BAB D
PEMAHAMAN DAN SARAN
TERHADAP KAK
Sebelum memberikan pemahaman dan saran terhadap KAK, Usaha Perusahaan Kami
sebagai konsultan penyedia jasa dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK),
melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan substansinya.
2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia Pelelangan/Pokja,
berusaha bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya
tambahan penjelasan.
3. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis.
4. Studi literatur tentang peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan terbaru,
kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta rencana/studi-studi
terkait yang memiliki korelasi dengan tema studi/pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Menginventarisir dokumen pendukung, terutama produk-produk pengaturan
berkenaan dengan penataan ruang dan kebijakan pembangunan yang telah ada,
Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait, serta kajian-kajian yang terkait
dengan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang.
6. Mendiskusikan substansi pokok dan poin-poin penting pada intern tim penyusun
proposal/usulan teknis untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan pandangan
diantara sesama tim penyusun.
Upaya diatas adalah langkah awal yang menjadi pertimbangan konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan. Secara keseluruhan rangkaian kegiatan dalam memahami
substansi dari KAK kegiatan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang dapat
dilihat pada diagram alir di bawah ini.
KAK
PEMAHAMAN
TERHADAP KAK
AANWIJZING
SURVEY LITERATUR/
DOKUMEN TERKAIT
Setelah membaca dan menelaah Kerangka Acuan Kerja yang telah diterima, serta
mempelajari berita acara pelaksanaan anwijing kegiatan Kajian Penataan Kawasan
Sungai Mangkurawang, maka konsultan berkesimpulan bahwa Kerangka Acuan
Kerja telah memuat materi penjelasan pekerjaan secara sistematis dan jelas.
Penjelasan pekerjaan terutama maksud dan tujuan pekerjaan telah diterangkan
dengan jelas sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik serta selesai pada waktu yang telah tentukan.
D.1 Umum
Perkembangan kota merupakan konsekuensi logis dari proses urbanisasi.
Pertambahan penduduk yang terus-menerus membawa konsekuensi spasial yang
serius bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan akan space dalam rangka
yang telah dilakukan selama ini seolah-olah menjadi kurang berarti dibanding
dengan peningkatan kerugian banjir yang terus membesar karena ketiga kondisi di
atas.
Untuk mengatasi kecenderungan meningkatnya kerugian akibat banjir pihak yang
terkait dengan kondisi di atas perlu diidentifikasi dan kemudian saling bekerja sama
untuk melakukan perubahan cara pengendalian banjir. Upaya pengendalian banjir
harus menggunakan pendekatan manajemen resiko dalam rangka pengelolaan
banjir terpadu.
Pengelolaan banjir terpadu mempunyai ciri utama ikut sertanya seluruh unsur di
dalam daerah aliran sungai. Banjir merupakan produk daerah aliran sungai, oleh
karenanya setiap kegiatan di daerah aliran sungai sesuai lokasi dan potensinya
harus ikut berperan mengurangi dan memperlambat aliran air dengan cara
mempermudah infiltrasi air hujan meresap ke dalam tanah dan memperbanyak
tampungan. Pengendalian banjir tidak lagi bertumpu hanya kepada upaya di sungai
dengan kegiatan secara fisik melainkan juga pada kegiatan non fisik yaitu
pengelolaan resiko seluruh kegiatan di daerah aliran sungai yang bersangkutan.
Upaya pengendalian banjir secara fisik adalah kegiatan pengendalian banjir yang
bertumpu pada pembangunan prasarana fisik seperti: bendungan, tanggul,
peningkatan kapasitas alur ataupun pengalihan debit banjir. Upaya secara fisik
pada prinsipnya hanya mengurangi frekuensi kejadian banjir sesuai debit banjir
rencana. Upaya ini memiliki keterbatasan yaitu selalu ada kemungkinan debit
rencana tersebut terlampaui. Pengertian ini jika tidak dipahami secara benar juga
mempunyai sifat menjebak dan menjerumuskan masyarakat dengan memberi
perasaan aman yang sebenarnya semu. Ketika terjadi banjir melebihi debit rencana
dan kawasan yang dilindungi telah berkembang pesat, karena merasa aman dari
bahaya banjir, maka kerugian yang timbul jauh lebih besar daripada sebelum ada
upaya pengendalian secara fisik. Upaya secara fisik penting dan perlu tapi tidak
cukup untuk menyelesaikan masalah banjir karena upaya secara fisik memiliki
keterbatasan.
