XI MIPA 2
CATUR PUTRI R
PRAKTIKUM HANIFAH NUR F
MOH. AZLAN S
SISTEM SARAF DAN SITI JUARSIH
KOORDINASI
I. Mengetahui Jarak Bintik Buta Pada Mata
A. Tujuan
Untuk mengetahui jarak bintik buta pada mata
B. Dasar Teori
Mata
adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan erupa cahaya. Setiap individu
mempunyai jarak bintik buta yang berbeda-beda saat melihat objek. Bintik buta merupakan
tempat masuk dan membelok-beloknya berkas saraf menuju otak. Bintik buta tidak dapat
menanggapi rangsang cahaya karena tidak memiliki sel-sel reseptor. Sedangkan Bintik
kuning merupakan cekungan yang terdapat pada retina. Suatu benda akan terlihat jelas
apabila bayangan benda tersebut jatuh tepat pada bintik kuning. Hal ini karena pada bintik
kuning terdapat banyak reseptor.
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut
ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda
tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bitnik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
Reaksi Kimia pada Mata yaitu ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk
dan dikrimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan
cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris
harus mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah
lensa. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di
bagian belakang mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari
berbagai sudut dan jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.
Cahaya yang datang ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian difokuskan
pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehinggasel-sel retina dapat
merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina
mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam
barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis
retinal. Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk ini mendorong
perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin. Kini rhodopsin
berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam
sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk.
Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP kini dua
protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu
tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki
bentuk sesuai untuk mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa
ada dalam sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu
mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel. Mekanisme ini
menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energy listrik energy ini merangsang
saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel retina.
Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foton
cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi
visual objek di luar mata. Agar mata dapat melihat sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina
harus diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan
langsung satu sama lain ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu
bagaimana sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit
terjadi energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang
dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya.
Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf berhasil
membawa informasi yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain. Ketika
dipindahkan ke saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan melanjutkan
perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya dengan cara ini sinyal berhasil mencapai
pusat penglihatan pada otak disini sinyal tersebut dibandingkan informasi yang ada di pusat
memori dan bayangan tersebut ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang penuh
buah-buahan sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya system sempurna yang
terdiri atas ratusan kompenen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini
terjadi pada waktu kurang dari 1 detik.
Beberapa kelainan atau gangguan pada mata serta faktor penyebabnya adalah sebagai
berikut:
1. Rabun Jauh (Miopi)
Miopi disebabkan jarak titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu
cembung. Titik api adalah pusat pertemuan sinar yang sudah dipecah oleh lensa. Jadi, sinar
yang masuk jatuh di depan retina sehingga mata tidak dapat melihat benda jauh.
Untuk menolong penderita miopi (rabun jauh) harus menggunakan kacamata dengan lensa
cekung (negatif). Lensa cekung ini akan menempatkan bayangan tepat pada retina.
2. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat disebabkan lensa mata terlalu pipih. Titik api lensa berada di belakang
retina sehingga mata tidak dapat melihat benda-benda yang dekat. Jadi, penderita
hipermetropi harus menggunakan kacamata berlensa cembung. Dengan lensa cembung, sinar
yang jatuh di belakang retina akan dikembalikan tepat pada retina.
3. Presbiopia (Mata Tua)
Presbiopi adalah kelainan pada mata yang disebabkan oleh faktor usia sehingga daya
akomodasi matanya berkurang. Penderita ini tidak dapat melihat benda dekat dan tidak dapat
melihat benda jauh dengan jelas. Penderita ini harus menggunakan kacamata berlensa cekung
dan cembung sekaligus.
4. Astigmatisma
Astigmatisma adalah kelainan mata yang dise bab kan kelengkungan kornea matanya
yang tidak berbentuk bola sehingga sinar-sinar yang masuk tidak terpusat sempurna.
Akibatnya, benda yang dilihat ada bayangannya. Penderita ini dapat dibantu dengan
kacamata berlensa silindris.
Hal-hal yang dapat kita lakukan agar mata tetap sehat, di antaranya sebagai berikut :
a. Mengatur jarak baca (minimal 30 cm)
b. Menonton televisi jangan terlalu dekat;
c. Membaca di ruangan yang terang karena jika kita membaca di tempat yang kurang
terang, pupil mata mu akan melebar dengan kuat sehingga lama kelamaan akan
menimbulkan kelelahan pada mata;
d. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, seperti wortel.
D. Cara Kerja :
Buatlah kertas alat dengan menggunting kertas A4 dengan ukuran 10cm, beri tanda (+)
dan (•) di kedua ujungnya.
Tempelkan kertas tersebut menggunakan double tip pada lidi.
Simpan penggaris yang berukuran 30 cm dari mata yang akan dites, tutup mata yang lain.
Gerakan alat mendekati mata, perhatikan dimana tanda (+) akan menghilang, catat
cm(ukuran)-nya dari mata , lanjutkan gerakan alat mendekati mata perhatikan dimana
tanda(+) muncul kembali.
Ulangi untuk mata yang lain.
E. Hasil Pengamatan :
F. Kesimpulan :
Posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda. Pada jarak tertentu benda terlihat dan
pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak terlihat, hal ini disebabkan oleh
pembiasan cahaya dari benda jatuh dibagian bintik buta pada retina yang cahayanya jatuh
pada bagian yang tidak mengenai sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang
diteruskan ke saraf optic. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda jatuh di bagian
bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat. Titik buta dari setiap individu berbeda
tergantung kemampuan mata masing-masing.
