Anda di halaman 1dari 14

Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

BAB D
PEMAHAMAN DAN SARAN
TERHADAP KAK

Sebelum memberikan pemahaman dan saran terhadap KAK, Usaha Perusahaan Kami
sebagai konsultan penyedia jasa dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK),
melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan substansinya.
2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia Pelelangan/Pokja,
berusaha bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya
tambahan penjelasan.
3. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis.
4. Studi literatur tentang peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan terbaru,
kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta rencana/studi-studi
terkait yang memiliki korelasi dengan tema studi/pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Menginventarisir dokumen pendukung, terutama produk-produk pengaturan
berkenaan dengan penataan ruang dan kebijakan pembangunan yang telah ada,
Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait, serta kajian-kajian yang terkait
dengan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang.
6. Mendiskusikan substansi pokok dan poin-poin penting pada intern tim penyusun
proposal/usulan teknis untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan pandangan
diantara sesama tim penyusun.

USULAN TEKNIS Bab D- 1


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

7. Melakukan kegiatan kajian-kajian serta pengkayaan materi-materi teknis


pelaksanaan terkait Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang.

Upaya diatas adalah langkah awal yang menjadi pertimbangan konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan. Secara keseluruhan rangkaian kegiatan dalam memahami
substansi dari KAK kegiatan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang dapat
dilihat pada diagram alir di bawah ini.

KAJIAN & STUDI


LITERATUR

KAK
PEMAHAMAN
TERHADAP KAK

AANWIJZING

SURVEY LITERATUR/
DOKUMEN TERKAIT

Gambar D.1 Diagram Proses Pemahaman KAK

Setelah membaca dan menelaah Kerangka Acuan Kerja yang telah diterima, serta
mempelajari berita acara pelaksanaan anwijing kegiatan Kajian Penataan Kawasan
Sungai Mangkurawang, maka konsultan berkesimpulan bahwa Kerangka Acuan
Kerja telah memuat materi penjelasan pekerjaan secara sistematis dan jelas.
Penjelasan pekerjaan terutama maksud dan tujuan pekerjaan telah diterangkan
dengan jelas sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik serta selesai pada waktu yang telah tentukan.

D.1 Umum
Perkembangan kota merupakan konsekuensi logis dari proses urbanisasi.
Pertambahan penduduk yang terus-menerus membawa konsekuensi spasial yang
serius bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan akan space dalam rangka

USULAN TEKNIS Bab D- 2


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

pemenuhan kebutuhan permukiman rumah tinggal ataupun perdagangan dan jasa.


Akan tetapi dengan kondisi lahan perkotaan yang terbatas, menyebabkan semakin
tingginya kepadatan bangunan dengan arah persebaran yang tidak beraturan.
Sehingga menimbulkan tekanan pada kawasan sekitarnya, terutama pada kawasan
tepi air sungai atau yang lebih umum dengan istilah bantaran sungai. Persebaran
lahan yang tidak sesuai, dengan adanya bangunan di sepanjang bagian tepi kanan
dan kiri sungai. Padahal peraturan kawasan bantaran sungai menempati batas
lahan yang semestinya tidak boleh didirikan bangunan. Alih fungsi ruang kota dan
semakin tidak terkendalinya pemanfaatan kawasan-kawasan yang "tidak” terawasi
seperti Kawasan tepi air sungai atau yang lebih umum dengan istilah bantaran
sungai merupakan salah satu masalah dihadapi oleh kota yang memiliki daerah
aliran sungai
Kawasan tepi air sungai, khususnya daerah bantaran sungai dalam
pengendaliannya menghadapi masalah yang serius seperti, kepadatan bangunan
yang tinggi dengan
prasarana lingkungan yang minim, kualitas visual yang terkesan kumuh,
kerawanan
terhadap bahaya banjir dan tanah longsor, serta pembuangan sampah rumah
tangga
Negara Republik Indonesia dikaruniai Tuhan Yang Maha Esa sumber daya air yang
melimpah antara lain ditandai dari jumlah sungai yang sangat banyak. Mengingat
distribusi hujan berpola musiman dan kondisi geologi yang berbeda-beda
menjadikan aliran sungai di Indonesia sangat bervariasi. Selain itu, karena kondisi
geologi yang relatif muda dan iklim tropis dengan matahari bersinar sepanjang
tahun, mengakibatkan tingkat pelapukan terhadap batuan sangat tinggi, demikian
pula aktifitas erosi dan sedimentasi di sungai. Selanjutnya karena topografinya
yang berbentuk kepulauan dengan pegunungan di bagian tengahnya, sungai di
Indonesia umumnya pendek dengan kemiringan yang curam kecuali beberapa
sungai di Kalimantan dan Papua. Kondisi tersebut menjadikan sungai di Indonesia
sangat spesifik dan rentan terhadap berbagai masalah.
Di sisi lain jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh dengan pesat dan
kecenderungan lahan di sekitar sungai yang dimanfaatkan untuk kegiatan manusia,

