Pengaturan Tegangan Jaringan Transmisi TL
Pengaturan Tegangan Jaringan Transmisi TL
Daya reaktif indukti fialah dayal istrik yg diperlukan untuk membangkitkan medan magnit
sebagaimana yg dipergunakan pada alat alat induksi seperti : synchronous condenser dll
Daya reaktif kapasitif adalah daya listrik yg dibutuhkan oleh suatu kapasitor, antara lain
kapasitansi saluran transmisi tegangan tinggi, kapasitor shunt. Synchronous condenser dll..
Daya reaktif induktif dan reaktif kapasitif mempunyai arah kerja yg berlawanan, sehingga dapat
dianggap sebagai sumber daaya reaktif..
Pengaruh sumber Daya reaktif terhadap tegangan secara sederhana dapat dijelaskan sbb.
Apabila pada saluran transmisi radial, pada sisi kirimnya disa;urkan daya dengan tegangan Vs
dan pada sisi terima diperoleh tegangan Vr maka berlaku beberapa hal sbb.
Bila untuk kebutuhan daya reaktif sebesaar Q1 dikirim seluruhnya dari sisi kirim, maka tegangan
padaa ujung terima adalah sebesar Vr1, bila Sebagian daya reaktif ini dipenuhi oleh sumber
daya reaktif lainnya misalnya kapasitor shunt, pada ujung terima sebesar ( Q1 + Q2 ) maka
untuk daya reaktif yg konstan, tegangan pada ujung kirim akan naik menjadi Vr2. Hal ini
disebabkan akibat penambahan daya reaktif tersebut arus yg mengalir pada transmisi tersebut
akan lebih kecil, sehingga tegangan jatuh pada saluran transmisi akan berkurang.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penempatan daya reaktif
tambahan pada beberapa titik didalam system dapat diatur aliran daya reaktifnya sehingga kita
dapat mengatur tegangan pada titik titik tersebut.
Generator yang biasa kita kenal sebagai penghasil energi listrik disamping dapat
membangkitkan daya aktif juga dapat menghasilkan daya reaktif atau menyerap daya reaktif
dari system. Bila sebuah generator membangkitkan daya reaktif maka disebut mempunyai
factor daya tertinggal / lagging, sebaliknya bila generator beroperasi untuk menyerap daya
reaktif dari system disebut mempunyai factor kerja mendahului / leading.
Pengaturan besarnya daya reaktif yg dibangkitkan , didapat dengan memberikan penguatan
lebih pada medannya. Kemampuan generator untuk membangkitkan daya reaktif ini dibatasi
oleh thermal rating pada stator dan rotor serta out put pada eksiternya.
3.
{engaturan daya reaktif dari system yg diserap, dilakukan dengan memberikan penguatan
kurang pada medannya ( under exited ). Modus operasi ini biasa dilakukan pada keadaan
beban dalam system rendah dan mempunyai line charginga yg besar.
Kemampuan generator untuk menyerap daya reaktif dari system dibatasi oleh persoalan
stabilaitas pembangkit itu sendiri. Dalam kondisi tertentu untuk memperbesar kemampuan
generator menyerap daya reaktif dilakukan dengan mengoperasikan sebagai synchronous
condenser yaitu dengan melepas penggerak mulanya.
Walaupun generator dapat digunakan sebagai penghasil daya reaktif utama, akan tetapi
generator tidak digunakan sebagai penghasil daya reaktif satu satunya didalam system. Hal ii
disebabkan pertimbangan beberapa hal sbb:
Selain dengan menggunakan generator untuk menghasilkan daya reaktif untuk keperluan
pengatur tegangan didalam system, dapat juga digunakan kapasitor yg dikombinasikan dengan
reactor.
Dalam pengaturan daya reaktif kadang kadang diperlukan hanya untuk penyerapan daya reaktif
dari sisten, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan reactor. Makan tinggi tegangan
system makain banyak daya reaktif yg dihasilkan oleh sisitem itu sendiri. Sebagai akibat
tingginya nilai kapasistansi isolasi. Oleh sebab itu pada tegangan ekstra tinggi ( 500 KV ) sering
dipergunakan reactor. Sebaliknya pad system tegangan rendah , system tidak mampu
menghasilkan daya reaktif yg cukup sebagai akibat redahnya nilai kapasistasi isolasi, sehingga
perlu sumber daya reaktif tambahan., Untuk keperluan ini biasa diperlukan kapasitor.
4.
Dengan kombinasi reactor dan kapasitor tersebut, diperoleh kemampuan untuk
membangkitkan atau menyerap daya reaktif didalam system sehingga dapat juga dipergunakan
untuk mengatur tegangan.
Pada yang mempunyai beberapa tingkat tegangan ( 20 kv sd 500 kv _ sering dipergunakan
reactor dan kapasitor secara bergantian sesuai dengan langgam turun naiknya beban. Sehingga
secara operasional kadangkala menambah beban pekerjaaan operator, kemudian diupayakan
pekerjaan ini secara otomatis. Untuk keper;uan tersebut dapat dipergunakan kondensator
sinkron atau Static VAR Compensator. Oleh karena kondensator sinkron harganya lebih mahal
dan relative berukuran besar maka lebih sering dipergunakan static VAR Compensator. Sumber
daya reaktif ini dapat diatur sekaligus sebagai penyerap maupun penghasil daya reaktif.
Perbandingan lilitan
Dilakukan untuk mengatur tegangan ( regulator voltage control ), dengan cara mengatur
aliran daya reaktifnya.
Sudut fasa antara tegangan sisi primer dan sisi sekunder
Untuk mengatur aliran daya aktif antara dua kawat transmisi yang parallel atau cabang
cabang dalaam suatu system ( regulator for phase angle control )
Menjaga tegangan pada sis sekunder tetap konstan bila tegangan pada sisi primernya
berubah ubah.
Menjaga tegaangan pada sisi sekunder tetap dalam batas batas yg diijinkan bila beban
berubah ubah
Mengatur aliran daya aktif dalam suatu system atau antara dua transmisi parallel.
Arus pengisisn ini merupakan gejala alamiah yang sangat menguntunkan. Pada sat beban
puncak dimana kebutuhan akan daya reaktif sangat besaar maka kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi oleh saluran transmisi itu sendiri, akan tetapi pada saat beban rendah
dapatmengakibatkankelebihan daya reaktif pada system. Untuk mengatasi gejala ini maka
pengaturan tegangan dapat dilakukan dengan. :
Melepaskan Sebagian dari saluran transmisi ( saluran ganda ) dan pemasangan shunt reactor
dan pengoperasian generator dalam mode under exited.