Makalah Sejarah Perkembangan Farmasi Di Indonesia
Makalah Sejarah Perkembangan Farmasi Di Indonesia
Makalah Sejarah Perkembangan Farmasi Di Indonesia
DI INDONESIA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Penyusun
Azhari Firmansyah (0020004)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Farmasi Di Indonesia” tepat
waktu. Shawalat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasulullah SAW semoga syafaatnya
mengalir pada kita kelak.
Makalah “Sejarah Perkembangan Farmasi Di Indonesia” disusun guna memenuhi tugas
pada mata kuliah Bahasa Indonesia di STIKES Bogor Husada. Makalah ini membahas tentang
perkembangan farmasi khususnya di Indonesia, dimana usia farmasi di Indonesia masih relatife
muda, namun perkembangan farmasi berkembang cukup pesat dengan banyak berdirinya
sekolah-sekolah kefarmasian, banyak berdirinya industri-industri farmasi serta sudah di atur pula
dalam undang-undang tentang kehidupan farmasi di Indonesia. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang sejarah farmasi di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Lussy Citra Resmi.,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Azhari Firmansyah
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan.......................................................................................6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan farmasi di indonesia sudah berkembang dengan baik hal ini
bisa dilihat dengan berdirinya Industri farmasi, Tenaga kefarmasiaan, dan sekolah menegah
farmasi ataupun Perguruan Tinggi farmasi. Untuk profesi farmasi di indonesia sudah banyak
di minati oleh masyarakat hal ini di karenakan prospek kerja atau masa depannya
menjanjikan dan mampu membuat sebuah lapangan kerja sendiri.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Sejarah Perkembangan Farmasi
di Indonesia” yang akan membahas sejarah dunia pengobatan atau sejarah dari farmasi di
indonesia serta perkembangannya hingga saat ini.
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu di Indonesia.
1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka yang
menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis mengenai
lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
perkembangan kefarmasian. Mitologi, konsep dan praktek pengobatan, praktisi/profesi
pengobatan, bentuk sediaan obat serta bahan obat di berbagai jaman atau di suatu
kebudayaan tertentu ternyata tidak hanya mendasari dan mempengaruhi perkembangan
ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran saat ini, namun mendasari dan mempengaruhi
perkembangan ilmu pengobatan tradisional di suatu suku bangsa tertentu, bahkan
beberapa konsep dasar masih dipakai dalam sistem pengobatan tersebut.
Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan,
penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat. Farmasi sebagai
profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara
berarti setelah masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik pada masa pemerintahan
Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia
pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal secara luas oleh
masyarakat. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para tenaga farmasi
Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah yang sangat
sedikit.
Awal mulanya muncul kefarmasian, berbagai aspek dan perkembangan ilmu
kefarmasian didasarkan urutan sejarah farmasi yang seharusnya dimulai dari zaman pra
sejarah, zaman Babylonia-Assyria, zaman Mesir kuno, zaman Yunani kuno dan zaman
abad pertengahan. Namun kali ini hanya membahas bagaimana sejarahnya farmasi yang
berkembang di Indonesia. Mula – mula dari periode zaman penjajahan sampai perang
kemerdekaan, kemudian setelah perang kemerdekaan sampai tahun 1958 serta pada
periode tahun 1958 – 1967.
2.2 Pembahasan
Farmasi sebagai profesi Indonesia sebenarnya relatife masih muda dan baru
berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan .Pada zaman penjajahan, baik pada
masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa pendudukan jepang, Kefarmasian di
Indonesia pertumbuhannya sangat lambat ,dan profesinya ini belum di kenal secara luas
oleh masyarakat. Sampai proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ,para tenaga
farmasi Indonesia umumnya masih tediri dari asisten apoteker ,dengan jumlah yang
sangat sedikit .
Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark,
Australia, Jerman dan Belanda. Namun, semasa perang kemerdekaan, kefarmasiaan di
Indonesia mencatat sejarah yang sangat berarti , yakni dengan didirikannya perguruan
tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946 dan di Bandung tahun 1947. Lembaga
pendidikan Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil
yang besar bagi perkembangan sejarah kefarmasiaan pada masa-masa selanjutnya.
