Anda di halaman 1dari 17

PERAN PUBLIC RELATION SMART BEAUTY COMMUNITY DALAM

MENJALIN KOMUNIKASI EFEKTIF MELALUI MEDIA SOSIAL LINE


OLEH ANGGOTA SMART BEAUTY COMMUNITY

DISUSUN OLEH:

IFAJ FAJRIAH

1706015171

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PROF.DR.HAMKA

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya berhasil
menyusun Proposal Penelitian kualitatif “Peran Humas Komunitas Smart Beauty Community
dalam menjalin hubungan antar anggota di dalam Komunitas Smart Beauty Community”

Proposal ini diajukan demi pembaharuan informasi mengenai sebuah terjalin nya komunikasi
antar anggota

Meskipun saya sangat berharap agar proposal ini tidak memiliki kekurangan, tetapi kami
menyadari bahwa pengetahuan saya sangatlah terbatas, sehingga saya tetap mengharapkan
masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk proposal ini demi
terlaksananya penelitian dengan baik.

Jakarta, Rabu ,1 Januari 2020

Ifaj Fajriah

2
Daftar Isi

Halaman

Halaman sampul ………………………………………………………………………………1

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………..3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..……..5

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………6

1.3 Pembatasan Masalah………………………………………………………………………….6

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….…….6

1.5 Kontribusi Penelitian…………………………………………………………………………6

1.5.1 Kontribusi Akademis…………………………………………………………….…….6

1.5.2 Kontribusi social………………………………………………………………………….6

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Paradigma Penelitian………………………………………………………………………….7

2.2 Penelitian Terdahulu ………………………………………………………………………….7

2.3 Konsep Penelitian…………..……………………………………………………………….11

2.3.2 Media Sosial………………………………………………………………………..12

3
2.3.3. Line………………………………………………………………………………..12

2.4 Uses and Gratification………………………………………………………………….13

2.5 Model Komunikasi………………………………………………………………………14

BAB III METODELOGI

3.1 Pendekatan atau Alasan Penelitian…………………………………………………..…..15

3.2 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….…………...15

3.3 Metode yang di gunakan………………………………………………………………....16

3.4 Bagan Penelitian…………………………………………………………….………..…..16

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………………………………..……16

3.6 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….17

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah:

Smart Beauty Community adalah sebuah komunitas kecantikan yang berdiri pada tahun
,di ketuai oleh Valentina Bangun ,terbentuk nya komunitas ini diharapkan untuk menjalin
silaturahmi antar wanita pecinta make up atau pun skin care .

Di dalam komunitas ini para anggota nya saling tukar pendapat tentang suatu produk
,memberikan review produk yang baik untuk kulit bermasalah ,selain itu valentina bangun selaku
humas nya juga akan memberikan project kepada anggota nya untuk di review lalu di bagikan ke
social media sebagai promosi dari produk yang akan di review , komunitas smart beauty juga
mengadakan pertemuan untuk lebih mendekatkan anggota anggota nya ,dan bertemu di event,
workshop ataupun beauty class. Smart Beauty juga beberapa kali berkoberasi bersama extica,
mazaya dan

Komunikasi memegang peranan penting dalam komunitas tersebut ,seperti hubungan


antar anggota nya ,komunikasi yang dilakukan tidak hanya sekedar memberikan informasi
namun berisi persuasi mengenai pendapat seputar make up atau skin care yang di gunakan .

Pengertian Komunitas Menurut Kertajaya Hermawan (2008), adalah sekelompok orang


yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas
terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan
interest atau values. Yang artinya komunitas adalah kelompok social yang saling berinteraksi di
dalam suatu tempat yang ,komunitas ada biasa nya karna memiliki ketertarikan atau hobi yang
sama .

5
B. Rumusan Masalah :

Dengan melihat latar belakang diatas ,maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana peranan humas dalam komunikasi yang efektif antar anggota di komunitas
smart beauty ?