USULAN TEKNIS Bab D- 3


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

telah mengakibatkan penurunan fungsi, yang ditandai dengan adanya


penyempitan, pendangkalan, dan pencemaran sungai. Untuk kepentingan masa
depan kecenderungan tersebut perlu dikendalikan agar dapat dicapai keadaan
yang harmonis dan berkelanjutan antara fungsi sungai dan kehidupan manusia.
Selain bersifat spesifik, sungai juga bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh
perubahan debit air dan karakter sungai setempat. Debit air sungai selalu berubah
dipengaruhi curah hujan, kondisi lahan, dan perubahan yang terjadi di alur sungai.
Karakter setiap sungai ditentukan oleh kondisi geohidrobiologi wilayah dan sosial
budaya masyarakat setempat.
Melihat kecenderungan di atas, ruang sungai perlu dilindungi agar tidak digunakan
untuk kepentingan peruntukan lain. Sungai sebagai sumber air, perlu dilindungi
agar tidak tercemar. Penyebab pencemaran air sungai yang utama adalah air
limbah dan sampah. Kecenderungan perilaku masyarakat memanfaatkan sungai
sebagai tempat buangan air limbah dan sampah harus dihentikan. Hal ini
mengingat air sungai yang tercemar akan menimbulkan kerugian dengan pengaruh
ikutan yang panjang. Salah satunya yang terpenting adalah mati atau hilangnya
kehidupan flora dan fauna di sungai yang dapat mengancam keseimbangan
ekosistem. Pemberian sempadan yang cukup terhadap sungai dan pencegahan
pencemaran sungai merupakan upaya utama untuk perlindungan dan pelestarian
fungsi sungai.
Kekurangpahaman manusia terhadap hubungan timbal balik antara air dan lahan
ditandai dengan pemanfaatan lahan dataran banjir yang tanpa pengaturan dan
antisipasi terhadap resiko banjir, telah mengakibatkan kerugian yang timbul akibat
daya rusak air. Secara alami dataran banjir merupakan ruang untuk air sungai
pada saat banjir. Perubahan penutup lahan dari penutup alami menjadi atap
bangunan dan lapisan kedap air yang tanpa upaya antisipasi telah mengakibatkan
semakin berkurangnya infiltrasi air hujan ke dalam tanah sehingga mengakibatkan
membesarnya aliran air di permukaan tanah yang menimbulkan banjir. Dua kondisi
di atas, yang jika ditambah dengan menurunnya kapasitas palung sungai karena
pendangkalan dan/atau penyempitan oleh sedimentasi, sampah dan gangguan
aliran lain akibat aktivitas manusia di dekat sungai khususnya di wilayah perkotaan
akan mengakibatkan kerugian banjir yang lebih besar. Upaya pengendalian banjir

