Anda di halaman 1dari 14

NAMA : DELVINA WALYAFI

NIM : 20031131

JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN KIMIA


1. Pendahuluan
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga
biologi bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga proses penemuan berupa penelitian. Sehingga para pelajar dapat
membuktikan bahwa konsep atau prinsip yang ada pada buku benar adanya. Untuk
membuktikan konsep tersebut para mahasiswa harus melakukan eksperimen atau percobaan.
Dalam percobaan dapat dilakukan di laboratorium. Karena itulah di setiap perguruan tinggi
mutlak adanya laboratorium yang lengkap dan terpadu guna memperlancar proses
perkuliahan yang berhubungan dengan membutikan suatu teori yang telah ada. Didalam
kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal
dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia. Bahan kimia tersebut
digunakan sebagai pereaksi. Oleh karena itu mahasiswa biologi pun perlu memiliki
pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan dalam
praktikum. Pengatahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan
agar mahasiswa mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian praktikum
dapat berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindari.
Rumusan masalah yang akan dibahas mengenai penanganan bahan kimia yaitu:
 Tingkat kemurnian bahan kimia
 Sifat-sifat bahan kimia
 Hazar Symbols : Safety (S), Risk (R)
 Penanganan limbah bahan kimia

2. Isi
A. Berdasarkan tingkat kemurniannya bahan kimia dikelompokkan menjadi beberapa yaitu :
a. Tingkat Teknis (Technical Grade)
Zat kimia yang mempunyai kemurnian paling rendah, zat-zat/bahan kimia ini umumnya
digunakan untuk kebutuhan industri. Biasanya digunakan untuk keperluan sebagai
larutan pencuci/pembersih, dan untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif).
b. Tingkat Farmasi (Pharamaceutical Grade)
Bahan kimia pada tingkat ini kemurniannya memenuhi standar USP (united States
Pharmacopeia) dan biasanya digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan
kedokteran. Jika digunakan sebagai pereaksi kimia di laboratorium, tingkat kemurnian
ini cukup memenuhi kecuali untuk analisis kimia.
c. Tingkat Murni (Chemically Pure)
Zat ini kemurniannya lebih rendah (90-95%). Tidak ada ketentuan khusus mengenai
aturan kebakuan umum terhadap tingkat kemurniannya. Oleh karena itu, biasanya setiap
pabrik pembuatnya mencantumkan keterangan mengenai tingkat kemurnian. Umumnya
bahan kimia pada tingkat ini dapat digunakan sebagai pereaksi analisis. Akan tetapi,
untuk proses analisis kimia tertentu, bahan kimia pada tingkat ini perlu diuji lagi
ketidakmurnian sebelum digunakan, istilah lain untuk tingkat ini ialah GPR (General
Purpos Reagents)
d. Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
Zat kimia ini memiliki kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah mencantumkan
kadar kemurnian zat dan kotoran yang terkandung didalamnya. Biasanya digunakan
untuk penelitin yang memerlukan ketelitian tinggi terutama dalam laboratorium
analitik.
B. Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi bahan kimia mudah
terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, beracun, bahan radioaktif, bahan
korosif dan penyebab korosi.
1. Bahan mudah terbakar (Flammable)
Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan
padat dalam bentuk debu cika tercampur dengan udara.
a) Bahan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat:
 Mudah menguap
 Uap cairan dapat menimbulkan api dalam kondisi normal
 uap cairan menyebar memenuhi ruangan
 Sebagian besar uap lebih berat dari udara sehingga cenderung berada di
permukaan lantai.
b) Contoh-contoh bahan yang udah terbakar
 Pelarut dan pereaksi seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,
Karbondisulfida, etil alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, dll.
 Bahan Organik seperti AL, Mg, Zn, K, Na, gas Etilen, Metana, Butana,
dll.
c) Penanganan dan Penyimpanan
 Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan
dipermukaan yang panas.
 Simpan pada tempat yang memiliki ventilasi baik
 Sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan
lagi, kembalikan kebotol semula
 Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila kebakaran kecil gunakan kain
basah atau pasir.
 Pada saat memanaskan bahan kimia, jangan melebihi ½ kapasitasnya
 Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke bak cuci
 Jangan menyimpan cairan yang mudah terbakar dekat dengan
pengoksidasi atau bahan korosif.
 Kontrol semua bahan secara periodik