Upaya secara fisik perlu dilengkapi dengan upaya non fisik. Upaya non fisik adalah
upaya mengantisipasi kejadian banjir dan menangani korban. Untuk keperluan
kegiatan pengelolaan sungai diperlukan dukungan data dan informasi yang cukup.
Masing-masing kegiatan memerlukan jenis dan ketelitian data yang berbeda. Data
dan informasi tentang sumber daya air dikelola tersebar di beberapa instansi,
sehingga perlu ada mekanisme akses dan konversi format data antara instansi
tersebut. Diantara data dan informasi tersebut yang secara khusus perlu mendapat
perhatian dalam rangka pengelolaan sungai adalah data aliran sungai, curah hujan
dan perubahan peruntukan lahan. Data ini penting untuk menganalisis
kecenderungan yang sedang dan akan terjadi di daerah aliran sungai dan di alur
sungai. Jika terjadi kecenderungan ke arah negatif maka perlu dilakukan upaya
pengendalian ataupun merestorasi sungai.
Sungai berinteraksi dengan daerah aliran sungai melalui dua hubungan yaitu
secara geohidrobiologi dengan alam dan secara sosial budaya dengan masyarakat
setempat. Semakin disadari bahwa keberhasilan pengelolaan sungai sangat
tergantung pada partisipasi masyarakat.
Masyarakat sebagai pemanfaat sungai perlu diajak mengenali permasalahan,
keterbatasan, dan manfaat pengelolaan sungai secara lengkap dan benar
sehinggga dapat tumbuh kesadaran untuk ikut berpartisipasi mengelola sungai.
Keterlibatan partisipasi masyarakat yang paling nyata adalah gerakan peduli sungai
dengan program perlindungan alur sungai dan pencegahan pencemaran sungai
yang dilakukan oleh masyarakat. Sungai sebagai wadah air mengalir selalu berada
di posisi paling rendah dalam lanskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat
dipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai. Dalam upaya memperbaiki dan
menjaga keberlanjutan fungsi sungai banyak aspek yang terkait mencakup
kegiatan yang amat luas di daerah aliran sungai. Lingkup peraturan pemerintah ini
hanya mengatur substansi yang terkait dengan sungai dan danau paparan banjir
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sungai.
Uraian latar belakang yang disajikan dalam Kerangka Acuan Kerja sudah memuat
beberapa pertimbangan mengapa perlu dilakukan Pekerjaan Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang. Telah diterangkan dengan jelas, baik
pertimbangan secara umum maupun secara lebih spesifik yang mempengaruhi
perlunya dilakukan kegiatan ini. Ada hal-hal yang penting yang telah dikemukakan
dalam kerangka acuan kerja yaitu :
Kecamatan Tenggarong berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu
Kabupaten yang terletak di provinsi Kalimantan Timur dan memiliki karakteristik
daerah aliran sungai yang lebar dan terpanjang yang biasanya disebut Sungai
Mahakam sebagai sungai utama memiliki berbagai macam anak sungai salah
satunya Sungai Mangkurawang yang terdapat pada Kecamatan Tenggarong.
Sungai Mangkurawang berfungsi sebagai saluran drainase dan Irigasi dan sumber
daya air lainnya. Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan hal ini adalah pada
saat intensitas curah hujan yang sangat tinggi maka terjadinya banjir dan longsor
di tebing sisi kanan sisi kiri sungai tersebut dan padatnya pemukiman di bantaran
Sungai Mangkurawang baik dari sisi kiri dan kanan karena diapit oleh dua jalan
cukup besar dan memiliki aktifitas yang cukup tinggi sehingga dianggap
menimbulkan masalah sendiri yang cukup penting untuk dapat dicari jalan
keluarnya.
