Anda di halaman 1dari 7

BAB KE 1 ILMU DAN BELAJAR Banyak sekali dalil atas ilmu yang terdapat di dalam Al Qur'an, diantaranya

Allah telah berfirman, «niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat». Sebagaimana Ibnu Abbas pernah
mengatakan bahwa sesungguhnya para ulama' mempunyai derajat-derajat diatas orang-orang mukmin
sebanyak 700 derajat yang jarak antara dua derajatnya adalah perjalanan 500 tahun. « Rasulullah Saw,
juga pernah bersabda, »Manusia yang paling utama adalah orang mukmin yang alim serta benmanfaat
jika dibutuhkan. « Rasulullah Saw, telah bersabda, »Manusia yang tendekat dari derajat kenahen adalah
ahli ilmu serta ahli jihad.

Adapun ahli ilmuu maka disebabt selah menunjukkan kepada orang-orang lentang agama yang dibawa
oleh para Rasul. Adapun ahli juhad, maka mereka berjihad denten pedang-pedang mereka untuk
membela agama-agama yang dibawa oleh para Rasul Rasulullah telah bersabda, «Orang alim itu ialah
orang kepercayaan Allah dibumi-Nya» Bersabda Rasulullah Saw, «Pada hari kiamat nanti yang akan
memberi syafa'at adalah Nabi-nabi, kemudian para ulama, lalu para Berkata Fath Mushili, »Bukankah
orang sakit itu bila dilarang makan dan minum serta berobat akan mati?«. Barang siapa yang hatinya
sakit serta mati, sesungguhnya ia telah kehilangan ilmu, ia tidak menyadarinya, sebab kesibukan dunia
telah melumpuhkan perasaannya. Jika mengungkapkan kesibukan-kesibukan itu darinya, maka ia pun
telah merasakan kepedihan yang sangat serta mengalami penyesalan yang tiada akhir.

Adapun yang dimaksud dengan keutamaan ilmu seperti yang ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Saw.,
»Sesungguhnya para malaikat telah merendahkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, sebab ridla
dengan apa yang dilakukannya«. Dari orang-orang yang telah diberi Kitab , hendaklah kamu
menerangkan sentang isi kitab bepada manusia, serta jangan kamu menyembunyikannya«. ketika
mengutus Mu'adz juga bersabda, »Petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang dengan
perantaraanmu lebih baik bagimu daripada d.nia dan serta segala isinya«. berkata, »Barang siapa yang
meoceritakan sebuah hadits, kemudian diamalkannya, sesungguhnya ia telat mendapat pahala seperti
pahala amal tersebut«.

Ilmu adalah penghibur di kala kesepian, menjadi kawan dikala menyendiri serta menjadi petunjuk di kala
senang Jan susah, ia adalah pembantu serta teman yang baik dan penerang jalan ke surga«. Allah akan
mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, kemudian menjadikan mereka dalam kebaikan seperti
pimpinan dan pemberi petunjuk yang diikuti, petunjuk di dalam kebaikan, jejak mereka diikuti serta
perbuatan-perbuatan mereka diamalkan. Setiap benda yang basah dan yang kering bertasbih bagi
mereka serta memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan- ikan di lautan serta binatang-binatangnya,
hewan-hewan buas serta temak di darat dan dan bintang di langit. Karena ilmu menghidupkan hati serta
henerangi pandangan yang gelap dan menguatkan badan yang lemah.
Dengan ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang shaleh serta derajat yang tinggi. Ilmu ilmu
adaiah orang yang bahagia, sedangkan orang yang tidat mendapatkannya adalah orang yang sengsara.
Dari segi rasio, sudah jelas bahwa ilmu tersebut sesuatu yang utama sebab dengan ilmu manusia sampai
kepada Allah SWT. Barangkali pula dengan pengajaran ia telah menanamkan kebahagiaan yang abadi
sebab ia telah mendidik akhlaq orang-orang lain serta menyuruh kepada mereka perbuatan yang
mendekatkan mereka kepada Allah SWT.