C. Pembatasan atau Keterbatasan Penelitian :

Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat


mempengaruhi kondisi penelitian ,adapun keterbatasan tersebut adalah:

1. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian ,karna di iringi dengan tugas dan
penelitian lain yang harus di lakukan juga.
2. Keterbatasan sulit nya menentukan informan.

D.Tujuan Penelitian :

Tujuan diadakan penelitian ini adalah :

1. Mendapat pemahaman mengenai peranan humas Smart Beauty Community dalam


interaksi antar anggota .

E.Kontribusi Penelitian:
Konstribusi Akademik :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan penelitian
komunikasi yang efektif antar anggota/kelompok.

6
Kontribusi Sosial :
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan infomai bagaimana peran humas dalam
menjalin komunikasi yang efektif antar anggota yang dapat mempeerat komunikai satu sama
lain.

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Paradigma Penelitian :


Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
Konstruktivisme ,menurut (Morissan, 2009: 107) secara teoritis teori konstruktivis
menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi menurut berbagai katogori
konsteptual yang ada dalam pemikiran.

Paradigma ini melibatkan dua aspek yaitu : hermeuntik dan dialetik .Hermeuntik
yaitu aktivitas dalam rangkaian teks-percakapan ,tulisan dan gambar. Sedangkan Dialetik
adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subyek yang di teliti dapat ditelaah
pemikiran dan membandingkan dengan cara berrpikir peneliti, dengan itu komunikasi
dan interaksi dapat di capai.

2.2 Penelitian Terdahulu :


Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur serta
mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ,peneliti belajar dari peneliti sebelum
nya demi mencegah duplikasi dan kesalahan .

7
No Nama Dan
Judul Hasil Penelitian Teori dan Metodelogi
penelitian Paradigma
1. Castly,  Metode penelitian yang Positivisme kuantitatif
Susanna (2009)  digunakan dalam penelitian ini dan S-O-R
Efektivitas adalah metode kuantitatif survey
smartnet yaitu penelitian yang mengambil
sebagai media sampel dari satu populasi dengan
komunikasi menggunakan kuesioner sebagai
internal PR alat pengumpulan data yang
untuk pokok Melalui Smartnet,
menyampaikan karyawan dapat berkomunikasi
informasi dan sebagai media praktisi PR
kepada dalam membina serta memelihara
karyawan di PT komunikasi di internal
SMART Tbk. S1 perusahaan sehingga tercipta
thesis, komunikasi yang harmonis, cepat,
Universitas mudah, murah dan efektif
Mercu Buana

2. Neni  Fokus dari penelitian ini adalah Positivisme dan Kuantitatif


Yulianita untuk mempelajari keterampilan Positivis
Pengaruh pribadi dan fungsi kepemimpinan
Kepemimpin manajer hubungan masyarakat
an Manajer yang dianggap akan
Public memengaruhi kualitas manajemen
Relations hubungan masyarakat untuk
terhadap meningkatkan efektivitas sistem
Kualitas komunikasi organisasinya.
Manajemen Pendekatan yang digunakan
Public dalam penelitian ini adalah

8
Relations dan pendekatan sistem dalam konteks
Korelasinya ilmu sosial yang terkait dengan
dengan pendekatan interdisipliner dari
Efektivitas perspektif psikologi, komunikasi,
Sistem sosiologi, dan manajemen.
Komunikasi Adapun metode yang digunakan
Perusahaan adalah "" Metode Survei
Penjelasan "". Objek penelitian
dilakukan di 19 BUMN di DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Untuk
mengumpulkan data, peneliti
menggunakan kuesioner,
wawancara mendalam, observasi,
dan studi pustaka. Kuesioner
dibagikan kepada 85 responden di
antara Public Relations Officer
(PRO) dan 96 responden di
kalangan manajer perusahaan..
Kesimpulan dari hasil hipotesis
menggunakan Path AnalysisSis-
Statistik Uji dan Koefisien
Korelasi ProductMoment 'r'
ofident bahwa hipotesis utama
atau subhypotheses yang
diusulkan diterima. Manajemen
Humas memiliki hubungan yang
signifikan dengan efektivitas
sistem komunikasi perusahaan.

