Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
RAHMAWATI
NIM: 70200114018
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
RAHMAWATI
NIM: 70200114018
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga diberikan kesempatan, kesehatan dan kemampuan untuk dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Fungsi
Manajemen Program Promotif dan Preventif Penatalaksanaan ISPA pada
Balita di Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar” sebagai bagian dari syarat
meraih gelar sarjana.
Salam dan Shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Salallahu Alaihi Wassalam yang telah mengajarkan kepada manusia sifat
kerendahan hati, kesucian jiwa dan antusiasme untuk terus menuntut ilmu dunia
dan akhirat. Beliaulah yang menjadi suri tauladan kita dalam mengamalkan
seperangkat nilai akhlakul qarimah yang sempurna dan kemudian memberi
petunjuk penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh
gelar sarjana kesehatan masyarakat bagi mahasiswa program S1 program studi
Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Melalui penulisan skripsi ini, penulis telah berikhtiar semaksimal mungkin
agar dapat memenuhi ekspektasi dari berbagai pihak, namun penulis menyadari
bahwa sesungguhnya kesempurnaan hanya miliknya sehingga masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini, oleh sebab itu penulis meminta
maaf sembari mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua
orangtua saya tercinta yang tak pernah berhenti memberi saya kasih sayang, cinta
iv
dan mengajarkan saya untuk menjadi seorangsosok yang dapat membanggakan
dan
v
berani dengan dunia yaitu Ayahanda AlmBaso Dg NgembadanIbunda Nini Dg
Te’neyang selama ini telah mencurahkan segala cinta dan kasih sayang demi
mewujudkan mimpi saya meraih pendidikan yang setinggi-tingginya.
Selesainya skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh
rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung
maupun tidak langsung kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar
dan para Wakil Rektor I, II, III, dan IV.
2. Dr. dr. Armyn Nurdin, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin dan Wakil Dekan I, II dan III.
3. Walikota Makassar, beserta seluruh jajaran pemerintahan yang telah
mengizinkan dan membantu saya melakukan penelitian di wilayahnya.
4. Kepala Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar, beserta seluruh staf yang
telah membantu dalam terselesaikannya penelitian ini.
5. Semua informan yang terlibat dalam penelitian ini dan telah bersedia
meluangkan waktunya dan memberikan informasi-informasi penting
sehingga memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Azriful SKM., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat dan
Emmi Bujawati SKM., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar yang telah menjadi sosok panutan bagi saya.
v
7. Ayahanda Dr. M. Fais Satrianegara, SKM., MARS dan ayahanda Azriful
SKM., M.Kes yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan, senantiasa setia memberikan bimbingan, koreksi dan arahan.
8. Ibunda Nurdiyanah, SKM, M.PH dan Dr. H. M. Dahlan M.Ag selaku
penguji kompetensi dan integrasi keislaman yang telah memberikan
petunjuk dan koreksi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar yang telah menyumbangkan
ilmu pengetahuannya serta memotivasi untuk terus mengembangkan diri.
10. Seluruh Keluarga Besar Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar
yang telah banyak mengajarkan arti dari sebuah proses pengembangan diri,
berbagi pengalaman dan inspirasi serta terus memotivasi sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
11. Sahabat seperjuangan Kesehatan Masyarakat Angkatan 2014 (Hefabip)
yang senantiasa mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih telah menjadi keluarga, sekaligus pelengkap dalam
mengarungi suka-duka dunia kemahasiswaan. Semoga kesuksesan
senantiasa menaungi kita.
12. Saudara yang setia menemani suka duka selama masa perkuliahan yaitu
Ayu Fitriani, Nurpadilla, Nurul Aulia, Ria Mardiana, Jumriati, Rifatul
Fahmiah.B, Hafsah Kamaruddin, Hardiani, Nita Ayu Utami, dan Anna
Yuliana.
13. Sahabat satu atap selama tiga periode dan merasakan manisnya ber-PBLdi
vi
Dusun Panaikang Kab. Sinjai yaitu Muhammad Nurqalby, Muhammad
vi
Nurhidayat, Taliyya Mabrukatulhaya, Nur Asmi Noviani, Jumriati dan
Yuliana.
14. Sahabat satu rumah selama dua bulan merasakan hebatnya pengalaman
ber-KKN di Desa Manuju Kab. Gowa pada proses Kuliah Kerja Nyata,
yaitu Ahmad Siddiq Abdurrahman, Nur Devitasyari, Mutmainnah Tahir,
Nurfadillah, Nur Afifah Hamid, Nur Aeni, dan jusnaeni.
15. Sahabat KESA (Kesmas A)atas waktunya selama kurang lebih 2 tahun,
begitu banyak kebersamaan yang telah dilalui, tetap kompak semoga bisa
sukses bersama.
16. Teman-teman peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan(AKK)
kesehatan masyarakat 2014 terimakasih kisah manis manisnya selama ini,
semoga kita bisa wisudah bersama dibulan 12.
Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Semoga
penelitian ini dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi seluruh
pembaca, dan juga menjadi pemantik semangat bagi seluruh mahasiswa untuk
terus berkarya dalam bidang penelitian. Wassalam.
Rahmawati
NIM : 70200114018
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 41
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Proses Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) .......... 97
Gambar 4.2. Skema Penyaluran BOK ............................................................. 106
Gambar 4.3. Alur Pelaporan dan Surveilans ISPA .......................................... 108
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................ x
DAFTAR BAGAN...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian .............................................................. 4
C. Defenisi Konsep dan Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 4
D. Kajian Pustaka......................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................... 13
A. Tinjauan Umum Fungsi Manajemen....................................................................... 13
B. Tinjauan Umum Tentang ISPA ............................................................................... 26
C. Tinjauan Umum Upaya Promotif dan Preventif...................................................... 34
D. Integrasi Keislaman tentang Fungsi Manajemen Program P2 ISPA ...................... 36
E. Kerangka Teori ........................................................................................................ 41
F. Kerangka Konsep..................................................................................................... 42
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 43
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 43
B. Informan Penelitian dan Metode Penentuan Informan............................................ 43
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 45
D. Instrumen Penelitian................................................................................................ 46
E. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................................. 46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................................... 46
B. Hasil Penelitian........................................................................................................ 52
C. Pembahasan ............................................................................................................. 83
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 112
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 112
B. Implikasi .................................................................................................................. 115
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Permohonan menjadi Responden
Lampiran 2. Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
Lampiran 4. Matriks Hasil Wawancara
a. Matriks Hasil Wawancara Petugas Kesehatan
b. Matriks Hasil Wawancara Ibu Balita
Lampiran 5. Lembar Observasi
Lampiran 6. Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 7. Kode Etik Penelitian
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian
a. Surat Izin Penelitian dari UIN Alauddin Makassar.
b. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu.
c. Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Wali Kota Makassar.
d. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Makassar.
e. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10. Riwayat Peneliti
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immunodeficiendy Syndrome
ARI : Accute Respiratory Infections
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Berat Bayi Lahir rendah
BK : Bimbingan Konseling
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
BPS : Bidan Praktek Swasta
DBD : Demam Berdarah
Dinkes : Dinas Kesehatan
Depkes : Departemen Kesehatan
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
Kapus : Kepala Puskesmas
KB : Keluarga Berencana
Kesling : Kesehatan Lingkungan
Kesmas : Kesehatan Masyarakat
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KK : Kepala Keluarga
Lansia : Lanjut Usia
Minlok : Mini Lokakarya
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
PERDA : Peraturan Daerah
Perkesmas : Perawatan Kesehatan Masyarakat
Permenkes RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
x
PKM : Puskesmas
PJ : Penanggung Jawab
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
Promkes : Promosi Kesehatan
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Puskel : Puskesmas keliling
Pustu : Puskesmas Pembantu
POA : Planning Of Action
Pokja : Kelompok Kerja
POSDC : Planning, Organizing, Staffing, Directing and Controlling
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PP : Peraturan Pemerintah
PTP : Perencanaan Tingkat Puskesmas
P2M : Pengendalian Penyakit Menular
P2KT : Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan secara Terpadu
P2PL : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
RSB : Rumah Sakit Bersalin
RSU : Rumah Sakit Umum
QS : Quran Surah
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
RSP : Rumah Sakit Pembantu
SARPRAS : Sarana dan Prasarana
SIK : Sistem Informasi Kesehatan
SK : Surat Keputusan
xi
SMD : Survey Masyarakat Desa
SP2TP : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas
SUBAG : Sub Bagian
TB : Tuberkulosis
TOGA : Tokoh Agama
TOMAS : Tokoh Masyarakat
TU : Tata Usaha
UBK : Unit Bidan Komunitas
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UKS : Upaya Kesehatan Sekolah
UKT : Upaya Kesehatan Tradisional
UNICEF : United Nations Children’s Fund
UPT : Unit Pelaksana Teknis
WHO : World Health Organization
6M : Men, Money, Methods, Materials, Machines and Market
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Luas Wilayah, Jumlah RW/RT menurut Kelurahan....................51
Tabel 4.2 Karakteristik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................................51
Tabel 4.3 Karakteristik 10 Penyakit Tertinggi di Puskesmas Kassi Kassi .......................56
Tabel 4.4 Karakteristik Informan berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, dan
agama................................................................................................................57
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 41
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................................... 42
Gambar 4.1 Proses Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) ........................ 105
Gambar 4.2 Proses Penyaluran Dana BOK.................................................................. 114
Gambar 4.1 Alur evaluasi Program P2PL.................................................................... 116
xv
Implementasi Fungsi Manajemen Program Promotif dan Preventif
Penatalaksanaan ISPA Pada Balita di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassar Tahun 2018
1
Rahmawati. 2Fais Satrianegara.3Azriful.
1
Bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat.
2
Bidang Manajemen Administrasi Rumah Sakit Jurusan Kesehatan Masyarakat.
3
Bidang Epidemiologi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
rahmawatinonaa@gmail.com
ABSTRAK
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
atau lebih saluran napas yang berlangsung selama 7 – 14 hari. Tujuan penelitian
ini untuk mendapatkan informasi terkait implementasi fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita. Metode yang digunakan
adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan terdiri dari Kepala
Puskesmas, petugas program ISPA dan surveilans, petugas upaya promosi
kesehatan, petugas upaya kesehatan lingkungan, kepala tata usaha, dan beberapa
ibu balita yang pernah menderita ISPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fungsi manajemen program promotif dan preventif ISPA masih tergabung dalam
program P2PL secara umum. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya
perencanaan khusus yang dibuat Puskesmas terkait upaya promotif preventif
ISPA sehingga pada fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan, pendanaan, dan evaluasi belum dapat meminimalisir
jumlah penderita ISPA pada balita. Program kunjungan lapangan berupa
penyuluhan di masyarakat masih belum merata di sekitar wilayah kerja
Puskesmas. Kepala Puskesmas seharusnya membuat kebijakan terkait
perencanaan khusus dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pencegahan
dan pengendalian ISPA pada balita sehingga ada tolak ukur yang dapat dilihat
untuk melakukan pengendalian ISPA pada balita.
1
2
Selain itu, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada
kelompok bayi dan balita. ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit
tertinggi di Puskesmas. Adapun perkiraan presentase pneumonia pada balita
di Indonesia tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (6.38%), Kepulauan Bangka
Belitung (6.05%), Kalimantan Selatan (5.53%) dan Sulawesi Selatan (5.19%).
Sulsel menempati urutan keempat tertinggi di Indonesia terkait cakupan penderita
ISPA pada balita (Profil Kesehatan Indonesia 2016).
Menurut profil kesehatan Sulawesi Selatan, data perkiraan kasus ISPA pada
balita tertinggi berada di tiga Kabupaten/Kota yaitu Makassar (1.282.945), Bone
(600.848), dan Gowa (406.472). Setelah melakukan pengambilan data awal
di Dinas Kesehatan Kota Makassar diperoleh data bahwa penemuan dan
penanganan kasus ISPA tertinggi berada di Puskesmas Kassi Kassi yaitu pada
tahun 2015 jumlah kasus ISPA meningkat dari 4.781 kasus menjadi 5.011 di tahun
2016 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 5.197
kasus.
Saat ini banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ISPA,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun kebijakan dan strategi
nasional terkait pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA yang meliputi
3 komponen utama yaitu surveilans, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
ISPA. Selain itu setiap Puskesmas dituntut untuk memperbaiki sistem manajemen
melalui upaya promotif dan preventif untuk menekan jumlah penyakit yang terus
meningkat setiap tahunnya (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam pencapaian program Indonesia Sehat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 menyatakan
bahwa pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
3
preventif sesuai dengan wilayah kerjanya masing masing namun puskesmas hanya
menerapkan upaya kuratif secara terus menerus maka jumlah kasus ISPA akan
semakin bertambah, tetapi jika seluruh upaya kesehatan dilakukan (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif) sesuai tujuan organisasi maka angka kejadian
ISPA mampu untuk diminimalisir.
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil fokus
masalah dari penelitian ini yaitu: Bagaimana Implementasi Fungsi Manajemen
Program Promotif dan Preventif Penatalaksanaan ISPA pada Balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar tahun 2018.
C. Definisi Konsep dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Definisi Konsep
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, perlu diberikan definisi konsep setiap variabel
yang diteliti bertujuan untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran.
Konsep program promotif yang dimaksud pada penelitian ini meliputi:
penyuluhan kesehatan ISPA pada balita, penyuluhan peningkatan gizi balita,
pemeliharaan kesehatan perorangan, dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.
Sedangkan program preventif meliputi imunisasi terhadap bayi dan balita,
pemeriksaan ibu hamil, dan pemeriksaan kesehatan berkala pada balita. Adapun
fungsi manajemen yang diteliti berdasarkan masing masing variabel dijelaskan
sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan) kegiatan program promotif dan preventif
penatalaksanaan ISPA pada balita, yaitu didefinisikan sebagai identifikasi masalah
ISPA pada balita kemudian membuat perencanaan program, menetapkan tujuan
dan bagaimana alur dari perencanaan program.
5
dilaksanakan .bentuk
pengawasan pada program
P2M hanya melalui via
telepon serta fungsi
evaluasi untuk
menilai keberhasilan
pelaksanaan program
yang dinilai telah dilakukan
dengan melihat
standar pelayanan minimal
yang disusun.
5. Saufi Impementasi a.jenis Implementasi pelayanan
Ichwana pelayanan penelitian: preventif dan promotif
promotif dan Penelitian di Puskesmas Sukaramai
preventif untuk Kualitatif belum berjalan secara
penyakit b.Pendekatan : maksimal sehingga
ISPA di pendekatan cakupan pelayanannya
puskesmas deskriptif masih rendah dan
sukaramai (explanatory diharapkan agar
kecamatan research). pemerintahan yang terkait
medan area c.Alat Ukur: dapat meningkatkan kualitas
tahun 2017 teknik dan kuantitas dari tenaga
wawancara kesehatan, dana dan sarana,
mendalam prasarana serta peralatan.
(indepth Diharapkan kepala
interview) , puskesmas lebih
juga memahami tentang
didapatkan manajemen puskesmas
dari studi dalam membuat suatu
dokumentasi, perencanaan, diharapkan
arsip-arsip dan puskesmas beserta
laporan jajarannya lebih
yang meningkatkan
berkenaan pemahaman, koordinasi,
dengan objek pengawasan dan kerja sama
penelitian. lintas sektoral dalam
d.Alat melaksanakan pelayanan
Analisis: preventif dan promotif
reduksi data, untuk penyakit
triangulasi. ISPA(Ichwana, 2017)
11
E. Tujuan Pustaka
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Implementasi Fungsi Manajemen Program Promotif
dan Preventif Penatalaksanaan ISPA pada Balita di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassar tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui implementasi perencanaan fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
b. Untuk mengetahui implementasi pengorganisasian fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
c. Untuk mengetahui implementasi penggerakan fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
d. Untuk mengetahui implementasi pengawasan fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
e. Untuk mengetahui implementasi penganggaran fungsi manajemen program
promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
f. Untuk mengetahui implementasi evaluasi fungsi manajemen program promotif
dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
12
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi masukan dan informasi bagi
pihak Puskesmas Kassi Kassi khususnya Dinas Kesehatan Kota Makassar agar
lebih tahu dimana hambatan Puskesmas dalam menjalankan program promotif
dan preventif khususnya penatalaksanaan ISPA pada balita serta menjadi acuan
untuk pembentukan program pengendalian ISPA pada masyarakat.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berguna
tentang penatalaksanaan program promotif dan preventif ISPA pada balita
di Puskesmas, sehingga tujuan akhir program dapat tercapai.
c. Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang
akan meneliti terkait fungsi managemen program promotif dan preventif
penatalaksanaan ISPA pada balita di Puskesmas.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan terkait fungsi manajemen,
penyakit ISPA dan upaya promotif preventif yang telah ditemukan di perkuliahan
pada tempat kerja yang sesungguhnya.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Tinjauan Umum Fungsi Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan kerangka aturan atau proses yang melibatkan
pengarahan atau bimbingan dari sekelompok orang ke arah tujuan organisasional
dengan maksud yang jelas dan telah ditentukan sebelumnya. manajemen juga
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sistematis untuk dapat memahami
proses manusia saling bekerja sama agar mampu menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain, golongan tertentu maupun masyarakat luas.
Secara umum manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, kepemimpinan, pengendalian dan pengawasan
melalui pemanfaatan sumber daya dan sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Manajemen bertujuan Melaksanakan dan mengevaluasi strategi kerja
secara efektif dan efisien, Mengevaluasi, meninjau, dan mengkaji ulang situasi
serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan
dalam pelaksanaan strategi kerja program yang akan dijalankan.
Fungsi manajemen diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai
jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga
membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari memimpin, merencana,
menyusun dan mengawasi. Setiap pemimpin harus menjalankan fungsi tersebut
dalam organiasi sehingga hasilnya merupakan keseluruhan yang sistematik.
(Sabarguna, 2009 dalam Alfrida, 2012).
13
14
a. Top Management
manajer senior, eksekutif kunci. Top manajer bertanggung jawab atas kebijakan
b. Middle Management
menerapkan rencana yang sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi
c. Lower Management
seksi.
16
akhir dari tindakan, sedangkan tindakan itu sendiri adalah alat untuk sampai
ketujuan tersebut. Dengan perkataan lain bahwa tujuan merupakan target yang
menjadi sasaran manajemen, sedangkan tindakan merupakan alat dan cara
mencapai sasaran tersebut.
Menurut George R. Terry, dalam buku Zaini Muchtarom, lebih rinci
menyatakan: perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan fakta-fakta
serta menyusun dan menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam bentuk visualisasi dan formulasi dari kegiatan-kegiatan terarah yang
diyakini perlu untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Perencanaan diperlukan
dengan adanya langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perkiraan dan perhitungan masa depan.
2. Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangkaian pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3. Penetapan tindakan dan prioritas pelaksanaanya.
4. Penetapan metode.
5. Penetapan dan penjadwalan waktu.
6. Penempatan lokasi (tempat).Penempatan biaya fasilitas dan faktor-faktor
lain yang diperlukan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Adapun pengorganisasian menurut Geoege R. Terry adalah menentukan,
mengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk
mencapai tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan
faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai, dan menunjukkan hubungan
kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.(George & Terry, 2016).
3. Actuating (Penggerakan)
25
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura
(Rasmaliah, 2014).
Untuk kepentingan pencegahan dan pemberantasan, maka penyakit ISPA
dapat diketahui menurut lokasi anatomi dapat dibagi dua, yaitu :
a. ISPA bagian atas meliputi batuk pilek (common cold), pharingitis, tonsilitis,
otitis, flu selesmas, radang tenggorokan, sinusitis dan lain-lain yang relatif tidak
berbahaya.
b. ISPA bagian bawah meliputi bronchiolitis dan pneumonia yang sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Abdul Syair, 2009).
2. Patofisiologi ISPA
Mekanisme terjadinya ISPA adalah masuknya beberapa golongan
kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam
kedalam tubuh manusia. Pada ISPA atas 90-95% penyebabnya adalah virus.
di negara berkembang, ISPA bawah terutama pneumonia disebabkan oleh bakteri
dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetella dan
korinebakterium, sedangkan di negara maju ISPA bawah disebabkan oleh virus,
miksovirus, adenivirus, koronavirus, pikornavirus dan herpesvirus (Parker, 1985
dalam Putranto, 2007).
Cara penularan ISPA kontak langsung melalui mulut dan droplet
(pengecilan tetesan seperti partikel cairan yang dimuntahkan dari mulut pada saat
batuk, bersin, atau berbicara yang dapat menyebabkan infeksi lain melalui udara
atau penularan terjadi karena kontak langsung melalui udara) atau penularan
terjadi karena kontak langsung melalui tangan, sapu tangan, peralatan makanan
atau benda-benda lain yang baru saja terkontaminasi oleh saluran pernafasan dari
orang-orang yang terinfeksi atau virus yang dikeluarkan melalui tinja fekal-oral
(Depkes RI, 2009).
28
termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment) meliputi mencari kasus sedini mungkin:
1. Melakukan general check up rutin setiap individu.
2. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka
pemberantasan penyakit menular.
3. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan
bebas, golongan narkotika, psikotropika dan obat-obatan bius lainnya.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan bentuk pencegahan dengan kegiatan
mempertahankan kualitas hidup penderita yang telah mengalami penyakit cukup
berat yaitu dengan cara rehabilitatif dan paliatif berupa pencegahan komplikasi
penyakit agar tidak lebih parah. Pencegahan tersier merupakan upaya yang
dilaksanakan pada penderita sesegera mungkin agar terhindar dari komplikasi
yang lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia
harapan hidup. Pencegahan tersier juga dapat dilaksanakan melalui tindak lanjut
dini dan tata laksana kasus termasuk penanganan respon cepat menjadi hal yang
utama agar kecacatan dan kematian dini akibat infeksi dapat tercegah dengan baik
(Depkes, 2013).