»Serulah kepada Tuhanmu dengan hikmah serta dengan pelájaran yang baik, serta bantahlah mereka
dengan jalan yang baik«. Orang yang mendapat 1. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. yang selalu
datang kepadanya, seperti halnya shalat ketika diwajibkan serta bersiap-siap untuk itu sebelum
diwajibkan, begitu juga dengan puasa.

Orang muslim wajib belajar zakat jika ia memiliki harta yang wajib dikeluarkan zakatnya di waktu genap
setahun ia memilikinya setelah menjadi muslim, hal tersebut wajib atas dirinya menurut kebutuhan. Ia
wajib mempelajari maksiat-maksiat yang harus ditinggalkannya setiap hari sesuai dengan kebutuhannya.
Jika timbul keraguan di dalam hatinya mengenai aqidahnya, ia pun wajib belajar serta menyelidi sekedar
untuk menghilangkan keraguan atas belajar ilmu yang menyelamatkannya dari perbuatan ialah wajib
bagimu serta ilmu-ilmu yang selain itu ialah fardlu kifayah, bukanlah fardlu ain. Sebagaimana ilmu-ilmu
syari'ah melebihi hukum-hukum syar'iyah melebihi ilmu yang berkaitan dnegan hukum yang dhohir.

Orang yang faqih memutuskan berdasarkan dhahimya, apakah hukumnya sah atau tidak, serta dibalik
itu terdapat ilmu untuk mengetahui apakah ibadah itu diterima ataupun ditolak. Para ulama termasyhur
yang diamalkan madzhab-madzhab mereka dan dijadikan teladan telah mengumpulkan antara ilmu fiqih
serta ilmu- ilmu hakikat dan pengamalannya. masing-masing dari mereka adalah hali ibadah, zahid serta
pandai tentang ilmu-ilmu akhirat selain pandai tentang ilmu-ilmu fiqih yang dhahir yang berkaitan
dengan maslahat-maslahat manusia. Inilah lima sifat yang diikuti oleh fuqaha masa sekarang,
diantaranya satu sifat yaitu menyiarkan dan berlebih-lebihan dalam membagi-bagi ilmu fiqih.

Sebab, keempat sifat itu tidak cocok selain untuk akhirat, sedangkan sifat yang satu tersebut cocok
untuk dunia dan akhirat. Kami kemukakan keadaan kepada mereka yang menunjukkan keempat sifat ini.
ialah seorang yang ahli ibadah serta membagi waktu malam menjadi 3 bagian. » » » « Ahmad bin Yahya
berkata, »Pada suatu hari Imam Asy Syafi'i keluar dari pasar yang menjual lampu-lampu.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mencela seorang laki-laki ahli ilmu«. Kemudian Imam Asy Syafi'i
menoleh kepada kami seraya berkata, »Bersihkan pendengaran kalian dari mendengarkan omongan
yang keji sebagaimana kalian membersihkan lidahmu dari mengucapkannya«. Sesungguhnya orang
bodoh melihat kepada sesuatu yang paling buruk dalam wadahnya, lalu ia ingin menuangkannya di
dalam wadahmu. Andaikata perkataan orang bodoh di sanggah, niscaya bahagialah penyanggahnya,
sedangkan orang yang mengucapkan perkataan itu akan sengsara. »

dan kesibukannya dalam memikirkan akhirat diriwayatkan dari Imam Asy Syafi'i bahwa ia mendengar
Sufyan bin Uyainah meriwayatkan sebuah hadits tentang hal- hal yang menakutkan schinggr. « Sufyan
berkata, »Jika ia mati, maka telah mati pula orang yang paling utama zuhudnya«. Salah seorang dari
mereka membaca, »Ini adalah hari yang merdeka tidak dapat berbicara pada hari ini«. Setelah sadar,
Imam Asy Syafi'i berkata, »Aku berlindung dengan-Mu dari keadaan sebagai pendusta dan dari
penyelenggara sebagai orang yang lalai«.