2. Bahan pengoksidasi (Oxidizing)


Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
a. Sifat-Sifat
 Mudah bereaksi dengan oksigen
 Tidak mudah terbakar
 Bila berekasi dengan zat mudah terbakar, dapat terbakar secara signifikan
 Biasanya zat anorganik
b. Contoh Bahan Pengoksidasi, yaitu : Chlorat, Perchlorat, Bromat, Peroksida, Asam
Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Petinanganat, Bromin, Khlorin, Fluorin dan Iodin
yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) sehingga
dikelompokkan menjadi bahan pengoksidasi.
c. Penanganan dan Penyimpanan
 Hindari penyimpanan di tempat panas
 Sediakan bahan ini secara minimum
 Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar
 Simpan secara aman dengan ventilasi yang baik
 Kontrol bahan secara teratur

3. Bahan mudah meledak (Explosive)


Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan),
ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene
(TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3). Contoh lainnya adalah Asetilena
dan amonium nitrat.
Penaganan dan Penyimpanan, ialah :
 Biasakan melakukan eksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemari uap
 Gunakan dalam jumlah sedikit
 Gunakan alat yang layak, seperti gelas tebal, yang stabil oleh tekanan
 Lakukan pengamatan dari belakang layar pengaman atau gunakan pelindung
seperti masker.
 Kontrol bahan secara teratur

4. Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan
atau kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru,
dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati,
atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-
zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan
keringat.
Contoh bahan beracun ialah : Anilin, Benzen, Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid,
Asam Format, Hidrogen Chlorida, Antimon, Arsen, Barium, Berillium, Boron, Hidrogen
Cyanida, Hidrogen Peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Nitrobenzen, Phenol,
Sulfurdioksida, Logam-logam, Chromium, Mercury (air raksa), Perak, dan Timah.
Penanganan dan Penyimpanan:
 Gunakan bahan sambil hidung ditutup atau berventilasi baik
 Gunakan pelindung, seperti kacamata, sarung tangan, dan jas lab
 Botol harus selalu memiliki tabel dan disimpan di lemari yang terkunci
 Cuci tangan sampai bersih sebelum meninggalkan laboratorium
 Taburkan tanah atau pasir jika bahan tumpah ke lantai sampai terserap
kemudian uapkan tanah/pasir terrsebut di dalam oven.
5. Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan
seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan,
iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Sifat-Sifat bahan korosif yaitu:
 Cairan yang tidak dapat terbakar
 Sebagian mudah menguap
 Merusak jaringan pada tubuh manusia
 Merusak alat-alat yang digunakan
 Bila asam pH <2 dan bila basa pH >11,5
Contoh bahan Korosif ialah, Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Natrium
Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perchlorat, Ammonia, Bromin,
Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol,karbondioksida padat, Asam Format, Hidrogen
Peroksida, Fosfor Merah dan Fosfor kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak
Nitrat dan Logam Natrium.
Cara penanganan dan penyimpanan :
 Simpan di tempat yang sesuai daan lakukan pengontrolan dan pengawasan.
 Ikuti aturan penyimpanan
 Simpan di laboratorium dalam jumlah minimum
 Gunakan selalu pelindung, seperti sarung tangan, jas lab, dan kacamata
 Jangan sampai tumpah dan jika bersentuhan dengan kulit, cucilah dengan air
dan sabun
 Untuk setiap bahan yang tidak dapat dicuci dengan air gunakan emulsi pembersih
kemudian basuh dengan sabun dan air
6. Radioaktif
Penggunaan bahan radioaktif harus sangat hati-hati karena efek radiasi dapat menyebabkan
kerusakan sel secara permanen, kebakaran dan kematian.
Bahan radiasi ada empat jenis;
 Partikel alfa (), berupa ion helium bermuatan positif. Memiliki daya tembus
rendah tetapi daya ionisasi besar.
 Partikel beta(), merupakan ion partikel hasil pecahan isotop radioaktif berenergi
tinggi, bermuatan negatif, berenergi tinggi daya tembus dan ionisasi sedang.
 Sinar gamma (ᵧ), berupa gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari
perubahan inti atom radioaktif.
 Sinar X, dihasilkan dari tabung sinar-X