USULAN TEKNIS Bab D- 4


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

yang telah dilakukan selama ini seolah-olah menjadi kurang berarti dibanding
dengan peningkatan kerugian banjir yang terus membesar karena ketiga kondisi di
atas.
Untuk mengatasi kecenderungan meningkatnya kerugian akibat banjir pihak yang
terkait dengan kondisi di atas perlu diidentifikasi dan kemudian saling bekerja sama
untuk melakukan perubahan cara pengendalian banjir. Upaya pengendalian banjir
harus menggunakan pendekatan manajemen resiko dalam rangka pengelolaan
banjir terpadu.
Pengelolaan banjir terpadu mempunyai ciri utama ikut sertanya seluruh unsur di
dalam daerah aliran sungai. Banjir merupakan produk daerah aliran sungai, oleh
karenanya setiap kegiatan di daerah aliran sungai sesuai lokasi dan potensinya
harus ikut berperan mengurangi dan memperlambat aliran air dengan cara
mempermudah infiltrasi air hujan meresap ke dalam tanah dan memperbanyak
tampungan. Pengendalian banjir tidak lagi bertumpu hanya kepada upaya di sungai
dengan kegiatan secara fisik melainkan juga pada kegiatan non fisik yaitu
pengelolaan resiko seluruh kegiatan di daerah aliran sungai yang bersangkutan.
Upaya pengendalian banjir secara fisik adalah kegiatan pengendalian banjir yang
bertumpu pada pembangunan prasarana fisik seperti: bendungan, tanggul,
peningkatan kapasitas alur ataupun pengalihan debit banjir. Upaya secara fisik
pada prinsipnya hanya mengurangi frekuensi kejadian banjir sesuai debit banjir
rencana. Upaya ini memiliki keterbatasan yaitu selalu ada kemungkinan debit
rencana tersebut terlampaui. Pengertian ini jika tidak dipahami secara benar juga
mempunyai sifat menjebak dan menjerumuskan masyarakat dengan memberi
perasaan aman yang sebenarnya semu. Ketika terjadi banjir melebihi debit rencana
dan kawasan yang dilindungi telah berkembang pesat, karena merasa aman dari
bahaya banjir, maka kerugian yang timbul jauh lebih besar daripada sebelum ada
upaya pengendalian secara fisik. Upaya secara fisik penting dan perlu tapi tidak
cukup untuk menyelesaikan masalah banjir karena upaya secara fisik memiliki
keterbatasan.
Upaya secara fisik perlu dilengkapi dengan upaya non fisik. Upaya non fisik adalah
upaya mengantisipasi kejadian banjir dan menangani korban. Untuk keperluan
kegiatan pengelolaan sungai diperlukan dukungan data dan informasi yang cukup.

USULAN TEKNIS Bab D- 5


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

Masing-masing kegiatan memerlukan jenis dan ketelitian data yang berbeda. Data
dan informasi tentang sumber daya air dikelola tersebar di beberapa instansi,
sehingga perlu ada mekanisme akses dan konversi format data antara instansi
tersebut. Diantara data dan informasi tersebut yang secara khusus perlu mendapat
perhatian dalam rangka pengelolaan sungai adalah data aliran sungai, curah hujan
dan perubahan peruntukan lahan. Data ini penting untuk menganalisis
kecenderungan yang sedang dan akan terjadi di daerah aliran sungai dan di alur
sungai. Jika terjadi kecenderungan ke arah negatif maka perlu dilakukan upaya
pengendalian ataupun merestorasi sungai.
Sungai berinteraksi dengan daerah aliran sungai melalui dua hubungan yaitu
secara geohidrobiologi dengan alam dan secara sosial budaya dengan masyarakat
setempat. Semakin disadari bahwa keberhasilan pengelolaan sungai sangat
tergantung pada partisipasi masyarakat.
Masyarakat sebagai pemanfaat sungai perlu diajak mengenali permasalahan,
keterbatasan, dan manfaat pengelolaan sungai secara lengkap dan benar
sehinggga dapat tumbuh kesadaran untuk ikut berpartisipasi mengelola sungai.
Keterlibatan partisipasi masyarakat yang paling nyata adalah gerakan peduli sungai
dengan program perlindungan alur sungai dan pencegahan pencemaran sungai
yang dilakukan oleh masyarakat. Sungai sebagai wadah air mengalir selalu berada
di posisi paling rendah dalam lanskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat
dipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai. Dalam upaya memperbaiki dan
menjaga keberlanjutan fungsi sungai banyak aspek yang terkait mencakup
kegiatan yang amat luas di daerah aliran sungai. Lingkup peraturan pemerintah ini
hanya mengatur substansi yang terkait dengan sungai dan danau paparan banjir
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sungai.

