Anda di halaman 1dari 9

Lisa Hasnalma Zahra – 1806149495

Penyambungan Material – 02

1. a. Jelaskan definisi "duty cycle" dalam mesin las listrik, dan berikan rumus untuk
memperkirakan performa mesin las

JAWAB

Arti Duty Cycle pada mesin las adalah batas maksimum dari kapasitas dan pemakaian
mesin las baik dari maksimum pemakaian arus, temperature ruang saat menggunakan
mesin las dan waktu pemakaiannya. Jika mesin las digunakan melebihi dari nilai duty
cylcle maka mesin tersebut akan panas kemudian mati. Dengan adanya duty cycle, makan
overheating dapat dicegah. Untuk mengukur duty cycle dapat menggunakan rumus:

𝐼 2
𝑇𝑎 = ( ) 𝑥 𝑇
𝐼𝑎
1
𝑇 2
𝐼𝑎 = 𝐼 𝑥 ( )
𝑇𝑎
b. Hitunglah Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus
menerus (tanpa berhenti) untuk mesin las dengan meng-gunakan mesin berkapasitas 450A
dengan 60 % duty cycle.
JAWAB
1
𝑇 2
𝐼𝑎 = 𝐼 𝑥 ( )
𝑇𝑎
1
60 2
𝐼𝑎 = 450 𝑥 ( )
100
𝐼𝑎 = 348.56

Jadi, didapatkan arus maksimum yang diizinkan adalah 348.56 Ampere


2. a. Jelaskan fungsi perangkat mengurangi tegangan (voltage reducing device) pada
penggunaan las listrik AC. Jelaskan secara singkat prinsip alat tsb.

JAWAB
Perangkat pengurang tegangan adalah jenis perangkat pengurang bahaya yang mengurangi
tegangan rangkaian terbuka (OCV) atau tegangan tanpa beban ke tingkat yang lebih aman.
Fungsi VRD memenuhi tujuan untuk secara drastis mengurangi seseorang dari bahaya dari
kontak yang tidak disengaja dengan elektroda selama jeda non-pengelasan. proses
pengelasan terputus untuk jangka waktu lebih dari 3 detik. Fungsi VRD hanya aktif dalam
mode CC.

b. Jelaskan arti kode sebagai berikut: E6010, E7018, E7028-B3, dan ER70T-6
JAWAB

• E6010
E: Elektroda
60: Tensile strength 60,000 psi
1: Posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
0: Tipe coating high cellulose sodium, arus DCRP
• E7018
E: Elektroda
70: Tensile strength 70,000 psi
1: Posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
8: Tipe coating iron powder low hydrogen, arus AC atau DCRP
• E7028-B3
E: Elektroda
70: Tensile Strength 70,000 psi
2: Position 2 Welding, “28”
8 : Low Hydrogen Potassium Iron Powder, current AC atau DCRP
• ER70T-6
ER: Elektroda berupa batangan
70: Tensile strength 70,000 psi
T: Bersifat turbulens (flux berada di dalam)
6: Mengandung pelindung tanpa mengeluarkan gas, tahan terhadap air, digunakan
pada pengelasan mild steel.

3. Mengapa beberapa jenis elektroda terbungkus (SMAW) perlu di-keringkan 0(drying)


sebelum digunakan. Faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dan apa yang terjadi
bila elektrodanya tdk dikeringkan pada pengelasan baja HSLA.

JAWAB

Beberapa jenis elektroda terbungkus (SMAW) perlu di-keringkan (drying) sebelum


digunakan karena terdapat potensi dimana elektroda akan menyerap uap air. Jika
pengeringan tidak dilakukan, efek yang dapat terjadi akan menyebabkan penurunan
kualitas hasil pengelasan. Efek yang dihasilkan muncul karena kekhawatiran akan
tebentuknya asap dari uap air tersebut. Sehingga dapat menghasilkan oksigen yang
kemudian berpotensi membentuk porositas dan hidrogen yang menyebabkan cold crack
serta penghilangan unsur paduan pada material las yang dapat menjadi deoksigen seperti
Mn, Si, Al, Zr, dan Ti. Pada baja HSLA, hidrogen dari air dapat menyebabkan keretakan.

