Anda di halaman 1dari 12

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950

Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode


Geomagnet di Situs Megalitik Tadulako Kecamatan Lore Tengah
Kabupaten Poso
Identification of Undersurface Megalite Rock Using Geomagnet Method in
Megalitic Site of Tadulako in Central Lore District Poso Regency
Bernald Marco Soro1*, Sandra Sandra1, Sitti Rugayya1 dan Badaruddin1

1
Lab. Fisika Bumi dan Kelautan Jur. Fisika Fakultas MIPA, Universitas Tadulako

ABSTRACT
The research on identification of buried megalithic rocks used the geomagnetic method
have been conducted at the Tadulako Megalithic Site in Central Lore District, Poso Regency.
This study aims to interpret the position and depth of the existence of buried megalithic
rocks. The geomagnetic method is used to obtain contours that describe the intensity
distribution of the magnetic field below the surface. Data processing is done by using daily
correction data and IGRF correction to obtain total magnetic anomalies. Interpretation of
magnetic data is done by forward modeling 2D using GM-SYS software which is quite
effective for determining position and depth based on rock susceptibility values. The results
obtained from the 4 trajectories show the position of the presence of subsurface granite
igneous rocks which are thought to be megalithic rocks in the northwest, west and southeast
of the study site. The susceptibility value of rocks obtained is 0.05 SI which is at a depth of
11-72 MBSL.
Keywords: Magnetic Anomaly, Megalithic Rock, Rock Susceptibility

ABSTRAK
Penelitian tentang identifikasi batuan megalit terpendam menggunakan metode
geomagnet telah dilakukan di Situs Megalitik Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten
Poso. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasi posisi dan kedalaman keberadaan
batuan megalit terpendam. Pengambilan data dengan menggunakan metode geomagnet akan
memperoleh kontur yang menggambarkan distribusi intensitas medan magnetik di bawah
permukaan. Pengolahan data dilakukan dengan koreksi harian dan koreksi IGRF, sehingga
diperoleh anomali magnetik total. Interpretasi data magnetik dilakukan dengan pemodelan
kedepan 2D menggunakan software GM-SYS yang efektif untuk menentukan posisi dan
kedalaman berdasarkan nilai suseptibilitas batuan. Hasil yang diperoleh dari ke 4 lintasan
menunjukkan posisi keberadaan batuan beku granit di bawah permukaan yang diduga sebagai
batuan megalit berada pada arah Barat Laut, Barat, dan Tenggara lokasi penelitian, dengan
nilai suseptibilitas batuan 0,05 SI yang berada pada kedalaman 11-72 m bmt.
Kata Kunci: Anomali Magnetik, Batuan Megalit,Suseptibilitas Batuan

Corresponding Author : bernaldmarco95@gmail.com (ph/fax: +62-82271579812)

