Anda di halaman 1dari 8

MATERI

Progress Report
Kamis, 16 Juli 2020

Mata Kuliah Proyek Aplikasi Sistem Informasi/3 SKS


Semester VI

Oleh:
Siti Puspita Hida Sakti MZ, S.Kom., M.Cs

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


STMIK SYAIKH ZAINUDDIN NW
ANJANI LOMBOK TIMUR NTB

2020
PROGRESS REPORT

Materi:
- Evaluasi program master hingga transaksi
- Mengontrol pembuatan laporan
- Permasalahan yang dihadapi saat membuat laporan
- Membuat persentasi hasil proyek

A. Cara Menulis Laporan Progress


Ketika tim proyek diharuskan membuat laporan, wajar jika merasa prosesnya akan
rumit. Jika Tim harus memperhatikan instruksi, memilih subjek yang disukai, dan
menyediakan banyak waktu untuk melakukan riset, sebenarnya tidak sesulit itu. Setelah
mengumpulkan hasil riset dan membuat kerangka, Tim siap menulis paragraf demi paragraf
dan mengoreksi hasilnya sebelum diserahkan.
1. Memilih Topik
a. Bacalah instruksi atau panduan proyek dengan teliti. Jika proyek memberikan
panduan, pastikan anggota tim membacanya dengan teliti supaya bisa memahami
proyek tersebut. Instruksi memuat informasi seperti jenis laporan, apakah bersifat
informatif atau persuasif, ada keterangan tentang audiens, dan masalah yang harus
dibahas dalam laporan.
 Instruksi juga biasanya memuat persyaratan struktur dan format laporan.
 Jika ada pertanyaan, klarifikasikan sesegera mungkin, sehingga tidak harus mengulang
pekerjaan karena salah memahami instruksi.
b. Pilih topik yang menarik. Biasanya, anggota tim diberi kebebasan memilih apa yang
akan dilaporkan. Jika memilih topik yang menarik minat, akan lebih bersemangat
selama proses riset dan menulis. Biasanya, hasil laporan akan lebih enak dibaca
sehingga akan mendapat masukan atau nilai yang lebih baik.
 Misalnya, jika isi laporan tentang tokoh sejarah, pilih orang yang menurutnya
menarik, seperti wanita pertama yang jadi gubernur di Indonesia, atau penemu sistem
fondasi cakar ayam.
 Meskipun tidak diberi kelonggaran memilih topik, tim tetap bisa menemukan sesuatu
yang menarik dalam riset. Jika tugasnya adalah menulis laporan tentang peristiwa
bersejarah selama masa orde baru, tim bisa memfokuskan laporan pada musisi yang
mulai berani menentang pemerintah pada masa itu.
Tip: Ajukan topik pilihan kepada atasan dan minta persetujuan lebih dahulu sebelum
mulai mengerjakan laporan!
c. Usahakan memilih topik sespesifik mungkin. Jika menulis topik yang terlalu luas,
laporan akan tampak tidak teratur karena tim berusaha membahas banyak informasi
sekaligus. Di sisi lain, topik juga tidak boleh terlalu sempit sampai-sampai praktis
tidak ada yang bisa dituliskan. Usahakan menemukan satu aspek topik yang memiliki
banyak detail pendukung.
 Jika tidak yakin akan menulis apa, pilih topik yang luas, lalu kerucutkan begitu riset
dimulai.
 Misalnya, jika ingin menulis laporan tentang Data Mining, pasti Tim tahu bahwa
banyak yang bisa dibahas. Jadi, pilihlah satu topik spesifik, seperti SVM pada Data
Mining.
 Akan tetapi, tidak perlu mempersempit topik itu lagi hingga terlalu spesifik, karena
akan sulit menemukan sumber yang cukup.
2. Melakukan Riset
a. Memasukkan berbagai pustaka dalam laporan. Jika instruksi laporan memberi
sejumlah sumber yang harus digunakan, atau membatasi jumlah tipe sumber spesifik,
pastikan untuk dipatuhi. Sebagus apa pun tulisan, jika sumbernya tidak tepat, maka
tidak akan mendapat penilaian yang baik. Sumber yang digunakan harus tertulis,
seperti buku, surat kabar, atau artikel ilmiah.