D.2 Pemahaman Terhadap KAK


D.2.1 Pemahaman Terhadap Latar Belakang

Uraian latar belakang yang disajikan dalam Kerangka Acuan Kerja sudah memuat
beberapa pertimbangan mengapa perlu dilakukan Pekerjaan Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang. Telah diterangkan dengan jelas, baik
pertimbangan secara umum maupun secara lebih spesifik yang mempengaruhi

USULAN TEKNIS Bab D- 6


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

perlunya dilakukan kegiatan ini. Ada hal-hal yang penting yang telah dikemukakan
dalam kerangka acuan kerja yaitu :
Kecamatan Tenggarong berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu
Kabupaten yang terletak di provinsi Kalimantan Timur dan memiliki karakteristik
daerah aliran sungai yang lebar dan terpanjang yang biasanya disebut Sungai
Mahakam sebagai sungai utama memiliki berbagai macam anak sungai salah
satunya Sungai Mangkurawang yang terdapat pada Kecamatan Tenggarong.
Sungai Mangkurawang berfungsi sebagai saluran drainase dan Irigasi dan sumber
daya air lainnya. Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan hal ini adalah pada
saat intensitas curah hujan yang sangat tinggi maka terjadinya banjir dan longsor
di tebing sisi kanan sisi kiri sungai tersebut dan padatnya pemukiman di bantaran
Sungai Mangkurawang baik dari sisi kiri dan kanan karena diapit oleh dua jalan
cukup besar dan memiliki aktifitas yang cukup tinggi sehingga dianggap
menimbulkan masalah sendiri yang cukup penting untuk dapat dicari jalan
keluarnya.
Maka perlunya penataan atau normalisasi aliran sungai merupakan dasar utama
bagi pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan dan kajian terutama pada
kawasan aliran sungai yang akan berdampak pada lingkungan, khususnya
lingkungan terhadap beberapa ibu kota kecamatan yang mengembangkan kawasan
permukimannya mengikuti alur air bahkan berada diatas air serta menyediakan
Informasi untuk kegiatan inspeksi kondisi Prasarana Sungai secara teratur dan
merencanakan pekerjaan Pemeliharaan di masa mendatang.

KAK telah memberikan gambaran substansi pekerjaan secara garis besar dan
cukup jelas, yang tertuang dalam tujuan dan sasaran dalam mewujudkan
pekerjaan ini. Kejelasan ini banyak membantu konsultan guna mengerti,
memahami dan akhirnya menyusun usulan guna memenangkan persaingan untuk
memperoleh pekerjaan dan nantinya menyelesaikan pekerjaan jika memperoleh
kepercayaan.

D.2.2 Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan Dan Sasaran


Terkait dengan maksud, tujuan dan sasaran untuk menghasilkan Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang, perlu diingat bahwa proses operasionalisasinya

USULAN TEKNIS Bab D- 7


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

akan bergantung pula pada kecepatan legalisasi produk. Karenanya, dalam


penyusunan rencana akan diperlukan pembahasan yang cukup intensif dengan
Pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, terkait
aspek-aspek pendukung implementasi rencana, seperti :
1. Identifikasi potensi dan permasalahan kawasan Sungai Mangkurawang
2. Inventarisasi penggunaan lahan eksisting dan legalitas bangunan di kawasan
Sungai Mangkurawang
3. Merumuskan kriteria penataan yang tepat pada kawasan Sungai
Mangkurawang.
4. Menghasilkan konsep penataan kawasan Sungai Mangkurawang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan
Tujuan yang tertuang dalam KAK sudah cukup jelas dan dapat dipahami oleh
konsultan. Dari tujuan yang ingin dicapai menunjukkan bahwa adanya suatu
panduan penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai kesamaan visi, misi, dan
persepsi, serta kesamaan mekanisme administrasi untuk mengantisipasi kendala-
kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pada setiap tahap
kegiatan.