Faktor yang harus diperhatikan: Kandungan uap air dan lama pengeringan

4. Apa efek polaritas (+ & -) terhadap penetrasi las untuk (a) elektroda habis pakai
(consumable electrode) dan (b) non-consumable electrode. Buat gambar skematik.
JAWAB
a. Consumable Electrode
Pada pengelasan dengan elektroda habis pakai seperti pada SMAW dan MIG, elektroda
akan meleleh dan ditransfer melalui busur listrik menuju logam induk untuk dilakukan
pengelasan. Panjang busur harus dijaga antara electrode wire dengan logam induk dengan
cara mengumpan electrode wire pada waktu yang bersamaan saat electrode wire meleleh.
Untuk elektroda yang habis pakai, sebaiknya menggunakan DCEP/ DC reverse polarity
dengan polaritas negatif pada base metal dan polaritas positif pada pangkal elektroda. Hal
ini disebabkan panas maksimum dari busur biasanya berada pada polaritas negatifnya
sehingga lelehan metal akan tepat jatuh di base metal. Jika polaritas negatifnya di pangkal
elektroda, menyebabkan laju pelelehan menjadi sangat cepat dan penetrasi yang dihasilkan
menjadi dangkal.
b. Non Consumable Electrode
Polaritas mempengaruhi umur elektroda yang tidak dapat dikonsumsi (seperti tungsten
dalam pengelasan TIG). Dengan polaritas terbalik, panas berlebih dihasilkan di dekat ujung
elektroda. Ketika pengelasan dilakukan terus menerus dengan elektroda non-konsumsi, itu
meleleh secara otomatis dan gelembung logam cair terbentuk di ujung elektroda. Kadang-
kadang tetesan ini mengendap pada manik las yang menyebabkan cacat inklusi; kadang-
kadang tertahan di ujung elektroda, yang dihilangkan dengan menggiling sebelum memulai
jalur pengelasan berikutnya. Keduanya menyebabkan hilangnya bahan elektroda dan
dengan demikian umur elektroda yang tidak dapat dikonsumsi berkurang dengan polaritas
terbalik. Sehingga, sebaiknya menggunakan DCEN/ DC straight polarity dengan polaritas
negatif pada pangkal elektroda dan polaritas positif pada base metal. Hal ini disebabkan
panas maksimum dari busur berada pada polaritas positifnya.
5. Sebutkan keuntungan & kerugian bila menggunakan gas campuran Ar + CO2 dibandingkan
dengan hanya CO2.

JAWAB

KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Kedua gas ini dapat saling Biaya yang dikeluarkan lebih mahal jika
melengkapi. Misalnya, argon murni menggunakan campuran dibandingkan
tidak direkomendasikan untuk dengan karbondioksida seluruhnya.
GMAW pada bahan besi karena
profil penetrasinya (yaitu, bentuk
zona fusi di dalam logam tidak
mulia). Argon murni menghasilkan
lasan yang sempit dan seperti jari,
sehingga sambungan mudah
terlewatkan dan gagal menembus
sedalam yang diperlukan ke arah
yang benar. Namun, ketika CO2
ditambahkan ke dalam campuran,
karakteristik kedua gas tersebut
bergabung untuk menghasilkan
kualitas pengelasan yang sangat
baik.
2. Mengurangi efek spattering
sehingga hasil pengelasan akan
berkualitas lebih baik
3. Penambahan karbondioksida pada
argon akan meningkatkan stabilitas
busur
4. Gas campuran Ar + CO2
menghasilkan tipe busur short arc,
transition arc, spray arc, pulsed arc
(maksimum 20% CO2), high
performance short dan spray arc.
Sedangkan pada CO2, yang
didapat hanya short dan
globular arc.