II. Mengetahui Kepekaan Telinga
A. Tujuan
Untuk mengetahui sensitivitas dan keseimbangan statis.
B. Dasar Teori
c. Telinga dalam : struktur yang paling kompleks yang meliputi labirin membran dan
labirin tulang. Labiran membran tersusun atas utrikulus dan sakulus dalam vestibula,
saluran koklea di dalam koklea, dan membran saluran tengah lingkaran. Pada labirin
tulang tersusun atas tiga bagian, yaitu koklea, kanalis, kanalis semisirkularis, (saluran
tengah lingkaran), dan vestibulum.
Koklea (rumah siput), merupakan sebuah tabung berbentuk spiral yang menyerupai
rumah siput. Didalam koklea terdapat organ korti yang merupakan organ
pendengaran. Organ korti yang berisi ribuan sel-sel rambut sensori yang merupakan
reseptor getaran. Pada bagian koklea yang berhubungan dengan telinga tengah
terdapat dua lubang berselaput, yaitu tingkap oval dan tingkap bundar. Tingkap oval
menerima getaran masuk ke koklea, sedangkan tingkap bundar meneruskan getaran
keluar. Di koklea terbentuk saluran melingkar yang terdiri dari tiga ruangan yang
terdapat cairan limfe, yaitu Skala vestibuli, terdapat cairan perilimfe (dibagian luar
koklea), Skala media terdapat cairan endolimfe dan organ korti (dibagian dalam
koklea), Skala timpani terdapat cairan perilimfe.
Kanalais semisirkularis (saluran setengah lingkaran) merupakan saluran gelung
yang terdiri dari tiga saluran setengah lingkaran, dan berisi cairan endolimfe. Ketiga
saluran tersebut tersusun menjadi satu kesatuan. Ujung dari tiap saluran tersebut
menggembung dan disebut ampula. Di dalam ampula inilah terdapat reseptor
keseimbangan dan ujung-ujung saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan ke otak.
Vestibulum sebagai organ keseimbangan pada kondisi statik. Vestibula merupakan
bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian lain.
C. Alat dan Bahan
Sendok Garpu stopwatch
D. Cara Kerja
1. Bunyikan sendok dan garpu dengan cara membenturkan keduanya di belakang subjek
penelitiansebanyak sepuluh kali tanpa melihat arahnya.
2. Putar tubuh subjek sebanyak 3x, hitung dengan stopwatch sampai subjek yang diteliti
stabil kembali. Lakukan sebanyak dua kali dengan dan tanpa melihat.
E. Hasil Pengamatan
Telinga Keseimbangan
No Nama
Benar Salah Melihat Tidak Melihat
1. Elang 10 - 4,7 sekon 19,3 sekon
2. Farhan 10 - 1,7 sekon 4,5 sekon
3. Fatilla 9 1 5,4 sekon 7,2 sekon
4. Gita 10 - 2,7 sekon 7,9 sekon
5. Hana 10 - 4,3 sekon 7,0 sekon
6. Hanifah 10 - 3,2 sekon 5,3 sekon
7. Hariani 10 - 2,0 sekon 9,0 sekon
8. Indri 10 - 8,2 sekon 10,4 sekon
III. Mengetahui Kepekaan Lidah dan Hubungan antara
Lidah dan Hidung
A. Tujuan
Praktikum 1: Untuk mengetahui kepekaan rasa pada lidah
Praktikum 2: hubungan antara lidah dan hidung
B. Dasar Teori
1. Peta Rasa Pada Lidah
D. Cara Kerja
Praktikum 1
1. Tetes larutan satu per satu pada peta rasa lidah dengan cotton bud
2. Amati rasa yang dominan pada bagian peta rasa lidah
Praktikum 2
1. Minum larutan kopi atau teh dengan menutup hidung
2. Bandingkan dengan meminum larutan teh atau kopi tanpa menutup hidung
E. Hasil Pengamatan
Praktikum 1
NO NAMA ZONA
(Maya) 1 2 3 4
1 Manis ++ +++ ++ +
2 Asin + ++ +++ +
3 Asam ++ + +++ +
4 Pahit ++ + + +++
NO NAMA ZONA
(Fahan) 1 2 3 4
1 Manis +++ + + ++
2 Asin + + +++ +
3 Asam +++ ++ + +
4 Pahit +++ ++ + +
NO NAMA ZONA
(Laras) 1 2 3 4
1 Manis +++ + + ++
2 Asin +++ + ++ +
3 Asam + +++ ++ +
4 Pahit + ++ + +++
Praktikum 2
N NAMA TERTUTUP TERBUKA
O (Maya) HIDUNG HIDUNG
1 Kopi ++ --
2 Teh -- ++
B. Dasar Teori
D. Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan
Masukkan tangan ke dalam serbet
Celupkan tangan yang sudah ditutupi serbet ke dalam air panas dan diamkan sampai
tangan menjadi mati rasa
Angkat tangan dari air rendaman lalu periksa kepekaan kulit dengan menggosokan ujung
jarum pentul yang tidak tajam.
Gosokan secara mulai dari tekanan yang terrendah hingga tinggi dan kita dapat
mengetahui level kepekaan kulit.
Untuk air es lakukan dengan cara yang sama seperti diatas.
E. Hasil Pengamatan
No Nama Level Kepekaan Kulit
Air Panas Air Dingin
1 Indah 1 1
2 Hana 2 1
3 Siti 1 1
4 Sarah 3 2
5 Triandini 2 1
6 Rani 1 1
7 Farhan 1 2
8 Nuzwan 1 1
Lampiran
Mata
Telinga
Lidah
Kulit