D.2.3 Pemahaman terhadap Ruang lingkup Pekerjaan


Secara garis besar lingkup kegiatan dalam Kajian Penataan Kawasan Sungai
Mangkurawang, meliputi :
1. Identifikasi potensi dan permasalahan kawasan Sungai Mangkurawang
2. Inventarisasi penggunaan lahan eksisting dan legalitas bangunan di kawasan
Sungai Mangkurawang
3. Merumuskan kriteria penataan yang tepat pada kawasan Sungai Mangkurawang.
4. Menghasilkan konsep penataan kawasan Sungai Mangkurawang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan
Kerangka Acuan kerja sudah dengan jelas menyampaikan bahwa lingkup pekerjaan
Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang terdiri dari 4 point yang sangat
penting. Lingkup pekerjaan yang telah disampaikan diatas, telah sesuai dengan
pedoman Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang. Sehingga dengan
demikian konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan Kajian Penataan Kawasan Sungai
Mangkurawang ini berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.

USULAN TEKNIS Bab D- 8


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

D.2.4 Pemahaman terhadap Lingkup Kegiatan


Menanggapi ruang lingkup kegiatan sebagaimana dijelaskan di dalam KAK, dapat
dilihat bahwasannya ruang lingkup materi yang menjadi target pelaksanaan
pekerjaan semata-mata untuk mengejar keluaran yang dikehendaki, sehingga
konsultan melihat adanya benang merah antara lingkup materi dengan keluaran
pekerjaan yang diharapkan.

Tahapan-tahapan tersebut untuk merencanakan, mengorganisasikan,


mengarahkan, mengendalikan dan menyusun suatu mekanisme serta melaporkan
kegiatan tersebut kepada pemilik pekerjaan. Adapun untuk lebih jelasnya, lingkup
materi tersebut dapat pihak konsultan pelajari melalui Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
Undang-undang nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tahun 2008
tentang pengelolaan Sampah, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982
tentang Tata Pengaturan Air, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996
tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999
tentang Kawasan Siap Bangun, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000
tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah, Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan

USULAN TEKNIS Bab D- 9


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun


2011 Tentang Sungai, Permen PUPR nomor 28 Tahun 2015 Tentang Penetepan
garis sempadan sungai dan garis sempadan danau, Perda Nomor 9 Tahun 2013
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara 2013-2033,
Perda Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kalimantan Timur.

D.2.5 Pemahaman terhadap Keluaran


Keluaran pekerjaan sebagaimana yang konsultan pahami sudah diuraikan di dalam
KAK, keluaran pekerjaan tersebut terdiri atas keluaran pekerjaan berupa substansi
pekerjaan yang harus dipenuhi, serta dokumen laporan yang harus disiapkan
beserta dengan jumlahnya. Adapun secara umum keluaran yang harus termuat di
dalam pekerjaan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang ini sendiri
antara lain:
1) Laporan pendahuluan,
2) Laporan antara,
3) Draft laporan akhir,
4) Laporan akhir,
5) Album peta dalam format A3
6) Ringkasan Eksekutif
7) Laporan bulanan
8) Tampilan 3 Dimensi dari hasil akhir perencanaan.
9) Banner
10) Backup data seluruh hasil kegiatan diserahkan dalam bentuk softcopy ke dalam 1
(satu) buah hardisk dengan kapasitas 1 terra.