8
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

LATAR BELAKANG feldspar (plagioklas dan K-feldspar),


kuarsa, biotit dan mineral opak
Megalit adalah batu besar yang
(Swastikawati dkk., 2014).
digunakan untuk membangun struktur atau
Situs Megalitik Tadulako terletak di
monumen. Megalit berasal dari Bahasa
Desa Doda, Kecamatan Lore Tengah,
Yunani‚ megas berarti besar, dan lithos
Kabupaten Poso. Situs ini memiliki sebaran
berarti batu. Megalitik adalah struktur yang
peninggalan megalitik yang ditaksir berusia
dibuat dari batu besar. Kebudayaan
sekitar 2000 tahun sebelum masehi berupa
Megalitikum bukanlah suatu zaman yang
benda-benda megalit yang bentuknya
berkembang tersendiri, melainkan suatu
beragam yang tersebar di atas permukaan
hasil budaya yang timbul pada zaman
tanah dan diduga masih ada yang
Neolitikum dan berkembang pesat pada
terpendam di bawah permukaan tanah.
zaman logam. Contoh hasil kebudayaan
Berdasarkan informasi Peta Geologi
Megalitikum adalah kapak persegi, kapak
Lembar Poso (Simandjuntak dkk., 1997),
lonjong, menhir, dolmen, kubur batu,
area Situs Megalitik Tadulako berada
waruga, sarkofagus, punden berundak
dalam Endapan Danau. Endapan Danau
(Samantho, 2011).
tersusun oleh lempung, lanau, pasir, dan
Tinggalan kebudayaan Megalitikum
kerikil (Gambar 1). Untuk mengidentifikasi
di Lore Tengah terdiri dari 4 jenis, yaitu
keberadaan batuan megalit di bawah
patung berbentuk manusia, kalamba, tutuna
permukaan maka dilakukan penelitian.
(merupakan penutup kalamba) dan batu
Salah satu metode geofisika yang dapat
dakon yang bentuknya tidak beraturan.
digunakan adalah metode geomagnet.
Kondisi tinggalan megalitik tersebut saat
Metode geomagnet didasarkan pada
ini terlihat telah mengalami proses
pengukuran variasi intensitas medan
kerusakan dan pelapukan, namun data pasti
magnet di permukaan bumi yang
tentang kondisi kerusakan tersebut belum
disebabkan oleh adanya distribusi benda
pernah dilaporkan. Demikian juga upaya
termagnetisasi di bawah permukaan bumi
konservasi belum dilakukan. Berdasarkan
(suseptibilitas magnetik). Benda-benda
analisis petrografi yang dilakukan tentang
megalitik memiliki kontras suseptibilitas
kajian konservasi tinggalan megalitik di
dengan batuan di sekitarnya sehingga
Lore Tengah, Sulawesi Tengah
memungkinkan untuk dideteksi dengan
menunjukan bahwa jenis batuan tinggalan
metode geomagnet.
megalitik berupa biotit granit dengan
kandungan mineral yang terdiri dari

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
9
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

kedalaman berdasarkan nilai suseptibilitas


batuan.
Metode geomagnet adalah salah satu
metode geofisika yang memanfaatkan sifat
kemagnetan bumi. Penggunaan metode
geomagnet akan memperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi suseptibilitas
batuan di bawah permukaan pada arah
horizontal. Dalam survei metode
Gambar 1 Peta Geologi Lokasi Penelitian
geomagnet yang menjadi target dari
Penelitian tentang batuan megalit pengukuran adalah variasi medan magnetik
sebelumnya telah dilakukan oleh Baso yang terukur di permukaan (anomali
(2013), tentang Identifikasi Benda-Benda magnetik). Secara garis besar anomali
Megalitik Di Situs Megalitik Pokekea medan magnetik disebabkan oleh medan
Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso magnetik remanen dan medan magnetik
dan Yusuf. M (2017), tentang Identifikasi induksi (Soemantri, 2003).
Benda-Benda Megalit Dengan Teori kemagnetan dapat dibagi dalam
Menggunakan Metode Geomagnet di Situs beberapa macam (Telford et al, 1990)
Pokekea Kecamatan Lore Tengah diantaranya yaitu :
Kabupaten Poso. Hasil penelitian Baso, a) Gaya Magnetik
mengatakan bahwa masih terdapat batuan ⃗ , yang
Gaya magnetik diberi symbol 𝑭
megalit yang terpendam di bawah
rumusnya berasal dari hukum Coulomb
permukaan tanah sedangkan Yusuf,
yang mirip dengan hukum Newton,
memperoleh indikasi keberadaan batuan
yaitu:
megalit pada kedalaman 85 hingga 114 m
⃗𝑭 = 𝒎𝟏 𝒎𝟐𝟐 𝒓
⃗ (1)
𝝁 𝒓 𝟎
bmt. Oleh karena itu, penelitian ini
b) Kuat Medan Magnet
dilakukan dengan mengukur area lain dari
Simbol dari kuat medan magnet adalah
penelitian sebelumnya dengan cakupan
⃗𝑯
⃗⃗ . Bila sebuah titik berada dalam jarak r
yang lebih baik menggunakan metode
geomagnet, dan dilakukan interpretasi data dan kutub m, kuat medan magnetik pada

magnetik yaitu pemodelan kedepan 2D titik tersebut ⃗𝑯


⃗⃗ didefinisikan sebagai

menggunakan software GM-SYS yang gaya pada satu satuan kutub magnetik:

efektif dan dapat menentukan posisi dan ⃗⃗ = 𝑭 = 𝒎𝟏𝟐 𝒓
⃗𝑯 ⃗ (2)
𝒎 𝝁 𝒓 𝟐 𝟎

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
10
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