6. a. Jelaskan secara singkat dengan cara sketsa transfer logam modus dalam pengelasan
MAG.

JAWAB

Pada proses transfer logam modus dalam pengelasan MAG, digunakan gas CO2 sebagai
gas pelindung dan kawat las pejal sebagai logam pengisi yang digulung ke roll yang akan
diumpankan terus-menerus selama pengujian berlangsung. Terdapat beberapa mode
transfer logam pada MAG, yaitu:

- Short Circuit Transfer


Metode ini digunakan pada saat kandungan gas CO2 yang digunakan adalah sebesar 30%
dan 25% pada arus rendah.
- Globular Transfer Metode ini digunakan saat kandungan gas CO2 lebih dari 30% pada
arus tinggi.
- Spray Transfer
Metode ini digunakan saat kandungan gas CO2 kurang dari 25% pada arus tinggi.
- Pulse Transfer
b. Jelaskan dengan sketsa gambar, Dalam las busur MAG pada rentang arus tinggi, mode
transfer logam "globular" dari tetesan logam ketika CO2 digunakan sebagai shielding gas,
sedangkan mode "spray" dengan campuran 80% Ar +20% CO2.
JAWAB
Ketika shielding gas CO2 pada mode transfer logam, muncratan atau spattering akan sering
terjadi. Walaupun terjadi gaya elektromagnetik yang mengapit tetesan logam, namun
akibat gas CO2 menyebabkan spattering yang tinggi akan memungkinkan menghasilkan
penetrasi yang lebar dan dalam. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Namun, pada shielding gas campuran 80% Ar + 20% CO2 akan menghasilkan tetesan
logam bebas spattering dikarenakan adanya gaya elektromagnetik yang mengapit tetesan
logam dari elektroda, kemudian dijatuhkan oleh drag force sehingga dengan adanya plasma
jet pula tetesan logam akan menempati daerah lasan yang sesuai dan penetrasi yang
dihasilkan merata dan tidak terlalu dalam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut:

7. a. Jelaskan secara singkat perbedaan antara AC & DC welding power supply.

JAWAB

VARIABEL AC DC
Stabilitas Arc Kurang stabil Stabil
Perubahan Polaritas Tidak dapat terjadi Mungkin terjadi
Arus Magnetic Hampir tidak ada Ada
Open Voltage Circuit Tinggi (65-95V) Cukup rendah (50-60V)
Bahaya Adanya Electric Sering Tidak sering
Shock
Perbaikan Mudah Sulit
Konstruksi Sederhana Rumit
Kadar Kebisingan Rendah Untuk tipe rotary bising,
untuk tipe rectifier tidak
Perawatan Mudah Tidak mudah
Harga Murah Mahal

b. Jelaskan secara singkat istilah "cleaning action" & "stiffness of arc".


JAWAB
Cleaning action merupakan kondisi pembersihan permukaan material dari lapisan oksida
yang terbentuk menggunakan ion positif dari shielding gas. Contohnya adalah pembersihan
lapisan Al2O3 pada aluminum, sehingga pelelehan material di bawah lapisan oksida
tersebut menjadi lebih mudah.
Stifness of arc merupakan fenomena meningkatnya kekakuan dari busur yang
disebabkan oleh peningkatan frekuensi arus yang digunakan pada proses
pengelasan. Fenomena ini akan menyebabkan penetrasi yang dalam dan peningkatan
kecepatan pengelasan, serta menurunkan kemungkinan terjadinya porositas pada hasil
lasan.
8. Dalam kasus apa “Arc Blow” cenderung terjadi pada las busur baja? Berikan dua contoh
dan jelaskan penyebabnya dengan sketsa.

