kimia sel

a) Komponen Kimia penyusun Sel dan Senyawa Pembangun sel

1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O
( oksigen ). Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh
dalam jumlahbesar di dalam tubuh. Karbohidra dibagi  ke dalam tiga
kelompok , yaitu sebagai berikut :
 Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah
rasanya manis, dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan.
Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa. Contoh pentosa antara
lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun heksosa
contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa .
 Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida.
Memiliki sifat rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan.
Contoh disakarida adalah: maltosa, sukrosa dan laktosa .
 Polisakarida

8
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul
yang panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat  dikristalkan dan tidak
larut  dalam air  . jika larut maka akan membentuk suspensi karena
ukuran molekulnya besar.

2.  Protein
Protein tersusun atas unsur : C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O
( oksigen ) dan N( nitrogen ) . Protein merupakan polipeptida atau
biopolimer  yang tersusun atas asam amino. Ada sekitar 20 macam
asam amino sebagai unit dasar penyusun protein . Asam amino
sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan , mempunyai titik didih
yang tinggi dan dapat bersifat asam atau basa . Protein berperan
sebagai penyusun membran sel dengan bergbung bersama lemak
membentuk senyawa lipoprotein , protein seperti itu dinamakan
protein struktural . Selain itu protein memiliki fungsi yang lain
misalnya membentuk enzim dan ini disebut protein fungsional .

3.  Lemak ( lipida )  
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H
( hidrogen ) dan O ( oksigen ). Lemak  tersusun atas senyawa
gliserol dan asam lemak yang merupakan unit dasar penyusun
lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau
kerapatanna lebih rendah dari air , memiliki viskositas atau
kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah trigliserida,
fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain penyusun membran
sel bersama-sama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria
seperti testosteron .

4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotida-
nukleotida ) yang terdiri atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan
RNA ( Ribonucleic acid ). Asam nukleat bertindak sebagai
penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas
nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat ,
gula pentosa dan basa nitrogen. DNA berperan penting dalam
pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan penting
dalam sintesis protein.

5. Air
Air merupakan senyawa  utama dan merupakan senyawa dalam
jumlah terbesar penyusun sel ( 50 – 60 %  berat sel ) . Air
merupakan bagian esensial cairan tubuh yang terdiri dari cairan
intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan cairan ekstraseluler . Air

9
berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi
biologis.

6. Vitamin dan mineral


Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus
ada . Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme ,
pertumbuhan   dan penghancur radikal bebas . Contoh vitamin : A,
B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )

7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan
oksigen . Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar
( makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ), fosfor ( P ) , magnesium (
Mg ), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain
terdapat dalam jumlah sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe
), yodium ( I ), Seng ( Zn ) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) . Mineral
berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan fungsi
metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan
asam dan basa

b) Sifat Fisika Sel


Sifat fisika protoplasma, yaitu :
a. Sifat tak tersaring. Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat fisika
protoplasma. Salah satu teori ialah teori koloid yang menyatakan
bahwa protoplasma sebagian berupa larutan dan sebagian berupa
koloid.. pada sistem kolid partikel-patikelnya cukup besar, akan
tetapi molekul-molekulnya masih tetap melayang-layang diantara
molekul air. Ukuran partikel pada sistem koloid antara 0,001 mikron-
0,1 mikron. Partikel koloid dila disaring dengan kertas saring biasa
partikelnya akan lewat akan tetapi partikel koloid tidak dapat
melewati membran plasma. Koloid pada protoplasma dapat berupa
fase sol dan fase gel.
b. Efek Tyndall. Yaitu pergerakan molekul tak beraturan karena
pengaruh cahaya. Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini
disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan
member efek Tyndall.
c. Gerak Brown. Yaitu gerak acak, zig-zag, tak teratur karena molekul
dalam koloid saling bertubrukan. Molekul-molekul (partikel) pada
sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag. Gerakan partikel
ini diberi nama sesuai dengan orang yang menemukannya yaitu gerak