Maka perlunya penataan atau normalisasi aliran sungai merupakan dasar utama
bagi pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan dan kajian terutama pada
kawasan aliran sungai yang akan berdampak pada lingkungan, khususnya
lingkungan terhadap beberapa ibu kota kecamatan yang mengembangkan kawasan
permukimannya mengikuti alur air bahkan berada diatas air serta menyediakan
Informasi untuk kegiatan inspeksi kondisi Prasarana Sungai secara teratur dan
merencanakan pekerjaan Pemeliharaan di masa mendatang.
KAK telah memberikan gambaran substansi pekerjaan secara garis besar dan
cukup jelas, yang tertuang dalam tujuan dan sasaran dalam mewujudkan
pekerjaan ini. Kejelasan ini banyak membantu konsultan guna mengerti,
memahami dan akhirnya menyusun usulan guna memenangkan persaingan untuk
memperoleh pekerjaan dan nantinya menyelesaikan pekerjaan jika memperoleh
kepercayaan.
Memang betul bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan secara
pararel, namun aspek sekuensial antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
merupakan suatu keharusan. Artinya, manajemen dan pengaturan pekerjaan serta
koordinasi merupakan faktor penentu apakah target 4 (empat) bulan ini dapat
dipenuhi. Dalam era perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebanyak
mungkin stakeholder daerah tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk
mencapai suatu kesepakatan, disini diperlukan kemampuan organisasi agar
konsultasi dan asistensi dapat berjalan lancar dan efisien.
Pada prinsipnya rencana yang akan disusun oleh konsultan akan sangat
bergantung pada setiap proses yang dilakukan. Untuk itu konsultan memandang
bahwa mekanisme kemitraan perlu dikedepankan dalam setiap proses pekerjaan.
“Quality Control” dari Tim Teknis, seoptimal mungkin harus dijaga
kesinambungannya pada setiap tahapan pekerjaan. Untuk itu, konsultan
merencanakan intensifitas diskusi dan asistensi dengan tim teknis pada setiap
tahapan pekerjaan.
laporan yang harus dihasilkan tersebut, baik dari jenis maupun jumlahnya sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Laporan ini akan menjadi dasar untuk tahap pelaporan selanjutnya dalam
menentukan kembali Kajian Penataan Kawasan Sungai yang akan dibuat serta
penambahan komponen-komponen rencana, perbaikan dan perumusan kembali
strategi pengembangan wilayah dan tujuan sasaran pembangunan, serta
pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Pelaksanaan Penasehatan
Pelaksanaan penasehatan akan dilakukan pada saat konsultan mengadakan
survey lapangan dan pada saat penyusunan konsep rencana. Dari kegiatan ini
diharapkan aparat pemerintah daerah yang diikut sertakan dalam kegiatan
penasehatan akan terlibat langsung dalam pelaksanaan Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang yang disusun merupakan hasil dari
masukan-masukan dari daerah yang bersangkutan.
Untuk itu, maka penyedia jasa melalui fasilitasi terhadap tim daerah dalam
melakukan identifikasi potensi dan permasalahan, serta Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang. Keahlian tim yang akan mewakili
didaerah adalah yang menguasai masalah tata ruang serta peraturan zonasi.
Dengan jumlah tim yang akan dikirim tersebut kiranya telah memadai untuk
melakukan pendampingan di daerah. Hal ini bertujuan untuk lebih mengenali
pemasalahan bidang masing-masing keahliannya.
Dalam hal ini, perlu dilakukan identifikasi berbagai potensi, peluang, maupun
masalah yang dimiliki Kecamatan Tenggarong, yang terdiri polensi dan
peluang dalam lingkup regional (makro), maupun potensi
pengembangan secara mikro.