D.2.6 Pemahaman Terhadap Proses Penyusunan


Proses penyusunan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang merupakan
penjabaran sasaran pekerjaan kedalam materi kegiatan yang perlu dilalui oleh
Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan. Secara singkat lingkup kegiatan dapat
dikelompokkan kedalam beberapa tahapan pekerjaan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
2. Presentase laporan pendahuluan

USULAN TEKNIS Bab D- 10


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

3. Pengumpulan data primer dan data sekunder


4. Pengolahan dan analisa data
5. Presentasi laporan antara
6. Perumusan Konsep Penataan Kawasan Sungai
7. Presentasi laporan akhir

Adapun kegiatan FGD, diskusi/ seminar guna memperoleh masukan dari


stakeholder daerah merupakan bagian dari upaya perumusan konsepsi dan
penyusunan rencana tersebut di atas, sekaligus upaya sosialisasi rencana.

D.2.7 Pemahaman Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan


Sebagaimana telah ditetapkan dalam kerangka acuan pekerjaan, waktu
pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 4 (empat) bulan kalender. Dalam hal ini
Konsultan memandang bahwa waktu yang disediakan cukup mengingat luasnya
aspek kajian yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari pendekatan
perencanaan yang komprehensif, namun akan sangat bergantung dari progress
pekerjaan yang telah dilakukan.

Mengingat waktu, konsultan mengharapkan dukungan sepenuhnya dari pihak


pemberi kerja dalam rangka lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka mencapai target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja.

Memang betul bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan secara
pararel, namun aspek sekuensial antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
merupakan suatu keharusan. Artinya, manajemen dan pengaturan pekerjaan serta
koordinasi merupakan faktor penentu apakah target 4 (empat) bulan ini dapat
dipenuhi. Dalam era perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebanyak
mungkin stakeholder daerah tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk
mencapai suatu kesepakatan, disini diperlukan kemampuan organisasi agar
konsultasi dan asistensi dapat berjalan lancar dan efisien.

Pada prinsipnya rencana yang akan disusun oleh konsultan akan sangat
bergantung pada setiap proses yang dilakukan. Untuk itu konsultan memandang
bahwa mekanisme kemitraan perlu dikedepankan dalam setiap proses pekerjaan.
“Quality Control” dari Tim Teknis, seoptimal mungkin harus dijaga
kesinambungannya pada setiap tahapan pekerjaan. Untuk itu, konsultan

USULAN TEKNIS Bab D- 11


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

merencanakan intensifitas diskusi dan asistensi dengan tim teknis pada setiap
tahapan pekerjaan.

D.2.8 Pemahaman Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli


Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang kebutuhan tenaga ahli dalam
menangani Pekerjaan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang
dirasakan cukup memadai, baik untuk pelaksanaan kegiatan maupun kapabilitas
untuk penyelesaian pekerjaan. Karena kami merupakan Konsultan yang memiliki
spesialisasi dalam pekerjaan yang terkait dengan tata ruang, maka tenaga ahli
yang dapat kami siapkan dalam memenuhi ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja
tersebut rata-rata telah memenuhi syarat yang ditentukan dan memiliki keahlian
dalam penanganan pekerjaan. Terlebih lagi dengan adanya dukungan asisten-
asisten ahli yang memiliki kekhususan keahlian dalam bidang-bidang yang terkait
dengan materi/substansi kegiatan yang harus dikaji akan sangat membantu dalam
upaya penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang pada hakekatnya
merupakan pekerjaan yang melibatkan keahlian multidisplin. Sesuai dengan
pendekatan yang akan dilakukan, yaitu mengkaitkan penataan yang
mengedepankan aspek urban design untuk realisasi rencana, maka diharapkan
tenaga ahli perencanaan ruang yang dilibatkan telah memiliki pemahaman yang
mendalam tentang praktek - praktek pengembangan kawasan dan urban design,
selain itu juga tenaga ahli yang sekarang harus menguasai tentang Kajian
Penataan Kawasan Sungai. Konsultan merencanakan agar tenaga ahli yang
dilibatkan telah memiliki pengalaman di bidang Kajian Penataan Kawasan Sungai.
Hal ini sangat diperlukan terutama dalam kaitannya dengan teknik - teknik
‘pendekatan’ kepada masyarakat yang sedikit banyak akan memberikan wawasan
dan nuansa baru bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam perencanaan
pembangunan di wilayahnya, dan bukan hanya menjadi objek belaka.