10
Brown (1827). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya
tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.
d. Viskositas. Yaitu kekentalan (viscosity) dapat dapat berubah-ubah
karena faktor dalam dan luar. Matrik sitoplasma yang cair memiliki
tegangan permukaan. Matrik protein dan lemak memiliki tegangan
permukaan yang kurang karenanya membentuk membran plasma,
sedangkan bahan-bahan kimia misalnya garam NaCl tegangan
permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang lebih
dalam pada matrik sitoplasma.
e. Koagulasi (kemampuan menggumpal). Partikel-partikel yang
tersebar dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama, akibat
dari saling tolak yang berkelanjutan menyebabkan partikel-partikel
tidak dapat mengendap dan keadaan ini memperhatikan stabilitas
koloid. Jika ion atau partikel koloid dibuat berlawanan muatan
listriknya, akibatnya akan bersifat netral, akibat selanjutnya partikel-
partikel dalam sistem koloid akan menggumpal.

4. Struktur dan fungsi sel

Sel Prokariotik

Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki nukleus (inti sel yang terbungkus
membran). Dalam beberapa literatur prokariotik juga didefiniskan sebagai sel yang
tidak memiliki organel yang terbungkus membran. Sel prokariotik merupakan sel
penyusun beberapa jenis organisme, yaitu semua jenis organisme bersel satu, domain
Archaea dan domain Bacteria.

Ada sedikitnya 6 struktur penyusun sel prokariotik yaitu membran plasma,


sitoplasma, ribosom, dan materi genetik (DNA dan RNA). Selain itu, bagian lain dari
sel prokariotik adalah dinding sel dan flagela.

1. Membran plasma

Membran plasma adalah membran biologis yang memisahkan bagian dalam sel
dengan lingkungan luar. Membran plasma tersusun oleh fosfolipid (phospholipid) dan
protein. Pada sel prokariotik tertentu, dapat ditemukan lebih dari dua membran

11
plasma. Ruang dari satu membran ke membran yang lain dikenal dengan nama
periplasma (periplasm).

Membran plasma merupakan bagian yang bertanggung jawab mengontrol zat organik
dan ion untuk dapat keluar dan masuk sel. Dengan kata lain, membran plasma
bertugas melindungi sel dengan cara menyaring dan mengatur lalu lintas ion dari
dalam maupun dari luar tubuh sel.

Pada literatur lama, membran plasma pada beberapa jenis bakteri akan membentuk
mesosom. Mesosom merupakan bagian membran plasma yang melekuk ke dalam,
yang berfungsi sebagai respirasi seluler, membantu proses oksidasi, dan penghasilan
energi. Tetapi, mesosom kemudian dikenali sebagai artefak (sesuatu yang diamati
dalam penyelidikan ilmiah atau percobaan yang tidak terdapat secara alami, tetapi
terjadi sebagai akibat dari prosedur dalam mempersiapkan atau menginvestigasi) pada
akhir 1970-an. Mesosom kemudian tidak lagi dianggap sebagai bagian dari struktur
normal sel prokariotik.

2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian berbentuk cairan yang ada di dalam membran plasma.
Bagian ini tersusun oleh air, protein, lipid, mineral, serta enzim-enzim. Di dalam
sitoplasma terjadi metabolisme sel berupa penyusunan (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) zat-zat yang kemudian digunakan sebagai energi bagi sel tersebut.
Pada sel prokariotik, sitoplasma merupakan bagian terbesar dari sel, serta merupakan
bagian yang kosong (tidak terisi organel-organel) sel.

3. Ribosom

Ribosom adalah bagian yang sangat kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
Ribosom juga berfungsi untuk menerjemahkan pesan yang dikirim dari DNA.

4. Materi Genetik

Materi genetik pada sel prokariotik terbagi menjadi dua unit besar, yaitu DNA (asam
deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA tersusun oleh gula
deoksiribosa, fosfat, serta basa nitrogen. DNA merupakan bagian yang membawa
informasi genetik (pewarisan sifat) dari suatu organisme. DNA pada sel prokariotik
dapat ditemukan tersebar di sitoplasma namun umumnya terlihat berkumpul pada satu
area yang dinamakan nucleoid.

