Anda di halaman 1dari 5

Ketentuan Ujian:

Buka Zoom : oleh mhs. Isi Absen di Wa dan ilern , Sreenshoot sebelum ujian:

Soal dipampangkan oleh Dosen, dijawab dalam waktu 80 menit, Tulisan: time roman, Tulis nama dan
No.bp……., selesai kirim langsung ke email yuliamirwati@gmail.com , dan wa kuliah,
lewat jangka waktu tidak diperiksa

UJIAN AKHIR SEMESTER FAK.HUKUM TAHUN AJARAN 2020-2021


MATA KULIAH : HUKUM PERJANJIAN
Hari/tanggal : Senin ,7/12/20
JAM : 13.00-14.20

Soal :

1. Hukum perjanjian diatur dalam buku III tentang perikatan


a. Apakah sama perikatan dengan perjanjian? Kenapa diatur dalam buku ke III ?
Jelaskan hubungannya berikan contoh.

Jawab :

Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain, dan
pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.”

Sedangkan perjanjian didefinisikan sebagai berikut:

“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.”

Perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata tentang perikatan, karena dapat
diketahuai perjanjian adalah sumber dari perikatan, dimana perjanjian adalah
sekumpulan perikatan-perikatan yang mengikat para pihak dalam perjanjian yang
bersangkutan.

Hakekat antara perikatan dan perjanjian pada dasarnya sama, yaitu merupakan
hubungan hukum antara pihak-pihak yang diikat didalamnya, namun pengertian
perikatan lebih luas dari perjanjian, sebab hubungan hukum yang ada dalam perikatan
munculnya tidak hanya dari perjanjian tetapi juga dari aturan perundang-undangan.
contohnya perikatan antara orangtua dengan anaknya muncul bukan karena adanya
kesepakatan dalam perjanjian diantara ayah dan anak tetapi karena perintah undang-
undang.

b. Kenapa perjanjian disamakan dengan UU, jelaskan dasar hukumnya.


Jawab : Pasal 1313 KUHPer menjelaskan suatu surat atau dokmen baik surat itu berupa
perjanjian maupun surat keputusan yang didalamnya memuat klausula yang mengandung
suatu kewajiban untuk memberikan, berbuat, dan tidak berbuat sesuatu. Maka apapun
namanya dokumen tersebut tela melahirkan sebuah perikatan. Sehingga dapat dituntut
pemenuhnnya di muka pengadilan apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan apa yang
tercantum di dalamnya.

Dari penjelasan ini kita dapat menyimpulkan bahwa perjanjian dikatakan sama dengan
undang-undang karena mengatur hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
perjanjian disamakan dengan uu karena perjanjian sifatnya memaksa dan mengikat ,
sama dengan uu. Dimana , org org yang telah terikat dengan suatu perjanjian , pihak
pihak yang terikat tsb , mau tidak mau harus mengiktui dan mentaati perjanjian yang
telah ia buat. Sama dengan uu. Sesaui dengan asas perjanjian , asas pacta sunt servanda ,
bahwa kekuataan mengikat suatu perjanjian sama dengan UU

2. Perjanjian harus dilakukan dengan iktikad baik.


a. Apa akibatnya kalau perjanjian dilakukan dengan kekilafan, paksaan dan tipuan
berikan masing-masing contoh.
Jawab : adanya faktor kekhilafan,paksaan,maupun penipuan,mengakibatkan
suatu perikatan menjadi tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, dalam arti
seketika batal demi hukum dan dianggap tidak pernah ada perikatan tersebut.arti
lainnya tidak membawa konsekuensi hukum bila perikatan tersebut sama sekali
tidak dilaksanakan.

Contoh kekhilafan:
misal sebuah perjanjian tersebut dibuat dengan artis papan atas tetapi kemudian
perjanjian tersebut dibuat dengan artis yang tidak terkenal hanya karena mereka
berdua memiliki nama yang sama. Sedangkan jika kekeliruan itu mengenai
hakikat/karakteristik barangnya, dinamakan error in substantia.
Contoh paksaan :
Paksaan terjadi jika seseorang memberikan persetujuannya karena ia takut pada
suatu ancaman. Misalnya ia akan dianinaya. Jika perbuatan yang diancamkan
tidak dilarang oleh undang-undang maka hal itu tidak dapat dikatakan suatu
paksaan

b. Asas hukum Pacta Sund Servanda berkaitan dengan kepastian hukum apa dimana
diatur, berikan contoh.