D. Integrasi Keislaman tentang Fungsi Manajemen Program Promotif dan
Preventif Penatalaksanaan ISPA pada Balita
Suatu usaha dalam menjalankan roda kehidupan tentu kita memiliki
cita-cita agar hidup bahagia dan sehat merupakan salah satu indikator dari hidup
bahagia dan untuk mencapai kebahagiaan itu seseorang harus memiliki
perencanaan sejak dini. Inilah yang disebut sebagai salah satu bagian dari fungi
manajemen. Allah swt pun menjelaskan ini melalui firmannya dalam
QS. As-Shaff /61:4 :
38
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh”. (Ash-Shaff 61: 4).
Terjemahnya:
“Hai manusia (sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari
Rabb kalian) berupa Alkitab yang di dalamnya dijelaskan hal-hal yang
bermanfaat dan hal-hal yang mudarat bagi diri kalian, yaitu berupa kitab
Al Quran (dan penyembuh) penawar (bagi penyakit-penyakit yang ada
di dalam dada) yakni penyakit aqidah yang rusak dan keragu-raguan (dan
petunjuk) dari kesesatan (serta rahmat bagi orang-orang yang beriman)
kepadanya”. (QS. Yunus 10:57).
39
Terjemahnya
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran” (Departemen Agama, 2010).
Ayat di atas juga dapat diartikan sebagai salah satu fungsi dari upaya
promotif dan preventif karena ayat tersebut menjelaskan tentang memberi
kebaikan kepada kaum kerabat dengan mengajarkan apa yang baik dan melarang
sesuatu yang buruk. Upaya promosi kesehatan dilakukan oleh seorang promotor
untuk menyampaikan pesan yang bisa membuat seseorang menjadi tetap sehat
agar tidak jatuh sakit dan terkena penyakit. Sungguh Allah maha pengasih lagi
maha penyayang. Allah swt juga berfirman dalam QS Al- Imran/3: 104:
Terjemahnya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Departemen Agama,
2010).
43
44
metode ini dapat dilakukan dengan sederhana yakni peneliti cukup memegang
check-list/catatan lapangan untuk mencacat informasi yang dibutuhkan atau data
yang sudah ditetapkan (Soewadji, 2012). Pada saat melakukan observasi, alat
pengumpulan data yang biasa dibutuhkan ialah panduan observasi dan alat
perekam seperti kamera, perekam suara, dan buku catatan.
2. Wawancara Mendalam
Metode pengumpulan data primer selanjutnya adalah wawancara
mendalam (in depth interview). Wawancara mendalam merupakan dialog secara
individu menggunakan pedoman wawancara yang terstruktur. Wawancara
dilakukan secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara. selaku
pewawancara dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sedangkan
terwawancara adalah informan. Informan yang digali dalam penelitian ini adalah
semua pengelola program promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada
balita di Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat/fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Saryono, 2013). Pedoman wawancara merupakan instrumen utama dalam
penelitian ini. Selain itu, peneliti juga menggunakan alat perekam dan catatan
lapangan yang berfungsi untuk mengumpulkan hasil wawancara sebagai bukti
penelitian. Penelitian kualitatif berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
47
Penyajian data yang sering digunakan untuk data kualitatif pada masa
yang lalu adalah dalam bentuk teks naratif dalam puluhan, ratusan, atau bahkan
ribuan halaman. Akan tetapi, teks naratif dalam jumlah yang besar
melebihi beban kemampuan manusia dalam memproses informasi. Penyajian
data dalam kualitatif sekarang ini juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis
matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu padan
dan mudah diraih.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melakukan pemaknaan atas
hasil temuan yang didapatkan dilokasi dan menjawab keseluruhan variabel dalam
penelitian. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran hubungan kausal
atau interaktif, hipotesis maupun teori.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
46
47
Luas wilayah kerja Puskesmas Kassi Kassi seluruhnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1
Luas Wilayah, Jumlah RW/RT menurut Kelurahan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Kassi tahun 2018
No Kelurahan Luas (Kha) RW RT
1 Tidung 0,89 8 42
2 Bontomakkio 0,20 6 31
3 Kassi Kassi 0,82 14 93
4 Mappala 0,50 13 71
5 Banta-Bantaeng 1,27 8 83
6 Karunrung 1,52 9 47
Jumlah 5,2 58 361
Sumber: Profil Puskesmas Kassi Kassi Tahun
2. Kepadatan
2018 penduduk
Dalam upaya menahan laju pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui
pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan angka kematian (bayi, anak balita,
dan ibu), dimana pertumbuhan yang tinggi akan menambah beban pembangunan.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kassi Kassi pada tahun 2018
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Kassi
Tahun 2018
Jumlah Perjenis Kelamin
No Kelurahan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Tidung 7.909 7.230 15.139
2 Bontomakkio 2.227 2.367 4.594
3 Kassi Kassi 8.957 9.075 18.032
4 Mappala 5.909 5.909 11.818
5 Banta-Bantaeng 10.361 10.184 20.545
6 Karunrung 6.372 6.221 12.953
Jumlah 42.095 40.986 83.081
Sumber: Profil Puskesmas Kassi Kassi Tahun 2018
48
h. Apotik : 10 buah
i. Posyandu : 58 buah
5. Tenaga dan Struktur Organisasi
1. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kassi Kassi tahun
2018 sebanyak 55 orang dengan berbagai kualifikasi, yang terdiri dari:
1. Dokter umur : 8 orang
2. Dokter Gigi : 2 orang
3. Perawat : 18 orang
4. Perawat Gigi : 2 orang
5. Bidan : 9 orang
6. Sanitarian : 1 orang
7. Gizi : 3 orang
8. Pranata Laboratorium : 2 orang
9. Apoteker : 2 orang
10. Asisten Apoteker : 1 orang
11. Rekam Medik : 3 orang
12. Sarjana Ekonomi : 1 orang
13. Epidemiologi : 1 orang
14. Kesling : 2 orang
15. SMA : 1 orang
b. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Kassi Kassi berdasarkan Surat Keputusan
Dinas Kesehatan Kota Makassar Nomor: 800 / 1682 / SK / IV / 2010 Tanggal
21 April 2010 terdiri atas:
50
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Subag Tata Usaha
3. Unit Pelayanan Teknis Fungsional Puskesmas
4. Unit Kesehatan Masyarakat
5. Unit Kesehatan Perorangan
6. Unit Jaringan Pelayanan Puskesmas
7. Unit Puskesmas Pembantu (Pustu)
8. Unit Puskesmas Keliling (Puskel)
9. Unit Bidan Komunitas.
Pembagian setiap unit kerja dapat dilihat pada bagan struktur organisasi
Puskesmas Kassi Kassi tahun 2018.
5. Visi dan Misi Puskesmas Kassi Kassi
a. Visi
“Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk sehat”
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Puskesmas.
2. Meningkatkan pembinaan program yang berbasis masyarakat.
3. Lebih meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas.
6. Meningkatkan promosi dan pencegahan penyakit.
Perwujudan visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan
18 kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan oleh 7 unit. 18 kegiatan pokok
puskesmas diantaranya:
51
Penyakit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
ISPA 240 344 361 377 386 455 489 495 501 503 523 511 5197
Diare 345 497 443 456 394 396 341 361 335 295 303 484 4650
Pusing 146 254 261 239 251 257 201 218 212 219 210 322 4600
Maag 181 206 177 188 166 145 97 143 148 146 180 441 2218
Hipertensi 129 97 101 78 74 97 85 88 57 71 98 160 1135
Diabetes 140 120 193 74 56 48 99 58 66 60 70 82 1066
Pulpitis 75 112 107 84 66 77 98 90 72 50 50 36 917
Dispesia 103 83 84 91 93 52 86 70 57 75 50 43 887
TB 74 73 85 75 65 56 93 86 71 68 71 50 868
Stress 40 44 50 54 30 34 70 49 57 50 60 92 630
Sumber: SP2TP Puskesmas Kassi Kassi
Tabel 4.4
Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin,
Umur, Pendidikan, dan Status Pekerjaan
Tahun 2018
1. Karakteristik Informan
No Infor Jenis Jenis Umur Pendidikan Status/Pekerjaan
man Informan Kelamin terakhir
1 MJ Kunci Perempuan 58 S2 Kesehatan Kepala Puskesmas
2 WY Utama Laki-Laki 53 S2 Ekonomi Kepala Tata Usaha
3 SA Utama Perempuan 38 S1 Kesmas PJ Bid. P2 ISPA
PJ. Surveilans
4 HZ Utama Laki-Laki 34 S1 Kesling PJ. Bid Kesling
5 HR Utama Perempuan 42 DIV keperawatan PJ. Bid Promkes
6 SS Pendukung Perempuan 27 S2 Kesehatan Ibu Balita/ Dosen
7 NM Pendukung Perempuan 22 SMA Ibu Balita/IRT
8 MI Pendukung Perempuan 34 SMK Ibu Balita/IRT
9 EW Pendukung Perempuan 37 S1 Ekonomi Ibu Balita/PNS
10 RD Pendukung Perempuan 19 SMP Ibu Balita/IRT
11 CD Pendukung Perempuan 22 SMA Ibu Balita/IRT
12 SM Pendukung Perempuan 21 SMA Ibu Balita/IRT
13 NB Pendukung Perempuan 41 SD Ibu Balita/IRT
14 YA Pendukung Perempuan 28 SD Ibu Balita/IRT
15 HW Pendukung Perempuan 28 SMP Ibu Balita/IRT
16 ST Pendukung Perempuan 40 SMP Ibu Balita/IRT
17 AR Pendukung Perempuan 39 S1 Manajemen Ibu Balita/PNS
Sumber: Data primer 2018
Berdasarkan Tabel 4.4 Informan pada penelitian ini berjumlah 17 orang
yang terdiri dari 2 laki-laki dan 15 perempuan. Pendidikan terakhir informan
berbeda-beda mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, DIV, S1 hingga S2. Informan
“Tidak ada perencanaan khusus program ISPA pada balita” (MJ, 58 th)
“Kalau program ISPA tidak spesifik, dia masuk dalam bagian P2PL”
(HR, 42 th)
“Memang tidak ada kalau program promotif dan preventif ISPA pada
balita” (WY, 53 th).
“...tidak ada program yang dikhususkan untuk ISPA yang ada hanyalah
kegiatan pengendalian ISPA bentuk programnya P2PL”. (HZ, 34 th)
55
“Belum ada perencanaan spesifik untuk program ISPA pada balita, jadi
kita fokus kepada surveilans dan upaya kuratifnya, untuk promotif
preventifnya sendiri lebih mengarah kepada pengendalian penyakit
menular (P2PL) secara umum. (SA, 38 th).
“Iya, kita tahu kalau ISPA pada balita itu tinggi tapi jenis ISPA itu
bermacam macam, tapi kebanyakan yang datang ke puskesmas itu dengan
keluhan ringan dan sedang seperti batuk,pilek dan demam” (SA, 38 th)
“Saya kurang tahu dek karena nda pernah ikut penyuluhan yang
dilaksanakan pihak puskesmas” (SS, 27 th)
“... dibulan januari itu sudah dilakukan mini lokakarya lintas program,
masing masing penanggung jawab akan memaparkan masalah masalah
kesehatan apa yang perlu untuk dilakukan pengendaliannya atau
peningkatannya, sesuai dengan target yang ditetapkan, tapi kalau
program spesifik ke promotif preventif ISPA itu tidak ada, dia masuk
di program P2PL (Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular)”.
(SA, 38 th)
“Pihak Puskesmas biasa juga ada kader kader kesehatan dikumpul saat
imunisasi di Posyandu”.(NM, 22 th)
Program ISPA pada balita yang masih tergabung dalam P2PL juga
dipengaruhi oleh faktor tingginya masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat selain penyakit ISPA diantaranya Diare, Thypoid, DBD, TB, dan
Kusta. Hal ini diungkapkan oleh informan berikut ini:
“...jadi itu karena banyak masalah kesehatan selain ISPA, kalau semua
penyakit misalnya ada perencanaan khususnya yang dilakukan kontinyu
setiap minggu misalnya maka itu tidak akan cukup 24 hari kerja“
(SA, 34 th).
“Iya jadi fungsi puskesmas ini kan sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya, nah angka ISPA tinggi, kunjungan ISPA
tinggi setiap bulan, setiap tahun tapi kita punya program lain yang
memang ada perintah dari pusat seperti HIV, TB, Kusta, itukan ada dana
tersendirnya, kami dari pihak puskesmas hanya menjalankan program
sesuai perintah pusat”(MJ, 58 th)
59
“Seperti yang tadi saya katakan inikan kita punya POA, punya
perencanaan jadi diperencanaan itu setiap kegiatan ada tujuannya, ada
targetnya berapa capaiannya. Kalau ISPA pada balita tagetnya sekian
balita ,balita itu kita pantau status gizinya melalui penimbangan,
pengukuran tinggi, kita tanyakan ke ibu balita dia ASI atau tidak .kan itu
sudah masuk dalam upaya promotif, tapi puskesmas Kassi Kassi ini
wilayah kerjanya banyak, masalah kesehatannya banyak, jadi kita
intervensi satu satu” ( HR, 42 th)
2. Organizing (Pengorganisasian)
a. Bentuk penetapan program kegiatan ISPA pada Balita
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, sehubungan dengan
pengorganisasian program terkait penetapan program kegiatan ISPA merupakan
kegiatan tahunan yang masuk dalam program P2PL seperti yang diungkapkan
informan berikut ini:
“program tahunan banyak, tapi kan ada lagi rapat bulanan, kita pilih
yang lebih urgen dulu, misalnya suntik MR kita utamakan”.(HR, 42 th).
“setiap minggukan ada jadwalnya program prioritas tadi, lalu kita (petugas
kesehatan) sama sama turun lapangan, kalau tidak melakukan penyuluhan
kita memantau saja tentu dengan kerjasama lintas sektor” (HZ, 43th)
“Jadi kita semua fokus kesana tidak mungkin kan cuman bidan dan
perawat yang turun, kita turun bersama ikut membantu, semua
terlibat”(HZ, 43 th)
“kalau yang saya lihat pihak Puskesmas ke masyarakat itu dibagi bagi,
jadi banyak pakaian putih putih, saya tidak tahu mereka dari jurusan apa
saja”. (RD, 19 th)
“...kalau kita kunjungan ke lapangan biasanya kita dibagi tim. jadi masing
masing dua orang per tim. ada Dokter, Bidan, Perawat terkadang ada
prom IT (Promkes) karna disini wilayah kerjanya cukup luas, jadi kita
bagi secukup cukupnya sajalah” (SA, 38 th)
“Memang ada tim khusus yang saya bentuk, tim lapangan namanya itu
untuk merangkum seluruh kegiatan turun lapangan yang ada di tingkat
Puskesmas ini tentunya. (MJ, 58 Th)
“Kalau yang saya lihat Puskesmas ke masyarakat itu dibagi bagi, jadi
banyak pakaian putih putih, saya tidak tahu mereka dari jurusan apa
saja”.(RD, 19 th)
3. Actuating (Penggerakan)
a. Program khusus ISPA yang dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mengenai pelaksanaan
program promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA pada balita itu tidak
spesifik mengarah ke ISPA pada balita tapi lebih kepada program P2PL secara
62
umum, yang spesifik pada ISPA di Puskesmas Kassi Kassi itu upaya kuratifnya.
Hal ini diungkapkan oleh informan berikut ini:
“...posyandu kan ada hari khususnya, Jadi kalau nda sempat campak saya
ke Puskesmas tapi mengecewakanji, Selalu habis terpaksa saya ke klinik
jadi umum, padahal BPJS ku berbayar faskes disini”. (NM, 22 th)
“Biasanya kita tahu dari ibu ibu yang lain kalau ada imunisasi
di rumahnya pak RT atau RW”. (SM, 21 th).
terkait langkah langkah penggerakan program promotif dan preventif dimulai dari
perencanaan kemudian ditentukan penanggung jawab program setelah itu
64
“kita berangkat dari perencanaan kemudian kita peta petakan siapa yang
bertanggung jawab pada setiap program ,nah PJ inilah yang akan diberi
wewenang untuk mengatur kemana ia akan melangkah lebih dulu, apakah
melakukan observasi awal terkait target turun lapangan, terserah dia
bagaimana sistemnya nanti pelaksanaan kegiatan kita berdayakan seluruh
SDM puskesmas kassi kassi untuk sama sama menjalankan program
prioritas lalu ke program tambahan”.(MJ, 58 th)
“Setiap minggu kan ada jadwalnya program prioritas tadi, lalu kita
(petugas kesehatan) sama sama turun lapangan, kalau tidak melakukan
penyuluhan kita memantau saja tentu dengan kerjasama lintas sektor ,yah
kalau kita turun di Posyandu kita kerja samanya sama pihak Posyandu.
setidaknya kita ramai ramai dari puskesamas kassi kassi”(HZ,34 th)
“Iya itu tadi kalo program promotif itukan semacam penyuluhan biasanya
setelah imunisasi di Posyandu ibu ibunya dikumpulkan untuk penyuluhan
kesehatan keluarga, macam macam biasa juga tentang penyakit”
(MI, 34 th)
“Selama ini yang saya ikuti cuma tata cara hidup bersih dan sehat, itu
saja”(YA, 28 th)
“Penyuluhan di Posyandu biasa ada, tapi saya tidak pernah ikuti, Setelah
pemberian vitamin saya langsung pulang”(HW, 28 th)
66
“saya tidak ikut, biasanya nonton di you tube ji” (NB, 41 th)
“kurang tahu”(ST, 40 th)
“tidak tahu” (AR, 39 th)
“Sejauh ini respon masyarakat baik yah, kan ini untuk kepentingannya
lagi pula tanpa biaya (gratis) tapi ada juga masyarakat yang kurang
antusias mungkin sehingga menolak upaya pencegahan dari puskesmas
yang sebenarnya baik untuk dirinya dan keluarganya contohnya imunisasi
campak rubella, tidak jarang ada orang tua yang menolak anaknya
disuntik, jadi kita tidak paksakan, yang mau saja”.(MJ, 58 th)
“Selama ini respon masyarakat baik baik saja, ada juga yang tidak tapi
cuma sedikit saja” (WY, 43 th)
“Yah selama ini respon baiknya lebih banyak dari pada tidaknya jadi kita
tetap lakukan kunjungan lapangan setiap minggu, seandainya responnya
tidak baik yang mendominasi maka kita hentikan kunjungan
ke masyarakatnya tapi sejauh ini alhamdulillah baik baik saja”.
(SA, 38 th)
67
“Saya kurang tahu dek karena nda pernah ikut penyuluhan yang
dilaksanakan pihak puskesmas”(SS, 27 th)
“saya tidak ikut, biasanya nonton di you tube ji” (NB, 41 th)
“Kendalanya disini kita kurang SDM, jadi kalau turun lapangan, ini
lantai 2 kosong, paling yang tinggal 1 sampai 2 orang saja” (WY, 42 th)
“Kendalanya itu kalau jumlah peserta yang hadir kurang itukan artinya
tidak mencapai target, alasannya macam macam ada yang sakit, ada
yang tanpa keterangan pokoknya macam macam” (HZ, 34 th)
memanfaatkan anak PKL, magang itu untuk bantu bantu turun lapangan”
(HR, 42 th)
4. Controlling (Pengawasan)
a. Bentuk pengawasan program
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa
bentuk pengawasan ada 2 yaitu yang dilakukan oleh pihak puskesmas
dan dilakukan di lapangan. Hal ini sesuai dengan informasi yang diungkapkan
oleh informan berikut ini:
“Bentuk pengawasan ada ,ada yang di lakukan di lapangan dan ada juga
yang dilakukan di dalam Puskesmas melalui pemantauan laporan bulanan
yang dilakukan oleh masing masing penanggung jawab program”.
(WY, 53 th)
“Supervisi dari Dinas Kesehatan itu tidak ada jadwal khususnya, tapi
kalau jadwal puskesmas tetap ada di Dinkes. Jadi biasanya tanpa
pemberitahuan” (SA, 34 th).
“Jadi pada saat turun lapangan kan kita dibagi per tim . tugas saya selain
turut penyuluhan saya juga harus memperhatikan kinerja tim yang lain
apakah sudah sesuai arahan atau tidak. Kalau ada hal yang tidak atau
kurang sesuai maka itu akan disampaikan pada saat rapat evaluasi untuk
perbaikan, nah iuntuk pengawasan selanjutnya juga saya sebagai
penanggung jawab program juga diawasi oleh kepala puskesmas melalui
laporan bulanan yang dibuat” (HR, 42 th)
“Untuk intensitas pengawasan program dari pusat itu tidak ada, bias jadi
sebulan sekali, sekali dalam 3 bulan, dan sekali dalam setahun. Tapi kalau
dari pihak Puskesmas ada pengawasan yang dilakukan oleh setiap
penanggung jawab program pada setiap kegiatan ”(WY, 53 th)
“Tidak ada aturan berapa kali harus dilakukan pengawasan jadi fleksibel
saja kita pantau bagaimana cara petugas kesehatan melakukan
penyuluhan di masyarakat sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan atau
tidak, yah kalau tidak kita bahas pada rapat evaluasi setiap bulan
tepatnya diakhir bulan” (SA, 38 th)
“Dana program promotif preventif itu ada, jadi semua upaya penyuluhan
termasuk didalamnya biaya transport itu masuk dalam pendanaan BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan). (SA, 38 th)
“Setahu saya dana untuk program promotif preventif itu berasal dari BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan). (HZ, 34 th)
74
“sebenarnya dana promotif preventif itu sudah ada dari BOK ke setiap
Puskesmas, hanya saja untuk teknisnya lagi ada dana dari Dinas
Kesehatan, jadi sebelum kegiatan kita gunakan dana BOK, setelah
kegiatan kita buat laporan ke Dinkes Kota Makassar, ada lagi dananya”.
(MJ, 58 th)
“Dana yang berasal dari BOK sudah ada ketetapan dari pemkot terkait
jumlahnya, kalau untuk pencairan biasanya kita lakukan kegiatan dulu,
dibuatkan laporannya, dikirim ke Dinkes baru kemudian menunggu lagi
sampai dananya dibayarkan” (HR, 42 th)
“Tidak ada dana khusus untuk penyakit ISPA,dek. Uang transpor saja
tidak ada untuk kita ini petugas kesehatan padahal capek skali turun
lapangan sama di Puskesmas saja beda sekali” (SA, 34 th).
