Anda di halaman 1dari 5

MANUSIA,REDIKALISME DAN CINTA

 LATAR BELAKANG

Kita mengenal Indonesia sebagai negara pluralis, di mana kemajemukan hadir dan
berkembang di dalamnya. Sebut saja, suku, ras, budaya, bahkan agama. Kemajemukan yang
terjadi di Indonesia pun tidak terlepas dari kemajuan di berbagai bidang ilmu yang
menyentuh berbagai sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajemukan itu telah
membawa akibat yaitu adanya perjumpaan yang semakin intensif antar kelompokkelompok
manusia. Salah satunya adalah pergesekan yang seringkali terjadi di antara agama-agama
yang berbeda. Ketika keyakinan terhadap suatu agama itu cenderung dimutlakkan maka akan
sangat berpotensi pada timbulnya pergesekan atau ketegangan. Apabila hal itu tidak segera
diatasi maka semakin lama akan terjadi benturan yang mengakibatkan terpecah belahnya
serta perusakan-perusakan kehidupan manusia serta mengancam kemajemukan yang telah
ada. Ketika memfokuskan pada agama, maka sesungguhnya ada fenomena yang menarik
dalam hubungan antar umat beragama di Indonesia. Fenomena menarik karena sebagian
besar masyarakat Indonesia senantiasa mengkondisikan dirinya dalam hubungan mayoritas-
minoritas, apalagi ketika hal itu dikaitkan dengan urusan agama. Hal itu sudah terbukti dalam
sejarah perjalanan bangsa yang panjang serta pengalaman-pengalaman konkrit yang hadir
dalam realitas masyarakat Indonesia. Realitas itu nampak kembali
melalui peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang kini tengah dihadapi oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Meningkatnya radikalisme dalam agama di Indonesia menjadi
fenomena sekaligus bukti nyata yang tidak bisa begitu saja diabaikan ataupun dihilangkan.
Radikalisme keagamaan yang semakin meningkat di Indonesia ini ditandai dengan berbagai
aksi kekerasan dan teror. Aksi tersebut telah menyedot banyak potensi dan energi
kemanusiaan serta telah merenggut hak hidup orang banyak termasuk orang yang sama sekali
tidak mengerti mengenai permasalahan ini. Meski berbagai seminar dan dialog telah digelar
untuk mengupas persoalan ini yaitu mulai dari pencarian sebab hingga sampai pada
penawaran solusi, namun tidak juga kunjung memperlihatkan adanya suatu
titik terang. Fenomena tindak radikalisme dalam agama memang bisa dipahami secara
beragam, namun secara esensial, radikalisme agama umumnya memang selalu dikaitkan
dengan pertentangan secara tajam antara nilai-nilai yang diperjuangkan kelompok agama
tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat itu. Dengan
demikian, adanya pertentangan, pergesekan ataupun ketegangan, pada akhirnya
menyebabkan konsep dari radikalisme selalu saja dikonotasikan dengan kekerasan fisik.
Apalagi realitas yang saat ini telah terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat
mendukung dan semakin memperkuat munculnya pemahaman seperti itu.

 RUMUSUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskan beberapa
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Menelaah kembali makna radikalisme.
2.  Mengetahui cara pencegahan radikalisme di kalangan muda
3.  Kemunculan radikalisme dan factor-faktor multidemonsional yang
mengintegrasi dengan aksi kekerasan
4.   Seberapa penting pengetahuan tentang radikalisme

PEMBAHASAN

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan
dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara
biologis maupun rohani.

Dalam bahasa manusia diartikan sebagai makhluk yang berpikir dan berakal budi.
Sedangkan secara istilah manusia merupakan konsep atau gagasan yang ada dalam suatu
kelompok tertentu. Dari dua pengertian di atas rupanya belum memuaskan di berbagai pihak.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyak ahli yang mengungkapkan pendaptnya mengenai
definisi dari manusia itu sendiri.

1. Paula J. C. & Janet W. K.

Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan,
yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan
unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

2. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany


Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk
yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan
makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di
dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan
dan faktor lingkungan.

3. Kees Bertens

Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.

4. Upanisads

Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan
seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