 Jika tidak ada panduan tentang jumlah sumber, cobalah menemukan 1–2 sumber
tepercaya untuk tiap halaman laporan.
 Sumber bisa dibagi menjadi beberapa sumber primer, seperti karya tulis orisinal,
catatan pengadilan, dan wawancara. Selain itu, sediakan sumber sekunder, seperti
referensi buku dan ulasan.
 Basis data, abstrak, dan indeks termasuk sumber tersier, dan dapat digunakan untuk
membantu menemukan sumber primer dan sekunder.
 Untuk laporan bisnis, mungkin dengan materi tambahan seperti laporan riset pasar
atau penjualan, atau harus mengumpulkan sendiri informasi tersebut.
b. Pergilah ke perpustakaan. Walaupun boleh menggunakan sumber internet, tempat
terbaik untuk memulai riset adalah perpustakaan. Kunjungi perpustakaan saat bersiap
memulai laporan. Cari basis data perpustakaan untuk mengakses buku, jurnal ilmiah,
majalah, dan sumber lain yang mungkin tidak tersedia dalam jaringan internet.
 Manfaatkan jasa pustakawan yang dapat membantu menemukan buku, artikel, dan
sumber kredibel lainnya.
 Biasanya, instruksi membatasi jumlah sumber internet yang boleh digunakan. Jika
menemukan sebagian besar informasi di perpustakaan, gunakan sumber internet untuk
mencari detail yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Tip: Menulis laporan kadang butuh waktu lebih lama dari yang diperkirakan! Jangan
menunda riset sampai menit terakhir, atau akan terlihat bahwa Tim tidak mencurahkan
cukup usaha untuk mengerjakan tugas tersebut.
c. Gunakan sumber ilmiah jika melakukan riset internet. Oleh karena semua orang
bisa menulis apa saja dan mengunggahnya ke internet, kadang sulit menemukan
sumber otoritatif. Untuk memastikan mendapat sumber level tinggi, gunakan mesin
pencari akademis, seperti Google Scholar, Lexis Nexis, atau mesin pencari yang
direkomendasikan yang mungkin membutuhkan nama pengguna dan kata sandi.[8]
 Contoh sumber otoritatif adalah situs pemerintah, artikel yang ditulis pakar terkenal,
dan jurnal ilmiah yang telah ditinjau oleh sesama profesional dalam publikasi internet.
d. Gunakan referensi dari sumber untuk menemukan materi baru. Biasanya
menggunakan sumber yang digunakan oleh penulis sumber pertama. Misalnya, jika
membaca artikel yang menyebutkan publikasi sebelumnya tentang subjek yang sama,
carilah sumber itu. Tim mungkin akan menemukan informasi baru yang menambah
pemahaman tentang subjek pilihan.
 Jika menggunakan buku sebagai salah satu sumber, cek halaman belakangnya.
Biasanya, penulis mencantumkan sumbernya di bagian itu.
e. Buat catatan sambil melakukan riset, termasuk informasi kutipan. Jika
menemukan sesuatu yang berguna dalam buku, artikel, atau sumber lain, tuliskan
semua yang ingin diingat. Kemudian, catat semua informasi yang bisa ditemukan
tentang sumber, termasuk penulis, tanggal publikasi, nomor halaman, dan penerbit. Ini
membantu membuat bibliografi nantinya karena informasi kutipan sudah dicatat.[10]
 Beri halaman pada catatan supaya tidak bingung mencari sumber informasi.
 Ingat, harus menyediakan sumber yang digunakan dalam laporan. Namun, cara
persisnya bergantung pada format yang ditentukan.
f. Gunakan riset untuk merangkai pernyataan tesis. Ketika melakukan riset, tim akan
menemukan tema yang terbentuk. Gunakan tema ini untuk membuat pernyataan tesis
yang kuat. Pernyataan tesis harus meringkas apa yang ingin dibuktikan dalam laporan,
dan semua paragraf pembahasan harus berangkat dari ide tersebut.
