PERCOBAAN
GAS-LIQUID STRIPPING (ABS-2)
Hari : Kamis
Kelompok : 11
Praktikan : 1. Fernando Pujiadhi W.(02211740000051)
2. Kevin (02211740000054)
3. Berlina Yunita Sari R. (02211740000063)
Asisten : Andre Visi Sinaga
Tanggal Percobaan :
BAB I
PENDAHULUAN
atau proses pemisahan dan/atau pemurnian. Stripping dapat menurunkan biaya produksi dari
proses-proses tersebut karena stripping agent biasanya menggunakan udara yang mudah
didapatkan.
(Margono, 2013)
Stripping pada kolom packing terdiri dari kolom vertikal dengan cairan yang mengalir
di bagian atas dan keluar di bagian bawah. Fase uap masuk di bagian bawah kolom dan keluar
dari bagian atas. Packing tersebut memaksa cairan mengalir ke bagian kolom, sedangkan
gelembung uap ke atas melalui lubang-lubang di antara packing. Tujuan dari packing adalah
untuk meningkatkan jumlah bidang kontak antara fase cair dan uap.
Gambar I.1 Skema peralatan stripping
(Margono, 2013)
Contoh stripping salah satunya terjadi pada saat proses pengolahan limbah cair
(wastewater). Berdasarkan arah aliran udaranya, menara air stripping dibedakan
menjadi cross flow dan counter current flow. Dalam proses pengolahan limbah cair digunakan
counter current flow. Inlet gas masuk dari bagian bawah kolom dan liquid masuk dari bagian
atas kolom. Zat kontaminan seperti ammonia atau volatile organic compounds (VOC)
dikeluarkan bersamaan dengan aliran udara.
(Srinivasan, 2008)
Proses air stripping biasanya diawali dengan proses pre-asidifikasi. Tujuan pre-asidifikasi
adalah untuk mendisosiasi ammonium dalam bentuk garam. Pre-asidifikasi dilakukan dengan
menambahkan asam kuat seperti asam sulfat sehingga dicapai pH 5,5-6. Proses yang terjadi
adalah digambarkan seperti persamaan berikut.
Konsentrasi
Tekanan gas solut
Pada P *
A
pi Ao
Badan (ruah)
Badan (ruah) gas film gas film liquida liquida
Model ini kurang realistis, karena sulit menemukan adanya lapisan tipis dengan ketebalan
tertentu di dekat permukaan fluida, dimana akan tampak seperti mempunyai ketebalan yang
sama.Untuk proses absorpsi, gas dengan kelarutan tinggi, fraksi mol gas di dalam liquida akan
lebih besar dari pada di dalam fase gas.
Pengembangan teori ini digunakan untuk menghitung kecepatan desorpsi yang terjadi
pada packed tower yang dipengaruhi oleh ukuran packing-nya, dengan koefisien perpindahan
massa keseluruhan ditentukan berdasarkan luasan bagian dalam atau bagian luar dari film.
(Geankoplis, 2003)
(Srinivasan, 2008)
Alat yang umum digunakan dalam proses gas stripping adalah packed tower. Perangkat
ini terdiri dari kolom silinder, atau menara, dilengkapi dengan inlet gas dan ruang untuk
mendistribusikan di bagian bawah, inlet liquid dan distributornya di bagian atas, outlet gas di
bagian atas dan outlet liquid di bagian bawah. Packed tower didukung tower packing, yang
biasanya berbentuk saringan atau sekat, bergelombang untuk memberikan kekuatan, dengan
luas terbuka sehingga flooding tidak terjadi.
Udara memasuki ruang bawah lalu terdistribusi mengalir ke atas melalui celah di
packed tower secara counter-current terhadap liquid. Hal ini memberikan luas kontak antara
liquid dan gas dan mendorong hubungan antara fase. Zat terlarut dalam air diserap oleh udara
memasuki menara, dan gas pun meninggalkan puncak packed tower. Sedangkan larutan
mengalir turun menara yang disebut weak liquor, meninggalkan bagian bawah menara
melalui outlet cair.
Tower packing terdiri dari 3 macam susunan, yaitu susunan tidak teratur atau acak
(dumped tower packing), disusun menggunakan tangan, dan susunan terstruktur. Dumped
tower packing dibuat dari material yang murah seperti keramik atau aneka macam plastik.
Dumped packing yang umum dijumpai dapat dilihat di Gambar I.2.
Gambar I.2 Macam-macam Tower Packing: (a) Raschig rings; (b) Metal pall ring; (c)
Plastic pall ring; (d) Berl saddle; (e) Ceramic intalox saddle; (f) Plastic super intalox
saddle; (g) Metal intalox saddle
(Mc Cabe, 1985, hal 686-688)
1.2.2 Packed Tower
Packed tower yang digunakan untuk mengontakkan gas dan liquid secara continuous
countercurrent pada absorpsi/stripping sama baiknya pada distilasi. Packed tower ini terdiri
dari kolom silinder yang terdiri dari aliran gas yang masuk melalui bawah kolom, aliran liquid
melalui atas kolom dan aliran gas keluar pada atas kolom dan aliran liquid keluar ke bawah
kolom serta terdapat packing atau filling di dalamnya.