D.2.9 Pemahaman Terhadap Pelaporan


Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang pelaporan pekerjaan Kajian
Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang juga telah dapat dipahami dengan
jelas oleh pihak konsultan. Dalam hal ini, konsultan dapat memenuhi laporan-

USULAN TEKNIS Bab D- 12


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

laporan yang harus dihasilkan tersebut, baik dari jenis maupun jumlahnya sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Laporan ini akan menjadi dasar untuk tahap pelaporan selanjutnya dalam
menentukan kembali Kajian Penataan Kawasan Sungai yang akan dibuat serta
penambahan komponen-komponen rencana, perbaikan dan perumusan kembali
strategi pengembangan wilayah dan tujuan sasaran pembangunan, serta
pengendalian pemanfaatan ruang.

D.2.10 Apresiasi dan Inovasi


Apresiasi Inovasi ini lebih dititik beratkan pada ruang lingkup kegiatan dan
substansi, Dalam hal pelaksanaan sebagaimana ditetapkan dalam KAK akan
dilaksanakan berdasarkan pola Advisory Services (Penasehatan) dan Kemitraan.
Apabila dilihat dari pola tersebut berarti sumber daya manusia untuk penyusunan,
pelaksanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang di daerah dirasakan masih
terbatas, sehingga konsultan menganggap perlu untuk mengetahui apa yang
menjadi potensi dan masalah yang dimiliki di Kawasan Sungai Mangkurawang.
Dalam pelaksanaannya konsultan akan melaksanakan beberapa tahapan kegiatan
yaitu :
1. Kebutuhan Penasehatan
Untuk lebih memaksimalkan kegiatan dalam bentuk penasehatan, terlebih
dahulu konsultan akan mengadakan pertemuan/rapat koordinasi dengan
pemerintah daerah khususnya dengan instansi yang ada kaitannya dengan
kegiatan penataan ruang. Dalam pertemuan tersebut diharapkan akan
diketahui materi apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan sumberdaya
manusia didaerah dalam pelaksanaan penataan dikawasan Sungai
Mangkurawang
2. Materi Penasehatan
Setelah konsultan mengetahui kebutuhan penasehatan yang diperlukan
diwilayah perencanaan, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan materi yang
perlu disampaikan dan diarahkan dalam rangka meningkatkan sumberdaya
manusia yang ada diPemerintah Daerah. Penyiapan materi akan meliputi;
dasar-dasar hukum tentang sungai, penataan ruang dan lainnya yang terkait
penataan sungai.

USULAN TEKNIS Bab D- 13


Kajian Penataan Kawasan Sungai Mangkurawang

3. Pelaksanaan Penasehatan
Pelaksanaan penasehatan akan dilakukan pada saat konsultan mengadakan
survey lapangan dan pada saat penyusunan konsep rencana. Dari kegiatan ini
diharapkan aparat pemerintah daerah yang diikut sertakan dalam kegiatan
penasehatan akan terlibat langsung dalam pelaksanaan Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang yang disusun merupakan hasil dari
masukan-masukan dari daerah yang bersangkutan.
Untuk itu, maka penyedia jasa melalui fasilitasi terhadap tim daerah dalam
melakukan identifikasi potensi dan permasalahan, serta Kajian Penataan
Kawasan Sungai Mangkurawang. Keahlian tim yang akan mewakili
didaerah adalah yang menguasai masalah tata ruang serta peraturan zonasi.
Dengan jumlah tim yang akan dikirim tersebut kiranya telah memadai untuk
melakukan pendampingan di daerah. Hal ini bertujuan untuk lebih mengenali
pemasalahan bidang masing-masing keahliannya.
Dalam hal ini, perlu dilakukan identifikasi berbagai potensi, peluang, maupun
masalah yang dimiliki Kecamatan Tenggarong, yang terdiri polensi dan
peluang dalam lingkup regional (makro), maupun potensi
pengembangan secara mikro.

USULAN TEKNIS Bab D- 14

Anda mungkin juga menyukai