A. Kastrasi Tertutup
Kastrasi tertutup pada umumnya dilakukan ternak yang memilki organ kelamin
menggantung dan menjauh dari tubuh seperti pada domba, kambing, dan sapi. Sedangkan
kastrasi terbuka umum dilakukan pada ternak yang kelaminnya menempel atau dekat dengan
tubuhnya contohnya ternak babi.
Kastrasi tertutup menggunakan tang burdizzo digunakan untuk menjepit leher secrotum
(saluran testis) pada domba yang sudah dewasa. Dengan tujuan untuk menghambat saluran
testis dan akhirnya fungsi testis semakin lama semakin mengering cara ini tidak
menimbulkan luka dan pendarahan maka dari itu kastrasi ini disebut dengan metode tertutup.
Kastrasi dengan tang burdizzo dapat menimbulkan kegagalan kalau cara penjepitannya
kurang sempurna. Tujuan penjepitan diarahkan pada pemutusan hubungan penyediaan darah
darah ke testis dan pemutusan saluran mani dan testis serta menjaga agar dalam proses
degenerasi secrotum tidak terjadi pembusukan.
Penjepitan dilakukan dua kali, pertama dilakukan pada saluran mani atau leher
secrotum yang kiri selama kurang dari 15 menit dan kedua pada saluran secrotum atau leher
skrotum yang kanan dengan lama penjepitan selama 15 menit. Supaya tidak terjadi kerusakan
pada skrotum maka penjepitan harus diberi jarak antara testis sebelah kanan dan kirinya.
Pelaksaan penjepitan agak miring, maksudnya agar masih ada saluran atau hubungan
pengaliran udara pada skrotum lewat kulit skrotum. Untuk melihat hasil akhir pelaksaan
kastrasi, kita dapat melihatnya pada bulan berikutnya. Apabila skrotum yang dijepit itu tetap
tumbuh besar maka kastrasi tersebut dikatakan gagal sedangkan apabila skrotum itu mengecil
dan hilang sama sekali itu berarti kastrasi kita berhasil.
Daftar Pustaka
Natsir, A., 2014. Ekskresi Derivat Purin dan estimasi suplai protein mikroba pada ternak domba yang
mendapat suplemen protein berbeda. JITV, 19(3).
https://www.ilmuternak.com/2015/02/kastrasi-pengebirian-pada-ternak.html