3. Mufrida penelitian ini menggunakan Konstruktivisme Kualitatif

9
Sofiana, pendekatan deskriptif kualitatif
B06212026, penelitian kualitatif. Sesuai
2016. Instagram dengan persoalan tersebut maka
Sebagai Media teknik pengumpulan data yang
Publikasi digunakan adalah pengamatan,
Humas wawancara mendalam dan
Pemerintah dokumentasi.
Kota Surabaya Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) proses pengunggahan
pesan dalam akun instagram
Humas Pemerintah Kota
Surabaya di maksudkan untuk
media publikasi mereka,
unggahannya berisi tentang kota
surabaya baik itu lingkungan
maupun kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya. (2) kurangnya SDM
yang dikhususkan untuk
menangani dan menghandle akun
instagram Humas Pemerintah
Kota Surabaya adalah salah satu
hambatannya
4. Anisa Andiani Penelitian ini bertujuan untuk Konstruktivisme Kualitatif
Gumelar, mengetahui sejauh mana
EFEKTIVITAS pengaruh efektivitas kegiatan
KEGIATAN gathering divisi Humas Hijabers
GATHERING Community Bandung terhadap
DIVISI loyalitas member. Penelitian ini
HUMAS menggunakan penelitian
HIJABERS kuantitatif dengan metode survei.

10
COMMUNITY Teknik pengumpulan data yang
BANDUNG digunakan adalah observasi,
TERHADAP wawancara, angket, studi pustaka
LOYALITAS dan internet Searching. Populasi
MEMBERNYA penelitian berjumlah 130 dengan
menggunakan Teknik simple
random sampling peneliti
membagikan angket kepada 57
responden. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada pengaruh
antara jangkauan member
terhadap loyalitas member yang
signifikan dan positif dengan
korelasi yang cukup, ada
pengaruh yang signifikan dan
positif antara respon member
terhadap loyalitas member
dengan korelasi yang cukup

Meskipun penelitian ini tentang komunikasi efektif Public Relation (Humas)


pada suatu perusahaan namun focus penelitian ini memfokuskan terhadap komunikasi
efektif di media social line oleh humas komunitas smart beauty community .

2.3 Konsep Komunikasi


1. pada penelitian yang saya buat memakai metode penelitian kualitatif dan membahas
tentang komunikasi efektif di dalam media line komunitas SMB, sedangkan pada
penelitian Castly Susana memakai metode kuantitatif dan membahas komunikasi
praktisi PR di kalangan karyawan. Persamaan nya adalah Sama sama menjelaskan
tentang komunikasi yang efektif oleh Public Realation(HUMAS)

2.3.1 Komunikasi Efektif

11
Kata atau istilah komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya adalah
dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Secara sederhana, komunikasi itu disebut efektif apabila pemahaman penerima
sama dengan pemahaman pengirim atas pesan yang disampaikan. Sesungguhnya, bagi
Stuart L. Tubbs dan Sylvia Moss, ini baru salah satu unsur dari kriteria efektivitas
komunikasi. Menurut mereka, komunikasi yang efektif paling tidak dicirikan oleh lima
hal yaitu (Tubbs dan Moss, 1996:23-28):
a. Pengertian
b. Kesenangan
c. Mempengaruhi sikap komunikan
d. Hubungan sosial yang lebih baik
e. Komunikan melakukan tindakan yang diingini oleh komunikator.

Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di


antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam
Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari
tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

2.3.2 Media Sosial


Kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan,
media sosial telah merubah cara berkomunikasi dalam masyarakat. Kehadiran media
sosial bahkan membawa dampak dalam cara berkomunikasi di segala bidang, kehadiran
media sosial tersebut ternyata membawa dampak perubahan cara berkomunikasi dari
konvensional menjadi modern dan serba digital, namun juga menyebabkan komunikasi
yang berlangsung menjadi lebih efektif. Dengan adanya media sosial, komunikasi
menjadi lebih mudah dan cepat serta lebih transparan dalam menyampaikan informasi.

