Sejarah Portugis Di Nusantara
Sejarah Portugis Di Nusantara
kepulauan India yang hanya berfokus pada penjelasan mengenai upaya dominasi mereka dalam
mempengaruhi karakter dan takdir masyarakat pribumi dan bukan untuk memberikan penjelasan
detail mengenai intrik colonial yang memuakkan dan menjengkelkan.
Kekuasaan bangsa Eropa telah dirasakan atau tidak dapat di pungkiri telah ada di pulau India
selama lebih dari 3 abad dan meskipun pengaruhnya tidak sebanding dengan durasi
penting. Sangat penting untuk merenungkan perbedaan yang menjadi ciri kebijakan yang diambil
oleh bangsa Eropa di negara ini, dan di Amerika, yang dikenal oleh orang Eropa di waktu yang
hampir bersamaan. Ketamakan merupakan motif dari kebijakan mereka terhadap kedua negara
(Amerika dan India), tetapi arahnya berbeda dan diubah sesuai dengan kondisi yang mereka
tergantung negara mana yang mereka tempati. Emas di Amerika akan segera habis, mereka tidak
lagi memiliki hasil dagang untuk di kuasai, tanah mereka tidak lagi dapat menyediakan hasil
produksi seperti yang di perkirakan oleh orang Eropa, sehingga kolonialisasi terpaksa berakhir
lebih cepat dan membuat Amerika relatif lebih cepat makmur dan maju. Sebaliknya, di pulau
India di dapati penduduk yang rajin dan menguntungkan dengan komoditi harga tinggi yang
melimpah yang khas bagi mereka. Akhirnya perlahan perburuan komoditi ini dengan cara
kekerasan telah menjadi tujuan perjalanan bangsa Eropa ke seluruh dunia dibandingkan dengan
mencari emas. Penuntutan atas objek (komoditi) yang sama terus berlanjut hingga periode
terakhir untuk menjalankan kebijakannya; Ketidakadilan sistematis yang dalam setiap periode
hubungan Eropa menghasilkan serangkaian kejahatan dan kemalangan bagi penduduk pribumi
Kekayaan hasil dagang di timur menjadi perbincangan dari mulut ke mulut di Eropa. Orang-
orang Fenisia, Mesir dan Venesia memang juga keuntungan dari timur, akan tetapi monopoli
mereka tidak dilakukan tanpa kekerasan. Karakteristik hubungan perdagangan dengan India
mengalami perubahan saat ditemukannya rute perjalanan ke India melalui Tanjung Harapan.
Sebelumnya cabai-cabaian dan hasil produksi lainnya di Asia begitu sulit mencapai Eropa
Tanjung Harapan dan tiba di daratan India. Di tahun 1508, Emanuel, raja Portugal,
memerintahkan sebuah pasukan dari 4 kapal dibawah komando Diego Lopez de Sequeira yang
mana tiba di kepulauan India pada tahun selanjutnya. Mendarat pertama kali di Pedir dan Pase,
Sumatera dan akhirnya mencapai Malaka. Mahmed, Raja Malaka, yang pernah mendengar
kekejaman Portugis dari pedangang2 India Barat bertekad untuk memasang perangkap bagi
Sequeira, yang mana ia berhasil luput dari perangkap tersebut akan tetapi dibayar dengan
kematian dari beberapa anak buahnya dan beberapa lainya menjadi tahanan. Jika mengecualikan
kunjungan Marco Polo, Mandeville dan beberapa lainnya yang tak di sengaja, Sequeira dapat di
Pada tahun 1511, Alphonzo Albuquerque yang terkenal, si raja muda Hindia, bersama dengan 19
armada kapal dan 1400 orang, yang mana 600 diantaranya merupakan penduduk asli Malabar
berlayar menuju ke Malaka dan tiba disana pada tanggal 1 Juli 1511. Albuquerque berpura-pura
datang untuk balas dendam atas pengkhianatan raja Mahmed terhadap Sequeira, tetapi maksud
sebenarnya adalah keinginan untuk menjarah dan menaklukkan Malaka. Mahmed saat itu masih
menjadi raja dan sedang berperang dengan raja Siam yang mengerahkan 40.000 pasukan
melawan dia. Dari invasi yang luar biasa ini, Mahmed menunjukkan kecerdasannya untuk
dendam Portugis atas perbuatannya pada Sequeira, ia meminta bantuan dari raja negara tetangga
Pahang, yang menjadi sekutunya dengan kekuatan yang besar, sehingga saat dia di serang oleh
Alburqueque, dia memiliki garnisun (sebutan untuk sekelompok pasukan yang bertempat di
suatu lokasi, dan bertujuan untuk mengamankannya . Garnisun dapat bertempat di
suatu kota, kota madya, benteng, kastil, kapal, dan lain sebagainya. Sebuah kota yang memiliki
Sekalipun demikian, ia mencoba untuk bernegosiasi akan tetapi gagal. Albuquerque menuntut
para tahanan-tahanan Portugis dan Mahmed membebaskan mereka. Dia juga menuntut diberikan
tanah/ lahan untuk membangun sebuah benteng dan penggantian biaya yang dia keluarkan saat
ekspedisinya dan ekspedisi dari Sequeira juga. Raja Mahmed menolak perjanjia-perjanjian yang
tidak masuk akal dan tidak beradab ini dan mempersiapkan dirinya untuk skenario terburuk yang
akan terjadi.