“Dana promotif preventif itu hanya sekitar 30% yah 70% digunakan untuk
kuratif” (WY,53 th).
“Saya tidak terlalu tahu berapa dana yang dianggarkan untuk promotif
preventif, setahu saya banyakan ke upaya kuratifnya”. (HZ, 34 th).
“Kalau persoalan dana itu tidak terlalu dibahas ketika rapat, jadi kita
cuma buat laporan kegiatan lalu menunggu dananya dibayarkan, kalau
kepastiannya berapa saya tidak tahu”.(HR, 42 th)
“Untuk pendanaannya berapa saya nda tahu pastinya dek berapa, yang
jelas yang ditanggung itu kalau turun lapangan hanya biaya transport,
kan kalo upaya promotif preventif itu kebanyakan kita turun lapangan”
(SA, 38 th)
“...bantuan dana dari BOK itu langsung masuk ke bagian keuangan, nah
untuk dana teknis pelaksanaan kegiatan itu dibuat oleh masing masing
penanggung jawab dikumpulkan dibagian tata usaha, kemudian
di disposisi masuk ke Kepala Puskesmas, nanti kita kirimkan ke Dinkes
Kota, pencairan dananya lagi kembali ke bagian keuangan” (MJ, 58 th).
76
“Saya tidak tahu yang pastinya harus ada laporan dulu kita buat baru kita
tunggu dananya dibayarkan” (SA, 34 th )
“iya ada dek, itumi yang kita rapatkan selalu diakhir bulan biasanya”
(SA, 38 th )
“Yah kalau harapan kita maunya dana promotif preventfi lebih banyak
dibandingkan dana kuratif sehingga semua penyakit yang tercover dalam
wilayah kerja Puskesmas bisa dibuatkan pengendalian khusus seperti
maunya ini penelitian ade” (MJ, 58 th)
77
“Kalau kita dari pihak Puskesmas tentu berharap ada dana khusus yang
lebih untuk masing masing penyakit agar supaya program yang kita
intervensikan ke masyarakat juga bisa merata kalau dananya
mencukupi”(WY, 53 th)
“Kalau kami dari pihak Puskesmas pasti menginginkan dana yang lebih
untuk program promotif preventif penyakit apalagi kan wilayah kerja
Puskesmas kassi kassi ini cukup luas, belum lagi jika ada kunjungan luar
wilayah, tentu kita butuh dana lebih untuk pengembangan program”
(SA, 38 th)
Menurut informan, penting kiranya ada dana khusus untuk setiap penyakit
terutama untuk upaya promotif dan preventif agar intervensi program dapat
menyeluruh ke wilayah kerja puskesmas. Hal yang sama disampaikan oleh
informan berikut ini:
“Perlu memang sebenarnya dana lebih kalau kita mau ada pengendalian
khusus terhadap penyakit, ini sekarang saja kan tidak cukup, minimal bisa
sama dengan dana yang diperuntukkan upaya kuratif” (HZ, 34 th)
“Perlu, iya bahkan sangat perlu ada dana khusus, dana tambahan untuk
program promotif preventif, apalagi banyak sekali sebenarnya upaya
promotif yang bisa diberikan ke masyarakat jika dana untuk program itu
memang sudah terpenuhi, selain itu agar intervensi program yang ada
di puskesmas itu merata ke seluruh wilayah kerjanya”.(HR, 42 th)
6. Evaluation (Evaluasi)
a. Apa ada bentuk evaluasi program
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, didapatkan
informasi bahwa setiap program memiliki bentuk evaluasi. Hal ini disampaikan
oleh informan berikut ini:
“iya jadi kita punya setiap evaluasi untuk masing masing program
(WY, 53 th)
“iya, jadi setiap program itu harus ada evaluasinya”. (HZ, 34 th)
78
“Setelah laporan ada fitbag dari Dinas Kesehatan ada capaian capaian
dalam triwulan atau tahunan (WY, 53 th).
“Kalau bentuk dari evaluasi itukan semacam laporan, nah laporan itu
yang dipaparkan pas rapat bulanan”. ( SA, 38 th)
“Em begini, Jadi disini kan jadwal rapat bulanannya setiap akhir bulan,
jadi disana kita adakan rapat evaluasi terkait program yng sedang
berjalan, itu tugasnya masing-masing PJ menyampaikan, nah setelah dia
paparkan, yang lain bisa kasi masuk saran, apa yang perlu diperbaiki,
apa yang perlu diubah dan apa yang perlu dipertahankan” (SA, 38 th)
“Setiap bulan, di akhir bulan kita lakukan rapat, tiga bulan kemudian kita
lakukan lagi rapat pertriwulan, dan terakhir evaluasi tahunan sebelum
melakukan kembali perencanaan program tingkat Puskesmas”.
(WY, 52 th)
“Kalau evaluasi semua terlibat karena kan kita adakan rapat, biasanya
semua peserta rapat bisa memberikan saran/ masukan untuk setiap
program (WY, 53 th)
“Kalau evaluasi semua terlibat karena kan kita adakan rapat, biasanya
semua peserta rapat bisa memberikan saran/ masukan untuk setiap
program” (HZ, 34 th)
“Yang melakukan evaluasi kan Kepala Puskesmas, kalau yang terlibat yah
semua petugas kesehatan terutama penanggung jawab (PJ) setiap
program karena dia yang akan memaparkan apa yang telah dilakukan
selama ini untuk mencapai target yang telah ditetapkan” (HR, 42 th).
81
d. Angka ISPA tinggi tetapi belum ada intervensi terkait program khusus ISPA
pada balita.
“Karena gejalanya ini ISPA dianggap ringan, kita juga kan lihat
kunjungan pasien yang sudah lebih 3x dalam sebulan itu kemudian kita
kunjungan rumah, kita masukkan dalam kategori TB ringan itu kemudian
sudah masuk program TB bukan lagi ISPA” (SA, 34 th)
“Kalau menurut saya sama saja sebenarnya ada program khusus ISPA
atau tidak toh kegiatan intervensi ke masyarakat tetap ada, seandainya
masyarakat merespon baik semua, mau melakukan yang dianjurkan maka
apa yang menjadi harapan kita bersama bisa terwujud (HR, 42 th)
Padahal masyarakat sangat berharap adanya program dari puskesmas agar ISPA
pada anak anak tidak berulang. Hal ini disampaikan oleh informan berikut ini:
“Iya perlu supaya ini kasian kita sebagai orang tua tahu cara mencegah
agar anak anak tidak batuk, demam, pilek, kasian toh kalau sakit terus,
rewel juga kalau tengah malam”(MM, 22 th)
“Harapan saya harus ada program khusus, kalau kita merujuk pada
angka kan ini masalah ISPA selalu tinggi bahkan sangat tinggi, harus
memang ada pengendalian khusus terkait ini, apalagi untuk ibu ibu yang
masih awam ,baru punya anak kecil, dia harus memang diberi penyuluhan
khusus terkait kesehatan anak” (SS, 27 th)
“programnya kan sudah ada sisa dipertajam, harus ada jadwal khususnya
kalau saya” (MI, 34 th)
“sebenarnya mau ada atau tidak saya kan tidak pernah ikut karena
bekerja, tapi kalau dibilang harapan yah namanya Puskesmas itu harus
memang ada intervensinya ke masyarakat jika angka suatu penyakit itu
tinggi apalagi meningkat setiap tahunnya, bukan cuma penyakit yang
parah, ringan tapi berlanjut kan itu sebenarnya yang jadi masalah”
(EW, 37 th)
“Iya harus ada tindak lanjut dari puskesmas karena ini anak anak
berulang kali ISPA terus” (RD, 19 th)
“Harapannya yang terbaik saja semoga ada program khusus dibuat untuk
anak anak supaya ini anak nda batuk batuk terus” (SM, 21 th)
“Iya harusnya dibuatkan tapi yang kunjungan ke rumah saja supaya nda
repot repot ke Posyandu, gampang juga informasinya masuk”(NB, 41 th)
“Iye harusnya ada program tapi waktunya kalau bisa sore karena biasa
penyuluhan di Posyandu itu pagi baru banyak skali dikerja kalo pagi
pagi” (HW, 28 th)
C. Pembahasan
Manajemen merupakan kerangka aturan atau proses yang didalamnya
melibatkan pengarahan atau bimbingan dari sekelompok orang ke arah tujuan
organisasional dengan maksud yang jelas dan telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi manajemen diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai
jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga
membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari memimpin, merencana,
menyusun dan mengawasi. Setiap pemimpin harus menjalankan fungsi tersebut
dalam organiasi sehingga hasilnya merupakan keseluruhan yang sistematik.
(Sabarguna, 2009 dalam Alfrida, 2012).
84
1. Planning (Perencanaan)
a. Perencanaan khusus ISPA pada balita
Perencanaan merupakan aktivitas penentuan tujuan atau sasaran yang akan
dicapai dan menentukan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Fungsi perencanaan mencakup proses
mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan, merumuskan sasaran,
membangun strategi untuk mencapai sasaran yang telah disepakati, dan
mengembangkan perencanaan tersebut untuk memadukan sejumlah kegiatan
(Robins dan Coulter, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassaar bahwa kegiatan pengendalian ISPA khususnya pada balita
sudah ada tetapi tergabung dalam program P2PL dan belum spesifik terkait
perencanaan untuk program promotif dan preventifnya. Identifikasi masalah
hanya menggunakan catatan kunjungan balita sakit di Puskesmas dengan
keluhan ISPA seperti batuk, demam, ataupun pilek selama berhari hari.
Perencanaan program pengendalian ISPA masih disatukan dalam program
P2PL sehingga tidak ada waktu yang jelas kapan dan bagaimana bentuk
penyuluhan yang dilakukan serta sasaran masyarakat yang akan di intervensi
terkait kesehatan balita bahkan masih banyak ibu balita yang mengaku tidak
pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan anak khususnya tentang penyakit
ISPA tetapi puskesmas tetap mengatakan ada bentuk pengendalian ISPA yang
direncanakan dalam program P2PL dan telah dilakukan intervensi ke masyarakat
berupa penyuluhan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 1 dan pasal
6 tentang fungsi puskesmas yaitu melaksanakan perencanaan berdasarkan
86
penyakit saluran pernapasan lain yang berpotensi wabah dan faktor risiko ISPA
melalui bentuk penyuluhan.
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar,
Sudah dilakukan kegiatan pengendalian ISPA yang tergabung dalam program
P2PL namun tidak ada perencanaan khusus terkait jadwal, target, sasaran dan
bentuk perencanaan pengendalian apa yang akan dilakukan di masyarakat
sehingga pihak puskesmas mengatakan bentuk kegiatannya ada tetapi tidak jelas
kapan dilakukan. Pada POA P2PL hanya disebutkan bahwa program harus
terlaksana sebanyak 12 kali terhitung sejak bulan januari hingga desember.
Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (Analisis Program
Penanggulangan ISPA pada balita di Puskesmas Lansek Tahun 2017) bahwa
perencanaan untuk program pengendalian ISPA yang tergabung dalam
pengendalian penyakit menular (P2M) sudah ada berupa pengadaan lokakarya
mini namun pelaksanaannya juga masih belum maksimal, pihak puskesmas masih
berfokus pada upaya kuratif dibandingkan dengan upaya promotif dan preventif,
selain itu tidak ada bukti lokakarya mini terkait perencanaan dan evaluasi program
P2M .
c. Penyebab tidak ada program khusus terkait ISPA pada balita
Menurut Ike Nurhidayah, 2008 Program pengendalian ISPA secara khusus
telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan
oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih
tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan data riset kesehatan dasar
tahun 2013 bahwa Sulawesi Selatan menempati urutan keempat prevalensi
kejadian ISPA tertinggi di Indonesia, Sehingga sejak saat itu Kementrian
Kesehatan berupaya menurunkan angka kesakitan ISPA melalui upaya promotif
88
dikatakan ada dan telah ditetapkan pada struktur organisasi Puskesmas Kassi
Kassi sesuai dengan kualifikasinya, namun pengorganisasian tersebut juga
tergabung dalam bentuk umum pengorganisasian program penyakit menular
(PM). Untuk kualifikasi petugas kesehatan program ISPA yang menjadi kendala
karena kurangnya tenaga kesehatan yang terlibat, apalagi penanggung jawab
program ISPA telah meninggal beberapa bulan yang lalu sehingga harus
digantikan oleh orang lain yang telah memiliki tanggungjawab di bidang lain
sehingga terjadi rangkap jabatan yang mengakibatkan sulitnya untuk menghandel
setiap bidang.
Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti, Struktur organisasi
Puskesmas Kassi Kassi memiliki masing masing tugas dan wewenang, namun
kenyataan di lapangan petugas kesehatan ada yang bekerja tidak sesuai dengan
bidangnya, seperti petugas kesehatan yang menjadi penanggung jawab program
ISPA dan surveilans bukanlah petugas kesehatan yang tertera pada struktur
organisasi puksemas, namun karena penanggung jawab program meninggal
beberapa bulan yang lalu dan ada masalah internal yang tidak bisa untuk
disebutkan sehingga ada beberapa petugas kesehatan yang berganti tugas (tidak
sesuai dengan tugas yang tercantum pada struktur organisasi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 6 dan 16. pasal 6 terkait tentang
fungsi puskesmas salah satunya adalah melaksanakan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia sesuai kualifikasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya Kelurahan/Kecamatan Sehat. Sedangkan pada pasal 16 (ayat 2)
menyebutkan jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
92
puskesmas juga bekerja sama dengan kader kesehatan dan pihak pemerintah
setempat.
Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (Analisis Program
Penanggulangan ISPA pada balita di Puskesmas Lansek Tahun 2017) bahwa
Pengorganisasian SDM sudah ditetapkan dan telah tertuang dalam struktur
organisasi Puskesmas, yang terlibat yaitu Bidan, Perawat dan Dokter, ada
pendekatan melalui Lurah dan Majelis Taklim. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian Habibi, Nurdiyanah, Surahmawati, Nurul Chaerunnisa (gambaran
pengelolaan pelayanan kesehatan pada fungsi manajemen pada program P2M
di Puskesmas Tamanngapa Makassar Tahun 2017) bahwa pengorganisasian
SDM di Puskesmas dilakukan dengan pembagian tugas dan wewenang, menyusun
kelompok kerja kemudian dirumuskan bersama sesuai kualifikasi dan
kompetensi pegawai kemudian dituangkan dalam struktur organisasi. Namun tak
dapat dipungkiri adanya rangkap jabatan pada organisasi Puskesmas
sebenarnya dinilai kurang efektif.
3. Actuating (Penggerakan)
a. Program khusus ISPA yang dilakukan
Penggerakan merupakan keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik
mungkin demi mencapai tujuan organisasi secara efektif dan ekonomis, oleh
karena itu inti dari fungsi pergerakan adalah kepemimpinan/leadership dengan
harapan para anggota organisasi mau dan bersedia secara ikhlas untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebaik mungkin (Siagian, 2007).
Kendala petugas kesehatan seperti memberi dorongan atau motivasi dalam
melaksanakan program kegiatan/ fungsi penggerakan atau pelaksanaan adalah
usaha menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga
94
Terjemahnya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
dilakukan meskipun belum optimal karena masih tergabung dalam program P2PL.
Program P2PL telah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati pada
program perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang disetujui dan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas ditandai dengan keluarnya SK masing masing bidang dan
dilaksanakan sesuai target setiap bulan harus dilaksanakan sejak bulan januari
hingga desember 2018. (SK setiap program terlampir).
b. Siapa saja yang terlibat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi
terkait orang orang yang terlibat dalam kegiatan pengendalian ISPA pada balita
didapatkan informasi bahwa pada saat melakukan intervensi program
ke masyarakat meliputi Dokter, Bidan, Perawat, Petugas Kesehatan Masyarakat,
Penyuluh Promosi Kesehatan dan Bidang Kesehatan Lingkungan. Pihak
puskesmas juga bekerja sama dengan kader kesehatan dan pihak pemeintah
setempat.
Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (Analisis Program
Penanggulangan ISPA pada balita di Puskesmas Lansek Tahun 2017) bahwa
Pengorganisasian SDM sudah ditetapkan dan telah tertuang dalam struktur
organisasi puskesmas, yang terlibat yaitu bidan, perawat dan dokter, ada
pendekatan melalui lurah dan majelis taklim.
c. Langkah Langkah Penggerakan Program
Penggerakan program P2PL khususnya kegiatan intervensi promotif
preventif pengendalian ISPA belum maksimal, petugas kesehatan sebagai pihak
dari Puskesmas mengaku telah melaksanakan berbagai upaya penyuluhan seperti
tata cara batuk balita agar tidak menular, jauhkan anak dari kipas, perbanyak
minum air putih pada balita, dan meningkatkan gizi anak serta bentuk
pengendaian seperti air jeruk kecap diberikan pada balita ketika batuk. Namun
96
Pencatatan/
Layanan LROA Pasien pelaporan
(Rehidrasi Oral Aktif)
Laporan
Ke kepala
puskesmas
yang berada ditengah tengah tanggap dan acuh. Menurut Notoatmodjo, 2009
respon masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan,
sikap, budaya, dan lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassar ditemukan bahwa peran aktif masyarakat berbeda beda mulai dari
yang merespon baik program puskesmas dengan hadir pada penyuluhan
di Posyandu, ada yang acuh tak acuh dengan alasan banyak pekerjaan rumah dan
harus mengantar anaknya ke sekolah, dan ada pula yang sama sekali tidak pernah
ikut kegiatan Puskesmas dikarenakan sibuk dan bekerja.
e. Kendala yang dihadapi di lapangan
Berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat tidak pernah
berhenti. Berbagai upaya yang dilakukan Kementrian Kesehatan untuk
menurunkan angka penyakit yang terjadi di masyarakat. Kegiatan pengendalian
ISPA pada balita dilakukan dengan upaya penyuluhan kesehatan. Namun tak
terlepas dari itu ada kendala yang menyebabkan sampai saat ini angka ISPA
masih tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kassi Kassi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi
didapatkan informasi terkait kendala/ hambatan yang dihadapi petugas kesehatan
adalah kurangnya peserta yang hadir pada saat penyuluhan, setelah imunisasi
di Posyandu ibu ibu langsung pulang dengan berbagai alasan. Menurut beberapa
informan ibu balita mengatakan bahwa pihak Puskesmas melakukan penyuluhan
di waktu sibuk tepatnya di pagi hari dimana informan mengaku harus memasak,
membersihkan rumah, dan mengantar anak anak ke sekolah sehingga tidak sempat
mengikuti program penyuluhan yang dilakukan.
99
4. Controlling (Pengawasan)
a. Bentuk pengawasan Program
Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan, dengan pengawasan yang baik akan menilai apakah perencanaan,
pengorganisasaian dan penggerakan sudah dilaksanakan dengan benar sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan (Handoko,2001).
Pimpinan perlu mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah
organisasi dapat memenuhi target tujuannya dan melakukan koreksi bila
diperlukan serta menilai pelaksanaan kegiatan. Pengawasan perlu dilaksanakan
agar para pengikut dapat bekerja sama dengan baik kearah pencapaian dan tujuan
umum organisasi (Alfrida,2012).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassar dalam pengawasan program P2PL telah terlaksana baik dalam
gedung puskesmas maupun di lapangan, Pemantauan kegiatan dilaksanakan oleh
masing masing penanggung jawab (PJ) yang diketahui oleh Kepala Puskesmas.
(pemantauan hasil kegiatan terlampir).
b. Siapa yang melakukan pengawasan Program
Instansi pemerintah maupun swasta ataupun suatu organisasi seringkali
menemukan masalah yang akan menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Pengawasan dalam sebuah organisasi dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kerja sampai memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin
tercapainya hasil sesuai tujuan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kassi Kassi Kota
Makassar didapatkan informasi bahwa pengawasan di Puskesmas dilakukan oleh
Kepala Puskesmas melalui laporan dari masing masing penanggung jawab
100
Terjemahnya:
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang
mengawasi (pekerjaanmu”..
BUPATI/WALI KOTA
K.P.A
(KADINKES
KAB/KOTA) Penandatanganan SPM
Penguji Tagihan
Pengelola
keuangan
Puskesmas
Puskesmas
Posyandu Puskesmas
KLB
Dinkes Kab/Kota
Laporan bulanan
Dinkes Provinsi
Kementrian
Kesehatan
penanggung jawab program, Kabag Tata Usaha, Petugas Keuangan, dan Kepala
Puskesmas.
Menurut informan, di akhir bulan dilakukan evaluasi program untuk
melihat sejauh mana pencapaian program terlaksana atau tidak. Penanggung
jawab program akan memaparkan laporan terkait pelaksanaan program baik
di dalam Puskesmas maupun program di luar Puskesmas, setelah itu petugas
kesehatan yang lain memiliki hak untuk memberikan saran terhadap apa yang
disampaikan oleh penanggung jawab program. Informan mengaku sudah
melaporkan angka kejadian ISPA yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kassi
Kassi namun sampai saat ini belum ada program khusus terkait pencegahan dan
pengendalian ISPA pada balita
d. Angka ISPA tinggi tetapi belum ada intervensi terkait Program ISPA pada
balita
Sampai saat ini, angka kejadian ISPA pada balita masih sangat tinggi.
proses evaluasi terhadap program pun telah dilakukan bahkan telah ditemukan
fakta pelaksanaan kebijakan publik di lapangan yang hasilnya bisa positif dan
bahkan negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan secara profesional akan
menghasilkan temuan yang objektif yaitu temuan apa adanya baik data, analisis
data dan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan
manfaat kepada perumus kebijakan, pembuat kebijakan dan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terkait alasan sampai saat
ini angka ISPA pada balita masih tinggi namun belum ada pengendalian khusus
terkait program khusus ISPA pada balita didapatkan informasi bahwa petugas
kesehatan mengikut pada program pemerintah karena telah mengirimkan bentuk
laporan setiap bulan, triwulan, bahkan tahunan namun belum ada klaim dari pihak
Dinas Kesehatan Kota.
110
namun besar harapan masyarakat untuk adanya program khusus terkait ISPA pada
balita agar ibu tahu bagaimana cara mencegah dan melakukan pengobatan dini
ketika anak demam, batuk, dan pilek.
Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zariyat/51:55 :
Terjemahnya :
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”.
112
113
pada bidangnya sehingga di akhir bulan pada saat akan membuat laporan petugas
merasa pusing dengan beban kerja yang demikian berat.
3. Fungsi actuating program promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA
pada balita belum terealisasi secara merata ke wilayah kerja Puskesmas. Hal ini
dikarenakan tidak adanya program perencanaan khusus terkait pencegahan
dan pengendalian ISPA pada balita, sehingga untuk intervensi program P2PL
tidak ada jadwal khusus, kapan dan bagaimana bentuk intervensi yang akan
dilakukan ke masyarakat terkait upaya pencegahan ISPA, namun pihak
Puskesmas bekerja sama dengan lintas sektor terkait seperti Posyandu, PAUD,
sekolah sekolah, dan pemerintah setempat, itulah yang kemudian membantu
informasi ke masyarakat saat akan ada kunjungan dari pihak Puskesmas.
4. Fungsi controlling program promotif dan preventif penatalaksanaan ISPA
pada balita meliputi supervisi dan monitoring terkait program yang dilakukan
puskesmas, pengawasan dilakukan di Puskesmas dan di luar Puskesmas. Kepala
Puskesmas melakukan pengawasan melalui laporan program yang dibuat oleh
masing masing penanggung jawab, untuk intervensi lapangan, Kepala Puskesmas
memberikan wewenang langsung kepada masing masing penanggung jawab
program untuk melakukan pengawasan pada saat kegiatan lapangan berlangsung,
hanya saja pengawasan belum berjalan maksimal dikarenakan penanggung jawab
(PJ) program yang diberi wewenang mengawasi justru terlibat juga dalam
melakukan intervensi di lapangan, sehingga ketika petugas dibagi per tim,
penanggung jawab (PJ) program hanya bisa memantau langsung kegiatan pada
timnya saja namun tidak bisa memantau tim yang lain. Untuk pengawasan yang
dilakukan kepala Puskesmas pun hanya sebatas kertas laporan kegiatan yang
diberikan oleh PJ program, dan untuk pengawasan dari pihak Dinas Kesehatan
Kota pun belum maksimal dikarenakan kehadiran pengawas tidak menentu
114
B. Implikasi
Adapun implikasi dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagi pihak Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk lebih mengintensifkan
pengawasan terhadap program promotif preventif yang dilakukan pihak
Puskesmas dengan melihat teknis pelaksanaan program yang dilakukan sesuai
dengan standar yang seharusnya dilakukan dengan apa yang yang diterapkan oleh
Puskesmas di wilayah kerjanya.
2. Bagi pihak Puskesmas Kassi Kassi untuk membuat program promotif
preventif khusus untuk pengendalian ISPA khususnya pada balita, bukannya
hanya berfokus pada pengendalian TB, karena TB merupakan dampak dari salah
satu jenis ISPA yang berkepanjangan, maka untuk mencegah terjadinya TB maka
diperlukan program khusus pengendalian ISPA terlebih dahulu melalui upaya
promotif dan preventif.
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan kajian yang lebih mendalam
mengenai variabel terkait fungsi manajemen program promotif dan preventif
penatalaksanaan ISPA terkhusus pada balita di Puskesmas Kassi Kassi
Kota Makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. (2015). Perbedaan Upaya Pencegahan ISPA oleh Ibu Balita Sebelum
dan Sesudah dilakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
di Puskesmas Purwodadi I. Skripsi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Kesehatan An-Nur, Jawa Tengah
Justin. (2007) dalam Abdul Syair (2009). Mekanisme Terjadinya Penyakit ISPA
pada Balita. Skripsi fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Nasution, K. dkk. (2009). Infeksi Saluran Napas Akut pada balita di daerah
urban. Jakarta: Sari Pediatri, 11(4)
Permenkes RI, (2014). UU Kesehatan No. Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Sribd
Dokumentasi Penelitian
Penyuluhan Kesehatan ISPA pada balita Imunisasi terhadap Bayi dan Balita
Penyuluhan Peningkatan Gizi Balita Pemeriksaan Ibu Hamil
Pemeliharaan Kesehatan Perorangan Pemeriksaan Kesehatan Berkala pada Balita
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
a. Perencanaan
- Identifikasi masalah ISPA di masyarakat
POA sebagai dasar perencanaan terhadap target
Tujuan perencanaan
Alur perencanaan program
b. Pengorganisasian
Pembentukan kegiatan program
Petugas kesehataan yang terlibat
Lainnya (........................................................................................................................)
c. Penggerakan
Tenaga kesehatan di puskesmas
Lintas sektor terkait (....................................................................................................)
d. Pengawasan
Supervisi kelapangan
memantau langsung di gedung puskesmas
e. Pendanaan
Sumber dana
Kegiatan promotif
Kegiatan preventif
f. Evaluasi
Rapat
Evaluasi program
Catatan Untuk Pengamat
- Tuliskan pada kotak yang tersedia jika ada hal penting atau menarik yang anda amati
mengenai implementasi fungsi manajemen program promotif dan preventif
penatalaksanaan ISPA pada balita.
- Gunakan kertas tambahan jika uraian tidak mencukupi.
Lampiran 4
MATRIKS HASIL WAWANCARA INFORMAN IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN
PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF PENATALAKSANAAN ISPA PADA BALITA
DI PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR TAHUN 2018
Variabel Perencanaan
Variabel Pengorganisasian
Kode Jenis
No. Informasi Content Analysis Reduksi Interpretasi/Makna
Informan Informan
1. Bentuk MJ Kunci “bentuk penetapan program Bentuk penetapan program
penetapan kegiatan itu melalui mini lokakarya, kegiatan dilakukan melalui Bentuk penetapan
program jadi kita prioritaskan mana kegiatan kegiatan mini lokakarya dengan program kegiatan
yang lebih urgen, kalau dipenyakit melihat sifat dari program dilakukan melalui
menular atau program P2PL kita tersebut, jika sifatnya prioritas kegiatan mini
fokuskan ke pengendalian TB dan maka program tersebut lebih lokakarya dengan
Kusta, ISPA kan ringan ringan saja dahulu dilaksanakan. ISPA melihat sifat dari
,kita berikan pertolongan pertama dianggap ringan, cukup dengan program tersebut, jika
dipoli itukan sudah sembuh dalam 3 diberikan pertolongan pertama sifatnya prioritas maka
hari biasanya jadi kita tidak terlalu sudah sembuh dalam waktu 3 program tersebut lebih
fokus ke upaya promotif dan hari, jadi tidak terlalu fokus pada dahulu dilaksanakan.
preventifnya”. upaya promotif preventif. ISPA dianggap ringan,
WY Utama Bentuk penetapan program itu Bentuk penetapan program cukup dengan di
dengan melihat seberapa penting dilakukan dengan melihat berikan pertolongan
program itu, lalu kita tetapkan program yang bersifat prioritas pertama sudah sembuh
kembali hari apa saja kita lakukan kemudian ditetapkan hari apa dalam waktu 3 hari,
turun lapangan, instansi apa yang jadwal untuk turun lapangan, jadi tidak terlalu fokus
kita temani kerja sama. Semua instansi apa saja yang diajak pada upaya promotif
terlibat”. bekerja sama, semua terlibat. preventif. Untuk
SA Utama “kalau saya penetapan programnya Penetapan program disesuaikan menentukan intervensi
disesuaikan saja, misalnya minggu setiap minggu, jadi setiap minggu program terlebih
ini data surveilans saya ambil dari harus ada kegiatan yang berjalan. dahulu diutamakan
kunjungan loket dibawa, yah minggu Misalnya minggu ini dilihat penyakit yang angka
depan saya melakukan survey turun bahwa kunjungan ISPA tinggi kunjungan sakitnya
lapangan dengan menggunakan form maka minggu depannya kami tinggi seperti ISPA
surveilans dengan melihat faktor pihak puskesmas melakukan turun yang merupakan salah
faktor yang menyebabkan sehingga lapangan dengan menggunakan satu penyakit yang
angka kejadian suatu penyakit itu form surveilans dengan melihat selalu menempati
tinggi, jadi tidak menentuji harus ini faktor apa yang menjadi urutan pertama
berjalan, dikondisikanji saja apalagi penyebab tingginya kejadian tertinggi, pada bulan
kan disini kita petugas kesehatan penyakit tersebut, minggu ini dilakukan intervensi
kurang jadi sama sama membantu selanjutnya kita lakukan ke masyarakat berupa
melaksanakan program setiap intervensi. penyuluhan, di bulan
minggu kayak kunjungan disekolah selanjutnya pihak
itukan bukan tugas saya menyuntuk puskesmas akan fokus
tapi karena saya bisa, saya juga ikut pada penyakit yang
turun lapangan” tertinggi setelah
HZ Utama “kalau program promotif preventif Penetapan program romotif penyakit ISPA.
dikesling yang berkaitan dengan preventif dikesling yang berkaitan
ISPA itukan seperti yang tadi saya dengan ISPA bersifat umum dan
paparkan bersifat umum jadi untuk untuk penetapannya harus sesuai
penetapannya kita sesuaikan ke di POA kegiatan, karena SDM
POA, karena SDM nya terbatas kita terbatas maka kita sama sama
utamakan dulu program yang menjalankan dulu program yang
bersifat prioritas.contohnya dibulan bersifat prioritas.
ini ada program suntik campak
rubella, jadi kita semua fokus kesana
tidak mungkin kan cuman bidan dan
perawat yang turun, kita turun
bersama ikut membantu”
HR Utama “penetapan program kita sesuaikan Penetapan program secara umum
dengan POA program secara disesuaikan dengan kegiatan yang
umum” telah dibuat pada POA kegiatan.
2. Penetapan MJ Kunci “Memang ada tim khusus yang saya Memang ada tim khusus yang
Tugas dan bentuk, tim lapangan namanya itu dibentuk namanya tim lapangan
Wewenang untuk merangkum seluruh kegiatan untuk merangkum seluruh
Petugas turun lapangan yang ada ditigkat kegiatan turun lapangan,
Kesehatan puskesmas ini tentunya. Contohnya contohnya dibulan agustus ada 2
dibulan agustus ini ada 2 kegiatan kegiatan lapangan yang dilakukan
lapangan yang dilakukan oleh pihak pihak puskesmas diantaranya
puskesmas diantaranya imunisasi imunisasi campak dan rubella
campak & rubella juga imunisasi juga imunisasi vitamin A di
vitamin A di posyandu. Jadi yah kita posyandu, jadi masing masing
bagi tim ada yang kesekolah sekolah sudah ada penanggung jawab
ada yang ke posyandu .masing yang ditetapkan.
masing sudah ditentukan pada saat
perencanaan tingkat puskesmas
(PTP), sudah ditunjuk masing
masing yang bertanggungjawab
mengorganisir kegiatan dilapangan.
WY Utama Untuk pengorganisasian masing Pengorganisasian masing masing
masing sudah sesuai kualifikasinya sudah dilakukan berdasarkan
di struktur organisasi, kalau promkes kualifikasi SDM dan telah
idealnya sarjana kesehatan tercantum di struktur organisasi
masyarakat. Kalau disini bagian puskesmas kassi kassi, contohnya
promkesnya kita tempatkan perawat dibagian promosi kesehatan itu
karena disitu memang banyak idealnya sarjana kesehatan
kegiatan keperawatan seperti di masyarakat, namun di puskesmas
posyandu atau sekolah sekolah, jadi kassi kassi kualifikasinya adalah
dibutuhkan memang actionnya perawat yang bisa melakukan
perawat disitu. Setiap program ada penyuluhan dan bisa juga
penanggung jawabnya misalnya melakukan penyuntikan campak,
promkes sudah ada memang ditunjuk jadi lebih efektif dan efisien.
satu orang tapi untuk
pelaksanaannya semua ikut turun
langsung seperti dokter, bidan,
perawat, siswa serta mahasiswa pkl
dan magang pun kita ikut sertakan
SA Utama “tugasnya sebenarnya sudah ada Penetapan tugas dan wewenanang
semua itu distruktur organisasi tapi sudah ada di struktur organisasi
kita merangkap merangkap,saling puskesmas, tapi tetap untuk
membantu kalau lagi kosong pelaksanaan program dilakukan
kegiatan” bersama sama.
HZ Utama “kalau tugas dan wewenangnya itu Penetapan tugas dan wewenang
kan sudah ada pembgiannya masing sudah ada pembagiannya di
masing bisa kita lihat di struktur struktur organisasi puskesmas.
puskemsas kassi kassi, ada yang
terpajang dipuskesmas atau bisa kita
download disitusnya saja. Jelas
semua bagian bagiannya,nama
namanya lengkap dengan fotonya”
HR Utama Biasanya untuk pembagian tugas kan Pembagian tugas dan wewenang
sudah ada penanggung jawabnya sudah ada di struktur organisasi
masing masing secara tertulis itu sesuai dengan kualifikasi masing
sudah ada di struktur organisasi, masing. Idealnya petugas promosi
tapi kalau kita kunjungan kesehata adalah tenaga kesehatan
kelapangan biasanya kita dibagi tim. masyarakat namun di puskesmas
jadi masing masing dua orang per kassi tidak ada SKM jadi yang
tim .ada bidan, perawat terkadang ditempatkan adalah tenaga
ada prom IT (Promkes) karna disini perawat yang juga tahu tentang
wilayah kerjanya cukup luas, jadi penyuluhan kesehatan jadi bisa
kita bagi secukup cukupnya sajalah. merangkap.
Apalagi kalau kunjungan ke
posyandu biasanya bertepatan ada 5
dalam satu hari jadi untuk membagi
tenaga kadang tidak cukup. Seperti
saya kan, saya perawat, saya
promkes, saya bisa imunisasi, saya
bisa penyuluhan jadi yah merangkap
merangkap
3. Siapa yang MJ Kunci “Yang terlibat itukan lintas sektor Yang terlibat dalam kegiatan yaitu . Yang terlibat dalam
terlibat ada bidan, perawat, bu lurah,ibu lintas sektor diantaranya bidan, kegiatan yaitu lintas
kader, semuanya punya peranan perawat, lurah, dan kader sektor diantaranya
untuk membuat tempat penyuluhan kesehatan. Selain itu penyulluhan petugas ksehatan
itu aman dan tertib, jadi kita tidak di usahakan dibuat aman dan meliputi bidan,
terlalu kaku berkegiatan dan nilai tertib. perawat, tenaga
positifnya tetap ada”. kesehatan masyarakat
WY Utama “Yang terlibat itu petugas kesehatan Yang terlibat adalah lintas sektor lurah, dan kader
dipuskesmas dan instansi yang kita seperti petugas kesehatan kesehatan. Selain itu
datangi misalnya penyuuhan campak dipuskesmas, petugas kesehatan penyulluhan di
pada balita yah yang terlibat pihak diposyandu, ibu balita dan usahakan dibuat aman
puskesmas, pihak posyandu, ibu terkadang ada kunjungan dari dan tertib.
balita dan biasanya ada ibu lurah pihak dinas kesehatan kota
atau pihak dari dinas kesehatan yang Makassar
datang tapi jarang jarang saja”.
SA Utama “semuanya terlibat membantu, jadi Semua petugas kesehatan terlibat
misalnya saya ini PJ ISPA, PJ membantu, misalnya PJ iSPA, PJ
surveilans juga, nda semua saya surveilans juga, maka tidak
kerjakan, saya lakukan sendiri, itu semuanya dilakukan sendiri tapi
kita disini saling membantu. Tapi bagian kesehatan lingkungan,
ada namanya penanggung jawab yan bagian promosi kesehatan juga
menunjuk dan mengarahkan.itu ikut membantu.
saja”.
HZ Utama “ jadi kita semua fokus kesana tidak Semua terlibat dalam pelaksanaan
mungkin kan cuman bidan dan program bukan hanya bidan dan
perawat yang turun, kita turun perawat.
bersama ikut membantu,semua
terlibat”
HR Utama “ ada bidan, perawat terkadang ada Yang terlibat dalam kegiatan
prom IT (Promkes) karna disini pelaksanaan program diantaranya
wilayah kerjanya cukup luas, jadi bidan, perawat, tenaga
kita bagi secukup cukupnya sajalah” promkes,dll.
4. Prosedur MJ Kunci “kita mulai dari penetapan secara Dimulai dari penetapan secara Dimulai dari penetapan
penetapan umum dulu, program penyakit P2PL, umum terkait program kesehatan secara umum terkait
program program kesehatan jiwa masyarakat, jiwa masyarakat, program program kesehatan
promotif program penyakit tidak menular, penyakit tidak menular, promosi jiwa masyarakat,
preventif promosi kesehatan semua ada POA kesehatan semuanya ada pada program penyakit tidak
ISPA pada nya secara umum nanti kita pilih POA secara umum, selanjutnya menular, promosi
balita yang mana prioritas yang mana dipilih berdasarkan tingkat kesehatan semuanya
tambahan, nah yang kita jalankan prioritas dan yang mana yang ada pada POA secara
terlebih dahulu tentunya yang menjadi program tambahan umum, selanjutnya
prioritas seperti upaya promkes seperti upaya promotif dan dipilih berdasarkan
secara umum yang menjadi payung preventif penyakit menular maka tingkat prioritas dan
pencegahan semua jenis penyakit, yang diutamakan adalah TB dan yang mana yang
kalau di P2PL kita fokusnya ke TB kusta karena program ini memiliki menjadi program
dan Kusta”. acuan dari pusat untuk dibuatkan tambahan seperti
pengendalian khusus. upaya promotif dan
WY Utama Tidak ada prosedur khusus intinya Tidak ada prosedur khusus tetapi preventif penyakit
kita tetap mengacu pad POA dan tetap mengacu pada pedoman menular maka yang
SOP, semua bidang disini ada pelaksanaan kegiatan harus diutamakan adalah TB
Standar Operasional Pelayanan berdasarkan planning of action dan kusta karena
yang ditanda angani oleh kepala (POA) dan standar operasional program ini memiliki
puskesmas itu yang menjadi pelayanan dari masing masing acuan dari pusat untuk
acuannya, mungkin dilihat yang bidang yang harus sesuai dengan dibuatkan
mana prioritas dulu”. Standar Operasional pelayanan pengendalian khusus.
yang menjadi acuan setiap
pelayaan.
SA Utama “Tidak adaji dek, program promotif Tidak ada prosedur khusus untuk
preventif ISPA itu tidak ada program promotif preventif ISPA
penetapan yang neko neko dan harus tetap semuanya fleksibel semua
ini atau itu ,kita di puskesmas kassi kegiatan yang ada di POA harus
kassi fleksibel,semua program dijalankan.
berjalan ,intinya itu saja semua yang
ada di POA harus dijalankan nda
mesti ji ini pertama ini kedua ini
ketiga, pokoknya harus jalan saja”.
HZ Utama “kita utamakan dulu program yang Prosedur penetapan program
bersifat prioritas.contohnya dibulan diutamakan yang bersifat prioritas
ini ada program suntik campak dan semua ikut terlibat membantu
rubella, jadi kita semua fokus kesana pelaksanaan kegiatan itu, nanti
tidak mungkin kan cuman bidan dan setelahnya dilaksanakan program
perawat yang turun, kita turun yang bersifat tambahan.
bersama ikut membantu”
HR Utama “jadi untuk menetapkan program Prosedur penetapan program kita
yang kita dahulukan dengan melihat dahulukan yang bersifat prioras
prioritas kegiatan di POA, kita kemudian dikerjakan bersama lalu
dahulukan semua yang sifatnya kemudian dikerjakan lagi program
prioritas, kita kerjakan sama sama, tambahan
nanti setelah selesai kita kerjakan
lagi yang bersifat program
tambahan”
Variabel Penggerakan
Kode Jenis
No. Informasi Content Analysis Reduksi Interpretasi/Makna
Informan Informan
1. Program MJ Kunci Program spesifik pengendalian ISPA Program Spesifik pengendalian Program promotif dan
promotif untuk promotif preventif memang ISPA berdasarkan upaya promotif preventif pengendalian
preventif tidak ada, jadi dia masuk dalam dan preventif tidak ada jadi ISPA tidak ada yang
ISPA pada P2PL (pencegahan & pengendalian dimasukkan dalam program P2PL bersifat kontinyu,
balita yang penyakit menular). Karena lebih (pencegahan dan pengendalian hanya interensif saja
direncanakan banyak ISPA kita temukan di penyait menular). Karena ISPA yaitu melalui laporan.
dan telah puskesmas jadi upaya yang kita lebih banyak ditemukan ISPA dianggap tidak
berjalan lakukan untuk ISPA itu lebih kepada dipuskesmas berdasarkan berbahaya karena
kuratif dibandingkan dengan kunjungan pasien diloket maka gejala yang datang
promotif peventif. Upaya promotif bentuk pengendaliannya lebih dipuskesmas rata rata
preventif masih secara umum ,agar kepada upaya kuratif dengan keluhan ringan
anak tidak terserang dari virus dan dibandingkan dengan upaya seperti demam, batuk
berbagai penyakit. Jadi penyuluhan promotif preventif. dan pilek. Program
itu bentuknya ada 2 ada yang secara Spesifik pengendalian
umum, ada yang face to face. ISPA berdasarkan
WY Utama “Memang tidak ada kalau program Tidak ada perencanaan khusus upaya promotif dan
promotif dan preentif ISPA pada untuk program promotif dan preventif tidak ada jadi
balita” preventif ISPA pada balita. dimasukkan dalam
SA Utama Program promotif dan preventif Program promotif dan preventif program P2PL
pengendalian ISPA itu tidak ada. pengendalian ISPA tidak ada yang (pencegahan dan
Penyuluhan khusus ISPA yang bersifat kontinyu, hanya interensif pengendalian penyait
kontinyu selama ini juga tidak ada. saja yaitu melalui laporan. ISPA menular). Karena ISPA
Ada tapi interensif, kalau kita kan dianggap tidak berbahaya karena lebih banyak
kebanyakan laporan. Jadi setelah gejala yang datang dipuskesmas ditemukan
rapat kita tentukan lagi progrm rata rata dengan keluhan ringan dipuskesmas
prioritas bulan depan apa, kalau dia seperti demam, batuk dan pilek. berdasarkan kunjungan
tetap tinggi kita tidak intervensi lagi, pasien diloket maka
kita intervensi lagi penyakit yang bentuk
tinggi setelah itu pengendaliannya lebih
HZ Utama Tidak ada program spesifik untuk Tidak ada program spesifik terkait kepada upaya kuratif
upaya promotif dan preventif upaya promotif dan preventif dibandingkan dengan
penatalaksanaan ISPA, tapi ISPA, tetapi penyuluhan upaya promotif
programnya saling terkait untuk kesehatan saling terkait untuk preventif.
Diare, ISPA, DBD, kan semuanya mencegah penyakit seperti Diare,
berhubungan dengan perilaku, ISPA, dan DBD. Biasanya
lingkungan, jadi kita lakukan kunjungan lapangan dilaukan
kunjungan kerumah, atau kerumah masyarakat, posyandu,
keposyandu, biasanya juga rumah kader kesehatan,
penyuluhan di rumah RT, lurah yah RT/RW/Lurah.
pemerintah setempat untuk
memberikan penyuluhan
kemasyarakat tentang bagaimana itu
rumah sehat, bagaimana indikator
keluarga sehat, semua usaha kita
lakukan untuk keberhasilan program
HR Utama program promosi kesehatan itukan Bentuk program promotif
melalui penyuluhan, ada penyuluhan preventif secara umum banyak,
di posyandu, ada diarisan PKK ada yang dilakukan melui
terutama dikelurahan atau biasanya penyuluhan diposyandu,
pada arisan kader, kita melakukan penyuluhan di arisan PKK, arisan
penyuluhan disitu. Kegiatannya kader masing masing
selalu ada setiap bulan. Bentuk- dimanfaatkan untuk melakukan
bentuk penyuluhannya itu macam penyuluhan, ini bertujuan agar
macam, kadang tentang pengetahuan pelaksanaan penyuluhannya itu
mengenai ISPA, Imunisasi, nyaman. Jadi bentuk kegiatannya
Penyuluhan Gizi, Pemeliharaan berbeda beda ada pengetahuan
Kesehatan Keluarga dan Kesehatan mengenai ISPA, penyuluhan gizi
lingkungan. Jadi para ibu balita balita, pemeliharaan kesehatan
dianjurkan memberi pertolongan keluarga dan pemeliharaan
pertama dirumah bagi anaknya kesehatan linkungan.dalam
berupa obat penurun panas, pelaksanaan kegiatan terdapat
kemudian obat tradisional seperti air kerjasama yang dilakukan lintas
hangat, kecap, jeruk stelah itu jika sektor dan lintas program.
demamnya berlanjut selama 3 hari
maka ibu sebaiknya membawa
anaknya ke puskesmas. Jadi kita
bekerjasama lintas program dan
lintas sektor supaya semuanya
mudah dikumpulkan, dan yang
terpenting dipahami oleh
masyarakat.
2. Siapa yang MJ Kunci “Yang terlibat itukan lintas sektor Yang terlibat dalam kegiatan yaitu Yang terlibat adalah
terlibat ada bidan, perawat, bu lurah,ibu lintas sektor diantaranya bidan, lintas sektor seperti
kader, semuanya punya peranan perawat, lurah, dan kader petugas kesehatan
untuk membuat tempat penyuluhan kesehatan dipuskesmas, petugas
itu aman dan tertib, jadi kita tidak kesehatan diposyandu,
terlalu kaku berkegiatan dan nilai ibu balita dan
positifnya tetap ada”. terkadang ada
WY Utama “Yang terlibat itu petugas kesehatan Yang terlibat adalah lintas sektor kunjungan dari pihak
dipuskesmas dan instansi yang kita seperti petugas kesehatan dinas kesehatan kota
datangi misalnya penyuuhan campak dipuskesmas, petugas kesehatan Makassar. Terkadang
pada balita yah yang terlibat pihak diposyandu, ibu balita dan juga intervensi
puskesmas, pihak posyandu, ibu terkadang ada kunjungan dari program dihadiri oleh
balita dan biasanya ada ibu lurah pihak dinas kesehatan kota pemerintah setempat
atau pihak dari dinas kesehatan yang makassar sperti
datang tapi jarang jarang saja”. ibu lurah/RW/RT dan
SA Utama semuanya terlibat membantu, jadi Semua petugas kesehatan ibu ibu PKK
misalnya saya ini PJ ISPA, PJ dipuskesmas terlibat dan saling
surveilans juga, nda semua saya membantu untuk melaksanakan
kerjakan, saya lakukan sendiri, itu kegiatan puskesmas yang akan
kita disini saling membantu. Tapi berjalan
ada namanya penanggung jawab yan
menunjuk dan mengarahkan.itu
saja”.
HZ Utama “ jadi kita semua fokus kesana tidak Semua terlibat dalam pelaksanaan
mungkin kan cuman bidan dan program bukan hanya bidan dan
perawat yang turun, kita turun perawat.
bersama ikut membantu,semua
terlibat”
HR Utama “Yang terlibat dalam pelaksanaan Yang terlibat dalam kegiatan
program juga banyak, semacam pelaksanaan program diantaranya
lintas sektor. Jadi ada puskesmas, bidan, perawat, tenaga
masyarakat, ibu kader, posyandu, promkes,dll.
ibu pkk semuanya bekerjasama untuk
melaksanakan penyuluhan agar
semua sama sama nyaman didalam,
penyuluhannya tidak kaku”
3. Langkah MJ Kunci “kita berangkat dari perencanaan Langkah penggerakan dimulai Penggerakan program
langkah kemudian kita peta petakan siapa dari perencanaan program secara harus disesuaikan
penggerakan yang bertanggung jawab pada setiap umum kemudian mengorganisir dengan POA yang
program program ,nah PJ inilah yang akan SDM yang menjadi penanggung telah direncanakan lalu
diberi wewenang untuk mengatur jawab. Penanggung jawablah ditunjuk penanggung
kemana ia akan melangkah lebih yang bertugas untuk melakukan jawab pogram sesuai
dulu, apakah melakukan observasi survey lokasi turun lapangan kualifikasinya, namun
awal terkait target turun lapangan, kemudian menggerakkan seluruh untuk penggerakan
terserah dia bagaimana sistemnya lintas sektor untuk bersama sama turun kelapangan
nanti pelaksanaan kegiatan kita melaksanakan program. semua petugas
berdayakan seluruh SDM puskesmas kesehatan bekerja sama
kassi kassi untuk sama sama dan turun langsung
menjalankan program prioritas lalu kelapangan hanya saja
ke program tambahan”. penanggung jawab
WY Utama “program secara umum itukan Penggerakan harus disesuaikan mempunyai tugas lebih
sudah direncanakan dalam bentuk dengan POA yang telah untuk memantau dan
POA, nanti setelah itu ditunjuk lagi direncanakan lalu ditunjuk membuat laporan
siapa yang bertanggung jawab penanggung jawab pogram sesuai kegiatan. Setiap
karena dialah yang akan mengawasi kualifikasinya, namun untuk minggu dilakukan
program yang dilaksanakan penggerakan turun kelapangan kunjungan lapangan
dilapangan, dia yang akan membuat semua petugas kesehatan bekerja kemasyarakat dengan
laporannya walaupun kita bekerja sama dan turun langsung melibatkan lintas
sama turun lapangan untuk kelapangan hanya saja sektr/instansi yang
melaksanakan program tersebut”. penanggung jawab mempunyai akan menjadi objek
tugas lebih untuk memantau dan kunjungan pusksesmas
membuat laporan kegiatan.
SA Utama “langkah langkahnya itu setiap Setiap minggu dilakukan
minggu khususnya senin-kamis kita kunjungan lapangan kemasyarakat
turun lapangan, nanti jumat dan dengan melibatkan lintas
sabtu kita buat laporanya jadi kalau sektr/instansi yang akan menjadi
turun kelapangan kita sama sama objek kunjungan pusksesmas
semua ,lintas sektor atau instansi
yang mau kita datangi juga terlibat”
HZ Utama “setiap minggukan ada jadwalnya Pelaksanaan kegiatan dilakukan
program prioritas tadi, lalu kita setiap minggu bersama sama
(petugas kesehatan) sama sama petugas kesehatan dan melibatkan
turun lapangan, kalau tidak lintas sektor terkait
melakukan penyuluhan kita
memantau saja tentu dengan
kerjasama lintas sektor ,yah kalau
kita turun diposyandu kita
kerjasamanya sama pihak posyandu.
setidaknya kita ramai ramai dari
puskesamas kassi kassi”
HR Utama “jadi sebelumnya kita janjian Langkah penggerakan dimulai
dengan pihak instansi misalnya dengan melakukan janji dari pihak
kegiatan dibulan agustus kan ada instansi untuk kunjungan
suntik campak dan rubella, jadi kita lapangan puskesmas. Misalnya
janjian sama pihak sekolah oh hari penyuntikan campak dan rubella,
senin akan ada kunjungan dari pihak kegiatan ini sebelumya sudah
puskesmas tolong anak anaknya memiliki jani dengan pihak
diberi arahan untuk sarapan, jadi sekolah bahwa hari senin ada
kita pihak puskesmas bergerak, kunjungan dari pihak puskesmas
pihak sekolah sudah mempersiapkan, tolong untuk dihimbau kepeserta
sam a halnya di posyandu juga didik untuk sarapab sebelum
begitu, dengan ibu lurah misalnya kesekolah, jadi ada kerja sama
kita pembagian vitamin A tentu ada antar lintas sektor dalam
komunikasi sebelumnya. Yah pelaksanaan setiap kegiatan.
pokoknya semua bekerja sama”.
4. Respon MJ Kunci “sejauh ini respon masyarakat baik Respon mayarakat berbeda beda. Respon mayarakat
masyarakat yah, kan ini untuk kepentingannya Ada yang menanggapinya dengan berbeda beda. Ada
terhadap lagi pula tana biaya (gratis) tapi ada baik adapula yang kurang antusias yang menanggapinya
program juga masyarakat yang kurang contohnya menolak upaya dengan baik adapula
promotif antusias mungkin sehingga menolak pencegahan rubella dengan tidak yang kurang antusias
preventif upaya pencegahan dari puskesmas mengizinkan anaknya untuk contohnya menolak
ISPA pada yang sebenarnya baik untuk dirinya disuntik tapi pihak puskesmas upaya pencegahan
balita dan keluarganya contohnya menghimbau bahwa pelaksanaan rubella dengan tidak
imunisasi campak rubella, tidak kegiatan ini tidak mengandung mengizinkan anaknya
jarang ada orang tua yang menolak unsur paksaan pada siapapun. untuk disuntik tapi
anaknya disuntik, jadi kita tidak pihak puskesmas
paksakan, yang mau saja”. menghimbau bahwa
WY Utama “selama ini respon masyarakat baik Sebagian besar respon masyarakat pelaksanaan kegiatan
baik saja, ada juga yang tidak tapi baik terhadap program dari ini tidak mengandung
Cuma sedikit saja” puskesmas. unsur paksaan pada
SA Utama “yah selama ini respon baiknya lebih Respon masyarakat sebagian siapapun. Tetapi secara
banyak dari pada tidaknya jadi kita besar baik terhadap program umum respon
tetap lakukan kunjungan lapangan kunjungan langsung dari pihak masyarakat masih tetap
setiap minggu, seandainya puskesmas antusias terhadap
responnya tidak baik yang program yang
mendominasi maka kita hentikan dlakukan puskesmas
kunjungan kemasyarakatnya tapi hanya terkadang masih
sejauh ini alhamdulillah baik baik ada beberapa ibu balita
saja”. yang tidak hadir pada
HZ Utama “alhamdulillah masyarakat selalu Masyarakat antusias terhadap saat penyuluhan.
antusias jadi kita juga semangat” pelaksanaan kegiatan dari
puskesmas
HR Utama “masyarakat selama ini menerima Respon masyarakat sampai sejauh
dengan antusias hanya saja yang ini adalah antusias.
menjadi kendala adalah luasnya
wilayah kerja puskesmas yang
mencakup 6 kelurahan sehingga
untuk pemerataan pelaksanaan
kegiatan itu kadang tidak merata”
5. Kendala yang MJ Kunci “sebenarnya semua program Kendala yang dihadapi adalah
dihadapi terlaksana, namun tidak 100% kurangnya SDM yang tersedia di
dilapangan mencapai, yang menjadi kendala kita Puskesmas sehingga seringkali
dipuskesmas adalah SDM yang terjadi rangkap jabatan yang
kurang. Contohnya ini program mengakibatkan petugas kesehatan
ISPA PJ nya juga merangkap tidak fokus terhadap satu bidang.
surveilans karena PJ nya ini ISPA Selain itu jumlah vaksin yang
meninggal dan sampai sekarang diberikan pusat tidak mencukupi
belum ada penggantinya, jadi karena besarnya wilayah kerja
banyak SDM yang merangkap puskesmas kassi kassi, inilah yang
sehingga dia nda fokus satu, apalagi menyebabkan keluhan dari
untuk program yang sifatnya masyarakat ketika datang
prioritas kita dahulukan bersama, mengantri lalu vaksinnya sudah
jadi program tambahan ini habis/tidak tersedia lagi.
seringkali terbengkalai, vaksin yang
disediakan dari pusat juga kurang,
harusnya kan sesuai wilayah kerja,
puskesmas kassi kassi ini luas,
otomatis juga vaksin yang
dibutuhkan banyak, ini disamakan
juga jadi nda cocok sebenarnya”
WY Utama “kendalanya disini kita kurang SDM, Kendala yang dihadapi dilapangan
jadi kalau turun lapangan, ini lantai adalah terbatasnya jumlah SDM
2 kosong, paling yang tinggal 1
sampai 2 orang saja”
SA Utama “kendalanya tidak adaji, aman aman Kendala yang dihadapi dilapangan
semua kita lakukan setiap tidak ada, semua kegiatan
minggunya” terkoordinir dengan baik setiap
minggunya
HZ Utama “kendalanya itu kalau jumlah Kendala yang dihadapi dilapangan
peserta yang hadir kurang itukan jika jumlah pesrta yang hadir
artinya tidak mencapai target, tidak memenuhi target yang telah
alasannya macam macam ada yang ditetapkan sebelumnya.
sakit, ada yang tanpa keterangan
pokoknya macam macam.”
HR Utama yang menjadi kendala adalah Kendala dilapangan yaitu luasnya
luasnya wilayah kerja puskesmas wilayah kerja puskesmas kassi
yang mencakup 6 kelurahan kassi yaitu 6 kelurahan jadi untuk
sehingga untuk pemerataan pemerataan pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan itu kadang sulit ditambah dengan jumlah
tidak merata, apalagi SDM SDM yang kurang sehingga
dipuskesmas kurang jadi kita pelaksanaan program tidak
memanfaatkan anak PKL, magang maksimal
itu untuk bantu bantu turun
lapangan”
Variabel pengawasan
Kode Jenis
No. Informasi Content Analysis Reduksi Interpretasi/Makna
Informan Informan
1. Apa ada MJ Kunci “Bentuk pengawasan program Bentuk pengawasan terhadap Bentuk pengawasan
bentuk dpuskesmas ada, kan setelah POA program promotif preventif ISPA terhadap program
pengawasan terbentuk diberikan masing masing pada balita itu tidak ada, tapi promotif preventif
terhadap penanggung jawab program. Dialah terbagi pengawasan untuk ISPA pada balita itu
program yang memiliki wewenang untuk program promosi kesehatan, tidak ada, tapi terbagi
promotif melakukan pengawasan, membuat program ISPA masing masing pengawasan untuk
preventif laporan, pokoknya untuk dilakukan oleh penanggung jawab program promosi
ISPA pada keberhasilan program ada ditangan program. kesehatan, program
balita? penanggung jawab program, ISPA masing masing
terserah mereka bagaimana cara dilakukan oleh
untuk mencapai target yang telah penanggung jawab
ditetapkan. Jadi terbagi ada program. Bentuk
pengawasan untuk program promosi pengawasan program
kesehatan, ada untuk program ISPA, dibedakan atas dua
jadi terbagi untuk masing masing PJ yaitu pengawasan yang
program.” dilakukan dilapangan
WY Utama “bentuk pengawasan ada ,ada yang Bentuk pengawasan program pada saat kunjungan
diilakukan dilpangan da nada juga dibedakan atas dua yaitu lapangan dan ada juga
yang dilakukan didalam puskesmas pengawasan yang dilakukan pengawasan dalam
melalui pemantauan laporan dilapangan pada saat kunjungan bentuk pemantauan
bulanan yang dilakukan oleh masing lapangan dan ada juga yang dilakukan melalui
masing penanggung jawab pengawasan dalam bentuk pengecekan laporan
program”. pemantauan yang dilakukan dari masing masing
melalui pengecekan laporan dari penanggung jawab
masing masing penanggung jawab program.
program.
SA Utama “bentuk pengawasannya ada. Ada Bentuk pengawasan terhadap
yang dilakukan dilapangan, dan ada pelaksanaan program dilakukan
juga yang dilakukan di dalam dalam 2 metode yaitu pengawasan
puskesmas berupa laporan bulanan kunjungan lapangan dan
yang dibuat oleh setiap penanggung pengawasan dipuskesmas”.
jawab program”
HZ Utama “bentuk pengawasan program kalau Bentuk pengawasan program
dikesling yang berkaitan dengan bidang kesehatan lingkungan yang
upaya promotif dan preventif ISPA berkaitan dengan upaya promotif
itu terkait tentang PHBS Rumah preventif adalah mengisi lembar
Tangga , adi bentuk pengawasannya check list terkait PHBS Rumah
kita lakukan check list” Tangga.
HR Utama “setahu saya sebagai penanggung Bentuk pengawasan program
jawab program promosi kesehatan promosi kesehatan yaitu
bentuk pengawasan yang saya dilakukan setiap kali puskesmas
lakukan itu setiap kami melakukan melakukan kunjungan lapangan
kunjungan lapangan saya selalu dengan mengarahkan tim yang
mengarahkan tim yang turun untuk turun untuk menaga kebersihan
memperhatikan kebersihan dilokasi dilokasi.
dan melihat tata cara petugas
kesehatan yang lain dalam
melakukan penyuluhan”
2. Bagaimana MJ Kunci “Untuk pengawasan kunjungan Alur pengawasan pelaksanaan Alur pengawasan
alur lapangan, Pengawasan dilakukan program kunjungan lapangan pelaksanaan program
pengawasan pada saat kegiatan lapangan dilakukan oleh penanggung jawab kunjungan lapangan
pelaksanaan berlangsung dengan melihat program dan biasanya diawasi dilakukan oleh
program bagaimana kinerja petugas pleh orang pusat dalam hal ini penanggung jawab
promotif kesehatan apakah sesuai dengan pihak dinas kesehatan. Sedangkan program dan biasanya
preventif standar pelayanan atau tidak. Selain pengawasan pelaksanaan program diawasi pleh orang
ISPA pada itu, pengawasan ini biasanya dipuskesmas diawasi oleh kepala pusat dalam hal ini
balita dilakukan oleh orang pusat dalam puskesmas dalam bentuk form pihak dinas kesehatan.
dilapangan hal ini pihak dari dinas kesehatan, laporan. Sedangkan
untuk pengawasan program pengawasan
dipuskesmas melalui hasil laporan pelaksanaan program
mingguan yang dipantau oleh kepala dipuskesmas diawasi
puskesmas” oleh kepala puskesmas
WY Utama “bentuk pengawasan ada ,ada yang Bentuk pengawasan program dalam bentuk form
diilakukan dilpangan da nada juga dibedakan atas dua yaitu laporan.
yang dilakukan didalam puskesmas pengawasan yang dilakukan
melalui pemantauan laporan dilapangan pada saat kunjungan
bulanan yang dilakukan oleh masing lapangan dan ada juga
masing penanggung jawab pengawasan dalam bentuk
program”. pemantauan yang dilakukan
melalui pengecekan laporan dari
masing masing penanggung jawab
program.