 REDIKALISME

Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan social dan politikdengan cara kekerasan atau drastis. Namun,
dalam artian lain, esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung
perubahan. Sementara itu radikalisme menurut pengertian lain adalah inti dari perubahan itu
cenderung menggunakan kekerasan.
Yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan
sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam
merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian.
Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan
kekerasan dalam menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.
Dawinsha mengemukakan defenisi radikalisme menyamakannya dengan teroris.Tapi
ia sendiri memakai radikalisme dengan membedakan antara keduanya. Radikalisme adalah
kebijakan dan terorisme bagian dari kebijakan radikal tersebut. defenisi Dawinsha lebih nyata
bahwa radiklisme itu mengandung sikap jiwa yang membawa kepada tindakan yang
bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan
baru.
Makna yang terakhir ini, radikalisme adalah sebagai pemahaman negatif dan bahkan
bisa menjadi berbahaya sebagai ekstrim kiri atau kanan.
Paham radikalisme tumbuh subur dan menyusup melalui lingkugan sekolah,
menancapkan , mendoktrin secara pelan dan perlahan tapi pasti .Pelajar menjadi sasaran
empuk untuk bisa mendulang kekuatan dalam menebarkan virus ekstrim yang nilai simpatik
dan perduli terhadap sesama dilunturkan , kelembutan dan kasih sayang berubah menjadi
kekerasan , tawuran . Toleran berubah menjadi intoleran melawan keberagaman yang terjadi
di lingkungan masyarakat . Kebhinneka tunggal ika yang sudah menjadi semboyan sengaja
dibenturkan dengan berbagai alasan . Makalah Radikalisme ~ Everything About Company
and Who I am (aribherzi.com)

Virus ekstrim radikalisme secara tidak sadar terus di gelontorkan / di beri kan di
lingkungan sekolah . Pelajar disiap kan menjadi garda depan kekuatan untuk merealisasikan
faham radikalisme dimasa mendatang . Tindak kekerasan radikalisme yang timbul kian
marak beredar melalui sosial media.Perubahan sikap pelajar yang terlibat aksi kekerasan
,tawuran,pembully an,premanisme terhadap teman, pemicu nya karena tidak sepaham . Miris
sekali melihat sikap pelajar seperti itu . Radikalisme menjadi ancaman bagi para pelajar kalo
faham radikalisme di biarkan . Untuk itu peran sekolah dan keluarga sangat dibutuhkan
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan faham radikalisme masuk ke dalam pelajar /
lingkumgan sekolah . Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkuat pendidikan
Pancasila dan Kewarga negaraan dengan cinta NKRI. Paham radikalisme bertentangan
dengan Pancasila , yang mengajarkan nilai - nilai kemanusiaan untuk menjadi warga negara
yang baik . Tidak hanya sekedar teori saja melainkan juga dalam praktek , penerapan dalam
kehidupannya . Pancasila yang nota bene menjadi dasar Negara kita akan mengajar kan cinta
NKRI/Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dengan semangat Nasionalisme yang tinggi
,cinta NKRI akan bisa mencegah radikalisme untuk masuk ke dalam lingkungan sekolah /
madrasah .

Hal ke dua adalah harus memperkuat pendidikan agama dan budi pekerti . Dengan
pendidikan agama yang kuat secara otomatis dengan sendirinya budi pekerti akan sejalan
menuju kebaikan . Agama merupakan sumber kekuatan diri manusia dalam menjalani
kehidupan . Sehingga ia bisa menjadi pribadi yang baik sabar, syukur,ikhlas,jujur bisa
menyayangi mencintai antara sesama,bahkan binatang maupun tumbuh - tumbuhan sekalipun
Dengan menanamkan pendidikan agama yang kuat akan bisa membentuk pribadi hebat yang
tidak akan bisa dipengaruhi oleh faham radikalisme . Hal ke tiga adalah penguatan karakter.
Dengan karakter yang kuat,para pelajar tidak akan mudah dipengaruhi oleh faham ekstrim
radikalisme . Psikolog anak dan Remaja, Arijani Lasmawati mengatakan radikalisme telah
memapar generasi milenial di Indonesia,terutama kalangan muslim .

Salah satu penyebab milenial ter papar radikalisme adalah penggunaan tekhnologi .
Jika perkembangan tekhnologi tidak di imbangi dengan penguatan karakter maka para pelajar
akan mudah di ombang ambingkan oleh informasi/berita hoax,radikal . Hal ke empat guru
harus mentransfor masikan dirinya menjadi pendidik yang benar - benar mendidik . Pendidik
yang baik selalu memberikan wawasan kebangsaan yang baik .Karena Guru adalah Role
Model bagi pelajar, maka dalam diri guru tersebut harus bisa menjadi panutan ataupun
teladan bagi para pelajar terutama di lingkungan sekolah / madrasah . Bagaimana nilai - nilai
Kebangsaan itu bisa diwujudkan oleh para pelajar, jika Role Modelnya justru
memperlihatkan hal yang sebaliknya . Hal ke lima adalah Puskurbuk ( pusat kurikulum dan
pembukuan ) Kemdikbud harus membuat model pembelajaran yang bermuatan pencegahan
radikalisme/into- leransi dan terorisme . Masih segar dalam ingatan, beberapa waktu yang
lalu Kemendikbud merasa kecolongan dengan masuknya materi beraroma radikalisme pada
buku pegangan siswa mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti SLTA di
beberapa daerah Jawa Timur. https://dakwah.unisnu.ac.id/cinta-nkri-cegah-radikalisme

Anda mungkin juga menyukai