𝒎𝟐 tidak cukup besar pengaruhnya yang bersifat magnetik dari pada batuan.
terhadap ⃗⃗⃗
𝑯 yang ada pada titik Harga k semakin besar bila jumlah mineral-
pengukuran di karenakan 𝒎𝟐 ≪ mineral magnetik semakin banyak. Harga

𝒎𝟏 . 𝒎𝟐 adalah suatu kutub fiktif di suseptibilitas untuk beberapa jenis batuan

udara (instrument). dan mineral dapat dilihat pada Tabel 1

c) Intensitas Magnetisasi Nilai suseptibilitas beberapa jenis mineral


dan batuan sedimen (Telford et al, 1990).
Intensitas magnetisasi diberi simbol 𝑰.
Suatu kutub magnetik yang diletakan Tabel 1 Nilai suseptibilitas beberapa jenis
dalam suatu medan magnet akan mineral dan batuan sedimen.
dimagnetisasi oleh pengaruh imbasnya.
Besar intensitas magnetisasi sebanding
dengan kuat medan, arahnya sesuai
dengan arah medan magnet tersebut.
Besaran ini didefinisikan pula sebagai
momen magnetik persatuan volume,
yaitu:
⃗⃗⃗
𝑴
𝑰= = 𝑰⃗⃗ 𝒙
⃗1 (3)
𝑽

Magnetisasi imbas menyebabkan


dwikutub material magnet penyearah.
Maka 𝑰 sering juga dinamakan sebagai Sumber: Telford et al, 1990.

polarisasi magnetik. Bila 𝑰 konstan dan


Secara garis besar anomali medan
mempunyai arah yang sama dimana-
magnetik disebabkan oleh medan magnetik
mana, maka tubuh magnetik tersebut
remanen dan medan magnetik induksi.
dikatakan termagnetisasi secara uniform.
Medan magnet remanen mempunyai
Suseptibilitas kemagnetan diberi peranan yang besar terhadap magnetisasi
simbol k derajat benda termagnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
ditentukan oleh besaran yang dinamakan magnetiknya serta berkaitan dengan
suseptibilitas magnetik k, yang peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
didefinisikan sebagai: sangat rumit untuk diamati. Anomali yang
𝑰 diperoleh dari survei merupakan hasil
𝒌=𝑯 (4)
gabungan medan magnetik remanen dan
Respon kuantitatif data geomagnet sangat
induksi, bila arah medan magnetik remanen
ditentukan oleh komposisi mineral-mineral
Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik
Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
11
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

sama dengan arah medan magnet induksi waktu tertentu terhadap data medan
maka anomalinya bertambah besar. magnetik yang akan dikoreksi, dapat
Demikian pula sebaliknya, dalam survei dituliskan dalam persamaan:
magnetik efek medan remanen akan ΔH = Hobs ± Hvh (5)
diabaikan apabila anomali medan magnetik
kurang dari 25% medan magnet utama b) Koreksi International Geomagnetic
bumi (Telford et al, 1990). Reference field ( IGRF)
Untuk memperoleh nilai anomali Data hasil pengukuran medan magnetik
medan magnetik yang menjadi target pada dasarnya adalah konstribusi dari 3
survei, maka data medan magnetik yang komponen dasar, yaitu medan magnetik
telah diperoleh harus dibersihkan atau utama bumi, medan magnetik luar dan
dikoreksi dari pengaruh beberapa medan medan anomali. Nilai medan magnetik
magnet lain. Secara umum beberapa utama tidak lain adalah nilai IGRF. Jika
koreksi yang dilakukan dalam survei nilai medan magnetik utama dihilangkan
magnetik (Telford et al, 1990) meliputi: dengan koreksi harian, maka kontribusi
a) Koreksi Harian medan magnetik utama dihilangkan
Koreksi harian (diurnal correction) dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRF
merupakan penyimpangan nilai medan dapat dilakukan dengan cara
magnetik bumi akibat adanya perbedaan mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai
waktu dan efek radiasi matahari dalam 1 medan magnetik total yang telah
hari. Waktu yang dimaksudkan harus terkoreksi harian pada setiap titik
mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran pada posisi geografis yang
pengukuran data medan magnetik di sesuai. Persamaan koreksinya (setelah
setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) dikoreksi harian) dapat dituliskan
yang akan dikoreksi. Apabila nilai sebagai berikut:
variasi harian negatif, maka koreksi ΔH = Hobs−HIGRF ± Hvh (6)
harian dilakukan dengan cara Pemodelan kedepan 2D (Forward
menambahkan nilai variasi harian yang Modeling 2D) adalah pembuatan model
terekan pada waktu tertentu terhadap melalui pendekatan beradasarkan intuisi
data medan magnetik yang akan geologi, berdasarkan medan magnet
dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi pengamatan, medan magnet teori (IGRF),
harian bernilai positif, maka koreksinya medan magnet harian dapat dilakukan
dilakukan dengan cara mengurangkan interpetasi berupa pemodelan bawah
nilai variasi harian yang terekam pada
Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik
Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
12
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