Ya Allah, kepada-Mu tunduk hati orang-orang yang arif dan berendah diri kepada-Mu orang-orang yang
rindu. Imam Asy Syafi'i adalah sosok/ahli ilmu yang mengetahui rahasia- rahasia hati. Hal itu ditunjukkan
oleh kenyataan ketika beliau ditanya tentang riya', beliau menjawab dengan spontan, riya' itu fitnah
yang diikat oleh nafsu dengan tali pandangan pada hati para ulama. Maka mereka melihat kepadanya
dengan pilihan nafsu yang buruk sehingga menyia- nyiakan amal mereka.

Asy Syafi'i berkata apabila engkau khawatirkan kesombongan atas dirimu, maka lihatlah ridla siapa yang
engkau cari dan kenikmatan mana yang engkau inginkan hukuman mana yang engkau hindari,
kesehatan mana yang engkau syukuri dan dalam cobaan mana engkau ingat. Inilah memastikan bahwa
beliau tidak mencari ketenaran di antara orang-orang yang kesenangan yang menipu«. » » « Kemudian
Imam Malik menjawab, »Baik serta indah, akan tetapi lihatlah apa yang harus kerjakan sejak pagi sampai
sore, kemudian laksanakanlah«. maka Abu Hanifah terus menghidupkan seluruh malamnya sesudah itu
kemudian berkata, »Saya merasa malu disifatkan dengan sifat yang tidak ada pada saya«.

Begitu juga dengan sifat zuhud dan wara' yang dimiliki Ahmad bin Hanbal serta Sufyan terlalu jelas untuk
disebut. Untuk itu, lihatlah sekarang terhadap orang-orang yang mengaku meneladani mereka ini,
apakah pengakuan mereka benar atau tidak. Rasulullah menyuruh kita untuk diam sebab manusia
senang menyelidiki semua sebab-sebab, yaitu perantara-perantara yang realitas maupun yang
dikhayalkan. Kemudian filsafat, maka ia menyebabkan hal-hal yang berlawanan dengan syara'.

Tidaklah dapat diingkari bahwasannya ilmu hitung tidak mungkin ditentang serta diingkari, akan tetapi ia
merupakan pengantar dari yang lainnya. Tugas yang pertama ialah dengan mendahulukan kebersihan
jiwa daripada akhlaq yang rendah berdasarkan sabda Rasulullah Saw, »Agama didirikan di atas
kebersihan«. Bukanlah yang dimaksud kebersihan baju, akan tetapi di dalam hati. Untuk itu, selama
batin tidak dibersihkan dari hal-hal yang keji, iapun tidak akan menerima ilmu yang bermanfaat dari
agama serta tidak diterangi dengan cahaya ilmu.

Ibnu Mas'ud telah berkata, »Bukanlah ilmu tersebut banyak meriwayatkan, akan tetapi ilmu adalah
cahaya yang telah dimasukkan ke dalam hati«. Tugas yang kedua, adalah dengan mengurangi
kesenangan- kcsenangan duniawinya serta menjauh dari kampung halaman sehingga hatinya terpusat
untuk ilmu. Tuges yang ketiga ialah tidaklah sombong dalam menuntut ilmu sedang tidak membangkang
terhadap guru, akan tetapi memberinya dengan kebebasan. Seperti orang sakit yang gawat memberi
kebebasan kepada dokter tanpa berbuat sewenang-wenang terhadapnya dengan sesuatu dalam
menuntut suatu macam obat vertentu. »

Telah dikatakan sesungguhnya ilmu enggan masuk kepada orang yang sombong termasuk banjir tidak
dapat mencapai tempat yang tinggi. Tugas yang keempat ialah menjauhkan dari mendengarkan
perselisihan-perselisihan diantara sesama manusia, sebab hal tersebut dapat menimbulkan
kebingungan. Pada dasarnya hatinya akan sombong kepada hal-hal yang menyebabkan kemalasan serta
pengangguran. Para pemula tidaklah boleh mengikuti perbuatan- perbuatan dari orang-orang yang
sudah mendalam, sehingga mereka telah berkata, «Barang siapa yang mengunjungi kami pertama kali,
ia pun akan menjadi kawan.