JAWAB

Arc blow merupakan satu fenomena pembelokan electric arc dari jalur normalnya karena
adanya gaya magnetic sehingga menyebabkan arc bergerak tidak terkontrol. Kasus ini
sering terjadi akibat serbuk magnet yang diberikan pada logam dengan tujuan untuk
menemukan retak atau cacat. Serbuk magnet akan berkumpul pada bagian retak atau cacat
pada permukaan material, sehingga kita bisa mengidentifikasi letak cacat tersebut. Apabila
material tersebut langsung dilas, maka fenomena arc blow ini akan terjadi. Hal
yang seharusnya dilakukan adalah melakukan proses demagnetisasi terlebih dahulu
sebelum melakukan pengelasan. Proses demagnetisasi ini akan menghilangkan gaya
magnet pada logam sehingga pengelasan dapat dilakukan dengan sempurna.
Selain itu, kasus yang cenderung terjadi adalah fenomena umum dimana saat
adanya aliran arus pada satu material konduktor, maka akan terbentuk medan magnet di
sekitar material konduktor tersebut. Sehingga keberadaan medan magnet akan
memunculkan kemungkinan terjadinya fenomena arc blow terutama jika menggunakan
arus DC. Pada satu posisi, arc akan cenderung tidak terkontrol. Contoh arc blow adalah
sebagai berikut:

- Magnetic Arc Blow


Disebabkan oleh kondisi medan magnet yang tidak seimbang di sekeliling arc.
Ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh perbedaan jarak elektroda dari ujung satu dan
jarak elektroda ke ujung lainnya, atau dapat pula disebabkan oleh penempatan posisi
ground pada benda kerja. Selain itu ketidakseimbangan disebabkan pula oleh arus yang
mengalir melalui beberapa medium yang berbeda, yaitu elektroda, udara, dan benda kerja.

- Thermal Arc Blow


Disebabkan oleh jarak antar dua arc yang terlalu dekat sehingga menghasilkan reaksi pada
medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet akan saling menjauhkan arc pada arah
yang sama dan apabila satu arc menggunakan arus DC dan arc lainnya menggunakan arus
AC akan mengakibatkan arah medan fluks pada arc AC saling berlawanan dan efek arc
blow pada busur DC kecil

9. Dalam pengelasan MAG, panjang busur- dipertahankan stabil melalui “self regulation”-
dengan sumber daya DC. Jelaskan secara singkat dengan sketsa gambar mekanisme
pengaturan tsb.

JAWAB
Self regulation merupakan suatu peristiwa atau suatu kemampuan untuk mempertahankan
panjang arc sestabil mungkin yang dikarenakan adanya perubahan arus pada proses
pengelasan yang juga mengakibatkan perubahan yang besar pada laju pelelehan kawat las.
Sumber daya DC memberikan karakteristik tegangan yang konstan sehingga
memungkinkan untuk menjaga panjang busur tetap konstan pada kondisi kawat
las diumpankan dengan kecepatan yang konstan pula.

10. Jelaskan prinsip dari mesin las inverter, dan berikan dua keuntungan dari mesin inverter
tsb dibandingkan dengan mesin las SCR-jenis konvensional.

JAWAB

Mesin las inverter digunakan untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan AC


Tegangan dari sumber listrik merupakan tegangan DC, lalu diubah menjadi tegangan AC
dengan frekuensi tinggi. Tegangan AC yang telah dikonversi tersebut disesuaikan dengan
tegangan untuk proses pengelasan menggunakan transformer frekuensi tinggi. Kemudian
tegangan hasil transformer direktifikasi kembali untuk mensuplai tenaga DC dalam
menghasilkan busur las.
Frekuensi operasi yang dimiliki mesin las ini antara 5.000 - 50.000 Hz. Jika dibandingkan
dengan mesin SCR jenis konvensional, mesin las inverter memiliki keunggulan secara
mekanik, yaitu lebih compact dan ringan. Selain itu, dalam aspek elektrikal, mesin las
inverter memiliki respon yang tinggi dan pengaturan yang akurat dibanding mesin
konvensional.

Anda mungkin juga menyukai