12
Beberapa dari DNA akan bertranskripsi menjadi RNA. RNA bertugas membawa kode
genetik pesanan DNA yang kemudian dalam proses sintesis protein akan
ditranskripsikan menjadi urutan asam amino.

5. Dinding sel

Dinding sel adalah bagian terluar dari sel yang memiliki fungsi memberi bentuk pada
suatu sel. Komponen struktur dinding sel pada prokariotik sebagian besar adalah
peptidoglikan yang merupakan molekul kompleks. Peptidoglikan tersusun dari N-
acetylglucosamine (NAG) dan N-acetylmuramic acid (NAM) yang dihubungkan oleh
peptida pendek. Ini adalah ciri khas yang membedakan dinding sel ini dengan
organisme lain. Pada beberapa bagian di dinding sel, terdapat pori-pori kecil yang
menghubungkan dunia luar dengan membran plasma. Pori-pori ini berfungsi sebagai
jalan keluar masuknya ion dan molekul sebelum disaring oleh membran plasma.

6. Flagela

Flagela adalah tonjolan panjang seperti cambuk yang membantu dalam gerak selular,
tetapi juga sering memiliki fungsi sebagai organel sensorik, yang sensitif terhadap
bahan kimia dan suhu di luar sel.

Sel eukariotik

sel eukariotik adalah struktur kompleks yang membentuk hewan dan jaringan
manusia. Sel eukariotik berbeda dari prokariotik, yang merupakan istilah yang
diberikan kepada sel bakteri. 

Eukariotik berbeda dari prokariotik karena mereka memiliki membran organel yang
terbatas dan DNA yang terkandung dalam nukleus. Sel eukariotik memiliki beberapa
struktur yang membantu sel mempertahankan homeostasis, dan menyediakan energi
dan mekanisme untuk sintesis protein.

Membran sel

Membran Sel tersusun oleh lipoprotein. Struktur umumnya dapat dilihat pada Gambar 5.

13
Membran sel membatasi segala kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah
terganggu oleh pengaruh dari luar

Sitoplasma

Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran plasma.
Organel-organel tersebut memiliki struktur dan fungsi masing-masing yang khas yang
membentuk satu kesatuan untuk mendukung aktivitas sel. Vakuola pada tumbuhan
berfungsi antara lain tempat penyimpanan cadangan makanan.

Retikulum Endoplasma (RE).


Retikulum endoplasma merupakan membrane lipoprotein pada sitoplasma yang
terdapat antara membran inti dan membran sitoplasma. Ada dua macam RE. RE
ganuler (RE kasar) bila pada permukaan membran RE ini menempel ribosom.

RE halus atau non granuler bila pada membran RE tidak ada ribosom.Fungsi organel
ini memproses lebih lanjut protein, lipid atau bahan lainnya yang akan disekresikan
sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan keperluannya. Dalam bentuk vesikula
(gelembung) produk dari RE ditransportasi ke badan Golgi.

Gambar retikulum endoplasma (re) dan


keterangannya

Gambar Retikulum endoplasma diatas menampakan hasil gambar mikroskop elektron


pada sisi kiri yang menunjukkan potongan RE dalam dua dimensi. Pada dasarnya RE

14
merupakan struktur tertutup dari sitoplasma.

Badan Golgi

Badan Golgi (bahasa Inggris: golgi apparatus, golgi body, golgi complex atau dictyosome)
adalah organel yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya ginjal.Badan Golgi berfungsi menghasilkan sekret berupa butiran getah,
lisosom primer, menyimpan protein dan enzim yang akan disekresikan. Pada sel
tumbuhan badan Golgi disebut diktiosom. Organel ini menerima bahan, diolah dan
akan disekresikan, dari RE.

Gambar badan golgi dan keterangannya

Lisosom
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran diameternya
kurang lebih 500nm. Lisosom mengandung enzim yang berfungsi untuk mencernakan
bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik secara pinositis (makanannya berupa
cairan) maupun secara fagositis (makannya berupa padat).

Gambar lisosom (organel sel)

Ribosom
Ribosom merupakan komponen penting di dalam sel. Ukurannya berkisar 20-25 nm.
Ribosom tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil.
Sub unit besar dan sub unit kecil akan bergabung bila ribosom sedang menjalankan
fungsinya yaitu sintesis protein.