C. Hazard Symbols : Safety (S), Risk (R).


Hazard Symbols/Simbol Bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan
tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain.
Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi
standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang,
perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Simbol
bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang
Bahan Berbahaya.
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
1. Lambang E (explosive), berarti bahan kimia bersifat dapat meledak. Hindari dari
tumbukan, benturan, gesekan, panas dan loncata api.

2. Lambang F (highly flammable), berarti bahan kimia bersifat mudah


menyala/terbakar. hindari dari api, nyala, loncatan bunga api, dan panas.

3. Lambang F+ (extremely flammable), berarti bahan kimia bersifat sangat mudah


terbakar. Hindari dari api, nyala, locatan bunga api, dan panas.

4. Lambang T (Toxic), berarti bahan kimia bersifat racun. Hindarkan kontak dengan
kulit, mata dan pernafasan.

5. Lambang O (Oxidant Substance), berarti bahan kimia bersifat pengoksidasi. Hindari


dari bahan yang mudah terbakar, panas dan api.
6. Lambang T+ (very toxic), berarti bahan kimia bersifat racun kuat.

7. Lambang C (corrosive), berarti bahan kimia bersifat korosif, atau dapat merusak
jaringan hidup.

8. Lambang Xi (irritant), berarti bahan kimia dapat menyebabkan iritasi terhadap


jaringan atau organ tubuh.

9. Lambang N (dangerous for the environment), berarti bahan kimia bersifat berbahaya
bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan

10. Lambang Xn (harmful), berarti bahan kimia dapat melukai jaringan atau organ tubuh
Safety Symbols
a. No access for unauthorized persons!

b. Fire, naked light and smoking prohibited!


c. No acccess for persons with pacemakers during experiments!

d. Don not switch! Work in progress on the electrical.

e. The highway code applies. Speed limit 30Km/h: parking restricted to


designated areas.

f. Caution – Ionizing Radiation!

g. Attentiom – dangerous electrical voltage!

h. Attention – laser beam! No access for unauthorized persons!

i. Attention – crane area : Suspended loads!

j. Handling of hazardous substances restricted to qualified persons!


k. Inform your superior immediately in the event of an accident. Treat earch
injury immediately and note in the first aidlogbook

l. Always keep emergency exits clear

m. Suitable protection, e.g helmet

n. Fire extinguishers anda alarm system must be kept accessible.

o. MPE is insured with VBG-Verwaltungs-Berufsgenossenschaft. All work


must be carried out giving consideration to the valid occupational safety and
accident prevention regulations.
p. .

