FIQIH MUAMALAH II
Disusun oleh :
DELVIA : 3219311
Dosen Pembimbing :
ZULFIKRI MA
Kelas : EI – 4H
Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (FEBI)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan berbisnis adalah salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari, dalam hal ini adalah jual beli.Hampir setiap hari, manusia tidak bisa lepas dari yang
namanya jual beli.
Jual beli terdiri dari dua macam, yaitu jual beli tunai dan jual beli secara DP (down
payment). Jual beli secara tunai adalahtransaksi yang sistem pembayarannya langsung tanpa
adanya cicilan. Sedangkan jual beli secara DP (down payment) adalah transaksiyang dilakukan
secara hutang dengan sistem pembayarannya berupa cicilansesuai kesepakatan antara pembeli
dan penjual. Jual beli dengan sistem tangguh terbagi menjadi tiga, yaitu jual beli murābaḥah,
Salām dan Istiṣna῾. Jual beli Salām dan Istiṣna῾sebenarnya jual beli yang serupa, perbedaannya
terletak pada keberadaan barang yang dijadikansebagai objek akad dan sistem pembayaran
yang sedikit berbeda.
Jual beliSalām (Bai’ Salām ) merupakan jual beli barang yang disebutkan sifatnya dalam
tanggungan atau memberi uang di depan secara tunai, barangnya diserahkan kemudian untuk
waktu yang ditentukan.
Sedangkan jual beli Istiṣna’(Bai῾ Al-Istiṣna῾) adalah jual beli barang dan jasa yang disebutkan
sifatnya, dengan sistem pembayaran di muka, dicicil, dan di akhir.7 Jual beli ini boleh dilakukan
dalam semua yang biasa dibuat sesuai dengan pesanan. Salah satu sistem jual beli di
masyarakat yang berkembang pesatialah sistem pesan barang yang tidak ada di tempat (inden).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan akad jual beli.
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu akad jual beli.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat sah dalam akad jual beli.
PEMBAHASAN
Artinya; Orang-orang yang Makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan
sepertiberdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila.Keadaan
1
Rachmat Syafei, Fiqih muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 73
2
Al-Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu (Damaskus: dar al-Fikr, 2005), 112.
3
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Figh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), 101.
4
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta:
Kencana, 2009), 15.
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. 5
Artinya: ‚Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain dengan jalan berbuat dosa,
padahal kamu mengetahui.‛ (al-Baqarah 2: 188)6
2. As- sunnah
Artinya: ‚Rasulullah saw melarang jual beli al-hashah dan jual beli gharar.‛9 Maksudnya
dalam hadis di atas adalah Rasul melarang melakukan jual beli al-hashah dan jual beli
gharar yang mengandung unsur ketidakjelasan dan penipuan, serta dapat merugikan
orang lain.
Artinya: ‚Jual beli harus dipastikan harus saling meridai.‛ (HR. Baihaqi dan Ibnu Majah).
3. Ijma’
Ulama’ telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan
mampu mencukupi kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan
atau barang milik orang lain yang sudah dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang lainnya
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pembahasan makalah ini, saya dapat menyimpulkan bahwa muamalah ialah
tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang
ditentukan. Hal yang termasuk muamalah yaitu:
1. Jual beli yaitu penukaran harta atas dasar saling rela. Hukum jual beli adalah
mubah, artinya hal tersebut diperbolehkan sepanjang suka sama suka.
2. Menghindari riba.
Dalam pelaksanaan jual beli juga ada rukun jual beli yaitu:
1. Penjual dan pembeli
2. Uang dan benda yang dibeli
3. Lafaz ijab dan Kabul
B. SARAN
Kita sebagai umat muslim agar memperhatikan hukum muamalah dan tata cara
jual beli yang sah menurut agama islam. Dan kita juga harus memperhatikan riba yang
terkandung didalam hal jual beli tersebut, karena terdapat hadist yang mengharamkan
riba dalam islam.
DAFTAR PUSTAKA
Haroen ,Nasrun, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, Cet. II, 2007).
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Mikraj Khazanah Ilmu, 2010).
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Figh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013).
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah (Jakarta: Kencana, 2009).
PERTANYAAN!!!