Jawab : Asas pacta sunt servanda atau disebut juga sebagai asas kepastian hukum, berkaitan
dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak
ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya
sebuah undang-undang, mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak
yang dibuat oleh para pihak.
Asas pacta sunt servanda didasarkan pada Pasal 1338 ayat 1 BW yang menegaskan “perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.

Contoh :  dalam sebuah perjanjian kontrak ruko/rumah, disebutkan jika pihak penyewa
menimbulkan kerusakan akibat tindakannya sendiri, maka ia bertanggung jawab memperbaiki
rumah/ruko tersebut.

3. Persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas ditentukan di dalamnya,
melainkan juga segala sesuatu yang menurut sifatnya persetujuan dituntut berdasarkan
keadilan, kebiasaan, atau undang-undang.
a. Berikan contoh perjanjian tersebut!

Jawab : jhon membeli sebidang tanah milik alex seharga Rp250 juta. Informasi tentang
tanah ini diperolehnya dari tetangga alex bernama ardhito. Setelah transaksi tanah jadi
dilakukan, ardhito lalu menggugat alex (tergugat I) dan jhon (tergugat II) karena kedua
orang itu tidak memberikannya uang jasa makelar sebesar Rp2,5 juta. Dasar yang dipakai
adhito adalah Pasal 1339 KUH Perdata. Namun,alex dan jhon mengatakan uang jasa
makelar tidak diatur dalam UU. Kalaupun ada, dasarnya sukarela dan paling hanya 2,5
persen dari harga jual tanah

b. Mencerminkan apa ketentuan tersebut? Uraikan dengan contoh

Jawab : Ketentuan pada pasal 1339 mencerminkan unsur Naturallia karena meskipun
sebuah persetujuan yang bukan merupakan unsur dalam perjanjian dianggap ada dalam
perjanjian tersebut karena sudah merupakan pembawaan atau melekat pada perjanjian.

4. Dalam hukum kontrak dikenal adanya prestasi dan wanprestasi


a. Jelaskan apa maksunya dan berikan contoh

Jawab :

A. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi (performance) dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu


pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan
diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana
disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.

—Model-model dari prestasi (Pasal 1234 KUH Perdata), yaitu berupa :

– Memberikan sesuatu;

– Berbuat sesuatu;

– Tidak berbuat sesuatu.

B. Pengertian Wanprestasi
Pengertian wanprestasi (breach of contract) adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau
kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak
tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.

—Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang


dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti
rugi sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
karena wanprestasi tersebut.

—Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena *:

– Kesengajaan;

– Kelalaian;

– Tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian)

* Kecuali tidak dilaksanakan kontrak tersebut karena alasan-alasan force majeure, yang
umumnya memang membebaskan pihak yang tidak memenuhi prestasi (untuk sementara
atau selama-lamanya).

b. Apa sama dengan overmacht? Jelaskan jawaban saudara berikan contoh kalau perlu beri
landasan hukum

Jawab : sama , karena Overmacht artinya keadaan memaksa. Dalam suatu perikatan jika
Debitur dikatakan dalam keadaan memaksa sehingga tidak dapat memenuhi prestasinya,
Debitur tidak dapat dipersalahkan / di luaer kesalahan Debitur. Dengan perkataan lain
Debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya karena overmacht bukan karena
kesalahannya akan tetapi karena keadaan memaksa, maka Debitur tidak dapat
dipertanggung gugatkan kepadanya. Dengan demikian Kreditur tidak dapat menuntut
ganti rugi sebagaimana hak yang dimiliki oleh Kreditur dalam wanprestasi.

Pasal 1244 KUH Perdata menyebutkan:

“Jika ada alasan untuk itu si berhutang harus dihukum mengganti biaya, rugi, dan bunga,
apabila ia tidak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat
dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan karena suatu hal yang tak terduka, pun tidak
dapat dipertanggung jawabkan padanya, karenanya itu pun jika itikad buruk tidaklah
ada pada pihaknya”.

Pasal 1245 KUH Perdata:

“Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran keadaan memaksa
atau lantaran suatu kejadianntak disengaja si berutang berhalangan memberikan atau
berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal yang sama telah melakukan
perbuatan yang terlarang”.

Berdasarkan pasal-pasal di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan memaksa adalah


keadaan dimana Debitur terhalang dalam memenuhi prestasinya karena suatu keadaan
yang tak terduga lebih dahulu dan tidak dapat dipertanggungkan kepadanya, debitur
dibebaskan untuk membayar ganti rugi dan bunga.
SELAMAT UJIAN
PATUHI KETENTUAN AGAR PEKERJAAN SDR TIDAK SIA-SIA.

Anda mungkin juga menyukai