10 Konflik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

10 dihindari.

Konflik dilihat sebagai hasil yang disfungsional sebagai akibat dari

KONFLIK buruknya komunikasi, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan di antara anggota

organisasi, dan kegagalan manajer untuk memberikan respon atas kebutuhan dan
Orang-orang dan berkelompok dalam organisasi mengembangkan keahlian
aspirasi dari para pekerja.
dan pandangan yang berbeda tentang pekerjaannya/tugasnya dan pekerjaan/tugas

kelompok yang lain. Ketika interaksi di antara mereka terjadi maka konflik Pandangan Aliran Hubungan Manusiawi.

menjadi potensial untuk muncul. Pandangan aliran hubungan manusiawi menganggap bahwa konflik adalah

Konflik di dalam organisasi dapat menimbulkan konsekuensi positif dan sesuatu yang lumrah dan terjadi secara alami dalam setiap kelompok dan

negatif. Dapat mendorong inovasi organisasi, kreativitas dan adaptasi. Organisasi organisasi. Karena keberadaan dari konflik dalam orang tidak dapat dihindari,

tidak berkembang bisa juga karena pimpinan terlalu berpuas diri, sehingga kurang maka aliran hubungan manusiawi mendukung penerimaan dari konflik tersebut

peka terhadap perubahan dari faktor lingkungan eksternal, tidak ada perbedaan dan menyadari adakalanya konflik tersebut bermanfaat bagi prestrasi suatu

pendapat maupun gagasan baru. Sekalipun beberapa konflik yang terjadi kelompok. Pandangan hubungan manusiawi mendominasi teori tentang konflik

bermanfaat bagi kemajuan organisasi, akan tetapi konflik yang sering terjadi dan pada akhir tahun 1940-an sampai pertengahan tahun 1970-an.

muncul kepermukaan adalah konflik yang bersifat disfungsional. Konflik seperti


Pandangan Interaksionis.
itu dapat menurunkan produktivitas, menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan
John Aker dari IBM menjelaskan - pandangan baru tentang konflik yang
ketegangan dan stres dalam organisasi.
disebut sebut sebagai persepektif interaksionis. Kalau pendekatan aliran hubungan

Perubahan Pandangan Tentang Konflik. manusiawi menerima keberadaan dari konflik, maka pendekatan interaksionis

Pandangan tradisional. Pandangan tradisional tentang konflik antar mendorong konflik pada keadaan yang "harmonis tidak adanya perbedaan

kelompok terjadi antara tahun 1930-an dan tahun 1940-an. Pandangan ini pendapat yang cenderung menyebab organisasi menjadi statis, apatis, dan tidak

menganggap bahwa semua konflik adalah berbahaya dan oleh karenanya harus tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi. Sumbangan utama dari

154 155
pen dekatan interaksionis adalah mendorong pimpinan organisasi untuk selalu menemukan bahwa konflik hanya membantu tetapi juga merupakan suatu kondisi

mempertahankan tingkat konflik yang optimal agar mampu menimbulkan yang untuk menumbuhkan adanya kreativitas. Kelompok yang tanya hiterogen

semangat clan kreativitas kelompok. menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat yang menghasilkan solusi yang

lebih baik dan ide yang lebih kreatif. Dari hasil studi tentang proses pengambilan
Konflik Fungsional dan Disfungsional
keputusan pok telah mengarahkan teori pada suatu kesimpulan bahwa konflik
Seperti halnya pandangan tradisional masih banyak orang menganggap
dapat menghasilkan banyak manfaat positif bagi organisasi jika dikelola dengan
bahwa konflik selalu bersifat tidak fungsional atau ~gsional dan oleh karenanya
baik (Cherrington, 1989). Konflik fungsional dapat mengarah pada penemuan cara
harus dihindari. Pendapat seperti tentu tidak benar. Pandangan masyarakat yang
yang lebih efektif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan lingkungan,
negatif tentang bcmfiik seperti itu bisa saja disebabkan konflik-konflik yang
sehingga organisasi dapat hidup terus dan berkembang.
muncul hepermukaan clan diketahui oleh masyarakat adalah konflik yang
Pada tingkat individu, konflik yang terjadi dapat menciptakan sejumlah
destruktif yang mengarah pada perpecahan.
akibat yang diinginkan. Individu memerlukan rangsangan dan goncangan pada
Konflik sebenamya clapat diibaratkan sebagai pedang bermata dua. disatu
suatu tingkat tertentu, agar merasa antusias terhadap pekerjaannya. Dalam batas-
sisi pedang clapat bermanfaat jika digunakan untuk molalcsanakan pekerjaan yang
batas tertentu konflik dapaE menimbulkan adanya ketegangan yang memotivasi
produktif, dan di sisi yang lain pedang pW dapat merugikan clan mendatangkan
seseorang untuk bertindak. Penyaluran dari ketegangan tersebut dapat
bencana apabila dipergnakan untuk membunuh orang. Demikian juga konflik yang
menimbulkao adanya prestrasi kerja dan kepuasan yang tinggi. Akan tetapi untdt
terjadi dalam organisasi dalam batas batas tertentu kehadiran konflik dalam suatu
memberikan hasil yang diinginkan, bagaimanpun juga konflik dibatasi atau
organisasi diperlukan dalam rangka kemajuan dan perkembagan organisasi.
memiliki tingkat intensitas yang tepat. Jika tidak, maka akan terjadi kosekuensi

Konflik Fungsional yang disfungsional.

Konflik fungsional berkaitan dengan pertentangan kelompok yang terjadi

bermanfaat bagi peningkatkan efektivitas prestasi organisasi. Dari hasil studi

156 157
Konflik Disfungsional Latihan :

Konflik disfungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok yang

merusak atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi/kelompok. Sebagian 1. Apa yang dimaksud dengan konflik ?

organisasi dapat menangani dan mengelola konflik yang terjadi sehingga memiliki 2. Jelaskan jenis-jenis konflik ?

dampak fungsional. Akan tetapi, sebagian besar organisasi mengalami konflik

pada tingkat yang lebih besar dari yang diinginkan (yang fungsional), dan prestasi

akan membaik jika konflik yang terjadi dapat dikurangi. Jika konflik yang terjadi

begitu parah, maka prestasi organisasi mulai merosot. Konflik seperti itu sering

terjadi di berbagai Perguruan Tinggi, antara pengurus yayasan dengan pimpinan

universitas. Konflik pada tinggkat ini sering terjadi karena masing-masing pihak

berupaya untuk memperoleh kekuasaan (power) yang lebih besar terutama sekali

dalam pengeloaan sumberdaya keuangan. Pihak universitas mengklaim bahwa

kekayaan termasuk keuangan lembaga/universitas adalah hasil jerih payah

universitas sehingga mereka berwenang mengelola pemanfaatannya. Sementara itu

yayasan Mengklaim bahwa universitas adalah milik yayasan sehingga yang

berwenang untuk mengelola sumber finansial adalah pengurus yayasan. Masing-

masirig bersiteguh atas pendiriannya masing-masing sehingga seringkali menjurus

pada konflik yang disfungsional.

158 159

Anda mungkin juga menyukai