Serta barang siapa yang mengunjungi kami pada akhirnya, iapun menjadi zidiq». Mereka mengganti
amalan sunat dengan gerakan hati serta penyaksian yang kekal. Orang yang lalai menganggapnya
pengangguran serta kemalasan. Tugas yang kelima adalah tidak menolak suatu bidang ilmu yang terpuji
tetapi ia menekuninya hingga mengetahui maksudnya.

Kalau tidak, ia memiliki yang paling penting dan pilihan yang paling penting dapat dilakukan setelah
mengetahui seluruhnya. Tugas yang keenam adalah mengalihkan perhatian kepada ilmu yang
terpenting. Itu adalah cahaya yang dimaksudkan Allah SWT. di dalam hati yang bersih dengan ibdah dan
mujahadah.

Itulah kedudukan yang mencapai tingkat iman Abu Bakar ra. Hal itu disebabkan rahasia yang terdapat di
dalam dadanya, bukan karena pengajuan bukti-bukti dan hujah-hujah. Adalah mengherankan orang
yang mendengar perkataan- perkataan ini dari Rasulullah Saw. kemudian meremehkan perkataan sufi
yang semacam itu yang didengamya.
Maka berusahalah untuk mengetahui rahasia yang keluar dari ilmu para fuqaha serta mutakkalimin. Ilmu
yang paling mulia serta puncaknya adalah mengenai Allah. Ini adalah lautan yang tidak terjangkau
dasarnya. Derajat manusia yang terjauh di dalamnya adalah tingkat para Nabi dan Wali, lalu orang-orang
sesudah mereka.

Diceritakan bahwa dua orang bijak yang ahli ibadah telah terlihat pada salah satu dari tangan mereka
selember kain yang bertuliskan, «Jika engkau berbuat baik dalam segala sesuatu, maka janganlah
menyangka bahwa engkau telah berbuat baik dalam segala sesuatu hingga engkau telah mengenal Allah
SWT. » Di tangan orang yang lain terdapat selembar kain yang tertuli, «Sebelum mengenal Allah, aku
minum serta merasa haus hingga ketika aku mengenal-Nya, maka akupun kenyang tanpa harus minum».
serta derajat yang tertinggi diantara malaikat muqarabin , sedangkan dengan itu ia tidat mengharapkan
kepemimpinan, harta serta kedudukkan. Tugas Sebagai Mursyid Yang Mengajar Keadaan yang baik
adalah yang dikatakan sebagai mengenal ilmu dan amal.

Itulah yang dinamakan omag yang agung dikerajakan langit. Tidaklah pantas ia sebagai janrum yang
memberi pakaian kepada selainnya, sedang tanpa melihat dirinya sendiri terbakar. Sebagaimana orang
bijak mengatakan, «Aku seperti sumbu yang dipasang, ia menyinari semua manusia sedangkan tanpa
disadari dia terbakar sendiri» Siapa saja yang menjalankan tugas sebagai pengajar, maka ia pun telah
melaksanakan tugas yang amat besar. Tugas yang pertama adalah memberikan kasih sayang kepada
pelajar serta menganggapnya seperti anak.

Bahkan guru sebenarnya adalah sebagai bapak sendiri, sebab bapak menyebabkan kehidupan yang fana,
sedangkan pengajar sendiri menycbabkan kehidupan yang kekal. Adapun pengajaran yang bertujuan
keduniaan, ia dapat menimbulkan kebinasaan. Tugas yang kedua adalah mengikuti teladannya
berdasarkan sabda Rasulullah Saw., «Janganlah kamu meminta upah atas pengajaran». Tugas yang
ketiga adalah tidak menyimpan sesuatu nasehat bagi hari esok seperti melarangnya dari mencari
kedudukan sebelum patut memperolehnya serta melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi sebelum
menyempurnakan ilmu yang terang.

