NIM : 20031131
2. Isi
A. Berdasarkan tingkat kemurniannya bahan kimia dikelompokkan menjadi beberapa yaitu :
a. Tingkat Teknis (Technical Grade)
Zat kimia yang mempunyai kemurnian paling rendah, zat-zat/bahan kimia ini umumnya
digunakan untuk kebutuhan industri. Biasanya digunakan untuk keperluan sebagai
larutan pencuci/pembersih, dan untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif).
b. Tingkat Farmasi (Pharamaceutical Grade)
Bahan kimia pada tingkat ini kemurniannya memenuhi standar USP (united States
Pharmacopeia) dan biasanya digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan
kedokteran. Jika digunakan sebagai pereaksi kimia di laboratorium, tingkat kemurnian
ini cukup memenuhi kecuali untuk analisis kimia.
c. Tingkat Murni (Chemically Pure)
Zat ini kemurniannya lebih rendah (90-95%). Tidak ada ketentuan khusus mengenai
aturan kebakuan umum terhadap tingkat kemurniannya. Oleh karena itu, biasanya setiap
pabrik pembuatnya mencantumkan keterangan mengenai tingkat kemurnian. Umumnya
bahan kimia pada tingkat ini dapat digunakan sebagai pereaksi analisis. Akan tetapi,
untuk proses analisis kimia tertentu, bahan kimia pada tingkat ini perlu diuji lagi
ketidakmurnian sebelum digunakan, istilah lain untuk tingkat ini ialah GPR (General
Purpos Reagents)
d. Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
Zat kimia ini memiliki kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah mencantumkan
kadar kemurnian zat dan kotoran yang terkandung didalamnya. Biasanya digunakan
untuk penelitin yang memerlukan ketelitian tinggi terutama dalam laboratorium
analitik.
B. Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi bahan kimia mudah
terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, beracun, bahan radioaktif, bahan
korosif dan penyebab korosi.
1. Bahan mudah terbakar (Flammable)
Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan
padat dalam bentuk debu cika tercampur dengan udara.
a) Bahan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat:
Mudah menguap
Uap cairan dapat menimbulkan api dalam kondisi normal
uap cairan menyebar memenuhi ruangan
Sebagian besar uap lebih berat dari udara sehingga cenderung berada di
permukaan lantai.
b) Contoh-contoh bahan yang udah terbakar
Pelarut dan pereaksi seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,
Karbondisulfida, etil alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, dll.
Bahan Organik seperti AL, Mg, Zn, K, Na, gas Etilen, Metana, Butana,
dll.
c) Penanganan dan Penyimpanan
Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan
dipermukaan yang panas.
Simpan pada tempat yang memiliki ventilasi baik
Sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan
lagi, kembalikan kebotol semula
Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila kebakaran kecil gunakan kain
basah atau pasir.
Pada saat memanaskan bahan kimia, jangan melebihi ½ kapasitasnya
Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke bak cuci
Jangan menyimpan cairan yang mudah terbakar dekat dengan
pengoksidasi atau bahan korosif.
Kontrol semua bahan secara periodik
4. Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan
atau kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat
tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru,
dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati,
atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-
zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan
keringat.
Contoh bahan beracun ialah : Anilin, Benzen, Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid,
Asam Format, Hidrogen Chlorida, Antimon, Arsen, Barium, Berillium, Boron, Hidrogen
Cyanida, Hidrogen Peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Nitrobenzen, Phenol,
Sulfurdioksida, Logam-logam, Chromium, Mercury (air raksa), Perak, dan Timah.
Penanganan dan Penyimpanan:
Gunakan bahan sambil hidung ditutup atau berventilasi baik
Gunakan pelindung, seperti kacamata, sarung tangan, dan jas lab
Botol harus selalu memiliki tabel dan disimpan di lemari yang terkunci
Cuci tangan sampai bersih sebelum meninggalkan laboratorium
Taburkan tanah atau pasir jika bahan tumpah ke lantai sampai terserap
kemudian uapkan tanah/pasir terrsebut di dalam oven.
5. Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan
seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan,
iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Sifat-Sifat bahan korosif yaitu:
Cairan yang tidak dapat terbakar
Sebagian mudah menguap
Merusak jaringan pada tubuh manusia
Merusak alat-alat yang digunakan
Bila asam pH <2 dan bila basa pH >11,5
Contoh bahan Korosif ialah, Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Natrium
Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perchlorat, Ammonia, Bromin,
Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol,karbondioksida padat, Asam Format, Hidrogen
Peroksida, Fosfor Merah dan Fosfor kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak
Nitrat dan Logam Natrium.
Cara penanganan dan penyimpanan :
Simpan di tempat yang sesuai daan lakukan pengontrolan dan pengawasan.
Ikuti aturan penyimpanan
Simpan di laboratorium dalam jumlah minimum
Gunakan selalu pelindung, seperti sarung tangan, jas lab, dan kacamata
Jangan sampai tumpah dan jika bersentuhan dengan kulit, cucilah dengan air
dan sabun
Untuk setiap bahan yang tidak dapat dicuci dengan air gunakan emulsi pembersih
kemudian basuh dengan sabun dan air
6. Radioaktif
Penggunaan bahan radioaktif harus sangat hati-hati karena efek radiasi dapat menyebabkan
kerusakan sel secara permanen, kebakaran dan kematian.
Bahan radiasi ada empat jenis;
Partikel alfa (), berupa ion helium bermuatan positif. Memiliki daya tembus
rendah tetapi daya ionisasi besar.
Partikel beta(), merupakan ion partikel hasil pecahan isotop radioaktif berenergi
tinggi, bermuatan negatif, berenergi tinggi daya tembus dan ionisasi sedang.
Sinar gamma (ᵧ), berupa gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari
perubahan inti atom radioaktif.
Sinar X, dihasilkan dari tabung sinar-X
4. Lambang T (Toxic), berarti bahan kimia bersifat racun. Hindarkan kontak dengan
kulit, mata dan pernafasan.
7. Lambang C (corrosive), berarti bahan kimia bersifat korosif, atau dapat merusak
jaringan hidup.
9. Lambang N (dangerous for the environment), berarti bahan kimia bersifat berbahaya
bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan
10. Lambang Xn (harmful), berarti bahan kimia dapat melukai jaringan atau organ tubuh
Safety Symbols
a. No access for unauthorized persons!
3. Kesimpulan
Laboratorium mempunyai potensi berbahaya bagi kesehatan para penggunanya, namun potensi
bahaya tersebut bukan tak dapat dikendalikan, dengan adanya kesadaran serta didukung dengan
pengetahuan tentang bahan kimia dan sifat-sifatnya, kecelakaan dapat dihindarkan, dikurangi,
bahkan ditiadakan sama sekali. Sehingga laboratorium bukan menjadi tempat yang menakutkan
dan berbahaya. Oleh karena itu perlunya mengenal dan mengetahui bahan kimia serta cara
penanganan bahan kimia tersebut agar keselamatan tetap terjaga saat bekerja di laboratorium.
4. Daftar pustaka
Seputar Bahan Kimia. Diakses pada tanggal 4 November 2020 melalui
http://seputarbahankimia.blogspot.com/2016/04/tingkat-spesifikasi-bahan-kimia.html
Pengenalan dan penanganan bahan-bahan kimia. Diakses pada tanggal 4 November
2020 melalui https://docplayer.info/58885910-Pengenalan-dan-penanganan-bahan-
bahan-kimia.html
Imam Khasan, S. 1983. Tinjauan Umum Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium.
Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani bahan Kimia Berbahaya 5-9 Desember
1983. LKN; Bandung.
Djupripadmawinata, et al. (1981). Pengelolaan Laboratorium IPA-II (Lanjutan).Jakarta
: P3G
Tivannyindah (2013, November 14). Sifat-sifat Bahan Kimia. Blogspot. Diakses pada
tanggal 4 November 2020 melalui
https://tivannyindahkurnia.wordpress.com/2013/11/14/sifat-sifat-bahan-kimia/
Ramdhan, B. 2009. UMMI.
Ranawidjaja, J. 1988. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Bharata.
Wirjosoemarto, K. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: UPI