Gas yang masuk terdistribusi melalui space di bawah tiap packed terus naik menuju
celah (opening or interstice) dalam pack dan berkontak dengan liquid yang turun di opening
yang sama. Adanya packing memberikan luas area kontak antara gas dan liquid menjadi
besar.
Gambar I.4 Pressure Drop pada Packed Tower untuk Sistem Udara – Air dengan Intalox
Saddle 1-in
Gambar I.4 menunjukkan data untuk pressure drop pada packed tower. Pressure drop
per kedalaman unit packing berasal dari fluid friction, yang diplot berdasarkan koordinat
logaritmik terhadap flowrate gas Gy, dinyatakan dalam massa gas per jam per unit luas
permukaan, berdasarkan packed tower kosong. Oleh karena itu, Gy berhubungan dengan
superficial gas velocity berdasar persamaan Gy = u0 ρy, dimana ρy adalah densitas dari gas.
Ketika packing dalam keadaan dry run, garis yang terbentuk adalah lurus dan memiliki slope
sekitar 1,8. Jika packing dialiri dengan flowrate liquid konstan, hubungan antara pressure
drop dan flowrate gas awalnya mengikuti garis paralel untuk dry packing. Pressure drop-nya
akan lebih besar daripada saat dry packing. Hal ini dikarenakan liquid dalam tower
mengurangi ruang yang tersedia untuk aliran gas.
Pada velocity gas yang cukup, garis untuk packed yang dialiri bertahap menjadi curam
karena sekarang gas menghambat turunnya liquid dan liquid tertahan terhadap kenaikan gas
rate. Fenomena ketika liquid tertahan akibat gas rate disebut loading point.
Seiring dengan naiknya kecepatan gas, pressure drop mengalami kenaikan secara lebih
drastis, sehingga garisnya nyaris vertikal ketika pressure drop-nya sekitar 2 – 3 in. air per ft.
packing. Selanjutnya liquid mengalami continuous phase, dan pada saat ini flooding point
tercapai. Aliran gas yang lebih besar dapat digunakan sementara, namun kemudian liquid
secara cepat akan terakumulasi, dan seluruh column terisi liquid.
(Mc Cabe, 1985, hal 691-692)
Kondisi flooding telah ditentukan bervariasi sebagai fungsi dari packing factor (Fp).
Untuk packing yang mempunyai Fp lebih besar dari 60, pressure drop kondisi flooding dapat
dianggap 2,0 in H2O/ft packing seperti ditunjukkan pada gambar I.3. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan jika nilai Fp berada antara 10 – 60, pressure drop yang berhubungan dengan
kondisi flooding diekspresikan dengan:
∆ P flood=0,115 F 0,7
p …(1)
Gambar I.5 Hubungan Flooding dan Pressure Drop pada packing Tower
(Kenneth, 1959, hal 326)
Dimana V adalah rate dari fase gas dan L adalah rate dari fase liquid dalam tower
dalam kondisi yang sama. Komposisi fase L dan fase V yaitu x dan y juga diaplikasikan pada
tempat yang sama.
Sehingga persamaan material balance overall adalah
Total material : La +V b =Lb+ V a …(2)
Komponen : La x a+V b y b =Lb x b +V a y a …(3)
(Mc Cabe, 1985, hal 697-698)
Dalam gas stripping column, desorpsi biasanya berlangsung secara fisik. Rate dari
transfer massa biasanya dipengaruhi oleh arus flowrate, interfacial area kontak, difusivitas
komponen, suhu, tekanan, dan konsentrasi. Seperti pada persamaan di bawah ini.
yi
d (Gy)
ZT =∫ …(4)
y0 K g aA ( y− y ¿ )
yi
ZT A Kg a dy
=∫ ¿ …(5)
G y y− y0
Keterangan :
yo = fraksi mol gas outlet
Persamaan di atas berlaku untuk absorpsi, untuk stripping flowrate yang digunakan adalah
flowrate liquid (L) dan fraksi mol yang digunakan adalah fraksi mol liquid (x).
Driving force di ruas kanan pada persamaan (5) dapat diperkirakan dari tekanan parsial
pada aliran gas. Sehingga, untuk transfer sebuah komponen tertentu dari sebuah aliran gas:
N=K g a A Z T ( log meandriving force) …(6)
Dimana N = mol komponen terabsorb/s
Asumsi gas ideal pada fase uap, koefisien transfer massa dapat ditentukan dari:
PN ln ( Pi / Po )
K g a=
(
A Z T ( Pi−Po ) ) …(7)
Hasil eksperimen akan dibandingan dengan nilai teorisitis dari H OG dengan menggunakan
persamaan berikut :
mG
H OG=H G + HL …(12)
L
Dimana H OG = Tinggi total teoritis dari unit transfer fase gas (m)
H G = Tinggi dari unit transfer fase gas (m)
m = slope dari garis equilibrium
G,L = flowrate gas dan liquid, berturut-turut (kmol.m.s)
H L = unit transfer fase liquid (m)
(Mc Cabe, 1985)
Flooding adalah peristiwa ketika terjadi kenaikan perbandingan antara laju alir gas dan
liquid yang menyebabkan proses pembuangan solutenya menjadi lebih cepat hingga mencapai
titik di mana terjadi perubahan pressure drop yang sangat drastis. Hal ini bisa terjadi saat laju
alir liquid meningkat hingga packed tower penuh dengan liquid.
