Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Maternitas 1

Dosen Pengampu: Tri Ardayani,S.Kep.,Ners.,M.KM

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

RONNY EFRIANDO

D3 KEPERAWATAN 2019

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


JL. KH.WAHID HASYIM NO.161 BOJONGLOA KIDUL KOTA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian

Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada

usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,

umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit

kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan . Bayi baru

lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar

lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60

x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak

panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik

(rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis

sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan

uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar

dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010). Semua bayi

diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan

intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.

Pemeriksaan medis 8 komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.

Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk

mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran

dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan

yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait


riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi

kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS)

(Lissauer, 2013). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk

membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan

suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008).


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Bayibaru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian

Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada

usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai

alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat bawaan 27

Neonatus bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan

diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari

ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang

mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi,

adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan

mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas. Empat aspek

transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah

system pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa.

(Yeyeh&Lia 2002)

B. Ciri-CiriBayi Normal (Kritiyanasari, 2010)


1. Berat badan 2500-4000 gram.

2. Panjang bayi lahir 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 33-35 cm.


5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit kemudian

menurun sampai 120-140x/ menit.

6. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x/ menit, kemudian

menurun setelah tenang kira-kira 40x/ menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

terbentuk dan diliputi vernix casaeosa.

8. Rambut planugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genetalia pada perempuan labia mayora telah menutupi labia minora,

sedangkan pada laki-laki testis sudah turun.

11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk.

13. Graff refleks sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benta diatas telapak

tangan bayi akan menggenggam adanya gerakan refleks.

14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium bewarna hitam kecoklatan.

C. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir


(Kritiyanasari, 2010)

a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk

menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami

hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada

neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia, misal pada

bayi BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM dan lain-lain.

b. Perubahan Suhu Tubuh

Ketika bayi lahir bayi pada berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari

suhu didalam rahim ibu. apabila bayi dibiarkan didalam suhu kamar 250C maka

bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak

200kal/kg bb/menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya

1/10 dari yang seharusnya. Pada dini menyebabkan penurunan suhu tubuh

sebanyak sebanyak 20C dalam waktu 15menit, akibat suhu yang rendah

metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.

c. Perubahan Pernapasan

Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta.

Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah :

a. Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.

b. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor yangterletak

disinuskarotis.

c. Rangsangan dinggin didaerah muka dapat merangsang permukaan gerakan

pernapsan.

d. Refleks deflasi Hering Breur.


e.Pernapsan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik

setelah kelahiran, tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir

pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80

sampai 100ml ) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang

hilang ini diganti dengan udara.

f. Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula

pernapasaan diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur

frekuensi dan dalamnya pernapasan.

d. Perubahan Sirkulasi

Dengan perkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkatdan

tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah

paru sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat, hal ini menyebabkan darah

dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus menutup.

Dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat di potong aliran

darah foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Serkulasi janin sekarang berubah

menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.

D. Insiasi Menyusui Dini


1. Pemberian Asi
Pemberian ASI memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun bayinya. ASI
merupakan makanan yang paling cocok untuk kemampuan digesti bayi
karena bayi dapat menyerapnya dengan baik tidak pernah sembelit dan
merasa puas. ASI juga bebas dari kuman: pada kenyataannya, ASI
mengandung antibody sehingga bayi yang mendapatkan ASI umunya
jarang sakit dan jarang menderita alergi jika dibandingkan dengan bayi
yang mendapatkan susu formula. Dan bayi yang di susui sendiri akan
memperoleh kesempatan untuk didekat ibunya. Bagi ibu, disamping
memberikan manfaat fisik dengan membantu inovasi uterus pemberian
ASI juga memiliki banyak kegunaan tambahan. Pemberian ASI
memberikan kepuasaan emosional dengan timbulnya perasaan berhasil
dalam pemenuhan tugas sebagai ibu menyusui sendiri merupakan
pekerjaan yang menyenangkan dan tidak terlalu memberatkan pekerjaan
ini berhasil dilaksanakan: disamping itu, menyusui itu sendiri dapat
menghemat waktu dan uang insiden kanker payudara lebih rendah pada
wanita menyusui sendiri pada bayinya.
Fisiologi Laktasi
Pemberian ASI bergantung pada empat macam proses:
a. Proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara.
b. Proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan.
c. Proses untuk mempertahankan produksi ASI.
d. Proses sekresi ASI ( refleks ‘ let-down’).
2. Perkembangan Jaringan Penghasil ASI
Proses ini di capai dalam kehamilan dengan adanya rangsangan pada
jaringan kelenjar serta saluran payudara oleh hormon-hormon plasenta
yaitu, hormone estrogen, hormone progesteron dan hormon laktogenik
plasenta.

3. Memicu Produksi Asi Setelah Melahirkan


Setelah plasenta dilahirkan, penurunan produksi hormon dari organ
tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipovise anterior, yaitu
prolaktin,yang tadinya dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron yang
tinggi didalam darah,kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel
kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. Dalam waktu 3-4 hari setelah
bayi dilahirkan, produksi ASI sudah dimulai dan susu yang matur
disekresikan pada akhir minggu pertama.
4. Mempertahankan Produksi ASI dan Refleks ‘ let-down’
Proses ini bergantung pada hormon lain, yaitu oksitosin,yang dilepas dari
kelenjar hipofise posterior sebagai reaksi terhadap pengisapan puting.
Oksitosin mempengaruhi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveoli
mamae sehingga alveoli tersebut berkontraksi dan mengeluarkan air susu
yang sudah disekresikan oleh kelenjar mamae. Refleks let-down ini tidak
terjadi karena tekanan negatif oleh pengisapan dan juga bukan karena
payudara yang penuh, namun disebabakan oleh refleks neurogenik yang
menstimulasi pelepasan oksitosin.
Ibu menyusui akan mengalami refleks let-down sekitar 30-60 menit
setelah bayi mulai menyusu. Refleks let-down dapat pula disebakan oleh
faktor-faktor yang murni kejiwaan, seperti mendengar tangisan bayi,
berpikir tentang bayinya atau bahkan berpikir tentang pemberian ASI
sendiri. Sebaliknya, refleks tersebut dapat dihambat oleh kecemasan,
ketakutan, perasaan tidak aman atau ketegangan. Faktor-faktor ini
perkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrindan norepinefrin yang
selanjutnya akan menghambat transfortasi oksitosin kedalam payudara.
Begitu produksi ASI sudah terjadi dengan baik, pengosongan sakus
alveolaris mamae yang teratur akan mempertahankan produksi tersebut.
5. Mempersiapkan Pemberian ASI
Cara terbaik dalam mempersiapkan pemberian ASI adalah keadaan kejiwa
ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak menghadapi banyak
permasalahan. Higene perorangan dan kesejahteraan yang normal sangat
penting: kebersihan tangan dan kuku jari tangan ibu atau orang lain yang
akan merawat bayi juga harus ditekankan. Puting susu tidak boleh
disentuh oleh tangan yang belum di cuci bersih dan saputangan tidak boleh
digunakan sebagai ganjal dibalik BH untuk menghentikan perembesan
ASI. Bantalan diposabel kini sudah tersedia untuk keperluan ini dan dapat
dikenakan waktu relatif singkat jika perembesan ASI menimbulkan
masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang tidak menghalangi
pemberian ASI:jika gaun dikenakan harus dinaikan dahulu keatas untuk
mengeluarkan payudara, maka cara ini ditentukan tidak mengenakan dan
pada bagian bawah pakaian semacam ini bisa terdapat lokia. BH khusus
untuk laktasi bersih yang dapat menyangah payudara harus dikenakan
sepanjang siang serta malam hari untuk memberikan kenyamanan dan
mencegah statis air susu pada daerah-daerah payudara yang tergantung.
Jika ibu tidak memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat menggunakan
alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH untuk laktasi harus
dapat di buka dari depan dan talinya diturunkan sebelum ibu menyusui
bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali setelah ibu menyusui
selama puting berada dalam keadaan bersih cara mengusapnya dengan
memakai air yang bersih dengan cara khusus dan larutan pembersih.
Berikutadalahbeberapaperubahanfisik yang
harusdiketahuiuntukmempersiapkanmenyusui. (Kelly, 2010)
a. Cuciputinghanyamenggunakan air, bukansabun yang
dapatmenghilangkanminyakperlindunganalamiahdariminyakkulit.
b. Tidak perlu memencet putting payudara , seperti anggapan
sebelumnya. Faktanya, manipulasi yang terlalu keras dan berlebihan
dapat merusak banyak kelenjar yang berukuran sangat kecil di areola
dan pada masa kehamilan akhir dapat memicu pelepasan hormone
yang menyebabkan kontraksi uterus. Akan tetapi,
ibutidakperlumerasakhawatiruntukmenstimulasipayudara yang lembut
(mis.,sebagai bagian dari berhubungan intim).
c. Losion dan salep tidak diperlukan dan dapat menyumbat pori-pori
kulit, menyebabkan iritasi, atau terserapke ASI.
d. Ukuran bra yang sesuaidapatmembantumencegahpayudaraturun.
Ibubahkandapatmenggunakan bra khususuntukmenyusui, yang
sudahdigunakansebelummelahirkan.
e. Jikaibumenderitakankerpayudaraataupembedahanpayudara,
terutamAyangmenyebabkanukuranpayudaramengecildan/ataumelibatk
antransplantasiputing,Ibuharusberkonsultasidengandokterbedahapakah
iadapatmenyusui.
f. Jikaputingmengalami inverse atautenggelam,
ibumasihdapatmenyusuibayinya. Diskusikandenganbidan,
karenaibuharusmelakukanbeberapatindakanselamakehamilanuntukme
mpersiapkanputingnya. Padakebanyakankasus, alat yang terbuatdari
plastic yang disebutbreast-shielddandigunakan di dalam bra,
akanmenghasilkanpijatanlembut di areola,
sehinggaputingperlahanakankeluar.