6
1. Periode Zaman penjahan sampai perang kemerdekaan
Tonggak sejarah kefarmasian di indonesia pada umumnya di awal dengan
pendidikan asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. Menurut
catatan yang ada, asisten apoteker warga Negara Belanda lulusan Indonesia yang
pertama adalah pada tahun 1906 yang diuji di Surabaya. Warga negara Indonesia
asli tercatat sebagai lulusan pertama pada tahun 1908 yang diuji di Surabaya dan
lulusan kedua terjadi pada tahun 1919 yang diuji di Semarang.
Didirikan Sekolah Asisten Apoteker tersebut, lulusan asisten apoteker
sedikit meningkat rata-rata 15 orang setahun bahkan pada tahun 1941 tercatat
lulusan asisten apoteker sebanyak 23 orang. Sebelum dibentuk sekolah tersebut
setahun rata-rata hanya 5 orang yang kesemuanya berasal dari pendidikan praktek
di apotek.
2. Periode setelah Perang Kemerdekaan - 1958
Pada zaman pendudukan Jepang mulai dirintis pendidikan tinggi Farmasi
dengan nama Yukagaku sebagai bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun
1944 Yakugaku diubah menjadi Yaku Dairying. Pada periode ini jumlah tenaga
farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah yang relatif
lebih besar.Pada tahun 1950 di Jakarta di buka sekolah asisten apoteker negeri
(republik) yang pertama, dengan jangka waktu pendidikan selama dua tahun.
Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat sekitar 30 orang,
sementara jumlah apoteker pun mengalami peningkatan. Pada tahun 1946 dibuka
Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten yang kemudian pindah dan berubah
menjadi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Tahun 1947
diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam
(FIPIA), Bandung sebagai bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yang
kemudian berubah menjadi Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung pada
tanggal 2 Mei 1959.
3. Periode Tahun 1958 – 1967
Pada periode ini Indonesia banyak merintis produksi obat pada
kenyataannya industri-industri farmasi mengalami hambatan dan kesulitan yang
cukup berat, yakni kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan
baku sehingga industri farmasi yang hanya bertahan yang mempunyai relasi
dengan luar Negeri. Pada tahun 1960-1965 industri farmasi mengalami kesulitan
devisa dan keadaan ekonomi yang suram ,sehingga hanya dapat memproduksi
30% dari kapasitas produksinya , sehingga penyediaan sangat terbatas dan
sebagaian besar berasal dari import, masalah selanjutnya yakni pada periode ini
7
pengawasan mutu belum dapat di lakukan dengan baik, banyak terjadi kasus
bahan baku maupun bahan obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan standar.
Pada tahun 1960-1965 Pemerintahan Republik indonesia mengeluarkan
perundang-undangan yang berkaitan dengan kefarmasian antara lain.
Pada periode ini pula hal adalah hal penting yang patut di catat dalam Sejarah
Kefarmasian Indonesia , yakni Berakhirnya Apotek Dokter dan apotek darurat.
Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal
8 juni 1962, antara lain ditetapkan:
8
Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan bahan
sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal
dari kata “Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat).
Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan fisika, cara
pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-
obatan.
Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah
farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku
farmakope yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda dipakai sebagai
referensi saja.
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I, terbit tanggal 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II, terbit tanggal 20 Mei 1965
Formularium Indonesia ( FOI ), terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II, terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia, terbit 1 April 1974
Formularium Nasional, terbit 12 Nopember 1978
Farmakope Indonesia III, terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia IV, terbit 5 Desember 1995
Farmakope Indonesia V terbit tahun 2014
9
Rumah Sakit. Dengan bertambahnya tenaga farmasi berpendidikan tinggi,
peranan ini akan semakin kecil, sehingga perlu dipikirkan untuk meningkatkan
pendidikan AA ini setingkat akademi (lulusan SMA). Mulai tahun 2000,
pendidikan menengah ini mulai “phasing out”, ditingkatkan menjadi Akademi
Farmasi.
10
saja. (Rasio yang ideal untuk perbandingan kebutuhan minimum yang lazim
diproyeksikan untuk profesi ini di bidang kesehatan ialah 1 : 15.000). Saat ini
jumlah Apoteker diperkirakan sebanyak 10.000 orang.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai tenaga kefarmasian kita harus mempelajari dan memahami tentang
sejarah perkembangan kefarmasian di Indonesia supaya kita tahu sudah sejauh mana
perjalanan farmasi di Indonesia ini, selain itu kita juga jadi mempunyai cita-cita bersama
dan semangat ekstra untuk terus memajukan farmasi di Indonesia menjadi semakin baik.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13