Anda di halaman 1dari 13

ATRAKSI INTERPERSONAL DAN HUBUNGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas :


Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu : Inayatul Khafidhoh, M. Sn.

DisusunOleh :
Kelompok 4
1. Yusuf Ari Fitriyansyah (1840210005)
2. Nurul Khotimah (1840210009)
3. IntanDesi Ana Putri (1840210011)
4. Muhammad Ahsanuddin (1840210012)

Kelas KPI/A Regular

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu
dengan yang lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang
berarti memerlukan orang lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu
dengan yang lainnya harus melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun
non verbal.Suatu komunikasi tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika di
dalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator,
ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator
dengan komunikan memahami isi pesan yang di sampaikan atau diterima dan
komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan
oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun
akan berjalan dengan baik pula.
Dalam psikologi sosial terdapat dua pendekatanya itu ada yang
menekankan pada faktor psikologis dan ada yang menekankan pada faktor
sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor personal (faktor yang timbul
dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis biasa disebut faktor situasional
(faktor yang timbul dari luar diri individu).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan atraksi interpersonal?
2. Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal?
3. Apa yang dimaksud dengan hubungan interpersonal?
4. Apa saja faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal?

1
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi komunikasi.
2. Untuk mengetahui pengertian atraksi interpersonal.
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi atraksi interpersonal.
4. Untuk mengetahui hubungan interpersonal.
5. Untuk mengetahui faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Atraksi Interpersonal


Atraksi berasal dari bahasa Latin attrahere yang suku katanya ada yang
artinya menuju dan trahere yang artinya menarik. Mengemukakan atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Menurut Dean C Barlundahli komunikasi interpersonal, yang
menuliskan “mengetahui garis-garis atraksi dan penghindaran dalam sistem
sosial artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa
pesan itu akan mengalir, dan lebih-bagaimana pesan itu akan diterima. 1 Oleh
karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif
dan daya tarik seseorang.Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka
pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan
bagi kita.
Teori atraksi interpersonal
a. Reinforcement theory, menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain
adalah sebagai hasil belajar.
b. Equity theory, menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu
cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan
dengan ganjaran (reward) yang diperoleh.
c. Exchange theory, menjelaskan bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai
transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan
keuntungan ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai.
d. Gain-loss theory, menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai
orang-orang yang menguntungkan dari pada orang-orang yang merugikan
kita.

1
D. Barnlud,interpersonal communication Survey and Study,Boston USA.1968.Hal 71.

3
B. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
a. factor penyebab timbulnya atraksi interpersonal
(1) Factor personal
Factor yang menentukan timbulnya atraksi seseorang dengan orang
lain .
a) Kesamaan karateristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,
sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, ideologis,
cenderung saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistency
dari Fritz Heider, “manusia selalu berusaha mencapai konsistensi
dalam sikap dan perilakunya”.2Kita ingin memiliki sikap yang
sama dengan orang yang kita sukai, supaya seluruh unsure kognitif
kita konsisten. Anda resah kalau orang yang Anda sukai menyukai
apa yang Anda benci. Asas kesamaan ini pada kenyataannya
bukanlah satu-satunya determinasi atraksi. Atraksi interpersonal
akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi
diantara individu. Walaupun begitu, bagi komunikator, lebih tepat
untuk memulai komunikasi dengan mencari kesamaan diantara
semua peserta komunikasi.
b) Tekanan emosional (stress)
Bila orang berada dalam keadaan yang
mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, ia
akan menginginkan kehadiran orang lain. Orang-orang yang
pernah mengalami penderitaan bersama-sama, akan
membentuk kelompok yang bersolidaritas tinggi.
c).Harga diri yang rendah

2
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung:2007. Halaman 111).

4
Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk
menyukai orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya
kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang
lain.3
d). Isolasi sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mungkin
tahan dengan hidup terasing untuk beberapa waktu dan bukan
untuk waktu yang lama. Isolasi sosial merupakan pengalaman
yang tidak enak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan
kita pada orang lain.
Bagi orang yang terisolasi, narapidana, petugas di rimba, atau penghuni pulau
terpencil, kehadiran manusia merupakan kebahagiaan. Karena manusia cenderung
menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan, maka dalam konteks isolasi sosial,
kecenderungannya untuk menyenangi orang lain bertambah.
(2) Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
a. Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering
menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita senang pada orang-orang
yang tampan atau cantik. Mereka, pada gilirannya sangat mudah memperoleh
simpati dan perhatian orang.
b. Ganjaran (Reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita.
Ganjaran itu berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang
meningkatkan harga diri kita. Kita akan menyukai orang yang menyukai kita,
kita akan menyenangi orang yang memuji kita.
c. Familiarity

3
Muhibudin wijaya laksana ,Psikologi Komunikasi.cv pustaka setia.bandung 2015.hal 78.

5
Familiarity artinya sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik.
Prinsip familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia “Kalau tak kenal
maka tak sayang”.
d. Kedekatan (Proximity)
Erat kaitannya dengan Familiarity adalah kedekatan. Orang cenderung
menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan.
e. Kemampuan (Competence)
Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan
lebih tinggi dari pada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Pemain-
pemain sepak bola dipuja orang-orang ketika mereka berhasil mengalahkan
lawannya, dan dicaci-maki ketika mereka gagal.
b. Komunikai Antarpribadi yang dipengaruhi Atraksi Interpersonal
1) Penafsiran pesan dan penilaian
Sudah di ketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang
orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita
juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya jika kita membencinya, kita
cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2) Efektivitas komunikasi
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila
Anda berkumpul dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan
dengan Anda, Anda pasti akan merasakan kesenangan, merasa
gembira dan terbuka. Tapi jika Anda berkumpul dengan orang-orang
yang Anda benci akan membuat Anda tegang, resah dan tidak enak.
Anda akan menutupdiri dan menghindari komunikasi. Anda pasti
ingin segera mengakhiri komunikasi Anda.