 Dalam kebanyakan laporan, pernyataan tesis tidak boleh memuat opini pribadi. Akan
tetapi, untuk laporan persuasif, tesis harus memuat argumen yang nantinya dibuktikan
dalam pembahasan.
g. Atur catatan dalam kerangka. Setelah menentukan pernyataan tesis, atur catatan
menjadi struktur utama yang akan digunakan dalam laporan. Mulailah dengan
pernyataan tesis, kemudian pilih tiga atau empat ide utama yang berkaitan dengan
pernyataan tesis. Dari catatan ambil detail yang mendukung tiap ide utama tersebut.
 Fungsi kerangka adalah sebagai visualisasi susunan laporan Tim bisa menyusun daftar
terperinci atau membuat peta konsep, tergantung mana yang paling sesuai.
 Usahakan mengatur informasi sehingga mengalir dengan logis. Misalnya,
mengelompokkan informasi yang berkaitan, seperti peristiwa penting dari masa
kanak-kanak, pendidikan, dan karier seorang tokoh, untuk laporan biografi.
Tip: Sebaiknya buat kerangka di komputer supaya susunan informasi bisa diubah jika
berubah pikiran.
3. Menulis Draf Pertama
a. Susun laporan sesuai dengan format yang ditentukan dalam panduan. Lebih baik
memformat fon, margin, dan spasi lebih dahulu sebelum menulis, daripada
mengaturnya nanti pada akhir proses. Kemudian, sambil menulis, masukkan kutipan
setiap kali memasukkan informasi dari sumber. Dengan demikian, tim tidak akan lupa
melakukannya setelah selesai.
 Patuhi semua instruksi format secara persis. Jika tidak ada instruksi khusus, pilih
format klasik, seperti fon Times New Roman atau Arial ukuran 12, spasi ganda, dan
margin 1 inci (1,5 cm).
 Biasanya, tim perlu memasukkan bibliografi pada akhir laporan, yang mencantumkan
semua sumber yang digunakan. Tim juga membutuhkan halaman judul, yang memuat
judul laporan, nama anggota tim, tanggal, dan orang yang meminta laporan tersebut.
 Beberapa tipe laporan juga membutuhkan daftar isi dan abstrak atau ringkasan. Bagian
ini biasanya lebih mudah ditulis setelah draf pertama selesai.
b. Nyatakan tesis dalam pendahuluan. Dalam pendahuluan, perkenalkan topik dan
nyatakan tesis. Paragraf pendahuluan harus menarik karena perlu memikat pembaca
untuk terus membaca laporan. Sediakan latar belakang topik, kemudian nyatakan tesis
supaya pembaca tahu apa yang akan dibahas dalam laporan tersebut.
c. Awali tiap paragraf pembahasan dengan kalimat topik. Paragraf pembahasan
adalah tempat untuk menyatakan bukti yang mendukung tesis. Tiap paragraf
pembahasan terdiri dari kalimat topik dan bukti pendukung. Kalimat topik
memperkenalkan ide utama paragraf pembahasan dan mengaitkan paragraf ini dengan
tesis.
 Biasanya, tim harus menyajikan informasi paling penting atau menarik di awal.
Tip: Asumsikan bahwa pembaca nyaris tidak mengetahui apa pun tentang subjek.
Dukung fakta dengan banyak detail dan masukkan definisi jika menggunakan jargon atau
istilah teknis.
d. Dukung tiap kalimat topik dengan bukti yang didapatkan dari riset. Setelah
menulis kalimat topik, sediakan bukti yang mendukungnya. Masukkan hasil riset ini
dengan menggunakan gabungan antara parafrasa dan kutipan langsung. Dengan
mengaitkan teks dalam paragraf pembahasan dengan kalimat topik, laporan menjadi
teratur dan alurnya juga lebih baik.
 Parafrasa berarti menyatakan ulang ide penulis orisinal dengan kata-kata sendiri. Di
sisi lain, kutipan langsung berarti menggunakan kata-kata sumber orisinal secara
persis dalam tanda kutip, dengan menyebutkan penulisnya.
 Gunakan sumber untuk mendukung topik, tetapi hindari plagiarisme. Nyatakan ulang
informasi dengan kata-kata sendiri. Dalam kebanyakan kasus, tim akan mendapat
kesulitan jika menjiplak sumber kata demi kata. Selain itu, pastikan mengutip tiap
sumber sesuai panduan format yang diberikan.
e. Ikuti bukti dengan komentar yang menjelaskan kaitannya dengan tesis.
Komentar ini adalah ide sendiri. Lakukan analisis pada bukti, untuk menjelaskan
bagaimana bukti itu mendukung ide dalam kalimat topik, kemudian kaitkan kembali
pada tesis. Ini membantu pembaca mengikuti alur pikiran tim sehingga argumen jadi
lebih kuat.
 Panjang komentar setidaknya harus 1–2 kalimat. Untuk laporan panjang, silakan
membuat komentar dengan kalimat lebih banyak.
f. Rangkumlah riset dalam paragraf kesimpulan. Paragraf ini meringkas tesis lagi
dan menyediakan pemikiran akhir. Ulangi apa yang seharusnya diambil pembaca dari
laporan, dan tegaskan lagi signifikansi informasi yang disajikan.
 Hindari penyajian informasi baru dalam kesimpulan. Jangan sampai pembaca
menemukan kejutan menggantung di dalamnya. Sebaliknya, kesimpulan harus
merupakan ringkasan semua yang sudah dibahas.
4. Merevisi Laporan
a. Baca ulang laporan untuk memastikan semua sudah dimasukkan dan masuk
akal. Baca dari awal sampai akhir, bayangkan Tim adalah pembaca yang belum
pernah mendengar informasi tersebut. Perhatikan apakah alurnya mudah diikuti, dan
apakah poin yang disampaikan bisa dipahami. Selain itu, cari apakah bukti sudah
mendukung topik penelitian.
 Tanyakan ini kepada diri sendiri, “Kalau saya membaca laporan ini untuk pertama
kalinya, apakah saya bisa memahami topiknya setelah selesai?”
Tip: Jika masih ada waktu sebelum tenggat, sisihkan dahulu laporan itu beberapa hari.
Kemudian, baca lagi. Ini membantu menemukan kesalahan yang mungkin terlewatkan.
b. Lakukan proofread untuk mencari kesalahan format. Sebagus apa pun
informasinya, laporan akan tampak amatir jika penuh kesalahan eja, gramatika, atau
tanda baca. Menulis laporan dengan program prosesor kata yang dilengkapi
pengecekan ejaan dapat membantu menemukan kesalahan sambil menulis, tetapi tidak
ada yang bisa menggantikan proofread menyeluruh.
 Cobalah membaca laporan dengan bersuara. Apabila mendengar kata-katanya
dibacakan, Tim bisa menemukan bahasa atau kalimat janggal yang mungkin tidak
disadari sebelumnya.
c. Baca tiap kalimat dari akhir hingga awal. Walaupun sudah merasa membaca
laporan dengan cermat, kadang ada saja kesalahan yang terlewat. Setelah proofread
selesai, baca sekali lagi, tetapi secara mundur. Mulai dengan kalimat terakhir sampai
seterusnya.
 Ini trik untuk menemukan kesalahan eja atau gramatika yang terlewat oleh mata.
d. Minta orang lain untuk memeriksanya. Proofread oleh mata yang baru sangat
membantu, khususnya setelah anggota membaca laporan beberapa kali. Jika ada yang
mau, mintalah orang itu menunjukkan kesalahan eja dan gramatika, serta bahasa
janggal, dan apakah poin laporan sudah jelas.
 Tanyakan kepadanya, “Kamu paham apa yang kunyatakan dalam laporan ini?” dan
“Apa ada yang harus kuhapus atau kutambahkan?” dan “Ada yang menurutmu
sebaiknya diubah?”
e. Bandingkan laporan dengan instruksi proyek untuk memastikan semua sudah
terpenuhi. Kerja keras Tim patut mendapat penghargaan. Jadi, jangan sampai
kehilangan poin karena hasil pekerjaan tidak sesuai dengan instruksi. Periksa instruksi
satu demi satu untuk memastikan Tim mendapat nilai penuh.
 Jika ada pertanyaan, tanyakan kepada Ketua Tim. Penting bagi angota Tim untuk
mengetahui cara penilaian.

Anda mungkin juga menyukai