permukaan. Dalam interpetasi geofisika station berupa data intensitas medan


dicari suatu model yang menghasilkan magnet terukur terhadap waktu. Data hasil
respon yang cocok dengan data pengukuran mobile station berupa data
pengamatan.Dengan demikian model intensitas medan magnet terukur terhadap
tersebut mewakili kondisi bawah jarak yaitu data posisi (lintang, bujur dan
permukaan (Deniyatno, 2010). elevasi setiap titik lokasi pengukuran yang
Pemodelan kedepan (forward telah ditentukan dan waktu setiap
Modeling) data magnetik dilakukan dengan pengukuran.
benda anomali dengan geometri dan harga
kemagnetan tertentu. Untuk memperoleh
kesesuaian antara data teoritis (respon
model) dengan data lapangan dapat
dilakukan dengan proses coba-coba (trial
and error) dengan mengubah harga
parameter model (Deniyatno, 2010).

BAHAN DAN METODE

Area Situs Megalitik Tadulako yang


Gambar 2 Peta RBI Lokasi Penelitian
berlokasi di Desa Doda, Kecamatan Lore
Data yang diperoleh dari pengukuran
Tengah, Kabupaten Poso. Secara letak
di lapangan, selanjutnya dilakukan
Geografisnya berada pada 010 42’30”- 010
pengolahan dengan langkah-langkah
43’00” LS dan 1200 15’00” - 1200
sebagai berikut:
16’00”BT (Gambar 2)
1. Membuat grafik medan magnetik harian
Penelitian ini menggunakan peralatan
di base terhadap waktu dengan
dan bahan utama yaitu Dua set Proton
menggunakan Software Microsoft Office
Precision Magnetometer merk GS 19T,
Excel 2016.
jam, GPS, kompas geologi, alat tulis
2. Mencari nilai koreksi harian (Hvh)
menulis, Software Microsoft Exel 2016,
dengan menggurangkan medan magnet
Software Surfer 11, Software Arcgis, dan
bacaan base dengan nilai rata-rata
Software Geosoft.
medan magnet bacaan base setelah itu
Prosedur pengambilan data dilakukan
membuat grafik koreksi harian terhadap
dengan 3 tahap yaitu survei pendahuluan,
waktu. Dari grafik tersebut diperoleh
pengukuran base station, dan pengukuran
persamaan garisnya. Koreksi variasi
mobile station. Data hasil pengukuran base

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
13
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

harian dilakukan untuk menghilangkan berdasarkan nilai anomali magnetik tinggi


pengaruh medan magnet luar. yang terdeteksi pada lokasi penelitian dan
3. Melakukan Koreksi (IGRF) untuk melakukan pemodelan sebaran batuan
menghilangkan pengaruh dari medan penyusun megalit berdasarkan nilai
magnet utama bumi dengan mengakses suseptibilitas batuan. Adanya perbedaan
situs wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/cgi- nilai anomali magnetik pada setiap titik
bin/point-cgi pengukuran merupakan suatu bentuk
4. Menghitung data anomali magnetik total penyimpangan akibat pengaruh sifat
(∆𝑯 ) dengan persamaan (6) magnetik material yang menyusun suatu
5. Langkah selanjutnya adalah membuat batuan, utamanya yang berada dekat
peta anomali medan magnet total dengan permukaan. Berdasarkan
(∆Ttotal) dengan menggunakan software pengukuran geomagnet serta data anomali
Surfer 11. magnetik yang diperoleh maka dilakukan
6. Membuat model struktur bawah interpretasi dan pemodelan secara 2D.
permukaan menggunakan software GM-
SYS. Input data yaitu data jarak, elevasi,
dan anomali magnetik total.
7. Berdasarkan model struktur bawah
permukaan menggunakan software GM-
SYS tersebut diperoleh lapisan batuan
penyusun megalit dan diinterpretasikan
berdasarkan nilai suseptibilitas batuan
dan sesuai kondisi geologi lokasi
penelitian
Gambar 3 Peta Kontur Anomali Magnetik
HASIL DAN PEMBAHASAN Total