(Srinivasa, 2008)
1.2.3 Karakteristik NH 3
Ammonia ( NH 3) adalah gas tidak berwarna dengan bau yang tajam menyengat. Titik
didihnya adalah -33,35 ° C (-28,03 ° F), dan titik bekunya adalah -77,7 ° C (-107,8 ° F).
Memiliki kalor penguapan tinggi (23,3 kilojoule per mol pada titik didihnya) dan dapat
ditangani sebagai cairan dalam wadah termal terisolasi di laboratorium. (Kalor penguapan
suatu zat adalah jumlah kilojoule yang dibutuhkan untuk menguapkan satu mol zat dengan
tidak ada perubahan suhu.) Molekul amonia memiliki bentuk piramida trigonal dengan atom
hidrogen tiga dan sepasang elektron melekat pada atom nitrogen. Konstanta dielektrik amonia
(22 pada -34 ° C [-29 ° F]) adalah lebih rendah dari air (81 pada 25 ° C [77 ° F]), jadi pelarut
yang lebih baik untuk bahan organik.
Penggunaan utama amonia adalah sebagai pupuk. Amonia dapat diterapkan secara
langsung atau dalam bentuk garam-garam amonium, seperti amonium nitrat, NH4NO3,
amonium sulfat, (NH4)2SO4, dan berbagai amonium fosfat. Amonia juga digunakan dalam
pembuatan bahan peledak komersial (misalnya, trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin, dan
nitroselulosa). Amonia cair adalah pelarut yang mengandung amonium hidroksida, dan
digunakan sebagai cairan pembersih rumah tangga. Dalam industri tekstil, amonia digunakan
dalam pembuatan serat sintetis, seperti nilon dan rayon. Selain itu, digunakan dalam proses
pencelupan dan gerusan dari kapas, wol, dan sutra. Amonia berfungsi sebagai katalis dalam
produksi beberapa resin sintetis.
(Distantina, 2009)
Proses stripping pada dasarnya adalah proses transfer massa antara fase gas dan fase
liquid. Hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah data kesetimbangan antara dua fase
tersebut. Setelah itu, data operasi dapat diestimasi dengan mengetahui data kesetimbangan
dan kondisi dari bahan. Pemilihan jenis column menjadi bahan pertimbangan agar proses
transfer massanya maksimal karena jenis column memengaruhi luas kontak antara dua fase
tersebut. Setelah itu, diameter kolom dan pressure drop dihitung sehingga dapat diestimasi
tinggi kolom yang dibutuhkan proses tersebut.
(Srinivasan, 2008)
BAB II
PERCOBAAN
Percobaan stripping:
Percobaan stripping:
Menyiapkan alat dan bahan
Cengel, Yunus A. and Afshin J. Ghajar. 2015. Heat and Mass Transfer. New York:
McGraw-Hill Education.
Cup et all, 1978. Mass Transfer Operations. New York: McGraw-Hill, Inc.
Distantiana. 2009. Proses Adsorpsi dan Stripper Gas – Liquid. E-Jurnal UNS, Vol. 1,
No.1, hal 1-2.
Distantina, Sperisa.(2009). Alat Transfer Massa Absorber dan Stripper. Didapat dari:
http://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/09/4-absorber-stripper-d3.pdf.
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Process and Separation Process Principles.
New Jersey : Prentice Hall.
Hougen, Olaf A.M. Watson, Kenneth. 1959. Chemical Process principles. Japan:
McGraw Hill Book Company.
McCabe, Warren L., Smith, J.C, and Harriot,P. 1985. Unit Operation of Chemical
Engineering Fourth Edition, , New York : McGraw Hill Book Company.
Margono dan Budiono.2013. Stripping Larutan Bioetanol Menggunakan Udara.
Ekuilibrium Vol. 2, No. 4, hal. 59.
Purwanto, 2013. Adsorbsi dan Stripping. Jurnal Universitas Sumatera Utara, Vo1. 2,
No.4, hal 12.
Redjeki, Sri.(2012).Buku Ajar Proses Abrsopsi Gas-Liquid. Didapat dari:
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/JTK3171/document/.
Srinivasan, A. et all.(2008).Air Stripping in Industrial Wastewater Treatment. Water and
Wastewater Treatment Technologies, hal.3
A-1