12
2.3.3 Line

Seorang pria berkebangsaan Korea Selatan yang merupakan dalang dari


keberhasilan salah satu aplikasi chat paling diminati di dunia sekarang ini, pria lulusan
sarjana teknik di Seoul National University ini awalnya memulai karirnya di SAMSUNG
SDS, anak perusahaan dari SAMSUNG Group. Berkat kejeniusannya dalam mengemas
LINE Mesengger, sekarang Lee termasuk dalam salah satu orang terkaya di Korea yang
dimuat oleh Forbes. Kekayaannya dilaporkan lebih dari 575 juta dolar AS. Dengan total
pengguna worldwide yang mencapai 490 juta pada September 2014, para pakar keuangan
korea sudah memastikan bahwa penemuannya ini sudah menjadi tambang emas bagi Lee.

2.4 Uses & Gratification

Jay G. Blumler (1979) mengidentifikasi beberapa istilah yang menurutnya memiliki


keterkaitan dengan keseluruhan pilihan terhadap konten dan pola penggunaan media, antara
lain adalah:

a. Utility

b. Intensionalitas

c. Selektivitas

d. Imperviousness to influences

2.5 Model Komunikasi

13
 Model Komunikasi Lasswell

Harold D. Lasswell (1948) mengembangkan model komunikasi yang dikenal dengan


model komunikasi Lasswell. Model komunikasi Lasswell merupakan salah satu model
komunikasi linear atau model komunikasi satu arah dan merupakan model komunikasi yang
sangat berpengaruh.

Model komunikasi Lasswell memiliki 5 komponen, yaitu :

 who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.


 says what (message) – isi pesan.
 channel (media) – medium atau media.
 to whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
 with what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan.

Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian untuk
mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara keseluruhan

14
BAB III

METODELOGI

3.1 Pendeketan penelitian/ Alasan:

a. Jenis penelitian kualitatif memberikan gambaran atau deskritif permasalahan yang berupa
kata –kata ,ungkapan atau pendapat yang mempermudah dalam melakukan penelitian
secara langsung atau wawancara .
b. Peneliti dapat memahami secara mendalam situasi dalam peranan humas yang dapat di
pelajari dalam menjalani tugas Humas.
c. Peneliti memilih subyek Valentina Bangun selaku Humas dari komunitas Smart Beauty
dan mempersuasi melalui pesan teks .

3.2 Teknik pengumulan data :

Pengumpulan data yang di lakukan yaitu menggabungkan sumber yang di dapati melalui:

a. Observasi
Di lakukan dengan mengamati komunitas Smart Beauty Community di dalam grup
maupun secara langsung ketika event berlangsung.

b. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan tepat mengenai “peran humas smart beauty community dalam komunikasi antar
anggota di Smart Beauty Community “

c. Dokumentasi :
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh informasi berupa rekaman dan bukti foto
wawancara meliputi hasil pembicaraan antara peneliti dan informan.

15
3.3 Metode yang digunakan :

Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi karna peneliti ingin mengetahui


bagaimana pengalaman cara komunikasi humas terhadap para anggota nya .

Karna fenomenologi mempelajari dan memahami makna yang di alami dengan demikian hal
tersebut harus melalui sudut pandang yang bersangkutan sebagai subyek yang mengalami
langsung .

3.4 Bagan Alur Penelitian :

Identifikasi

Tujuan Penelitian Penulisan pPenelitian Pembahasan

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian :

Penelitian ini akan dilaksanakan pada februari 2020 dengan menyesuaikan waktu
narasumber di daerah Jakarta pusat Mall Grand Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Cetakankesembilanbelas

Wasesa, Silih Agung & Macnamara, Jim. 2010, Strategi Public Relation ,Gramedia, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai