9641 33049 1 PB
9641 33049 1 PB
3 : 80-86
pISSN: 2615-7497; eISSN: 2581-012X online pada https://e-journal.unair.ac.id/JMV
Devi Nur Islami1*, Cytra Meyliana Surya Dewi1, Nadia Marva Triana1, Muhammad
Thohawi Elziyad Purnama2
1
Bachelor of Veterinary Medicine,
2
Department of Veterinary Anatomy,
Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga,
UNAIR C-Campus Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60115
Telp. (031)5993016, Fax. (031)5993015
*Corresponding author: drhdevi99@gmail.com
Abstrak
Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai kasus otitis eksterna dan auricular hematoma
(othematoma) yang menyerang anjing Samoyed berusia 8 tahun. Diagnosis ditetapkan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari anamnesis pemilik anjing serta hasil dari pemeriksaan klinik. Prosedur tata laksana yang
paling sering digunakan untuk menangani kasus ini adalah melalui tindakan operasi, serta terapi sistemik pada
perawatan pascaoperasi menggunakan kombinasi dari obat antiinflamasi, antibiotik, koagulan dan antihistamin.
Berdasarkan pernyataan dari pemilik anjing Samoyed, penilaian penanganan yang telah dilakukan memberikan
hasil baik dibuktikan melalui waktu penyembuhan otitis eksterna dan auricular hematoma anjing berkisar 2
minggu.
Abstract
This case report aimed to explain the cases of otitis externa and auricular hematoma (othematoma)
that attack the 8 year old Samoyed dogs. Diagnosis was determined based on information obtained from the
history of dog owner as well as the results of clinical examination. The most common procedure for treating this
case is through surgery, and systemic therapy for postoperative treatment using a combination of anti-
inflammantory drugs, antibiotics, coagulants and antihistamines. Based on the testimony from the owner of the
Samoyed god, the treatment gave good result which has been proved by the healing time of otitis externa and
auricular hematoma (othematoma) dogs around 2 weeks.
Key words: dog, auricular hematoma, otitis externa, surgical treatment, ear
ditemukan nanah dari dalam telinga dan spuit with needle, scrub, kasa steril, blade dan
limfonodul Mandibula bengkak serta tidak scalpel, hemostat clamp, pinset chirurgis, needle
adanya penurunan nafsu makan dari anjing holder, cairan NaCl fisiologis, chromic catgut
Samoyed. with needle, es batu, dan tissue.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik di atas, ciri-ciri dapat mengarah pada Metode Tindakan
penyakit otitis eksterna dan auricular hematoma 1) Prosedur anastesi umum dilakukan
(othematoma). Otitis externa disebabkan karena menggunakan Atropin sulfas dan xylazine
inflamasi epitel dari saluran telinga dan juga sebagai premedikasi kemudian diikuti dengan
struktur di sekitarnya seperti external auditory pemberian Ketamine dengan selang waktu 10
meatus dan pinna (Fossum et al., 2007). Otitis menit. Pemberian Atropin sulfas dengan dosis
externa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 0,02-0,04mg/Kg BB dilakukan secara
bakteri, jamur, benda asing, infestasi parasit, subcutan, xylazine dengan dosis 1-2 mg/kg
penyakit imun dan atopic dermatitis (Dye et al., BB dan ketamine dengan dosis 20-30 mg/kg
2002). Infeksi bakteri (Staphylococcus, BB diberikan secara intramuscular;
Streptococcus, Proteus spp., Pseudomonas), 2) Pra incisi. Sebelum dilakukan tindakan
benda asing, parasit (Otodectes cynotis, pembedahan pada othematoma, saluran
Demodex canis, Sarcoptes scabiei, Notoedres telinga ditutup menggunakan kapas steril.
cati, dan caplak), jamur, ragi (Malassezia Rambut disekitar daun telinga digunting
pachydermis) ataupun neoplasia kemungkinan dengan tujuan menghindari kontaminasi dan
dapat menyebabkan otitis externa (Fossum et al., tidak mengganggu saat operasi berlangsung,
2007). diikuti dengan mensterilkan area pembedahan
Auricular hematoma (othematoma) pada menggunakan sabun antiseptic;
anjing merupakan kondisi yang terjadi karena 3) Incisi membentuk huruf S menggunakan
trauma, dipengaruhi oleh peningkatan scalpel pada konkaf daun telinga yang
perdarahan sehingga terjadi akumulasi darah mengalami othematoma. Tekan dan
serta dapat menyebar pada external wajah, keluarkan akumulasi darah yang ada pada
penyakit ini terjadi karena pecahnya pembuluh daun telinga. Setelah pembuangan debris,
darah yang berada diantara cartilago dan kulit gumpalan darah serta cairan lain pada
telinga (Beteg et al., 2011). Othematoma adalah othematoma, lubang dicuci menggunakan
penyakit yang sering terjadi pada anjing dengan cairan NaCl fisiologis;
telinga yang tergantung, namun juga bisa terjadi 4) Setelah pencucian lubang, diberikan terapi
pada anjing dan kucing dengan telinga yang antibiotik topikal yaitu enbatic powder;
tegak. Othematoma merupakan penyakit 5) Teknik jahitan dilakukan di sekitar lubang
sekunder dari otitis externa yang diakibatkan incisi guna mengaitkan kembali cartilago
karena goyangan kepala atau garukan alat gerak dengan permukaan kulit dari convex telinga.
anjing (Dye et al., 2002). Biarkan incisi tetap terbuka untuk
melanjutkan drainase cairan agar tidak terjadi
METODE PELAKSANAAN akumulasi kembali. Material jahitan bisa
menggunakan benang nonasorbable maupun
Alat dan Bahan benang absorbable;
Berdasarkan pemeriksaan fisik serta 6) Kompres daun telinga yang telah selesai
anamnesis dapat dipastikan bahwa anjing dijahit pada bagian rostral dan caudal daun
Samoyed menunjukkan sakit otitis eksterna yang telinga dengan sedikit menekan
diikuti dengan othematoma. Penanganan kasus menggunakan es. Hal ini bertujuan guna
othematoma dapat dilakukan melalui tindakan menghentikan pendarahan;
operatif. Alat instrumen yang digunakan dalam 7) Postoperative melalui terapi sistemik:
prosedur operasi meliputi clipper atau gunting, R/ Methylprednisolone 20 mg
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1. (a) Otitis eksterna; (b) Pembuangan debris, gumpalan darah dan cairan pada othematoma;
(c) Flushing menggunakan cairan NaCl fisiologis; (d) Jahitan dilakukan di sekitar S-
shaped incision (Fossum et al., 2007)
sempit dan adanya sumbatan pada saluran hewan. Menurut Popesko et al. (1990), arteri dan
telinga. Tingginya kelembaban dan temperature vena pada regio auricula meliputi A/V.
dapat menyebabkan runtuhnya lapisan epitel Temporalis superficialis yang ditemukan di
sehingga dapat menyebabkan infeksi sekunder. Glandula parotis. V. Temporalis superficialis
Selain itu, salah satu penyebab dari terjadinya mengarah ke dorsal, meyusuri tepi depan
otitis externa disebabkan karena investasi pangkal telinga menuju M. Temporalis.
parasite (ear mites) (Fossum et al., 2007). Percabangan dari V. Temporalis superficialis
Tungau memiliki saluran makanan yang yang mengarah ke bagian telinga adalah V.
terhubung ke oesophagus bernama gnathosoma Auricularis caudalis dan V. Auricularis rostralis.
(kapitulum). Pada gnathosoma terdapat sepasang
palps yang digunakan tungau untuk mencari Clindamycin (Lincosamide antibiotik)
makanan. Palps adalah organ sensorik sederhana Menurut Plumb (2011), Clindamycin
yang terbagi menjadi beberapa segmen, dimana dimetabolisme di hepar menjadi metabolit aktif
pada segmen terakhir terdapat cakar palps atau dan inaktif. Indikasi digunakan untuk anjing
apotele. Terletak tiga pasang chelicerae diantara yang mempunyai luka, abses dan osteomyelitis
pals yang berfungsi untuk merobek, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
menggenggam atau menusuk (Wall and Shearer, aureus. Clindamycin dapat melawan organisme
2001). Jaringan yang rusak akibat chelicerae patogen anaerob. Digunakan untuk berbagai
dapat menjadi entry point bagi bakteri untuk macam infeksi protozoa, termasuk
menginfeksi (Parija, 2012). toxoplasmosis. Dapat melawan bakteri coccus
Saat terjadi otitis externa akut, fungsi gram positif aerob termasuk Staphylococcus dan
kelenjar apokrin akan mengalami peningkatan Streptococcus.
jumlah dan ukuran, serta peningkatan sekresi. Kontraindikasi akan ditemukan pada 1)
Sementara fungsi kelenjar sebacea mengalami Kelinci, hamster, chinchillas, marmot, kuda dan
penurunan jumlah dan penurunan aktivitas ruminant karena dapat menyebabkan masalah
(Fossum et al., 2007). pencernaan yang serius hingga kematian; 2)
pasien yang hypersensitive terhadap
Patofisiologi Othematoma lincosamide; 3) menyebabkan esophagitis dan
Penyebab auricular hematoma (othematoma) penyempitan esophagus pada hewan kecil
tidak diketahui dengan baik. Dalam beberapa sehingga harus menghindari dry-pilling ketika
kasus, othematoma disebabkan karena memberikan lincosamide; 4) pasien dengan
guncangan kepala atau garukan pada telinga penyakit ginjal dan hepar harus mendapat
sehingga menimbulkan luka atau iritasi yang peringatan mengenai obat ini dan menyarankan
berhubungan dengan otitis externa. Guncangan pemantauan kadar serum clindamycin selama
kepala dapat menyebabkan fracture pada terapi dosis tinggi; 5) hewan kecil yang baru
cartilage telinga. Beberapa hewan yang lahir.
mengalami hematoma tidak terbukti memiliki Interaksi obat terjadi pada 1) Cyplosporine
penyakit telinga secara bersamaan, beberapa dapat menurunkan kadar Clindamycin; 2)
kasus menunjukkan bahwa hematoma Erythromycin apabila digunakan bersamaan
berhubungan dengan peningkatan kerapuhan dapat menyebabkan antagonisme in vitro
pembuluh kapiler (Fossum et al., 2007). sehingga seiring penggunaannya harus dihindari;
3) Neuromuscular blocking agents Clindamycin
Struktur Anatomi memiliki aktivitas pemblokiran neuromuscular
Othematoma dapat terjadi karena adanya intrinsic sehingga harus digunakan secara hati-
akumulasi darah di antara cartilago dengan hati dengan obat penghambat neuromuscular
permukaan kulit pada convex daun telinga. lain.
Adanya akumulasi darah disebabkan karena Efek Samping, antara lain: gastroenteritis,
vaskularisasi pembuluh darah yang ada di telinga esophagisitis dan penyempitan esofagus apabila
pemberian tanpa diikuti makanan atau minuman. Diuterik, Pottasium-depleting yang diberikan
Hypersalivasi. Menimbulkan rasa sakit pada bersamaan menyebabkan hypokalemia; 9)
daerah injeksi intramuscular. ephedrine dapat menurunkan kadar darah; 10)
estrogens; 11) insulin dapat meningkatkan pasien
Methylprednisolone (glucocorticoid) dalam menerima glucocorticoid; 12)
Menurut Plumb (2011) apabila ketoconazole dan antijamur azole yang lain,
methylprednisole diberikan secara oral akan macrolide antibiotic dapat menurunkan
diserap dengan baik dan didistribusikan secara metabolisme glucocorticoid dan meningkatkan
luas. Hepar merupakan tempat metabolisme kadar darah glucocorticoid; 13) mitotane dapat
yang utama (oksidasi), kebanyakan obat akan mengubah metabolisme steroids; 14) NSAIDS
dieksresikan di renal untuk menjadi metabolit. dan pemberian obat ulcerogenic dengan
Methylprednisolone lebih berpotensi 5x dari glucocorticoid dapat meningkatkan bahaya pada
kortisol sebagai obat antiinflamasi. ulcer system pencernaan; 15) phenobarbital dan
Indikasi digunakan untuk pengobatan rifampin dapat meningkatkan metabolisme dan
masalah endokrin (seperti adrenal insufficiency), menurunkan kadar darah glucocorticoid; 16)
penyakit reumatik (seperti rheumatoid arthritis), vaksin mengakibatkan respon imun berkurang
penyakit kolagen (seperti systemic lupus), terjadi setelah pemberian vaksin, toksoid atau
penyakit pernafasan (seperti asthma), penyakit bakterin pada pasien yang menerima
kulit (pemphigus, alergi kulit), kelainan darah glucocorticoid; 17) warfarin.
(seperti thrombocytopenias, autoimun Efek samping terjadi pada 1) penggunaan
haemolytic anemias), neoplasia, kelainan system jangka panjang dapat menunjukkan manifestasi
syaraf (peningkatan tekanan CSF), penyakit gejala klinik dari hyperadrenocorticism; 2) pada
pencernaan, dan penyakit ginjal (seperti anjing, pemberian dosis tinggi dapat
nephrotic syndrome). menyebabkan diare, adanya darah pada feses
Kontraindikasi infeksi jamur sistemik. (melena, hematochezia), vomit, pendarahan
Hewan yang menderita tuberculosis, peptic saluran pencernaan dan anorexia. Terapi jangka
ulcer, psikosis akut, cornea ulcer, sindrom pendek dapat menyebabkan polydipsia,
cushingoid, diabetes, osteoporosis, prediposisi polyphagia dan polyuria. Selain itu,
thrombophlebitis, hipertensi, CHF, renal methylprednisolone dapat menyebabkan rambut
insufficiency, dan penggunaan pada penderita kering, peambahan berat badan, panting,
tuberculosis akut harus dikontrol dengan hati- peningkatan enzyme hepar, pancreatitis, ulcerasi
hati. system pencernaan, lipidemia, aktivasi diabetes
Interaksi Obat terjadi pada 1) Amphotericin mellitus dan perubahan tingkah laku; 3) pada
B yang diberikan secara bersamaan dengan kucing: dapat menyebabkan polydipsia, polyuria,
glucocorticoid menyebabkan hypokalemia; 2) polyphagia dengan penambahan berat badan,
Analgesik, Anastesi, Injeksi Epidural: Pemberian diare dan depresi. Pemberian pada jangka waktu
bersamaan menyebabkan cedera CNS bahkan yang panjang dengan dosis tinggi dapat
kematian; 3) Anticholinesterase agents: menyebabkan sindrom cushingoid.
pemberian secara bersamaan pada penderita
myasthenia gravis dapat menyebabkan Cetirize HCL (2nd Generation Histamine)
kelemahan otot yang serius; 4) Aspirin Menurut Plumb (2011), cetirize merupakan
glucocorticoid dapat menurunkan kadar salisilat antihistamin tanpa obat penenang yang
darah; 5) Barbiturate mengakibatkan diaplikasikan secara oral. Schooley et al. (2007)
peningkatan metabolisme glucocorticoid dan mengatakan bahwa cetirize tampaknya
penurunan kadar darah; 6) Cyclophosphamide menurunkan pelepasan histamine basofil pada
glucocorticoid menghalangi metabolisme hepar, beberapa spesies, namun pada kucing, cetirize
7) Cyclosporine yang diberikan bersamaan dan cyproheptadine tidak mengurangi inflamasi
menyebabkan peningkatan kadar darah; 8) eosinophil pada saluran nafas.
Saibaba, M., G. Vani, P. Veena, R.V. Suresh Wall, R and D. Shearer. 2001. Veterinary
Kumar. 2014. Aural Hematoma in Domestic Ectoparasites. 2nd Edition. Blackwell
Science, United State of America.
***