6
C. Hubungan Interpersonal
Menurut Dicks (1951) definisi hubungan interpersonal menggambarkan
sebagai hubungan yang erat terjadi antara dua individu ataupun lebih. Sementara
menurut Cabot dan Kahl (dalam wulandari, 2009), hubungan interpersonal
adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan,
khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologinya.
Jadi, hubungan interpersonal adalah sebagai hubungan yang erat yang
terjadi antara dua orang atau lebih. Untuk menciptakan, mengembangkan dan
mempertahankan hubungan antarpersonal terdapat empat area kemampuan yang
harus dimiliki setiap individu, yaitu adanya rasa percaya dan mau mengenal satu
sama lain, komunikasi yang baik, kemampuan untuk menerima dan member
dukungan, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan baik termasuk
mengendalikan emosi.4
Menurut Komar efektifitas komunikasi interpersonal mempunyai lima ciri
sebagai berikut:
1) Keterbukaan (openess), kemauan menanggapi dengan senang hati
informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.
2) Empaty (Empathy), meraasakan apa yang dirasakan orang lain.
3) Dukungan (Supportiveness), situasi terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung secara efektif.
4) Rasa positif (Positiviness), seseorang harus memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih berpartisipasi, dan
menciptakan situasi komunikasi yang kondusif untuk interaksi yang
efektif.

4
Herri Zan Pieter, Pengantar Komunikasi dan Konseling, Kencana Prenada media Group,
Jakarta:2012, hlm 116

7
5) Kesetaraan (Equality), pengfakuan secara diam-diam bahwa kedua belah
pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang pentinguntuk
di sumbangkan.5

D. Faktor Yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal


a. Percaya (Trust)
Secara ilmiah, percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan
dalam situasi yang penuh resiko.
Percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan
situasional. Ada tiga faktor yang berhubungan dengan sikap percaya, yaitu:
1) Karakteristik dan maksud orang lain, artinya seseorang akan menaruh
kepercayaan kepada orang lain yang dianggap memiliki kemampuan,
keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki
sifat-sifat dapat diduga, diandalkan, jujur, dan konsisten.
2) Hubungan kekuasaan, artinya rasa percaya tumbuh apabila seseorang
mempunyai kekuasaan terhadap orang lain sehingga orang itu patuh dan
tunduk.
3) Sifat dan kualitas komunikasi menggambarkan adanya keterbukaan.
Apabila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, sikap
percaya akan muncul.
Faktor yang menumbuhkan rasa percaya diantaranya:
1) Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa
menilai dan berusaha mengendalikan.
5
Ngalimun, Komunikasi Interpersonal, Pustaka pelajar, Yogyakarta:2018. Hlm 38-39

8
2) Empati, merupakan pemahhman seseorang kepada orang lain dengan cara
membayangkan keterlibata diri kita pada suatu kejadian yang dialami
orang tersebut
3) Kejujuran seseorang akan menaruh percaya kepada orang yang bersikap
terbuka, atau tidak memiliki pretensi yang dibuat-buat.
b. Suportif
Merupakan sikap yang mengurangi sikap (defensif) melindungi diri dalam
interaksi sosial. Sikap defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal
(ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman desensif, dan
sebagainya) atau faktor-faktor situasional. Beberapa ciri pelaku suportif,
yaitu:
1) Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain,
memuji atau mengancam. Deskriptif artinya penyampaian perasaan dan
persepsi seseorang tanpa menilai.
2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha untuk
mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap,
pendapat, dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengomunikasikan
keinginan untuk bekerja sama, mencari pemecahan masalah, mengajak
orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menentukan cara
mencapai tujuan.
3) Srtategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tipuan atau
manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. spontanitas artinya sikap
jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam.
4) Netralisasi dan empati. Netralisasi berarti memperlakukan orang lain
bukan sebagai pesona, melainkan sebagai objek. Bersikap netral
menunjukkan sikap tidak acuh, tidak menghiraukan perasaan dan
pengalaman orang lain. Empati menganggap orang lain sebagai persona.
5) Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya sikap yang menunjukkan
seseorang lebih tinggi atau lebih baik karena status, kekuasaan,

9
kemampuan intelektual, kekayaan, atau kecantikan. Adapun persamaan
adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis.
6) Kepastian dan provisionalisme. Orang yang memiliki kepastian bersifat
dogmatis, ingin menang sendiri, dan melihat pendapatnya sebagai
kebenaran mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Provisionalisme
adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.

c. Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open-mindedness) sangat berpengaruh dalam
menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap
terbuka adalah dogmatisme.

10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya
tarik seseorang.Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada
seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan
hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Sedangkan hubungan interpersonal adalah sebagai hubungan yang erat yang
terjadi antara dua orang atau lebih. Untuk menciptakan, mengembangkan dan
mempertahankan hubungan antarpersonal terdapat empat area kemampuan yang
harus dimiliki setiap individu, yaitu adanya rasa percaya dan mau mengenal satu
sama lain, komunikasi yang baik, kemampuan untuk menerima dan member
dukungan, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan baik termasuk
mengendalikan emosi.

11
DAFTAR PUSTAKA
D. Barnlud.1968. Interpersonal Communication Survey And Study.Boston, USA.
Herri Zan Pieter. 2012. Pengantar Komunikasi dan Konseling. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.
Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhibudin wijaya laksana. 2015.Psikologi Komunikasi.CV Pustaka Setia: Bandung .


Ngalimun. 2018.Komunikasi Interpersonal. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai