Anda di halaman 1dari 5

1.

PENGATURAN TEGANGAN JARINGAN TRANSMISI TL ( bahankuliahtransdist )


PENDAHULUAN
Pengaturan tegangan pd system jaringan TL biasanya dilakukan bersamaan dengan pengaturan
daya reaktif. Dalam system TL hamper semua beban termasuk transformator memerlukan daya
reaktif, hal ini menyebabkan dibeberapa titik bisa mengalami jatuh tegangan yg cukup
besar/rendah sehingga diperlukan pengaturan tegangan , selain itu pengaturan tegangan perlu
dilakukan untuk menjamin keamanan peralatan serta untuk memenuhi mutu tegangan yg
dipersyaratkan. Oleh sebab itu tingkat tegangan system harus diusahakan sama dengan
nominalnya yaitu ( - 10 % dan + 5 % ) dari nominal.
Terdapat beberapa cara pengaturan tegangan jaringan TL.
Pengaturan daya reaktif pada generator.
Mengatur besarnya penyerapan dan pembangkitan daya reaktif unit unit pembangkit dengan
memperhatikan batasan batasan kestabilan yg ditentukan kurve kemampuan.
Pengaturan Reaktor dan kapasitor
Mengaturkelebihandayareaktif di system dnganmenggunakan reactor
sesuaidengankemampuanya,untukmenurunkantegangan. Dalamhal system
kekurangandayareaktifygmenyebabkanturunnyategangan,
dilakukanpenambahandayareaktifpada system denganmenggunakansumberdayareaktifstatis,
yaitukapasitor.
Pengaturan tap transformer.
Apabila pengaturan tegangan seperti pada langkah 1 dan 2 sudah dilaksanakan tetapi belum
memberikan hasil yg diharapkan, maka dilakukan pengaturan tegangan dengan mengatur tap
changer transformator, yaitu mengubah perbandingan lilitan transformator.
Pengaturan saluran transmisi.
Pelepasan atau pemasukan saluran transmisi yg harus dilakukan secara selektif dengan
memperhatikan sekuriti system penyaluran.

1. PENGATURAN DAYA REAKTIF GENERATOR


Daya listrik dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu:
Daya aktif adalah daya listrik yg dapat diubah menjad itenaga mekanis, panas, cahaya dan
sebagainya. Missal untuk menggerakkan motor, setrika lamu dll.
2.
Daya reaktif adalah daya listrik yg tidak menghasilkan kerja akan tetapi tersimpan dalam bentuk
energy maknetik atau energy kapasitif, Ada dua macam daya reaktif :

Daya reaktif indukti fialah dayal istrik yg diperlukan untuk membangkitkan medan magnit
sebagaimana yg dipergunakan pada alat alat induksi seperti : synchronous condenser dll

Daya reaktif kapasitif adalah daya listrik yg dibutuhkan oleh suatu kapasitor, antara lain
kapasitansi saluran transmisi tegangan tinggi, kapasitor shunt. Synchronous condenser dll..
Daya reaktif induktif dan reaktif kapasitif mempunyai arah kerja yg berlawanan, sehingga dapat
dianggap sebagai sumber daaya reaktif..

Pengaruh sumber Daya reaktif terhadap tegangan secara sederhana dapat dijelaskan sbb.
Apabila pada saluran transmisi radial, pada sisi kirimnya disa;urkan daya dengan tegangan Vs
dan pada sisi terima diperoleh tegangan Vr maka berlaku beberapa hal sbb.
Bila untuk kebutuhan daya reaktif sebesaar Q1 dikirim seluruhnya dari sisi kirim, maka tegangan
padaa ujung terima adalah sebesar Vr1, bila Sebagian daya reaktif ini dipenuhi oleh sumber
daya reaktif lainnya misalnya kapasitor shunt, pada ujung terima sebesar ( Q1 + Q2 ) maka
untuk daya reaktif yg konstan, tegangan pada ujung kirim akan naik menjadi Vr2. Hal ini
disebabkan akibat penambahan daya reaktif tersebut arus yg mengalir pada transmisi tersebut
akan lebih kecil, sehingga tegangan jatuh pada saluran transmisi akan berkurang.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penempatan daya reaktif
tambahan pada beberapa titik didalam system dapat diatur aliran daya reaktifnya sehingga kita
dapat mengatur tegangan pada titik titik tersebut.
Generator yang biasa kita kenal sebagai penghasil energi listrik disamping dapat
membangkitkan daya aktif juga dapat menghasilkan daya reaktif atau menyerap daya reaktif
dari system. Bila sebuah generator membangkitkan daya reaktif maka disebut mempunyai
factor daya tertinggal / lagging, sebaliknya bila generator beroperasi untuk menyerap daya
reaktif dari system disebut mempunyai factor kerja mendahului / leading.
Pengaturan besarnya daya reaktif yg dibangkitkan , didapat dengan memberikan penguatan
lebih pada medannya. Kemampuan generator untuk membangkitkan daya reaktif ini dibatasi
oleh thermal rating pada stator dan rotor serta out put pada eksiternya.
3.
{engaturan daya reaktif dari system yg diserap, dilakukan dengan memberikan penguatan
kurang pada medannya ( under exited ). Modus operasi ini biasa dilakukan pada keadaan
beban dalam system rendah dan mempunyai line charginga yg besar.
Kemampuan generator untuk menyerap daya reaktif dari system dibatasi oleh persoalan
stabilaitas pembangkit itu sendiri. Dalam kondisi tertentu untuk memperbesar kemampuan
generator menyerap daya reaktif dilakukan dengan mengoperasikan sebagai synchronous
condenser yaitu dengan melepas penggerak mulanya.
Walaupun generator dapat digunakan sebagai penghasil daya reaktif utama, akan tetapi
generator tidak digunakan sebagai penghasil daya reaktif satu satunya didalam system. Hal ii
disebabkan pertimbangan beberapa hal sbb:

 Kemungkinan generator tersebut mengalami gangguan / pemeliharaan, sehingga


mengakibatkan system kehilanan sumber daya reaktif yang cukup besaar.
 Kemampuan untuk mengaatur tegangan pada pusat pusat beban terbatas
 Pembangkitan daya reaktif yg terlalu besar mengakibatkan biaya pembangkitan yg tidak
ekonomis
Oleh karena itu disamping generator untuk menghasilkan daya reaktif perlu diupayakan
denang menggunakan sumber sumber penghasil dayareaktif yg lain. Pemanfaatan generator
sebagai penghasil daya reaktif lebih ditekankan sebagai pengaturan tegangan system dalam
kondisi tertentu.

2. PENGATURAN REAKTOR DAN KAPASITOR

Selain dengan menggunakan generator untuk menghasilkan daya reaktif untuk keperluan
pengatur tegangan didalam system, dapat juga digunakan kapasitor yg dikombinasikan dengan
reactor.
Dalam pengaturan daya reaktif kadang kadang diperlukan hanya untuk penyerapan daya reaktif
dari sisten, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan reactor. Makan tinggi tegangan
system makain banyak daya reaktif yg dihasilkan oleh sisitem itu sendiri. Sebagai akibat
tingginya nilai kapasistansi isolasi. Oleh sebab itu pada tegangan ekstra tinggi ( 500 KV ) sering
dipergunakan reactor. Sebaliknya pad system tegangan rendah , system tidak mampu
menghasilkan daya reaktif yg cukup sebagai akibat redahnya nilai kapasistasi isolasi, sehingga
perlu sumber daya reaktif tambahan., Untuk keperluan ini biasa diperlukan kapasitor.
4.
Dengan kombinasi reactor dan kapasitor tersebut, diperoleh kemampuan untuk
membangkitkan atau menyerap daya reaktif didalam system sehingga dapat juga dipergunakan
untuk mengatur tegangan.
Pada yang mempunyai beberapa tingkat tegangan ( 20 kv sd 500 kv _ sering dipergunakan
reactor dan kapasitor secara bergantian sesuai dengan langgam turun naiknya beban. Sehingga
secara operasional kadangkala menambah beban pekerjaaan operator, kemudian diupayakan
pekerjaan ini secara otomatis. Untuk keper;uan tersebut dapat dipergunakan kondensator
sinkron atau Static VAR Compensator. Oleh karena kondensator sinkron harganya lebih mahal
dan relative berukuran besar maka lebih sering dipergunakan static VAR Compensator. Sumber
daya reaktif ini dapat diatur sekaligus sebagai penyerap maupun penghasil daya reaktif.

3. PENGATURAN TAP TRANSFORMATOR


Pengaturan tegangan dalam system dapat juga dilakukan dengan mengubah posisi Tap
transformator. Pada transformator distribusi dan transformator pembangkit perubahan posisi
tap pembangkit dilakukan pada saat tanpa beban ( no load ). Sedangkan pada transformator
system penyaluran dapat dilakukan perubahan posisi tap dalam keadaan berbeban ( on load
tap changer )
Pengaturan pada transformator dapat dilakukan perubahqn pada :

 Perbandingan lilitan
Dilakukan untuk mengatur tegangan ( regulator voltage control ), dengan cara mengatur
aliran daya reaktifnya.
 Sudut fasa antara tegangan sisi primer dan sisi sekunder
Untuk mengatur aliran daya aktif antara dua kawat transmisi yang parallel atau cabang
cabang dalaam suatu system ( regulator for phase angle control )

Pengaturan yg sering dilakukan pada transformator adalah pengaturan tegangan


terutama pada system yang radial. Dengan pengaturan ini dimaksudkan untuk :

Menjaga tegangan pada sis sekunder tetap konstan bila tegangan pada sisi primernya
berubah ubah.

Menjaga tegaangan pada sisi sekunder tetap dalam batas batas yg diijinkan bila beban
berubah ubah

Pada system loop dan mesh , dipergunakan pengaturan transformator dengan


pengubahan perbandingan lilitan dan peruban sudut fase yg di maksudkan untuk.
5.
Mengatur aliran daya reaktif dalam suatu system atau antara duaa buah pembangkit.

Mengatur aliran daya aktif dalam suatu system atau antara dua transmisi parallel.

4. PENGATURAN SALURAN TRANSMISI.


Tegangan yg cukup tinggi dapat menimbulkan efek Shunt capasitive pada saluran transmisi.
Dengan adanya efek ini akan timbul arus pengisian atau line charging. Gejala ini dapat
disamakan dengan pemasangan kapasitor shunt. Besarnya arus pengisian ini merupakan fungsi
kwadratik dari tegangan saluran tansmisi ,dan merupakan fungsi linier dari Panjang saluran
transmisi, karena arus pengisian ini tersebar secara merata disepanjang saluran transmisi.
Pada saluran transmisi pendek dengan tegangan transmisi yg tidak sangat tinggi, arus pengisian
ini dapat diabaikan. Pada saluran transmisi pendek dengan tegangan menengah arus pengisian
direpresentasikan sebagai : Y = jwC mho.
Dimana : Y = admitansi C = kapasistasi
Untuk saluran transmisi Panjang dengan tegangan menengah.
Yl /2 = l / Ze tanh ( Y. I ) / 2 mho.
Ze = V----- z/y ohm dan Y = V-----y.z

Arus pengisisn ini merupakan gejala alamiah yang sangat menguntunkan. Pada sat beban
puncak dimana kebutuhan akan daya reaktif sangat besaar maka kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi oleh saluran transmisi itu sendiri, akan tetapi pada saat beban rendah
dapatmengakibatkankelebihan daya reaktif pada system. Untuk mengatasi gejala ini maka
pengaturan tegangan dapat dilakukan dengan. :
Melepaskan Sebagian dari saluran transmisi ( saluran ganda ) dan pemasangan shunt reactor
dan pengoperasian generator dalam mode under exited.

Anda mungkin juga menyukai