Pada penelitian ini dilakukan Sebelum melakukan pemodelan yang


identifikasi pada peta kontur anomali total dilakukan pada software GM-SYS ada
medan magnet dengan hasil yang diperoleh beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu
berupa lokasi keberadaan batuan megalit memasukan parameter berupa data hasil
yang menyebabkan timbulnya anomaly slice dari software Surfer 11 berupa interval
(Gambar 3). Survei geomagnet jarak, elevasi, dan nilai intensitas magnetik
menunjukkan batuan penyusun megalit dari setiap lintasan. Interval jarak yang
yang berada di bawah permukan digunakan dari setiap lintasan yaitu 9 m,
Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik
Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
14
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

nilai ketinggian (elevasi) maksimum- sedangkan kurva dengan garis putus-putus


minimum dari setiap lintasan yaitu 1233- menunjukan kurva hasil pengukuran
1204 mdpl, dan nilai intensitas magnetik (perhitungan). Interpretasi dan pemodelan
maksimum-minimum dari setiap lintasan dilakukan untuk memberikan gambaran
yaitu 41-(-34) nT. Luas lokasi penelitian bawah permukaan dan menjelaskan posisi
berkisar 800x400 m^2 dengan dan kedalaman keberadaan batuan megalit.
menggunakan interval jarak 9 m sehingga Hal ini dilakukan dengan mengacu sesuai
didapatkan hasil yang lebih akurat. Setelah pada literatur yaitu nilai suseptibilitas
itu, memasukan nilai inklinasi dan deklinasi batuan (Tabel 1).
daerah lokasi penelitian, nilai kedalaman
maksimum yang akan diinterpretasi, dan
nilai IGRF daerah penelitian . Nilai
inklinasi dan deklinasi untuk seluruh
daerah penelitian dianggap sama yaitu,
masing-masing -19,3110 dan 0,5850 . Nilai
maksimum kedalaman yang digunakan
pada setiap lintasan adalah sama yaitu 250
m bmt atau sama dengan 992 m dpl dari
ketinggian maksimum lokasi penelitian
Gambar 4 Model 2D Bawah Permukaan
yaitu 1250 m dpl.
Pada Lintasan a-a’
Penampang (model) dibentuk
sedemikian rupa agar bisa menggambarkan Pada Lintasan a-a’ (Gambar 4) berada

keberadaaan batuan megalit terpendam dan pada arah Barat Laut (194502,5688 LS

keadaan geologi daerah penelitian dengan 9810761,497 BT sampai 194721,6152 LS

merubah bentuk-bentuk benda, posisi, dan 9810761,497 BT) menunjukkan model

suseptibilitas benda. Penampang yang telah bawah permukaan yang tersusun dari

dibuat akan menghasilkan kurva hasil beberapa jenis batuan yaitu batupasir dan

pemodelan yang kemudian kurva tersebut lempung yang masing-masing dengan nilai

harus dibuat menyerupai kurva nilai suseptibilitas 0,01 SI dan 0,00017 SI

anomali magnetik dan tingkat errornya dengan panjang lintasan 234 m dan

kecil maka pemodelan dianggap telah kedalaman maksimum 250 m bmt . Selain

benar. Pada Gambar 4 sampai Gambar 7 itu terdapat 5 model batuan yang

kurva dengan garis tidak putus-putus diinterpretasikan sebagai batuan beku

menunjukan kurva hasil pemodelan dengan bentuk yang berbeda-beda, dengan

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
15
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

nilai suseptibilitas 0,05 SI yang berada


pada posisi 194524,7653 LS 9810761,497
BT sampai 194689,869 LS 9810761,497
BT dengan kedalaman 1208-1160 m dpl
atau sama dengan 11-59 m bmt, pemodelan
tersebut disesuaikan berdasarkan literatur
dengan mencocokan nilai suseptibilitas
batuan (Telford et al, 1990) sehingga
batuan-batuan tersebut diinterpretasikan
sebagai batuan beku granit yang diduga Gambar 5 Model 2D Bawah Permukaan
sebagai batuan megalit. Pada Lintasan b-b’