SA Utama “kalau alurnya itu tidak menentu Alur pengawasan oleh pusat pusat
karena pengawasan pelaksanaan tidak menentu, biasanya pihak
program itu tidak ada jadwalnya. dari pusat langsung dating pada
Kalau pengawasan dari pusat, tapi saat kunjungan lapangan.
kalau pengawasan yang dilakukan Sedangkan pengawasan yang
oleh pihak puskesmas melalui dilakukan oleh pihak puskesmas
masing masing penanggung jawab melalui masing masing
program. nanti kan hasilnya sebagai penanggung. Jawab program.
bahan evaluasi program dipaparkan
pada saat rapat di akhir bulan”
HZ Utama “Untuk pengawasan kunjungan Pengawasan dilakukan pada saat
lapangan, Pengawasan dilakukan kegiatan lapangan dilakukan
saat kegiatan lapangan berlangsung dengan melihat kesesuaian kinerja
dengan melihat bagaimana kinerja petugas dengan standar
petugas kesehatan apakah sesuai operasional pelayanan yang
dengan standar pelayanan atau seharusnya.
tidak”
HR Utama “jadi pada saat turun lapangan kan Pada saat turun lapangan
kita dibagi pertim . tugas saya selain penanggung jawab bertugas
turut penyuluhan saya juga harus memperhatikan kinerja setiap tim
memperhatikan kinerja tim yang lain yang turun apakah sudah sesuai
apakah sudah sesuai arahan atau dengan yang seharusnya
tidak. Kalau ada hal yang tidak atau diterapkan atau tidak, jika tidak
kurang sesuai maka itu akan maka itu akan disampaikan pada
disampaikan pada saat rapat rapat evaluasi program. Selain
evaluasi untuk perbaikan, nah iuntuk bentuk pengawasan yang
pengawasan selanjutnya juga saya dilakukan penanggung jawab
sebagai penanggung jawab program program, ia juga diawasi oleh
juga diawasi oleh kepala puskesmas kepala puskesmas melalui laporan
melalui laporan bulanan yang yang dibuat PJ.
dibuat”
3. Siapa yang MJ Kunci Pengawasan Promotif dan Preventif Pengawasan promotif dan Yang melakukan
melakukan Penatalaksanaan ISPA artinya ada preventif penatalaksanaan ISPA pengawasan
pengawasan 3 yang bertugas untuk melakukan berarti ada 3 yang betugas dilapangan adalah
pelaksanaan pengawasan, yang pertama PJ melakukan pengawasan penanggung jawab (PJ)
program promkes, kedua PJ P2 ISPA, dan diantaranya penanggung jawab masing masing
promotif terakhir surveilans penyakit. promosi kesehatan, penanggung program. Biasanya
preventif Ketiganya itu bertugas melakukan jawab program ISPA, penanggung juga ada supervise
ISPA pada pengawasan terhadap kegiatan yang jawab surveilans penyakit. Hasillangsung dari pihak
balita berhubungan dengan bidangnya, pantauan tersebut akan dibawa dinas kesehatan. Untuk
hasil pantauan itu yang akan dibawa saat rapat bulanan sebagai bentuk
pemantauan
pada saat kita evaluasi nanti, rapat evaluasi. keberhasilan program
bulanan dipantau melalui
WY Utama “Jadi kalau yang dilapangan itukan Yang melakukan pengawasan laporan dari masing
diawasi langsung oleh penanggung dilapangan adalah penanggung masing penanggung
jawab program, biasanya juga ada jawab (PJ) masing masing jawab program .untuk
supervisi langsung dari pihak Dinkes program. Biasanya juga ada ISPA bentuk
tapi jarang jarang itu, kalau yang supervise langsung dari pihak laporannya melalui
bulanan dan tahunan itu tetap dinas kesehatan. Untuk laporan program
dipantau oleh kepala puskesmas pemantauan keberhasilan program SP2TP.
melalui laporan kerja PJ setiap dipantau melalui laporan dari
program. Untuk ISPA sendiri masing masing penanggung jawab
kebanyakan bentuknya melalui program .untuk ISPA bentuk
laporan SP2TP” laporannya melalui laporan
program SP2TP.
SA Utama “ kalau pengawasan yang dilakukan Pengawasan dilakukan oleh pihak
oleh pihak puskesmas melalui puskesmas melalui masing masing
masing masing penanggung jawab penanggung jawab program.
program”
HZ Utama “untuk pengawasan program Pengawasan program dilakukan
dilakukan oleh masing masing oleh masing masing penanggung
penanggung jawab program” jawab program
HR Utama “ pengawasan dilakukan oleh Pengawasan dilakukan oleh
penanggung jawab program ketika penanggung jawab program pada
pelaksanaan kegiatan telah saat pelaksanaan kegiatan
berlangsung dilapangan, nah iuntuk berlangsung dilapangan
pengawasan selanjutnya jugajuga sedangkan dipuskesmas diawasi
diawasi oleh kepala puskesmas oleh kepala puskesmas
melalui laporan bulanan yang
dibuat”
4. Berapa kali MJ Kunci “biasanya dilakukan setiap sebulan Pengawasan pelaksanaan program Bentuk pengawsan ada
dilakukan sekali, untuk pengawasan kunjungan dilakukan setiap kegiatan 2 yaitu pengawasan
pengawasan lapangan biasanya dilakukan setiap lapangan berlangsung yang yang dilakukan dari
terhadap kegiatan berlangsung oleh dilakukan oleh masing masing pusat dan ada
pelaksanaan penanggung jawab masing masing penanggung jawab program. pengawasan dari pihak
program program”. puskesmas pada saat
promotif WY Utama “untuk intensitas pengawasan Bentuk pengawsan ada 2 yaitu pelaksanaan kegiatan.
preventif program dari pusat itu tidak ada, pengawasan yang dilakukan dari Kalau dari pusat
ISPA bisajadi sebulan sekali,sekali dalam pusat dan ada pengawasan dari intensitasnya tidak
3 bulan, dan sekali dalam setahun. pihak puskesmas pada saat menentu, terkadang
Tapi kalau dari pihak puskesmas ada pelaksanaan kegiatan. Kalau dari sebulan sekali,
pengawasan yang dilakukan oleh pusat intensitasnya tidak menentu, terkadang sekali dalam
setiap penanggung jawab program terkadang sebulan sekali, 3 bulan dan dari pihak
pada setiap kegiatan ” terkadang sekali dalam 3 bulan puskesmas sendiri
dan dari pihak puskesmas sendiri bentuk pengawasannya
bentuk pengawasannya dilakukan dilakukan oleh setiap
oleh setiap penanggung jawab penanggung jawab
program pada setiap kegiatan. program pada setiap
SA Utama “tidak aada aturan berapa kali Tidak ada aturan berapa kali harus kegiatan
harus dilakukan pengawasan jadi dilakukan pengawasan/pantauan
fleksibel saja kita pantau bagaimanaterhadap program. Yang dilihat
cara petugas kesehatan melakukan pada pengawasan/pemantauan
penyuluhan dimasyarakat sudah adalah kesesuaian antara standar
sesuai dengan apa yang ditetapkan pelayanan dengan apa yang
atau tidak, yah kalau tidak kita diberikan petugas kesehatan
bahas pada rapat evaluasi setiap dilapangan, apa yang diberikan
bulan tepatnya diakhir bulan” petugas kesehataan ke
masyarakat.
HZ Utama “tidak ada intensitas khusus berapa Tidak ada intensitas berapa kali
kali dilakukan pengawasan terhadap harus dilakukan pengawasan
pelaksanaan program, ini tergantung terhadap pelaksanaan program
dari kebijakan pemegang program karena ini tergantung dari
Karena keberhasilan program penanggung jawab program dalam
tergantung dari penanggungjawab mengorganisir pelaksanaan
program dalam mengorganisir program.
pelaksanaan program”.
HR Utama “pokoknya pengawasan dilakukan Pengawasan dilakukan sebanyak
setiap kali pelaksanaan kegiatan intensitas pelaksanaan kegiatan
program berlangsung dilapangan, dilapangan, jika dalam sebulan 4
jadi kalau sebulan ada 4 kali turun kali turun lapangan maka
lapangan yah berarti pengawasannya juga sebanyak 4
pengawasannya sebanyak 4 kali. kali.
Variabel Penganggaran
Kode Jenis
No. Informasi Content Analysis Reduksi Interpretasi/Makna
Informan Informan
1. Apa ada dana MJ Kunci “dana khusus yang direncanakan Dana khusus dari BOK Ada dana khusus yang
khusus yang untuk semua program promotif direncanakan untuk semua jenis di rencanakan untuk
direncanakan preventif itu ada, dia berasal dari program promotif dan preventif. program promotif dan
untuk dana BOK (Bantuan Operasional preventif penyakit
program Kesehatan) namanya. menular, dan ISPA
WY Utama “ada dana khusus yang dianggarkan Setiap tahun ada dana khusus termasuk dari salah
setiap tahun untuk program promotif yang diberikan dari dana Bantuan satu penyakit menular
preventif yang berasal dari BOK” Operasional Kesehatan untuk yang diberikan dana
program promotif dan preventif. yang berasal dari BOK
SA Utama “dana program promotif preventif Dana promotif dan preventif ada (Bantuan Operasional
itu ada, jadi semua upaya dan berasal dari dana BOK Kesehatan)
penyuluhan termasuk didalamnya (Bantuan Operasional Kesehatan)
biaya transport itu masuk dalam
pendanaan BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan)
HZ Utama “setahu saya dana untuk program Dana khusus yyang direncanakan
promotif preventif itu berasal dari untuk program promotif dan
BOK (Bantuan Operasional preventif ada, dana tersebut
Kesehatan) berasal dari dana BOK.
HR Utama “Dana promotif preventif itukan Dana promotif preventif berasal
memang ada dianggarkan dari dana dari dana BOK (Bantuan
BOK, jadi kalau turun lapangan yah Operasional Kesehatan)
ada transpor jalannya”.
2. Berapa dana MJ Kunci “kalau ditanyakan berapa Persentase dana dari BOK adalah Persentase dana dari
yang nominalnya itu saya tidak hafal 70% kuratif dan 30% untuk BOK adalah 70%
diperuntukka berapa, pokoknya sistemnya itu 70 : promotif dan preventif. kuratif dan 30% untuk
n untuk 30, 70% nya itu dana kuratif, dan 30 promotif dan preventif.
program % dana promotif preventif”
WY Utama “memang ada nominal khusus yang Persentase untuk dana promotif
diberikan dek tapi tidak sebanyak preventif hanya sebesar 30%
dana untuk upaya kuratif,
nominalnya kami tidak bisa
sebutkan, pesentasenya itu sekitar
30% untuk upaya promotif
preventif”
SA Utama “untuk pendanaannya berapa saya Untuk pendanaannya informan
nda tahu pastinya dek berapa, yang tidak tahu, karena pada saat turun
jelas yang ditanggung itu kalau lapangan yang ditanggung hanya
turun lapangan hanya biaya biaya transportasi.
transport, kan kalo upaya promotif
preventif itu kebanyakan kita turun
lapangan”
HZ Utama “untuk besar/nominalnya pendanaan Besar nominal pendanaan untuk
saya kurang tah dik, tapi untuk program promotif dan preventif
program kunjungan lapangan bidang tidak diketahui oleh informan,
kesling untuk upaya promotifnya karena memang program promotif
seperti PHBS rumah tangga itu tidak preventif untuk setiap bidang
memerlukan dana yang besar, turun tidak memerlukan biaya yang
lapangan hanya membutuhkan besar tetapi membutuhkan tenaga
tenaga yang ekstra” yang ekstra.
HR Utama “kalau program promotif preventif Program promotif dan preventif
sepengetahuan saya tidak banyak, hanya 30% untuk semua jenis
untuk semua penyakit itu hanya 30% penyakit.
saja yng dialokasikan, Cuma
transport dan biaya habis pakai
seperti sarung tangan lateks,
memang tidak banyak untuk upaya
promotif dan preventif”
3. Dari mana MJ Kunci “ dana khusus yang direncanakan Dana dari BOK direncanakan Dana khusus untuk
sumber untuk semua program promotif khusus untuk semua program program promotif dan
dananya & preventif itu ada, dia berasal dari promotif dan preventif , pencairan preventif berasal dari
siapa dana BOK (Bantuan Operasional dana ini dikelola langsung oleh Bantuan Operasional
pengelolanya Kesehatan) namanya. Pengelolanya kepala puskesmas dan biro Kesehatan, yang
itu kepala puskesmas dan biro keuangan, jadi semua program melakukan
keuangan, jadi kegiatan yang sudah dibuatkan laporannya oleh setiap pengelolaan dana
dilakukan itu dibuatkan laporannya penanggung jawab program adalah pihak dinas
oleh masing masing penanggung kemudian dikirim ke dinas kesehatan ke bagian
jawab kemudian laporan itu yang kesehatan dan ditunggu dananya keuangan dari
dikirim ke dinas kesehatan, nanti kita cair puskesmas, namun
tunggu dananya cair” setiap kgiatan promotif
WY Utama “ada dana khusus yang dianggarkan Dana khusus untuk program preventif harus
setiap tahun untuk program promotif promotif dan preventif berasal memiliki laporan
preventif yang berasal dari BOK” dari Bantuan Operasional khusus terkait
Kesehatan” pengeluaran program.
SA Utama “setahu saya sampai saat ini Setahu Informan dana promotif
dananya berasal dari BOK, tapi preventif berasal dari BOK
yang saya rasakan nda (Bantuan Operasional Kesehatan),
ada,pengelolanya juga saya nda tahu namun untuk pengelolanya
dek coba tanyakan ke yang lain informan tidak tahu
saja”
HZ Utama “setahu saya dana untuk program Dana untuk program promotif dan
promotif preventif itu berasal dari preventif berasal dari dana BOK
BOK (Bantuan Operasional (Bantuan Operasional Kesehatan)
Kesehatan) untuk pengelolanya saya
tidak tahu,dek”
HR Utama “Dana promotif preventif itukan Dana promotif preventif berasal
memang ada dianggarkan dari dana dari dana BOK (Bantuan
BOK” Operasional Kesehatan)
4. Alur MJ Lunci “Dana prioritas promotif preventif Dana prioritas untuk program Dana prioritas untuk
pendanaan itu dari dana BOK, itu diberikan promotif preventif berasal dari program promotif
program setiap bulan, pencairan dananya dana Bantuan Operasional preventif berasal dari
pertriwulan.kita laksanakan dulu Kesehatan (BOK) yang diberikan dana Bantuan
program promotif preventif, turun setiap bulan sedangkan pencairan Operasional Kesehatan
dananya kita bayarkan.laporan dananya pertriwulan, program (BOK) yang diberikan
pertanggungjawabannya kita promotif preventif dibuatkan setiap bulan sedangkan
masukkan kedinas kesehatan laporan setiap kali pelaksanaan pencairan dananya
kota/pemkot” setelah dananya cair laporan pertriwulan, program
dimasukkan ke dinas kesehatan promotif preventif
kota/pemkot. dibuatkan laporan
WY Utama “Kalo untuk pembiayaannya Pembiayaan/ pendanaan setiap kali pelaksanaan
memang ada matriks kegiatan, ada berbentuk matriks kegiatan. setelah dananya cair
misalnya kegiatan lapangan Contohnya matriks kegiatan laporan dimasukkan ke
penyuluhan apa dan sebagainya kita penyuluhan kesehatan dinas kesehatan
masukkan dalam pembiayaan BOK, dimasukkan dalam pembiayaan kota/pemkot.
kalau ATK misalnya dia masuk di BOK, pembuatan matriks ini
dana bantuan JKN, jadi itu tadi dipaparkan pada saat mini
fungsinya minlok (mini lokakarya) lokakarya (minlok), untuk
baru dibuatkan matriks kegiatan pencairan dananya sebelum
berapa dananya kemudian kita kegiatan telah didiskusikan alur
kumpulkan ke dinas kesehatan kota dananya.
makassar. Pencairan dananya
sebelum kegiatan sesuai
perencanaan yg telah didiskusikan”
SA Utama “setahu saya sampai saat ini Setahu Informan dana promotif
dananya berasal dari BOK, tapi preventif berasal dari BOK
yang saya rasakan nda (Bantuan Operasional Kesehatan),
ada,pengelolanya juga saya nda tahu namun untuk pengelolanya
dek coba tanyakan ke yang lain informan tidak tahu
saja”
HZ Utama “ Dana promotif preventif berasal Dana promotif preventif berasal
dari dana BOK (Bantuan dari dana BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan),jadi setiap Operasional Kesehatan), setiap
selesai kegiatan dibuatkan kegiatan selesai dibitkan laporan
laporannya berapa dana yang oleh masing masing penanggung
dikeluarkan,kemudian dikumpulkan jawab, kemudian dikumpulkan
dipuskesmas sub bagian keuangan, dibagian keuangan, setelah itu
kepala puskesmas kemudian dikirim oleh kepala puskesmas ke
mengirimkan ke dinas kesehatan dan dinas kesehatan kemudian
akhirnya dana dicairkan, dana dananya cair.
proposal kegiatan akhir harus sesuai
dengan dana yang diberikan dari
BOK”
HR Utama “Kalo untuk pembiayaannya Pembiayaan/ pendanaan
memang ada matriks kegiatan, ada berbentuk matriks kegiatan.
misalnya kegiatan lapangan Contohnya matriks kegiatan
penyuluhan apa dan sebagainya kita penyuluhan kesehatan
masukkan dalam pembiayaan BOK, dimasukkan dalam pembiayaan
kalau ATK misalnya dia masuk di BOK, pembuatan matriks ini
dana bantuan JKN, jadi itu tadi dipaparkan pada saat mini
fungsinya minlok (mini lokakarya) lokakarya (minlok), untuk
baru dibuatkan matriks kegiatan pencairan dananya sebelum
berapa dananya kemudian kita kegiatan telah didiskusikan alur
kumpulkan ke dinas kesehatan kota dananya.
makassar. Pencairan dananya
sebelum kegiatan sesuai
perencanaan yg telah didiskusikan”
5. Harapan MJ Kunci “yah kalau harapan kita maunya Harapannya dana untuk alokasi Petugas kesehatan
untuk dana dana promotif preventi lebih banyak promotif preventif lebih banyak berharap dana promotif
terhadap dibandingkan dana kuratif sehingga dari pada dana kuratif agar semua preventif bisa
program semua penyakit yang tercover dalam penyakit yang tercover dalam sebanding atau bahkan
promotif dan wilayah kerja puskesmas bisa wilayah kerja puskesmas kassi lebih banyak dari pada
preventif dibuatkan pengendalian khusus kassi bisa dibuatkan pengendalian upaya kuratif sehingga
seperti maunya ini penelitian ade” khusus. pihak puskesmas bisa
WY Utama “kalau kita dari pihak puskesmas Dari pihak puskesmas berharap memaksimalkan
tentu berharap ada dana khusus adanya dana khusus untuk setiap kinerja berdasarkan
yang lebih untuk masing masing penyakit agar program yang di paradigma sehat di
penyakit agar supaya kita program intervensikan ke masyarakat bisa wilayah kerja
yang kita intervensikan ke merata. puskesmas.
masyarakat juga bisa merata kalau
dananya mencukupi”
SA Utama “kalau kami dari pihak puskesmas kami dari pihak puskesmas pasti
pasti menginginkan dana yang lebih menginginkan dana yang lebih
untuk program promotif preventif untuk program promotif preventif
penyakit apalagi kan wilayah kerja penyakit apalagi wilayah kerja
puskesmas kassi kassi ini cukup luas, puskesmas kassi kassi cukup luas,
belum lagi jika ada kunjungan luar belum lagi jika ada kunjungan
wilayah, tentu kita butuh dana lebih luar wilayah, tentu butuh dana
untuk pengembangan program” lebih untuk pengembangan
program
HZ Utama “perlu memang sebenarnya dana Perlu ada dana lebih untuk
lebih kalau kita mau ada pengendalian khusus terhadap
pengendalian khusus terhadap penyakit, saat ini pun dana tidak
penyakit, ini sekarang saja kan tidak cukup minimal bisa sama dengan
cukup, minimal bisa sama dengan dana yang diperuntukkan program
dana yang diperuntukkan upaya kuratif terhadap masyarakat.
kuratif”
HR Utama “perlu, iya bahkan sangat perlu ada Perlu bahkan sangat perlu ada
dana khusus, dana tambahan untuk dana khusus sebagai dana
program promotif preventif, apalagi tambahan untuk upaya promotif
banyak sekali sebenarnya upaya preventif apalagi banyak upaya
promotif yang bisa diberikan ke promotif dan preventif yang bisa
masyarakat jika dana untuk program diberikan jika dananya mencukupi
itu memang sudah terpenuhi, selain
itu agar intervensi program yang
ada di puskesmas itu merata ke
seluruh wilayah kerjanya”.
Variabel Evaluasi
Kode Jenis
No. Informasi Content Analysis Reduksi Interpretasi/Makna
Informan Informan
1. Apa ada MJ Kunci “iya ada, setiap program ada Setiap program memiliki evaluasi. Setiap program
bentuk evaluasinya” memiliki masing
Evaluasi WY Utama “iya jadi kita punya setiap evaluasi Setiap program memiliki masing masing bentuk
terhadap untuk masing masing program. Ini masing bentuk evaluasi. Hal ini evaluasi. Hal ini
program dilakukan untuk melihat dilakukan untuk melihat dilakukan untuk
ketercapaian sasaran/target ketercapaian sasaran/target melihat ketercapaian
terhadap masalah kesehatan yang terhadap masalah kesehatan yang sasaran/target terhadap
terjadi dimasyarakat”. terjadi dimasyarakat. masalah kesehatan
SA Utama “iya ada dek, itumi yang kita Bentuk evaluasi prpgram ada dan yang terjadi
rapatkan selalu diakhir bulan dirapatkan setiap akhir bulan. dimasyarakat
biasanya”
HZ Utama “iya, jadi setiap program itu harus Setiap program meiliki bentuk
ada evaluasinya untuk melihat apa evaluasi untuk melihat
apa yang sudah kita kerjakan, dan ketercapaian program yang telah
bagaimana capaian yang didapatkan dilaksanakan.
dari kegiatan itu”
HR Utama “iya bentuk evaluasinya itu kita Bentuk evaluasi setiap program
adakan setiap bulan” dilakukan setiap bulan.
2. Siapa yang MJ Kunci “semua tenaga kesehatan terlibat Semua tenaga kesehatan terlibat Sama halnya dengan
terlibat dalam dalam proses evaluasi, misalnya dalam proses evaluasi proses perencanaan,
proses evaluasi program ISPA, kan semua Semua petugas
evaluasi ikut dalam pelaksanaan program. kesehatan
Jadi kita lihat sampai mana berpartisipasi dalam
ketercapaian program ISPA proses evaluasi setiap
misalnya” program.
WY Utama “kalau evaluasi semua terlibat Semua petugas kesehatan terlibat
karena kan kita adakan rapat, dalam proses evaluasi pada saat
biasanya smua peserta rapat bisa rapat evaluasi semua petugas
memberikan saran/ masukan untuk kesehatan boleh memberikan
setiap program saran untuk setiap program.
SA Utama “samaji dengan roses perenanaan, Sama halnya dengan proses
semua petugas kesehatan perencanaan, Semua petugas
dipuskesmas ikut dalam rapat kesehatan berpartisipasi dalam
evaluasi progra, jadi semua bisa kasi proses evaluasi setiap program.
saran untuk evaluasi program”
HZ Utama “kalau evaluasi semua terlibat Semua petugas kesehatan terlibat
karena kan kita adakan rapat, dalam proses evaluasi pada saat
biasanya smua peserta rapat bisa rapat evaluasi semua petugas
memberikan saran/ masukan untuk kesehatan boleh memberikan
setiap program” saran untuk setiap program.
HR Utama “yang melakukan evaluasi kan Evaluasi diadakan oleh kepala
kepala puskesmas, kalau yang puskesmas, sedangkan yang
terlibat yah semua petugas terlibat adalah semua petugas
kesehatan terutama penanggung kesehatan terutama penanggung
jawab (PJ) setiap program karena jawab (PJ) setiap program karena
dia yang akan memaparkan apa PJ bertugas memaparkan kegiatan
yang telah dilakukan selama ini yang telah dilakukan selama ini
untuk mencapai target yang telah untuk mencapai target yang telah
ditetapkan” ditentukan.
3. Bagaimana MJ Kunci “Evaluasi dilakukan dengan Evaluasi dilakukan dengan cara Proses evaluasi
proses melakukan diskusi kelompok untuk melakukan diskusi kelompok dilakukan setiap bulan
evaluasi mencari solusi dari permasalahan untuk mencari solusi dari tepatnya diakhir bulan,
terhadap yang didapatkan, apa yang perlu permasalahan yang ditemukan, jadi diawal bulan
program diperbaiki, apa yang perlu kemudian di identifikasi apa yag sampai pertengahan
ditingkatkan. Untuk kemudian kita perlu dilakukan kedepannya, adalah waktu untuk
lakukan untuk tekhnis program bulan evaluasi sebagai bentuk acuan melaksanakan program
berikutnya.setiap bulan diakhir untuk membuat perenncanaan kegiatan, selanjutnya
bulan dilakukan evaluasi melalui proram pada tahun berikutnya penanggung jawab
rapat jadi terakumulasi setiap membuat laporan dan
bulannya apa yang menjadi kendala, memaparkannya pada
apa yang perlu ditingkatkan, apa saat rapat evaluasi.
yang perlu dipertahankan dan Keberhasilan program
sebagai bahan dasar untuk diukur dari jumlah
perencanaan tahun berikutnya” target yang telah
WY Utama “Setelah laporan ada fitbag dari Setelah laporan dibuat ada fitbag ditetapkan. Contohnya
dinas kesehatan ada capaian dari dinas kesehatan mengenai suntik campak pada
capaian dalam triwulan atau cakupan terhadap program yang balita berapa yang
tahunan jadi dia tetap terpantau dilaksanakan puskesmas, pihak disuntik dan berapa
yang mana yang laporannya dinas menilai puskesmas yang yang harusnya
terlambat, mana yang laporannya laporannya tepat waktu maupun disuntik, itulah yang
kurang atau banyak masalah terlambat, kemudian menidak dimaksud dengan
kesehatan yang terjadi itu akan lanjuti terkait masalah kesehatan pencapaian program.
ditindaki dari pihak dinas kesehatan yang ada diwilayah kerja setiap Evaluasi dipuskesmas
kan puskesmas itu berbentuk UPT ( puskesmas. Untuk hal pelaporan dilakukan setiap bulan
Unit pelaksana Tekhnis). untuk hal setiap penanggung jawab bertugas diakhir bulan melalui
pelaporan tentu penanggung melaporkan bentuk kegiatannya rapat kemudian jika
jawabnya yang bertugas untuk dalam bentuk laporan bulanan, ada kendala maka
melaporkan sehingga terangkum triwulan maupun tahunan, itulah yang akan
dalam PTP (perencanaan tingkat semuanya dikumpulkan dibagian didiskusikan bersama
puskesmas), seperti halnya laporan tata usaha dan dimasukkan dalam untuk memperbaiki
laporan bulanan, triwulan, dan bentuk laporan kinerja puskesmas teknis program
tahunan itu semuanya dikumpulkan pertahun. selanjutnya.
di tata usaha masuk dalam laporan
kinerja puskesmas pertahun”
SA Utama “em begini, jadi disini kan jadwal Evaluasi dilakukan setiap akhir
rapat bulanannya setiap akhir bulan, bulan melalui rapat bulanan.
jadi disana kita adakan rapat Setiap penanggung jawab
evaluasi terkait program yng sedang bebertugas menyampaikan hasil
berjalan, itu tugasnya masing- kegiatan yang telah dilakukan
masing PJ menyampaikan, nah selama satu bulan terahir,
setelah dia paparkan, yang lain bisa selanjutnya setiap peserta rapat
kasi masuk saran, apa yang perlu bisa memberikan saran terkait
diperbaiki, apa yang perlu diubah perbaikan setiap program.
dan apa yang perlu dipertahankan”
HZ Utama “kan kita adakan rapat, biasanya Proses evaluasi dilakukan setiap
smua peserta rapat bisa memberikan bulan tepatnya diakhir bulan, jadi
saran/ masukan untuk setiap diawal bulan sampai pertengahan
program. Itu rapatnya diakhir bulan, adalah waktu untuk melaksanakan
jadi taruhlah tanggal 1 – 20 itu program kegiatan, selanjutnya
jadwal turun lapangan, setelah penanggung jawab membuat
tanggal itu kita sibuk untuk buat laporan dan memaparkannya pada
laporannya, nah nanti laporan ini saat rapat evaluasi.
yang disampaikan pada saat rapat,
setelah ada saran saran dari teman
teman kita perbaiki laporannya baru
kita kumpulkan ke bagian keuangan,
nanti laporannya di proses disana”
HR Utama “Untuk keberhasilan program diukur Keberhasilan program diukur dari
dari jumlah target. Contohnya suntik jumlah target yang telah
campak pada balita, berapa yang ditetapkan. Contohnya suntik
disuntik, kalau disuntik semua kan campak pada balita berapa yang
namanya target pencapaian itu disuntik dan berapa yang
tercapai. Ada memang sasarannya harusnya disuntik, itulah yang
,jadi ada perhitungannya untuk dimaksud dengan pencapaian
tingkat keberhasilan program. program. Evaluasi dipuskesmas
Biasanya kalau dipuskesmas dilakukan setiap bulan diakhir
evaluasinya dilakukan setiap bulan, bulan melalui rapat kemudian jika
diakhir bulan kita lakukan rapat, kita ada kendala maka itulah yang
paparkan bentuk kegiatannya, apa akan didiskusikan bersama untuk
kendalanya, kemudian didiskusikan memperbaiki teknis program
bersama apa yang harus diperbaiki selanjutnya.
untuk peningkatan program”
4. Apa MJ Kunci “selama ini hambatan yang kami Hambatan yang ditemukan Hambatan yang
hambatan temukan dilapangan adalah adanya dilapangan yaitu masih kurangnya ditemukan dilapangan
yang dialami beberapa masyarakat yang tidak masyarakat yang berpartisipasi yaitu masih kurangnya
dalam berpartisipasi dalam kegiatan dalam kegiatan promotif preventif masyarakat yang
pelaksanaan puskesmas, padahal apa yang yang dilakukan oleh pihak berpartisipasi dalam
program dan diberikan puskesmas kan untuk puskesmas padahal kegiatan yang kegiatan promotif
apa saran kepentingan masyarakat ji juga. Tapi dilakukan bertujuan untuk preventif yang
untuk begitulah. Saya lihat dari laporan menyejahterakan masyarakat dilakukan oleh pihak
program ara penanggung jawab itu, sasaran secara menyeluruh. Hal ini puskesmas padahal
selanjutnya dengan target yang dicapai itu masih diketahui dari laporan setiap kegiatan yang
kurang, untuk keberhasilan setiap penanggung jawab (PJ) program. dilakukan bertujuan
program kan kita butuh kerja sama untuk menyejahterakan
dari semua pihak, dari lintas sektor” masyarakat secara
WY Utama Úntuk kendala yang dialami untuk Informan tidak tahu engenai menyeluruh. Hal ini
pelaksanaan program dilapangan kendala yang dialami dilapangan diketahui dari laporan
saya kurang tahu dek karena saya oleh pelaksana kegiatan karena setiap penanggung
dikantor saja, nda turun lapangan” informan tidak berpartisipasi jawab (PJ) program.
dalam kegiatan turun lapangan.
SA Utama “kita kekurangan SDM, seperti saya Hambatan yang dialami adalah
ini penanggung jawab (PJ) ISPA, kekurangan SDM sehingga terjadi
saya juga yang kerja bagian rangkap jabatan yang
surveilans, jadi fokusta itu terbagi menyebabkan titik fokus petugas
dua, kewalahan setiap bulan harus kesehatan terbagi untuk membuat
membuat 2 laporan sekaligus, dua laporan sekaligus, dan juga
dananya juga untuk turun lapangan masalah dana yang hanya
Cuma sebatas transportasi, padahal memberikan transport bagi
turun lapangan itu lebih capek dari petugas kesehatan yang turun
pada dipuskesmas” lapangan.
HZ Utama “biasa kalau kita turun lapangan Hambatan yang dialami paa saat
misalnya survei rumah sehat atau turun lapangan apabila melakukan
PHBS Rumah Tangga ,biasa banyak survey rumah sehat yaitu PHBS
rumah yang tutup jadi seringkali RT namun pemilik rumah tidak
sasaran dan target itu tidak ada ditempat sehingga target dan
mencapai, nah nanti baru sakit, baru sasaran tidak mencapai. Inilah
kepuskesmas, jadinya laporan kita yang menyebabkan laporan untuk
untuk promotif preventif itu kurang, kegiatan promotif dan preventif
jadi dananya juga segitu gitu saja kurang dan untuk dananya pun
setiap tahun” tidak bertambah setiap tahun.
HR Utama “kalau kendalanya dilapangan Kendala yang dihadapi dilapangan
kebanyakan kalau masyarakat tidak jika masyarakat tidak sepaham
sepaham dengan kita, misalnya tidak dengan program yang diberikan
bersedia anaknya disuntik campak, oleh pihak puskesmas, tidak
tidak datang pada saat imunisasi, datang saat imunisasi. Tidak
tidak datang saat penyuluhan, tidak datang pada saat penyuluhan dan
ada dirumah saat survey rumah dana untuk kegiatan lapangan
sehat, padahal tujuan puskesmas hanya untuk transpor saja.
adalah meningkatkan taraf hidup Padahal petugas menilai bahwa
masyarakat melalui perilaku hidup turun lapangan lebih capek dari
bersh dan sehat, belum lagi dana pada dipuskesmas.
untuk kegiatan turun lapangan itu
hanya sekedar ongkos transpor saja.
Padahal turun lapangan itu lebih
capek dari pada dipuskesmas.
Lampiran 4
MATRIKS HASIL WAWANCARA INFORMAN IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN
PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF PENATALAKSANAAN ISPA PADA BALITA
DI PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR TAHUN 2018
Informan: Ibu Balita yang memiliki anak dengan riwayat ISPA
No Informasi Jenis Kode Jawaban Reduksi Makna
Informan Informan Informan
Informasi : Perencanaan Program Promotif dan Preventif ISPA pada Balita
1 Pengetahuan Informan SS “kalau program dari puskesmas yang Program dari puskesmas yang Program dari
tentang pendukung berhubungan dengan anak anak yang saya berhubungan dengan anak puskesmsterkait
rancangan dapat di puskesmas semacam imunisasi dipuskesmas semacam promotif diantaranya
program saja, kalau didudukkan sama sama terus imunisasi, tetapi penyuluhan di imunisasi, tetapi
promotif ada penyuluhan dari puskesmas, saya nda puskesmas belum pernah dapat” penyuluhan di
pernah dapat” puskesmas belum
pernah dapat..
Pengetahuan Informan SS “Kalau rancangan program puskesmas Rancangan program puskesmas Rancangan program
tentang pendukung untuk anak anak yang saya tahu itu untuk anak itu imunisasi puskesmas untuk anak
rancangan imunisasi lengkap, pemberian vitamin A. lengkap berupa pemberian adalah imunisasi
program Itukan untuk mencegah penyakit pada vitamin A yang merupakan lengkap berupa
preventif anak. Bukan hanya ISPA saja, intinya pencegahan penyakit pada anak. pemberian vitamin A
meningkatkan kekebalan tubuh pada anak” yang merupakan
pencegahan penyakit
pada anak
Program Informan SS “Em kalau itu saya kurang tahu dek, coba Kurang tahu terkait penyuluhan Kurang tahu tentang
promotif pendukung tanyakan ke ibu ibu yang lain karena saya karena saya bekerja penyuluhan yang
preventif inikan bekerja, jadi untuk ikut penyuluhan dilakukan oleh
yang diposyandu misalnya nda sempat” puskesmas.
dilakukan
oleh puskes
mas
Siapa saja Informan SS “Kalau kegiatan di posyandu saya kurang Kegiatan di posyandu kurang Kurang tahu karena
yang terlibat pendukung tahu dek tapi kalau saya pergi imunisasi ke tahu tapi kalau imunisasi di saya biasanya
puskesmas biasanya cum a ada bidan sama puskesmas biasanya cuma ada imunisasi ke
adek adek magang” bidan. Puskesmas bukan di
Posyandu
Bagaimana Informan SS “Saya kurang tahu dek karena nda pernah Kurang tahu karena tidak Kurang tahu terkait
bentuk pendukung ikut penyuluhan yang dilaksanakan pihak pernah ikut penyuluhan yang penyuluhan yang
penyuluhan puskesmas” dilaksanakan pihak puskesmas. dilaksanakan oleh
puskesmas.
Apakah anda Informan SS “Tidak dek..” Tidak. Tidak.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Bagaimana Informan SS “Saya tidak tahu bentuk penyuluhannya, Tidak tahu bentuk Tidak tahu terkait
pendapat pendukung jadi saya juga nda bisa komentar apa penyuluhannya. bentuk penyuluhan.
anda tentang apa”.
pelaksanaan
program
promotif
preventif di
puskesmas
Harapan ibu Informan SS “harapan saya harus ada program khusus, Harapannya harus ada program Harus ada program
balita pendukung kalau kita merujuk pada angka kan ini khusus, kalau merujuk pada khusus yang diberikan
terhadap masalah ISPA selalu tinggi bahkan sangat angka ISPA selalu tinggi dari pihak puskesmas
program tinggi, harus memang ada pengendalian bahkan sangat tinggi, harus terkait cara menjaga
ISPA secara khusus terkait ini, apalagi untuk ibu ibu memang ada pengendalian kesehatan anak.
khusus yang masih awam ,baru punya anak kecil, khusus terkait ini, apalagi untuk
dia harus memang diberi penyuluhan ibu ibu yang masih awam ,baru
khusus terkait kesehatan anak” punya anak kecil, dia harus
memang diberi penyuluhan
khusus terkait kesehatan anak,
cara menjaga kesehatan anak
2. Pengetahuan Informan NM “Saya tidak tahu tentang rancangan Tidak tahu tentang rancangan Tidak tahu tentang
tentang pendukung programnya karena biasa saya dapat info program karena biasa dapat info rancangan program
rancangan dari RT ji kalau besok ada imunisasi dari dari RT. karena info biasanya
program puskesmas” didapat dari
promotif pemerintah setempat.
Pengetahuan Informan NM “Saya tidak tahu tentang rancangan Tidak tahu tentang rancangan Tidak tahu tentang
tentang pendukung programnya karena biasa saya dapat info program karena biasa dapat info rancangan program
rancangan dari RT ji kalau besok ada imunisasi dari dari RT karena info biasanya
program puskesmas” didapat dari
preventif pemerintah setempat.
Program Informan NM “Program promotif preventif untuk anak Program promotif preventif Program promotif
promotif pendukung anak biasa dikasi bubur kacang ijo sebagai untuk anak dikasi bubur kacang preventif untuk anak
preventif peningkatan gizi balita, pemberian vitamin ijo sebagai peningkatan gizi biasanya diberi bubur
yang A ,campak, polio”. balita, pemberian vitamin A, kacang hijau sebagai
dilakukan campak, dan polio. makanan pendamping
oleh puskes ASI untuk
mas peningkatan gizi
balita, pemberian
vitamin A, campak,
dan polio”
Siapa saja Informan NM “Pihak puskesmas biasa juga ada kader Pihak puskesmas biasa juga ada Dari pihak puskesmas
yang terlibat pendukung kader kesehatan dikumpul saat imunisasi di kader kesehatan yang dikumpul biasanya ada ader
posyandu”. saat imunisasi di posyandu. kesehatan saat
imunisasi di posyandu.
Bagaimana Informan NM “Kalau penyuluhan yang pernah saya ikuti Penyuluhan yang pernah saya Penyuluhan yang
bentuk pendukung ditanyaki cara menjaga kesehatan, cara ikuti ditanya tentang cara pernah saya ikuti
penyuluhan memasak sayur, pola hidup sehat begitu”. menjaga kesehatan, cara meliputi tata cara pola
memasak sayur dan pola hidup hidup sehat.
sehat.
Apakah anda Informan NM “Tidak pernahka dapat penyuluhan tentang Tidak pernah dapat penyuluhan Tidak pernah dapat
turut serta pendukung ISPA untuk anak anak,dek” tentang ISPA untuk anak anak penyuluhan tentang
dalam ISPA untuk anak
pelaksanaan balita.
program
puskesmas
Bagaimana Informan NM “Posyandu kan ada hari khususnya, jadi Posyandu ada hari khususnya, Ada hari khusus untuk
pendapat pendukung kalau nda sempat campak saya ke jadi jika tidak sempat ke posyandu jadi
anda tentang puskesmas tapi mengecewakanji, selalu posyandu , imunisasi ke biasanya saya ke
pelaksanaan habis. Terpaksa saya ke klinik jadi umum, Puskesmas. puskesmas tapi
program padahal BPJS ku berbayar faskes disini” imunisasinya selalu
promotif kosong, jadi biasa ke
preventif di klinik secara umum
puskesmas lagi.
Harapan ibu Informan MM “iya perlu supaya ini kasian kita sebagai Perlu agar orang tua tahu cara Perlu ada program
balita Pendukung orang tua tahu cara mencegah agar anak mencegah agar anak tidak khusus agar anak tidak
terhadap anak tidak batuk, demam, pilek, kasian toh batuk, demam, pilek karena batuk, demam, pilek
program kalau sakit terus, rewel juga kalau tengah anak yang sakit biasanya rewel. secara berulang.
ISPA secara malam”
khusus
3 Pengetahuan Informan MI “Iya, ada beberapa yang saya tau karena Ada beberapa rancangan berupa Ada beberapa
tentang pendukung kebetulan saya kader kesehatan di program promotif karena rancangan program
rancangan kelurahan tidung mariolo” kebetulan saya kader kesehatan promotif karena
program di kelurahan tidung mariolo. kebetulan saya kader
promotif kesehatan di kelurahan
tidung mariolo
Pengetahuan Informan MI “Kalau preventif cuma sebagian saja yang Program preventif hanya Untuk rancangan
tentang pendukung berhubungan dengan imunisasi di sebagian yaitu berhubungan program preventif
rancangan posyandu, tapi kalau preventif didalam dengan imunisasi di posyandu, cuma sebagian yang
program puskesmas saya tidak tahu” tetapi program preventif dalam terkait dengan
preventif puskesmas tidak tahu. imunisasi di posyandu,
kalau preventif di
puskesmas saya tidak
tahu.
Program Informan MI “Iya itu tadi kalo program promotif itukan Program promotif semacam Upaya promotif yang
promotif pendukung semacam penyuluhan biasanya setelah penyuluhan biasanya setelah berkaitan dengan
preventif imunisasi di posyandu ibu ibunya imunisasi di posyandu dengan penyuluhan biasanya
yang dikumpulkan untuk penyuluhan kesehatan cara ibu balita dikumpulkan dilakukan setelah
dilakukan keluarga, macam macam biasa juga untuk penyuluhan kesehatan imunisasi di posyandu
oleh puskes tentang penyakit” keluarga. ,ibu balita
mas dikumpulkan untuk
penyuluhan kesehatan
yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga
,juga tentang penyakit.
Siapa saja Informan MI “Setiap imunisasi di posyandu selalu Setiap imunisasi di posyandu Setiap imunisasi di
yang terlibat pendukung ada ibu RW ikut membantu, dia tanya biasanya dibantu oleh ibu RW posyandu biasanya
tanyakan pemantauan dengan cara menanyakan dibantu oleh ibu RW
perkembangannya ini anak” pemantauan perkembangan dengan cara
anak. menanyakan
pemantauan
perkembangan anak
Bagaimana Informan MI “Biasanya setelah imunisasi di posyandu Biasanya setelah imunisasi di Biasanya setelah
bentuk pendukung ibu ibunya dikumpulkan untuk penyuluhan posyandu ibu balita imunisasi di posyandu
penyuluhan kesehatan keluarga, macam macam biasa dikumpulkan untuk penyuluhan ibu balita
juga tentang penyakit” seperti kesehatan keluarga juga dikumpulkan untuk
tentang penyakit. penyuluhan seperti
kesehatan keluarga
juga tentang penyakit.
Apakah anda Informan MI “...Kadang kadang “ Kadang. kadang
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan MI “programnya kan sudah ada sisa Program ISPA sudah ada tapi Program ISPA sudah
balita pendukung dipertajam, harus ada jadwal khususnya jadwalnya harus dipastikan ada tetapi belum
terhadap kalau saya” terjadwal
program
ISPA secara
khusus
4 Pengetahuan Informan EW “mengenai rancangan programnya saya Kurang tahu terkait rancangan Kurang tahu terkait
tentang pendukung kurang tahu” program promotif. rancangan program
rancangan promotif.
program
promotif
Pengetahuan Informan EW “mengenai rancangan programnya saya Kurang tahu terkait rancangan Kurang tahu terkait
tentang pendukung kurang tahu” program preventif. rancangan program
rancangan preventif.
program
preventif
Program Informan EW “program promotif preventif yang Program promotif preventif Program promotif
promotif pendukung berkaitan dengan anak anak yang dicover yang berkaitan dengan anak preventif yang
preventif oleh puskesmas itu imunisasi, saya ibu anak yang dicover oleh berkaitan dengan anak
yang bekerja tapi kalau untuk perkembangan puskesmas berupa imunisasi, anak yang berkaitan
dilakukan tumbuh kembang anak termasuk keperluan untuk tumbuh kembang dan dengan puskesmas
oleh puskes imunisasinya tetap saya pantau”. keperluan imunisasi anak tetap berupa imunisasi,
mas saya pantau. untuk tumbuh
kembang dan
keperluan imunisasi
anak tetap saya
pantau.