D. Penanganan limbah bahan kimia


Selain menjaga keselamatan kerja selama di laboratorium, penting juga untuk
menjaga kebersihan dan usai praktikum di laboratorium. Hal ini dikarenakan bahaya
bahan kimia yang tidak di simpan setelah pemakaian ataupun yang menempel pada
tubuh, dan pakaian (jaslab). Oleh karena itu perlunya aturan, kebijakan, dan
pengawasan dalam menggunakan laboratorium yaitu dalam penanganan dan
pengolahan limbah kimia
1. Sampah-sampah kimia yang berbahaya harus ditempatkan pada wadah yang
diberi label dengan warna yang mecolok. Label tersebut diberi keterangan
terkait nama lengkap bahan (tunggal atau campuran), mulai penyimpanan,
tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya.
2. Aturan pembuangan sampah kimia, yaitu :
 Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air
 Pelarut-pelarut organik.
 Logam berat
 Sianida, sulfida
 Bahan-bahan padat
 Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus, demikian
juga bahan bersifat karsinogenik.
 Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah (dioksidasi,
direduksi, dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang kurang berbahaya
sebelum ditempatkan dalam wadah-wadah pembuangan.
 Alkali kuat harus dinetralisir sebelum dibuang, sedangkan asam kuat
harus dinetralkan dengan sodium bikarbonat sebelum dibuang.
 Bahan kasino genik
Beresiko tumor dan kanker pada seseorang. Cara penyimpanannya
ialah :
 Bahan tersebut dipesan sebanyak yang diperlukan saja
 Wadah penyimpan harus aman betul
 Semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dalam almari
yang aman berventilassi
 Penanganan :
Bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera
dicuci dengan air dingin selama + 5 menit
3. Penanganan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini
dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah
penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai
limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.
4. Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang
sering dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau
polietilen. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika
limbah bersifat asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan
cepat. Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.
5. Kondisi tutup penutup wadah
Tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukkan limbah ke dalam botol.
Jika dikhawatirkan terjadi tekanan yang kuat pada wadah, maka tutupnya
agak dilonggarkan. Jangan meninggalkan corong di wadah penyimpanan
limbah. Corong yang digunakan pindah-pindah dari satu botol ke botol lain
dapat menghasilkan gas atau ledakan, karena terjadi pencampuran limbah
melalui corong yang tidak dicuci.
6. Cara Memisahkan Limbah Kimia Laboratorium
Pemisahan limbah laboratorium sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan
keamanan lingkungan. Bahan kimia atau limbah yang dapat disimpan dalam
satu area harus mempunyai sifat yang sama atau kompatibel. Jangan
menyimpan bahan kimia atau limbah berdekatan satu sama lain untuk :
 Asam dengan basa
 Bahan organik dengan asam
 Senyawa sianida, sulfida atau arsen dengan asam
 Logam alkali, alkil litium, dan lain-lain dengan limbah
 Logam reaktif atau bentuk serbuk dengan material yang mudah
terbakar
 Merkuri atau perak dengan senyawa yang mengandung ammoium
7.

3. Kesimpulan
Laboratorium mempunyai potensi berbahaya bagi kesehatan para penggunanya, namun potensi
bahaya tersebut bukan tak dapat dikendalikan, dengan adanya kesadaran serta didukung dengan
pengetahuan tentang bahan kimia dan sifat-sifatnya, kecelakaan dapat dihindarkan, dikurangi,
bahkan ditiadakan sama sekali. Sehingga laboratorium bukan menjadi tempat yang menakutkan
dan berbahaya. Oleh karena itu perlunya mengenal dan mengetahui bahan kimia serta cara
penanganan bahan kimia tersebut agar keselamatan tetap terjaga saat bekerja di laboratorium.
4. Daftar pustaka
 Seputar Bahan Kimia. Diakses pada tanggal 4 November 2020 melalui
http://seputarbahankimia.blogspot.com/2016/04/tingkat-spesifikasi-bahan-kimia.html
 Pengenalan dan penanganan bahan-bahan kimia. Diakses pada tanggal 4 November
2020 melalui https://docplayer.info/58885910-Pengenalan-dan-penanganan-bahan-
bahan-kimia.html
 Imam Khasan, S. 1983. Tinjauan Umum Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium.
Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani bahan Kimia Berbahaya 5-9 Desember
1983. LKN; Bandung.
 Djupripadmawinata, et al. (1981). Pengelolaan Laboratorium IPA-II (Lanjutan).Jakarta
: P3G
 Tivannyindah (2013, November 14). Sifat-sifat Bahan Kimia. Blogspot. Diakses pada
tanggal 4 November 2020 melalui
https://tivannyindahkurnia.wordpress.com/2013/11/14/sifat-sifat-bahan-kimia/
 Ramdhan, B. 2009. UMMI.
 Ranawidjaja, J. 1988. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Bharata.
 Wirjosoemarto, K. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: UPI

Anda mungkin juga menyukai