Tugas yang keempat adalah memberikan nasehat kepada pelajar serta telah melarangnya dari akhlaq
yang tercela, bukan dengan penegasan dapat menghilangkan kewibawaan, serta patutlah ia untuk
bersikr p yang lurus, lalu menuntutnya pula dengan bersikap yang lurus. Kalau tidak maka naschat yang
diberikan tersebut tidak ada gunanya, sebab meneladani perbuatan lebih kuat daripada meneladani
perkataan. CACAT-CACAT ILMU DAN TANDA-TANDA ULAMA AKHIRAT SERTA ULAMA AS-SUU' Rasulullah
telah bersabda yang artinya sebagai berikut, «Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat ialah
orang alim yang tidak diberi manfaat oleh Allah SWT. » bersabda pula, «Barang siapa yang bertambah
ilmunya serta tidak bertambah petunjuk yang diperolehnya, maka ia pun akan semakin jauh dari Allah
SWT».

Seorang yang alim menekuni suatu ilmu akan mengalami dua kemungkinan yaitu kebinasaan atau
kebahagian abadi. orang yang tidur dan bangunkanlah dia. Ada orang yang tahu dan tidak tahu bahwa ia
mengetahui, maka maka inalah orang yang memerukan bimbingan dan ajarilah dia. Ada orang yang
tidak tahu dan ia tidak tahu bahwa ja tida mengetahui, maka itulah orang yang bodoh dan waspadala
Ada orang yang tidak tahu dan ia tahu bahwa ia tidak mengetahi Berkata Sufyan, «Ilmu memanggil
amal».

berfirman yang artinya «Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan
kepadanya ayat-ayat Kami . » Ulama akhirat adalah mereka yang tidak makan dunia dengan
mengorbankan agama dan tidak menjual akhirat dengan mengorbankan dunia, karena mereka
mengetahui kemuliaan akhirat dan kehinaan dunia Barang siapa tidak mengetahui pertentangan dunia
dengan akhirat dan bahayanya, maka ia pun bukan ulama. Dan barang siapa yang mengingkari hal itu,
maka ia pun telah mengingkari apa yang ditunjukkan oleh Al Qur'an dan kabar-kabar serta seluruh kitab
yang diturunkan dan perktean seluruh Nabi. Bagaimana bisa dianggap termasuk golongan ulama orang
yang demikian derajatnya.

« Hai Dawud, janganlah tanya kepada-Ku tentang seorang alim yang telah dimabukkan oleh dunia
sehingga ia mencegahmu dari jalan untak mencintai Aku Mereka itu adalah penyamun hamba-hamba-
Kiu Ha Dawud, apabila engkau melihat seorang pencari ilmu, maka jadilas engkau sebagai pelayannya.
Hai Dawud, barangsiapa mengembalikan kepada-Ku orang yang lari, Akupun menetapkannya sebagai
syahid da siapa yang Aku tetapkan sebagai syahid, maka Aku tidak menyiksanyë dengan api selama-
lamanya». Berkata Umar ra., «Apabila kamu melihat orang alim mencintai dunia, maka tuduhlah dia atas
agamamu, karena setiap pecinta itu menekuni apa yang dicintainya». Ada juga yang mengatakan, «Hai
para permbaca Al Qur'an, hai garam negeri, tidaklah baik garam itu bisa ia rusak».

Orang yang alim menjalankan agama itu, patutlah makanan dan pakaiannya, tempat tinggal dan segala
yang berkaitan dengan penghidupannya di dunia bersifat sedang. Kemuliaan akal ditunjukkan oleh
sabda Rasulullah Saw, «Yang pertama kali diciptakan Allah adalah akal». Allah berfirman, «Demi
kemuliaan dan keagungan- Ku, tidaklah Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia bagi-Ku daripada kamu. »
Hakikat akal adalah naluri yang digunakan untuk memahami pengetahuan teoritis.
Seakan-akan akal adalah cahaya yang dimasukkan di dalam hati, yang mana manusia siapa memahami
segala sesuatu, hal itu berbeda-beda menurut perbedaan naluri-naluri.

Anda mungkin juga menyukai