Berdasarkan aktif dan pasifnya, dalam bahasa Arab fi’il dibagi menjadi dua: fi’il
ma’lum )ِ(الفِعِلِ ِالمِعِلِوِم/aktif dan fi’il majhul )ِ(الفِعِلِ ِالمِجِهِوِل /pasif. Contoh
perubahan fi’il ma’lum dan fi’il majhul:
Rumusnya:
Untuk fi’il madli : huruf pertama di-dhammah-kan dan 1 huruf sebelum huruf
terakhir di-kasrah-kan.
Untuk fi’il mudhari’ : huruf pertama di-dhammah-kan dan 1 huruf sebelum huruf
terakhir di-fathah-kan.
Dalam bahasa Arab, kalimat pasif tidak boleh memunculkan subjek (pelaku), karena
fungsi kalimat pasif dalam bahasa Arab adalah untuk menyembunyikan atau tidak
menyebut pelaku, dikarenakan pelakunya sudah diketahui / pelakunya memang
tidak diketahui / pelakunya sengaja disembunyikan.
Adapun dalam kaidah bahasa Indonesia, kalimat pasif masih bisa disebut
pelakunya, seperti kalimat “Novel telah dibaca oleh Aisyah”, “Pelajaran itu telah
ditulis oleh Ibrahim”. Dalam kaidah bahasa Arab, jika kita ingin menyebut subjek
atau pelakunya, maka harus menggunakan kalimat aktif.
Dalam bahasa Arab, fi’il atau kata yang bisa berubah ke bentuk pasif/majhul
hanyalah fi’il muta’addiy (transitif). Adapun fi’il lazim (intransitif) tidak bisa
berubah ke bentuk pasif/majhul karena tidak memiliki objek.
Tugas! Rubahlah fi’il-fi’il di bawah ini dari fi’il ma’lum menjadi fi’il majhul atau
sebaliknya!