Silvi Kalmia (g1b119008) Dic
Silvi Kalmia (g1b119008) Dic
Di Susun Oleh:
NIM : G1B119008
UNIVERSITAS JAMBI
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. LATAR BELAKANG
IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tanggal, Tempat dan Waktu
Hari/tanggal :senin/08-februari-2021
Tempat : fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan
Waktu :14:30-15:00 (25 menit)
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : laptop,power poin,
3. Tim Pelaksana
Pembimbing Akademik : Dr.Muthia mutmainnah,M.kep,Sp.Mat
Moderator : SILVI KALMIA
Observer :-
Konsumsi :-
4. Fasilitator
Uraian tugas:
Keterangan:
Pembimbing Moderator
audiens
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
KLIEN
2. 10 menit Pelaksanaan :
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
60 % peserta menghadiri penyuluhan
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengertian Peserta
yang mengikuti penyuluhan mampumenyebutkan jenis jenis
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan jenis
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan cara pencegahan.
MATERI PENYULUHAN
PENDARAHAN DAN DIC PADA IBU HAMIL
2.1 Definisi
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-
bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan. (medicastore.com).
Disseminated Intravascular Coagulation adalah suatu sindrom yang ditandai dengan
adanya perdarahan/kelainan pembekuan darah yang disebabkan oleh karena terbentuknya
plasmin yakni suatu spesifik plasma protein yang aktif sebagai fibrinolitik yang di dapatkan
dalam sirkulasi (Healthy Cau’s)
Secara umum Disseminated Intavascular Coagulation (DIG) didefinisikan sebagai
kelainan atau gangguan kompleks pembekuan darah akibat stirnulasi yang berlebihan pada
mekanisme prokoagulan dan anti koagulan sebagai respon terhadap jejas/injury (Yan Efrata
Sembiring, Paul Tahalele).
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-
bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan.
2.2 Etiologi
DIC merupakan mekanisme perantara berbagai penyakit dengan gejala klinis
tertentu. Berbagai penyakit dapat mencetuskan DIC fulminan atau derajat rendah seperti
di bawah ini:
Penyakit yang disertai DIC fulminan
a. Bidang obstetric: emboli cairan amnion, abrupsi plasenta, eklamsia, abortus
b. Bidang hematologi: reaksi transfusi darah, hemolisis berat, transfuse massif, leukemia
c. Infeksi
- Septicemia, gram negative (endotoksin), gram negative (mikro polisakarida)
- Virus : HIV, hepatitis, varisela, virus sitomegalo, demam dengue
- Parasit : Malaria
- Trauma
- Penyakit hati akut : gagal hati akut ,ikterus obstruktif
- Luka bakar
- Penyakit ginjal menahun
- Peradangan
- Penyakit hati menahun
2.2 Patofisiologi
Pada prinsipnya DIC dapat dikenali jika terdapat aktivasi system pembekuan darah secara
sistemik. Trombosit yang menurun terus menerus, komponen fibrin bebas yang terus
berkurang, disertai tanda-tanda perdarahan merupakan tanda dasar yang mengarah curiga
DIC. Karena dipicu penyakit/trauma berat, akan terjadi aktivasi pembekuan darah, terbentuk
fibrin dan deposisi dalam pembuluh darah, sehingga menyebabkan thrombus mikrovaskular
pada berbagai organ yang mengarah pada kegagalan fungsi berbagai organ.
Akibat koagulasi protein dan platelet tersebut, akan terjadi komplikasi perdarahan.
Karena terdapat deposisi fibrin, secara otomatis tubuh akan mengaktivasi sistem fibrinolitik
yang menyebabkan terjadi bekuan intravaskular. Dalam sebagian kasus, terjadinya
fibrinolisis (akibat pemakaian alfa2-antiplasmin) juga justru dapat menyebabkan perdarahan.
Karenanya, pasien dengan DIC dapat terjadi trombosis sekaligus perdarahan dalam waktu
yang bersamaan, keadaan ini cukup menyulitkan untuk dikenali dan ditatalaksana.
Pengendapan fibrin pada DIC terjadi dengan mekanisme yang cukup kompleks. Jalur
utamanya terdiri dari dua macam : Pertama, pembentukan trombin dengan perantara faktor
pembekuan darah. Kedua, terdapat disfungsi fisiologis antikoagulan, misalnya pada system
antitrombin dan sistem protein C, yang membuat pembentukan trombin secara terus-
menerus. Sebenarnya ada juga jalur ketiga, yakni terdapat depresi sistem fibrinolitik sehingga
menyebabkan gangguan fibrinolisis, akibatnya endapan fibrin menumpuk di pembuluh darah.
Sistem-sistem yang tidak berfungsi secara normal ini disebabkan oleh tingginya kadar
inhibitor fibrinolitik PAI-1.
Seperti yang tersebut di atas, pada beberapa kasus DIC dapat terjadi peningkatan aktivitas
fibrinolitik yang menyebabkan perdarahan. DIC terjadi karena kelainan produksi faktor
pembekuan darah. Karena banyak sekali kemungkinan gangguan produksi faktor pembekuan
darah, banyak pula penyakit yang akhirnya dapat menyebabkan kelainan ini. Garis start jalur
pembekuan darah ialah tersedianya protrombin (diproduksi di hati) kemudian diaktivasi oleh
faktor-faktor pembekuan darah, sampai garis akhir terbentuknya trombin sebagai tanda telah
terjadi pembekuan darah. Pembentukan trombin dapat dideteksi saat tiga hingga lima jam
setelah terjadinya bakteremia atau endotoksemia melalui mekanisme antigen-antibodi. Faktor
koagulasi yang relatif mayor untuk dikenal ialah sistem VIIa yang memulai pembentukan
trombin, jalur ini dikenal dengan nama jalur ekstrinsik. Aktivasi pembekuan darah sangat
dikendalikan oleh faktor-faktor itu sendiri, terutama pada jalur ekstrinsik.