Pada Lintasan b-b’ (Gambar 5) Pada Lintasan c-c’ (Gambar 6) berada

berada pada arah Barat Laut (194531,0047 pada arah Barat (194748,6 LS 9810630 BT

LS 9810730,566 BT sampai 194531,0047 sampai 194668,8 LS 9810446 BT)

LS 9810562,325 BT) menunjukkan model menunjukkan model bawah permukaan

bawah permukaan yang tersusun dari yang tersusun dari 2 jenis batuan yaitu

beberapa jenis batuan yaitu batupasir dan batupasir dan lempung yang masing-

lempung yang masing-masing dengan nilai masing dengan nilai suseptibilitas 0,01 SI

suseptibilitas 0,01 SI dan 0,00017 SI dan 0,00017 SI dengan panjang lintasan

dengan panjang lintasan 180 m dan 279 m dan kedalaman maksimum 250 m

kedalaman maksimum 250 m bmt. Selain bmt. Selain itu terdapat 4 model batuan

itu terdapat 1 model batuan yang yang diinterpretasikan sebagai batuan beku

diinterpretasikan sebagai batuan beku granit dengan bentuk yang berbeda-beda,

dengan nilai suseptibilitas 0,05 SI yang dengan nilai suseptibilitas 0,05 SI yang

sesuai dengan literatur penelitian terdahulu berada pada posisi 194693,7219 LS

oleh Daepawala. M.T (2018, yang berada 9810503,371 BT sampai 194668,7886 LS

pada posisi 194530,4518 LS 9810722,264 9810445,571 BT dengan kedalaman 1211-

BT dengan kedalaman 1184-1144 m dpl 1162 m dpl atau sama dengan 14-63 m bmt

atau sama dengan 32-72 m bmt dengan dengan nilai error yang kecil yaitu 1,366,

bentuk yang tidak beraturan sehingga hal ini sesuai dengan literatur penelitian
diinterpretasikan sebagai batuan beku terdahulu menurut Yusuf. M (2017) yang

granit yang diduga sebagai batuan megalit. menginterpretasikan batuan granit dengan
nilai suseptibilitas 0,00 SI - 0,05 SI,

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
16
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

sehingga diinterpretasikan batuan-batuan beku granit yang diduga sebagai batuan


tersebut merupakan batuan beku granit megalit.
yang diduga sebagai batuan megalit.

Gambar 6 Model 2D Bawah Permukaan Gambar 7 Model 2D Bawah Permukaan


Pada Lintasan c-c’ Pada Lintasan d-d’

Pada Lintasan d-d’ (Gambar 7) Berdasarkan hasil pemodelan yang


berada pada arah Tenggara (195018,2 LS telah dilakukan tampak nilai suseptibilitas
9810407 BT sampai 195329,8 LS 9810405 yang berbeda-beda dan masing-masing
BT) menunjukkan model bawah permukaan ditunjukan pada Tabel 2.
yang tersusun dari beberapa jenis batuan
Dari hasil interpretasi diperoleh
yaitu batupasir dan lempung yang masing-
batuan penyusun daerah penelitan yang
masing dengan nilai suseptibilitas 0,01 SI
didominasi oleh batuan sedimen, hal ini
dan 0,00017 SI dengan panjang lintasan
menunjukkan kesesuaian dengan kondisi
333 m dan kedalaman maksimum 250 m
geologi daerah penelitian dimana batuan
bmt. Selain itu terdapat 6 model batuan
penyusun daerah tersebut adalah Endapan
yang diinterpretasikan sebagai batuan beku
Danau yang terdiri dari batuan sedimen
granit dengan nilai suseptibilitas 0,05 SI
yaitu lempung, lanau, pasir, dan kerikil
yang sesuai dengan literatur penelitian
yang merupakan batuan sedimen.
terdahulu oleh Daepawala. M.T (2018,
Teridentifikasinya batuan granit di sekitar
yang berada pada posisi 195018,2224 LS
titik lokasi penelitian diduga sebagai batuan
9810406,851 BT sampai 195124,3522 LS
megalit.
9810406,1 BT dengan kedalaman 1219-
1176 m dpl atau sama dengan 12-55 m bmt
dengan bentuk yang tidak beraturan
sehingga diinterpretasikan sebagai batuan