15
Gambar ribosom dan keterangannya

Badan Mikro
Badan mikro dibedakan dua kelas utama, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom mengandung enzim katalase dan oksidase terdapat pada hewan dan
tumbuhan.

Sedangkan glioksisom umum terdapat pada endosperm biji dan berperan dalam
perkecambahan selain mengandung katalase dan oksidase mengadung sebagian atau
seluruh enzim daur glioksilat (proses pembentukan sumber energi untuk pertumbuhan
dari lemak).
Secara umum badan mikro berfungsi di dalam mengoksidasi lemak sebagai sumber
energi.

Dinding Sel.
Dinding sel hanya terdapat pada tumbuhan dan jamur. Fungsi dinding sel yaitu
melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada beberapa sel tumbuhan sel
yang satu dengan sel yang lainnya dihubungkan dengan suatu celah yang disebut
plasmodesmata.

Nukleus (Inti Sel)


Nukleus Bagian-bagian inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma (kariolimp)
dan kromosom, serta nukleolus. Membran inti memisahkan inti sel dan sitoplasma.
Membran inti terdiri atas dua lapisan membran dan pada daerah-daerah tertentu
terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya bahan kimia.

16
Sitoskeleton

Sitoskeleton merupakan rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3 macam yaitu : mikrotubul,
mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubul tersusun atas dua molekul Protein tubulin
yang bergabung membentuk tabung.

Fungsi mirkotubul memberikan ketahanan terhadap tekanan pada sel, perpindahan sel
(pada silia dan flagella), pergerakan kromosom saat pembelahan sel (anafase),
pergerakan organel, membentuk sentriol pada sel hewan.

Mikrofilamen merupakan filament protein kecil yang tersusun atas dua rantai protein
aktin yang terpilin menjadi satu. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan
pada sel, mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel
(misalnya psudopodia) dan pembelahan sel. Mitokondria dan Kloroplas sebagai
organel pembangkit energi

Mitokondria
Mitokondria hati umumnya mempunyai lebar kira-kira 0,5 – 1,0 um dan panjang kira-
kira 3,0 um. Mitokondria dibatasi oleh dua membran yaitu membran luar dan
membran dalam. Struktur morfologi yang paling bervariasi adalah krista.

Dalam satu sel tertentu Krista biasanya seragam dan khas bagi sel itu. Dalam tipe-tipe
sel yang berbeda, bentuk Krista sangat berbeda. Sebagian besar mitokondria
mempunyai krista seperti lamela atau seperti tubul.

Gambar mitokondria dan keterangannya

Mekanisme transkripsi dan translasi di dalam mitokondria bergantung kepada genetic inti.
Bahan- bahan tertentu seperti rRNA, tRNA dan mRNA tidak bergantung kepada inti.

Tetapi, protein tertentu ditentukan oleh inti seperti protein ribosom, RNA polimerase, DNA
polimerase, tRNA aminoasil sintetase dan faktor- faktor sintesis protein. Fenomena yang
menarik adalah bahwa mtDNA tidak dapat diekspresi dan direpllikasi tanpa bantuan inti.

Kloroplas

Sel sebagian besar tumbuhan tinggi umumnya mengandung antara 50 – 200 kloroplas.

17
Kalau dilihat dari samping bentuknya seperti lensa dengan satu sisi/permukaan
cembung dan permukaan lain cekung, datar atau cembung.

Gambar kloroplas dan keterangannya

5. Transport zat pada sel

a. Transport aktif

Transpor aktif merupakan proses transpor molekul yang membutuhkan energi dari
dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Energi yang dibutuhkan dalam
transpor aktif berupa adenosin trifosfat (ATP).

Transpor aktif primer dan sekunder.


Transpor aktif primer memerlukan energi berbentuk ATP, sedangkan transpor
aktif sekunder membutuhan transpor yang bergantung pada potensial membran.