24 hari telah berlalu sejak pendaratan Albuquerque di Malaka tanpa membuahkan negoisiasi
yang disepakati, sehingga pada tanggal 24 juli pasukan Portugis melakukan pendaratan. Rencana
penyerangan dilakukan dengan menyerbu kota dalam dua divisi, yang berbaris sepanjang tepi
sungai, yang bergabung di atas jembatan yang menghubungkan dua bagian kota itu. Pertahanan
utama musuh terletak di jembatan yang di telah dibentengi oleh artileri, menara kayu dan parit.
Portugis menemui hambatan kecil hingga mereka di tempat tersebut, yang dijaga oleh Aladin,
pangeran penerus tahta bersama dengan iparnya raja Pahang. Albuquerque memimpin salah satu
divisi secara langsung, menyerbu dan mengambil alih jembatan. Don John de Lima memimpin
divisi yang satunya melawan Aladin dan Raja Pahang, sementara raja Mahmed menunggangi
seekor gajah dan di sertai beberapa orang yang menunggangi gajah juga. Para pasukan portugis
menyerang gajah dengan tombak yang menyebabkan gajah-gajah tersebut ketakutan dan menjadi
tidak terkendali sehingga mengacaukan pasukan portugis itu sendiri. Meskipun Albuquerque
telah menguasai jembatan, dia tidak dalam kondisi di atas angin. Dia tidak memiliki suplai
persediaan dan pasukannya juga sudah kehabisan tenaga karena kepanasan, haus dan kelelahan.
Sehingga akhirnya dia mundur dengan hati-hati dan kembali ke kapalnya untuk selanjutnya
menyusun rencana penyerangan pada kondisi yang memungkinkan. Raja Mahmed, tetap
waspada dengan mundurnya pasukan Portugis sehingga dengan mempergunakan waktu yang ada
untuk memperkuat pertahanan kota dengan membuat parit di seberang jalan dan menaburi jalan
dengan sejenis paku beracun. Setelah beberapa kali penundaan dan persiapan kapal untuk para
pasukan dengan suplai air dan perbekalan, ia memperbarui serangan. Portugis memasuki kubu
pertahanan kota dengan keberanian membara dan melewati jembatan, gubernur jenderal secara
personal menyerbu jalan utama yang dikeliling parit, tempat pasukan utama musuh ditempatkan,
dan di mana mereka membuat perlawanan yang kuat tetapi tidak efektif.
dengan cara mengirimkan detasemen ke kota yang masih terus terjadi perlawanan, dengan
perintah untuk membunuh para penduduk. Perintah ini dijalankan dengan sepenuhnya sehingga
di sepanjang jalan dan sungai dipenuhi oleh mayat-mayat dari penduduk yang dibantai. Raja
Malaka meninggalkan istananya di malam hari dan selama tiga hari kota itu jatuh dalam
penjarahan. Kekayaan yang diperoleh di dalamnya, menurut perhitungan Portugis, sangat besar.
Untuk mengamankan kepunyaannya, ia membangun benteng pertahanan yang kuat dan dengan
terjadinya penjajahan, terdiri dari penduduk Islam pribumi, Pagan pribumi, Islam dari India
teman mereka. Seperti yang dilakukan Albuquerque ketika mengeksekusi Utimus didepan umum
Albuquerque selama menduduki Malaka di tahun 1511, mengirimkan satu pasukan ke Maluku
dibawah kepemimpinan Antonia D’Abreu yang hanya mencapai pulau Ambon dan dari sana
kembali ke Malaka dengan kapal yang membawa sebuah kargo rempah-rempah. Francis
Serrano, salah satu kapten pasukan dari D’Abreu, terpisah dari komandannya dan terdampar di
pulau tak berpenghuni. Beberapa nelayan lokal yang ramah yang melihat keadaanya, membawa
ia kembali dengan selamat ke Ambon, dimana orang-orang Portugis di terima dengan baik dan
ramah oleh para pribumi, tetapi yang pada akhirnya dibalas dengan kekejaman oleh Portugis
nantinya.
10 tahun setelah Portugis menduduki Malaka, mereka tiba di Maluku. Antonia de Britto
mengomandoi sebuah pasukan yang terdiri dari 9 kapal, tiba di pulau rempah-rempah itu dengan
maksud untuk menjadikan mereka berada di bawah kekuasaan raja Portugal . Para penguasa
Maluku menerima dan memperlakukan mereka dengan ramah dan penuh hormat.
Britto, dengan keheranannya, menemukan di Maluku para kolega Magellan, yang telah sampai
pada mereka dalam perjalanan pertama keliling dunia. Ia ditangkap dan dipenjaraka dan para
pribumi yang belum terlalu mengenai orang2 Eropa langsung disuguhkan dengan tontonan