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
17
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

Tabel 2 Interpretasi jenis batuan 195018,2224 LS 9810406,851 BT sampai


berdasarkan nilai suseptibilitas
195124,3522 LS 9810406,1 BT dengan
batuan (Telford et al, 1990).
kedalaman 12-55 m bmt (lintasan d-d’),
dengan nilai eror 1,23% - 1,832%, sehingga
diidentifikasi keberadaan batuan megalit
dekat dengan permukaan karena
kemungkinan yang menyebabkan batuan
tersebut terpendam adalah faktor longsor,
banjir, dan tenaga endogen. Oleh karena itu
pada lintasan-lintasan tersebut diduga
masih terdapat batuan megalit yang
terpendam di bawah permukaan tanah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Trimakasih kepada Jurusan Fisika


FMIPA UNTAD yang sudah memfasilitasi
dalam peminjaman alat penyelesaian tugas
akhir ini. Trimakasih juga buat teman-
teman, kakak-kakak senior, dan adik-adik
junior di jurusan Fisika FMIPA UNTAD
Menurut literatur bahwa batuan
yang sudah membantu dalam penelitian ini
penyusun batuan megalit di Situs Megalitik
Tadulako adalah batuan beku yakni granit DAFTAR PUSTAKA
(Swastikawati, dkk., 2014). Berdasarkan
Baso, A. D. (2013). Identifikasi Benda-
interpretasi yang dilakukan pada ke 4 Benda Megalitik Di Situs Megalitik
Pokekea Kecamatan Lore Tengah
lintasan terdapat batuan granit pada posisi
Kabupaten Poso Dengan
194524,7653 LS 9810761,497 BT sampai Menggunakan Metode Geolistrik.
Skripsi Jurusan Fisika FMPA
194689,869 LS 9810761,497 BT dengan
UNTAD. Palu.
kedalaman 11-59 m bmt (lintasan a-a’),
Daepawala, M.T. (2018) Pemodelan
194530,4518 LS 9810722,264 BT dengan Benda-Benda Megalit Bawah
kedalaman 32-72 m bmt (lintasan b-b’), Permukaan menggunakan Data
Geomagnet Di Taman Wisata Palindo
194693,7219 LS 9810503,371 BT sampai Kecamatan Lore Barat Kabupaten
194668,7886 LS 9810445,571 BT dengan Poso. Skripsi Jurusan Fisika FMPA
UNTAD. Palu.
kedalaman 14-63 m bmt (lintasan c-c’), dan

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
18
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 8 (1) : 8 – 19 (April 2019) ISSN-e: 2541-1969

Deniyatno. (2010). Pemodelan kedepan


(Forward Modeling) 2 Dimensi Data
magnetiK untuk identifikasi biji besi
di lokasi X, Provinsi Sumatra Barat.
Kendari, Sulawesi Tenggara.

Samantho, A. Y. (2011). Peradaban


Atlantis Nusantara . Jakarta Selatan:
PT. Ufuk Publishing House.
Simanjuntak, T. O., Surono., dan
Supandjonu, J. B. (1997). Peta
Geologi Lembar Poso. Sulawesi.
Soemantri, D. P. (2003). Laporan Kuliah
Lapangan Geofisika, Laboratorium
Alam Karang Sambung, Kebumen,
Jawa Tengah.
Swastikawati, A., Arif, G., Yudhi, A.
(2014). Kajian Konservasi Tinggalan
Megalitik di Lore, Sulawesi Tengah.
Jurnal Konservasi Cagar Budaya
Borobudur, 8(1), 17-37.
Telford, W. M., Sheriff, R. E., and Geldart,
L. P. (1990). Applied Geophysics, 2nd
Edition. Cambridge: Cambridge
University Press.
Yusuf, M. (2017). Identifikasi Benda-
Benda Megalit Dengan Menggunakan
Metode Geomagnet di Situs Pokekea
Kecamatan Lore Tengah Kabupaten
Poso. Skripsi Jurusan Fisika FMPA
UNTAD. Palu.

Identifikasi Batuan Megalit Terpendam Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Megalitik


Tadulako Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso
(Bernald Marco Soro)
19

Anda mungkin juga menyukai