Transpor aktif primer contohnya pada keberadaan ion Na⁺ dan Ka⁺ di dalam
membran. Sedangkan transpor aktif sekunder contohnya pada glukosa dan asam
amino dengan molekul transpornya berupa protein transpor khusus

b. Transport pasif

a. Difusi

Difusi merupakan perpindahan zat dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi
ke larutan yang konsentrasinya rendah. Hasil proses difusi yaitu konsentrasi yang
sama antara larutan, yang disebut isotonis. Kecepatan suatu zat dalam proses
difusi melalui membran sel dipengaruhi oleh gradien konsentrasi, daya larut
dalam lemak, muatan, dan ukuran.

b. Difusi terfasilitasi

Difusi terfasilitasi merupakan proses transpor yang melibatkan difusi dari molekul
polar dan ion melalui membran yang dibantu oleh protein transpor. Difusi
terfasilitas termasuk transpor pasif karena hanya meningkatkan kecepatan difsui
dan tidak mengubah arah gradien konsentrasi.

18
c. Osmosis

Osmosis termasuk proses difusi. Osmosis merupakan difusi air melewati selaput
yang bersifat semipermeabel. Air akan mengalir dari tempat yang memiliki
konsentrasi larutan rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi larutan tinggi.
Apabila berada di lingkungan yang memiliki konsentrasi larutan lebih tinggi,
maka sel akan mengerut. Hal ini karena air akan keluar dari sel secara osmosis.
Apabila sel berada di lingkungan dengan konsentrasi rendah, sel akan banyak
menyerap air karena air bergerak secara osmosis ke dalam sel.

Apabila sel tumbuhan berada dalam lingkungan hipertonis (konsentrasi tinggi),


dapat terjadi plasmolisis, yang merupakan peristiwa lepasnya sel dari dinding
sel. Sedangkan apabila sel tumbuhan berada dalam lingkungan hipotonis
(konsentrasi rendah), maka akan terjadi tekanan turgor.

c. Endositosis

Endositosis adalah proses masuknya zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis ada
dua jenis bentuk, yaitu fagositosis dan pinositosis. Fagositosis merupakan proses
masuknya zat padat atau sel lainnya ke dalam sel. Sedangkan pinositosis
merupakan proses masuknya zat yang berupa cairan ke dalam sel.

d. Eksositosis

Proses eksositosis mengeluarkan molekul-molekul yang tidak dapat melewati


membran sel karena terlalu besar. Pengeluaran ini dilakukan dengan
penggabungan membran vesikel yang berisi molekul dan membran plasma.

Vesikel adalah kantung-kantung kecil yang tertutup membran, vesikel-vesikel ini


dapat melingkupi molekul dan menelannya. Vesikel ini kemudian pergi menuju
membran sel dan menempel ke membran sel. Setelah itu, membran vesikel
menyatu dengan membran sel, molekul yang sebelumnya terdapat di dalam
vesikel kemudian tumpah ke luar sel.

19
Jadi, proses endositosis dan eksositosis adalah kebalikan dari satu sama lain,
keduanya merupakan mekanisme yang sangat penting.

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Sel merupakan unit terkecil dari Mahluk hidup. Didalam sel terdapat ptotoplasma yg
tersusun atas karbohidrat, lemak , protein, dan asam nukleat. Berdasarkan tipe sel, sel
dibedakan menjadi sel prokariotik, dan eukariotik
Secara structural sel merupakan penyusun mahluk hidup. Bagian dr sel meliputi membran
sel, sitoplasma, dan organel.

20
Daftar Pustaka

1. http://studifarmasi.blogspot.com/2011/05/metode-pengamatan-sel.html
2. https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-penemuan-sel-serta-teori-sel-menurut-para-ahli/
3. http://science-student14.blogspot.com/2013/04/komponen-kimia-penyusun-sel-biologi.html
4. http://repository.ut.ac.id/4385/1/BIOL4314-M1.pdf
5. http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com/2011/08/komponen-kimiawi-sel.html
6. (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196201151987031-
TAUFIK_RAHMAN/kel_4.pdf) .
7. (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-
AMMI_SYULASMI/BIOLOGI_UMUM/Bioum._POWERPOINT/BAB_II-SEL-BIOUMUM.pdf) .

21

Anda mungkin juga menyukai