Siapa saja Informan EW “saya kurang tahu karena biasanya ibu Kurang tahu karena yang Kurang tahu karena
yang terlibat pendukung yang bawa anak ke puskesmas imunisasi” membawa anak ke puskesmas yang membawa anak
itu ibu. ke puskesmas itu ibu.
Bagaimana Informan EW “bentuk penyuluhannya juga saya kurang Kurang tahu bentuk Kurang tahu bentuk
bentuk pendukung tahu” penyuluhannya. penyuluhannya.
penyuluhan
Apakah anda Informan EW “tidak pernah,” Tidak pernah. Tidak pernah.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan EW “sebenarnya mau ada atau tidak saya kan Sebenarnya mau ada atau tidak Harus ada program
balita pendukung tidak pernah ikut karena bekerja, tapi saya tidak pernah ikut karena khusus karena itu
terhadap kalau dibilang harapan yah namanya bekerja, tapi kalau dibilang bentuk intervensi
program puskesmas itu harus memangada harapan namanya puskesmas itu puskesmas ke
ISPA secara intervensinya ke masyarakat jika angka harus ada intervensinya ke masyarakat karena
khusus suatu penyakit itu tinggi apalagi meningkat masyarakat jika angka suatu yang menjadi masalah
setiap tahunnya, bukan cuma penyakit penyakit itu tinggi apalagi kesehatan masyarakat
yang parah, ringan tapi berlanjut kan itu meningkat setiap tahunnya, bukan hanya penyakit
sebenarnya yang jadi masalah” bukan cuma penyakit yang yang parah tetapi yang
parah, ringan tapi berlanjut kan ringan tapi berlanjut.
itu sebenarnya yang jadi
masalah
5 Pengetahuan Informan RD “untuk rancangannya kan itu kan Untuk rancangan puskesmas Bentuk rancangan
tentang pendukung puskesmas punya, paling kalau mau berupa kunjungan ke program dibuat oleh
rancangan kunjungan ke masyarakat kita dapat info masyarakat, kalau infonya biasa puskesmas ,untuk
program dari pemerintah setempat”. dapat dari pemerintah setempat. intervensinya biasanya
promotif dapat info dari
pemerintah setempat
Pengetahuan Informan RD “Iya yang imunisasi untuk anak anak itu”. Program preventif berkaitan Program preventif
tentang pendukung dengan imunisasi anak berkaitan dengan
rancangan imunisasi anak
program
preventif
Program Informan RD “Kalau program promotif dari puskesmas Program promotif dari Program promotif dari
promotif pendukung ke rumah saya itu jarang jarang, paling puskesmas kerumah sangat puskesmas dengan
preventif cuma pendataan rumah sehat saja”. jarang, biasanya hanya kunjungan kerumah
yang pendataan saja. itu jarang, biasanya
dilakukan hanya berupa
oleh puskes pendataan dari pihak
mas puskesmas
Siapa saja Informan RD “Kalau yang saya lihat puskesmas Perawat, bidan, dan masyarakat. Perawat, bidan, dan
yang terlibat pendukung kemasyarakat itu dibagi bagi, jadi masyarakat
banyak pakaian putih putih, saya tidak
tahu mereka dari jurusan apa saja”
Bagaimana Informan RD “tidak ada jadwal tetapnya penyuluhan, Tidak ada jadwal tetap Tidak ada jadwal tetap
bentuk pendukung biasanya kalau keposyandu ditanya tanya penyuluhan ,biasanya di untuk penyuluhan,
penyuluhan meki juga cara menjaga kesehatan untuk posyandu hanya ditanya biasanya berupa tata
anak, kebersihan rumah, supaya sehat mengenai tata cara menjaga cara menjaga
katanya” kesehatan untuk anak, kebersihan, pola hidup
kebersihan rumah agar penghuni sehat, dan kebersihan
rumah tetap sehat. rumah agar tetap
sehat.
Apakah anda Informan RD “iya, kadang kadang juga”. Kadang kadang. Kadang .
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan RD “iya harus ada tindak lanjut dari Harus ada tindak lanjut dari Harus ada program
balita pendukung puskesmas karena ini anak anak berulang puskesmas karena anak anak khusus yang dilakukan
terhadap kali ISPA terus” berulang kali terkena ISPA oleh pihak puskesmas
program karena anak anak
ISPA secara berulang kali terkena
khusus ISPA.
6 Pengetahuan Informan CD “saya tidak tahu dek kan itu programnya Tidak tahu program dari Tidak tahu mengenai
tentang pendukung dari puskesmas jadi dia juga yang tahu puskesmas jadi untuk program promotif dari
rancangan rancangannya, kalau kita Cuma subjek rancangannya juga tidak tahu. puskesmas.
program dari program puskesmas itu”
promotif
Pengetahuan Informan CD “saya tidak tahu dek kan itu programnya Tidak tahu program dari Tidak tahu mengenai
tentang pendukung dar puskesmas jadi dia juga yang tahu puskesmas jadi untuk program promotif dari
rancangan rancangannya, kalau kita Cuma subjek rancangannya juga tidak tahu puskesmas.
program dari program puskesmas itu”
preventif
Program Informan CD “iye misalnya pembagian vitamin A di Programnya berupa pembagian Program promotif
promotif pendukung posyandu, adami juga disitu penyuluhan vitamin A di posyandu, preventif misalnya
preventif tapi banyakpi ibu ibu baru dimulai jadi penyuluhan dilakukan saat ibu pembagian vitamin A
yang saya biasa setelah imunisasi langsung balita berkumpul. di posyandu sekaligus
dilakukan pulangji” melakukan
oleh puskes penyuluhan setelah itu
mas tapi saya tidak turut
serta.
Siapa saja Informan CD “kalau penyuluhan biasanya ada petugas Penyuluhan biasanya ada Penyuluhan biasanya
yang terlibat pendukung kesehatan dari puskesmas ada bidan, petugas kesehatan dari ada petugas kesehatan
perawat, pak RW yang ditempati puskesmas seperti bidan, dari puskesmas seperti
rumahnya, sama ibu ibu kader” perawat, pak RW, dan kader bidan, perawat, pak
kesehatan. RW, dan kader
kesehatan.
Bagaimana Informan CD “bentuk penyuluhannya biasa Bentuk penyuluhan biasanya ibu Bentuk penyuluhan
bentuk pendukung dikumpulkanki di rumahnya pak RT atau balita dikumpulkan di rumah biasanya ibu balita
penyuluhan RW nah disitu biasa ditanyakanmki tentang pak RT/RW lalu dilakukan dikumpulkan di rumah
bagaimana pola hidup sehat, bagaimana penyuluhan tentan tata cara pak RT/RW lalu
caranya menjaga kesehatan, pokoknya menjaga kesehatan. dilakukan penyuluhan
yang berhubungan dengan kesehatan” tentan tata cara
menjaga kesehatan.
Apakah anda Informan CD “iya ,kadang kadang” Kadang kadang. Kadang.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan CD “iya, program yang kunjungan kerumah Harus ada program kunjungan Harapannya ada
balita pendukung karena ada itu biasa penyuluhan di rumah karena penyuluhan yang program khusus tapi
terhadap posyandu lama sekali ki menunggu, harus dilakukan di posya ndu lama dalam bentuk
program pi banyak ibu ibu yang hadir baru dimulai, karena harus menunggu ibu ibu kunjungan kerumah
ISPA secara manami haruski antar anak anak berkumpul baru dimulai karena penyuluhan
khusus kesekolah, masak juga, kalau kunjungan sedangkan banyak pekerjaan di yang dilakukan di
kerumah kan beda lagi” rumah. posyandu biasanya
lama karena harus
menunggu ibu ibu
yang lain lalu dimulai
sedangkan banyak
pekerjaan rumah yang
harus diselesaikan
7 Pengetahuan Informan SM “yang saya tahu secara umum program Program promotif secara umum Program promotif itu
tentang pendukung promotif itu penyuluhan yang dilakukan meliputi penyuluhan yang meliputi penyuluhan
rancangan oleh pihak puskesmas ,kalau untuk ISPA dilakukan oleh pihak yang dilakukan oleh
program selama ini belum saya dapat” puskesmas, penyuluhan terkait pihak puskesmas
promotif ISPA sampai saat ini belum ada. tetapi khusus untuk
ISPA belum ada.
Pengetahuan Informan SM “kalau yang berkaitan dengan preventif itu Program yang berkaitan dengan Program preventif itu
tentang pendukung kan pencegahan , untuk anak anak itu preventif itu bersifat bersifat pencegahan
rancangan Cuma imunisasi saja setahu saya tapi kan pencegahan untuk anak meliputi untuk anak meliputi
program jenis nya banyak” imunisasi saja tetapi jenis imunisasi saja tetapi
preventif imunisasi juga banyak. jenis imunisasi juga
banyak.
Program Informan SM “Biasanya kita tahu dari ibu ibu yang lain Imunisasi biasanya dilakukan Imunisasi biasanya
promotif pendukung kalau ada imunisasi dirumahnya pak RT dirumah pemerintah setempat, dilakukan dirumah
preventif atau RW” untuk infonya dari ibu balita pemerintah setempat,
yang yang lain. untuk infonya dari ibu
dilakukan balita yang lain.
oleh puskes
mas
Siapa saja Informan SM “Biasanya ibu bidan atau perawat yang Bidan dan perawat. Bidan dan perawat.
yang terlibat pendukung imunisasi anak anak”
Bagaimana Informan SM “Kalau semacam peringatan tentang Biasanya semacam peringatan Biasanya semacam
bentuk pendukung menjaga kesehatan itu saya dapat kalau tentang menjaga kesehatan saat peringatan tentang
penyuluhan periksakan anak ke dokter katanya pemeriksaan kesehatan di menjaga kesehatan
janganki biarkan anakta minum air es, puskesmas seperti tidak minum seperti tidak minum
makan permen, kerupuk,dan jenis jenis air es, makan permen, kerupuk, air es, makan permen,
mie” dan jenis mie. kerupuk, dan jenis
mie.
Apakah anda Informan SM “iya, kadang kadang ji juga” Kadang. Kadang.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan SM “harapannya yang terbaik saja semoga Harapannya harus ada program Harus ada program
balita pendukung ada program khusus dibuat untuk anak khusus dibuat untuk anak anak khusus yang dibuat
terhadap anak supaya ini anak nda batuk batuk tentang ISPA untuk pengendalian
program terus” ISPA
ISPA secara
khusus
8 Pengetahuan Informan NB “tidak tahu” Tidak tahu Tidak tahu.
tentang pendukung
rancangan
program
promotif
Pengetahuan Informan NB “Tidak tahu” Tidak tahu Tidak tahu.
tentang pendukung
rancangan
program
preventif
Program Informan NB “yang saya tahu imunisasi saja, karena yang diketahui hanya berupa Program yang
promotif pendukung kebetulan ini anak hampirmi umurnya 2 imuniasasi. diketahui hanya
preventif tahun setiap ada imunisasi saya ikut” berupa imunisasi.
yang
dilakukan
oleh puskes
mas
Siapa saja Informan NB “perawat sama bidan” Perawat dan bidan. Perawat dan bidan.
yang terlibat pendukung
Bagaimana Informan NB “saya tidak ikut, biasanya nonton di you Tidak ikut, tetapi nonton di Tidak ikut, tetapi
bentuk pendukung tube ji” youtube. memperoleh
penyuluhan pengetahuan kesehatan
melalui youtube.
Apakah anda Informan NB “tidak” Tidak. Tidak.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan NB “iya harusnya dibuatkan tapi yang Harus dibuatkan tapi yang Harus ada pogram
balita pendukung kunjungan kerumah saja supaya nda repot berbentuk kunjungan kerumah khusus terkait itu tapi
terhadap repot ke posyandu, gampang juga agar informasinya mudah yang berbentuk
program informasinya masuk” diserap. kunjungan kerumah
ISPA secara agar informasinya
khusus mudah diserap.
9 Pengetahuan Informan YA “Yang saya tahu semacam penyuluhan Hanya semacam penyuluhan Hanya semacam
tentang pendukung kesehatan rumah tangga termasuk kesehatan rumah tangga penyuluhan kesehatan
rancangan kesehatan anggota keluarga” termasuk kesehatan anggota rumah tangga
program keluarga. termasuk kesehatan
promotif anggota keluarga.
Pengetahuan Informan YA “Yang saya tahu kalau pencegahan untuk Yang diketahui hanya program Program preventif
tentang pendukung anak anak itu imunisasi saja, pemeriksaan preventif berupa imunisasi, berupa imunisasi,
rancangan pada balita yah kalau anak anak sakit pemeriksaan pada balita jika pemeriksaan pada
program dibawa kepuskesmas.” anak sakit hanya dibawa ke balita jika anak sakit
preventif puskesmas. hanya dibawa ke
puskesmas.
Program Informan YA “Yang saya tahu semacam penyuluhan Yang diketahui hanya berupa Program promotif
promotif pendukung biasanya ada pemberitahuan dari pak RT penyuluhan biasanya ada preventif berupa
preventif kalau ada penyuluhan hari sabtu, tapi pemberitahuan dari pak RT penyuluhan biasanya
yang malaska saya pergi, dek” terkait kunjungan dari pihak ada pemberitahuan
dilakukan puskesmas. dari pak RT terkait
oleh puskes kunjungan dari pihak
mas puskesmas.
Siapa saja Informan YA “Petugas dari puskesmas, ibu RW, ibu ibu Petugas kesehatan, ibu RW, ibu Petugas kesehatan, ibu
yang terlibat pendukung balita itu saja yang biasa hadir balita yang hadir di posyandu. RW, ibu balita yang
diposyandu” hadir di posyandu.
Bagaimana Informan YA “Selama ini yang saya ikuti cuma tata cara Hanya berkaitan dengan tata Hanya berkaitan
bentuk pendukung hidup bersih dan sehat, itu saja” cara hidup bersih dan sehat. dengan tata cara hidup
penyuluhan bersih dan sehat.
Apakah anda Informan YA “biasa adaji pemberitahuan dari RT Biasanya ada pemberitahuan Tidak karena
turut serta pendukung katanya ada penyuluhan di posyandu tapi dari RT jika akan ada pengetahuan kesehatan
dalam nda pernahka ikut, malaska. Biasanya buka penyuluhan di posyandu tetapi biasanya dicari di
pelaksanaan di you tube ja tentang penyuluhan.kadang tidak pernah ikut. youtube.
program kadang”
puskesmas
Harapan ibu Informan YA “program untuk ISPA pada balita Program ISPA pada balita Harus ada program
balita pendukung seharusnya bisa ditingkatkan, karena itu seharusnya ditingkatkan, karena yang berkaitan dengan
terhadap penyuluhan di posyandu pasti banyak ibu penyuluhan di posyandu kunjungan kerumah
program ibu malas tapi coba kalau dirumah, biasanya ibu ibu malas ikut tentang ISPA karena
ISPA secara kunjungan kerumah otomatis disambut kalau di posyandu
khusus baikji, informasinya juga dapat” banyak yang malas.
10 Pengetahuan Informan HW “untuk rancangan program promotif saya Kurang tahu. Kurang tahu.
tentang pendukung kurang tahu”
rancangan
program
promotif
Pengetahuan Informan HW “untuk rancangan programpromotif saya Kurang tahu. Kurang tahu.
tentang pendukung kurang tahu”
rancangan
program
preventif
Program Informan HW “Selama ini kalau kepuskesmas dengan Selama ini program promotif Tidak tahu tetapi saat
promotif pendukung keluhan demam, sakit kepala, batuk dikasi dari puskesmas dengan keluhan kepuskesmas dengan
preventif saja obat baru dilarang minum es, kerupuk demam, sakit kepala, batuk, keluhan demam, sakit
yang sama mie” hanya sekedar diberi obat dan kepala, batuk, hanya
dilakukan dilarang minum es, kerupuk, diberi obat dan
oleh puskes dan mie dilarang minum es,
mas kerupuk, dan mie
instant.
Siapa saja Informan HW “yang saya liat cuma petugas kesehatan Petugas kesehatan bekerja sama Petugas kesehatan dan
yang terlibat pendukung kerja sama dengan pihak pemerintah dengan pihak pemerintah pemerintah setempat.
setempat” setempat.
Bagaimana Informan HW “penyuluhan di posyandu biasa ada, tapi Penyuluhan di posyandu ada Penyuluhan di
bentuk pendukung saya tidak pernah ikuti,setelah pemberian tapi tidak pernah diikuti. posyandu ada tapi
penyuluhan vitamin saya langsung pulang” tidak pernah diikuti.
Apakah anda Informan HW “tidak, saya lebih senang menonton di Tidak karena lebih senang Tidak karena lebih
turut serta pendukung youtube terkait upaya kesehatan untuk menonton di youtube dari pada senang menonton di
dalam anak karena saya juga harus mengantar ikut penyuluhan. youtube dari pada ikut
pelaksanaan jemput anak pertama kesekolah” penyuluhan.
program
puskesmas
Harapan ibu Informan HW “iye harusnya ada program tapi waktunya Seharusnya ada program khusus Seharusnya ada
balita pendukung kalau bisa sore karena biasa penyuluhan di tapi waktunya disarankan sore program tapi terkait
terhadap posyandu itu pagi baru banyak skali karena dipagi hari banyak jadwalnya kalau bisa
program dikerja kalo pagi pagi” kegiatan yang dilakukan dipindahkan ke siang
ISPA secara hari
khusus
11 Pengetahuan Informan ST “saya tidak tahu” Tidak tahu. Tidak tahu.
program pendukung
promotif
Pengetahuan Informan ST “saya tidak tahu, tapi anak saya Tidak tahu tapi imunisasi anak Tidak tahu tapi
tentang pendukung imunisasinya lengkap” tetap lengkap. imunisasi anak tetap
program lengkap.
preventif
Program Informan ST “setahu saya Cuma imunisasi dan Setahu beliau hanya imunisasi Hanya imunisasi dan
yang pendukung penyuluhan untuk anak anak cuma saya dan penyuluhan untuk kesehatan penyuluhan untuk
dilakukan tidak ikut banyak kerjaan” anak. kesehatan anak.
oleh puskes
mas
Siapa saja Informan ST “kurang tahu” Kurang tahu. Kurang tahu.
yang terlibat pendukung
Bagaimana Informan ST “kurang tahu” Kurang tahu. Kurang tahu.
bentuk pendukung
penyuluhan
keikutsertaan Informan ST “tidak, banyak kerjaan dirumah” Tidak karena banyak kerjaan di Tidak karena banyak
dalam pendukung rumah. kerjaan di rumah.
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan ST “yang mana saja yang terbaik karena saya Lakukan saja yang terbaik Lakukan saja yang
balita pendukung kalau penyuluhan diposyandu juga nda karena saya penyuluhan di terbaik untuk rogram
terhadp pernah ikut” posyandu pun tidak pernah ikut ISPA yang terbaik
program untuk masyarakat
12 Pengetahuan Informan AR “saya tahu program puskesmas yang Program puskesmas yang Program puskesmas
tentang pendukung bekerja sama dengan kecamatan/kelurahan bekerja sama dengan yang bekerja sama
rancangan tapi saya tidak pernah ikut kan kita bekerja kecamatan/kelurahan berupa dengan kecamatan
program dikecamatan pagi jadi kalo anak ada penyuluhan tentang tata cara berupa penyuluhan
promotif keluhan kita PNS ini ada namanya dokter hidup sehat, kalau saya jarang tentang tata cara hidup
keluarga, jarang kepuskesmas” ke puskesmas tapi ke dokter sehat, kalau saya
keluarga. jarang ke puskesmas
tapi ke dokter
keluarga.
Pengetahuan Informan AR “saya tahu program puskesmas yang Program puskesmas yang Program puskesmas
tentang pendukung bekerja sama dengan kecamatan/kelurahan bekerja sama dengan kecamatan yang bekerja sama
rancangan tapi saya tidak pernah ikut kan kita bekerja berupa penyuluhan tentang tata dengan kecamatan
program dikecamatan pagi jadi kalo anak ada cara hidup sehat, kalau saya berupa penyuluhan
preventif keluhan kita PNS ini ada namanya dokter jarang ke puskesmas tapi ke tentang tata cara hidup
keluarga, jarang kepuskesmas” dokter keluarga. sehat, kalau saya
jarang ke puskesmas
tapi ke dokter
keluarga.
Program Informan AR “Saya kurang tahu intervensinya ke Kurang tahu bentuk Kurang tahu bentuk
promotif pendukung masyarakat seperti apa tapi saya tahu intervensinya ke masyarakat intervensinya.
preventif cuma sampai bentuk programnya” seperti apa tapi hanya sekedar
yang bentuk programnya.
dilakukan
oleh puskes
mas
Siapa saja Informan AR “tidak tahu” Tidak tahu. Tidak tahu.
yang terlibat pendukung
Bagaimana Informan AR “tidak tahu” Tidak tahu. Tidak tahu.
bentuk pendukung
penyuluhan
Apakah anda Informan AR “tidak” Tidak. Tidak.
turut serta pendukung
dalam
pelaksanaan
program
puskesmas
Harapan ibu Informan AR “kalau mengenai program khusus Semua penyakit bersifat urgen Harus ada program
balita pendukung harusnya semua jenis penyakit ada apalagi yang memiliki angka khusus terkait
terhadap pengendalian khususnya, semua penyakit tinggi harus memang ada pengendalian ISPA di
program itu sifatnya urgen untuk dituntaskan, pengendalian khusus terkait masyarakat.
ISPA secara apalagi ISPA yang sudah jelas angkanya ISPA
khusus tinggi. Harus memang ada intervensi
langsung dari pihak pemerintah ke
puskesmas”.
Lampiran 3
Implementasi Fungsi Manajemen Program Promotif
dan Preventif Penatalaksanaan ISPA pada Balita
di Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar
Hari/Tanggal :
Waktu :
Lama wawancara :
A. KARAKTERISTIK INFORMAN
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
B. PEDOMAN WAWANCARA