6. Belajar untuk Menyusui


Kesunyian, kenyamanan dan ketenangan merupakan faktor yang penting
untuk setiap pengalaman menyusui sendiri dan ketiga faktor ini menjadi
teramat penting untuk pengalaman menyusui pertama ibu tidak boleh
dipaksa cepat-cepat untuk menyusui bayinya; ia harus diberi waktu untuk
menimang dan mengangumi bayinya sebelum mendekatkannya kepada
payudara.
Kesunyian (keadaan tidak berisik) merupakan hal yang paling penting dan
tidak boleh untuk perawatan bersama. Suara yang bisa mengalihkan
perhatian, seperti suara televisi atau radio yang disetel, dan dapat
dikurangi. Ibu dapat duduk atau berbaring mengikuti posisi yang nyaman
baginya ibu tidak terbiasa untuk memperlihatkan tubuihnya akan merasa
tidak nyaman kecuali privasinya terjamin.
Bayi diserahkan kepada ibu ketika ibu berada kondisi yang nyaman,
sesudah terbiasa menggendong bayinya, kita harus yakin posisi bayi yang
benar. Bayi harus menghadap payudara dan dipegang sedemikian rupa
sehingga tidak harus merenggang ke atas atau melekuk dagunya untuk
menjangkau puting susunya. Dengan wajah mengahadap langsung ke
depan puting susu dan mulut yang terbuka lebar serta lidah yang terjulur
ke bawah, wajah bayi tersebut didekatkan secara hati-hati kepada puting
sehingga puting dapat masuk ke mulutnya dengan benar, pengaturan posisi
yang benar akan menghindari frustasi dan ketidaknyamanan. Kalau
payudara terlampau besar, mungkin ibu harus mengakatnya sedikit
sehingga hidung bayi tidak tertekan payudara agar bayi bisa sedikit
mengekstensikan leher dan kepalanya setelah mulut bayi merenggang
puting, refleks menghisap akan bekerja.
Waktu menyusui pernah dibatasi dalam beberapa hari pertama dengan
anggapan bahwa pembatasan waktu menyusu dapat mencegah keluhan
sakit pada puting ajaran ini kini sudah ditingalkan pada kebanyakan rumah
sakit dengan memberikan lebih banyak perhatian pada cara bayi mengisap
puting dan bagaimana mulut bayi memegang puting. Bidan akan
menggunakan waktu yang diperlukan untuk memastikan apakah ibu dan
bayi tersebut sudah berada kedalam keadaan nyaman sebelum menyusu
dapat dimulai, dan apakah sebagian besar areolamamae sudah berada
dalam mulut bayi kita tidak perlu melepaskan bayi dari puting pada saat
menyusu, kecuali jika posisinya salah atau puting terasa sakit. (jika hal ini
terjadi, kepada ibu harus diajarkan bagaimana cara membebaskan keadaan
vakum dengan hati-hati agar puting terlepas dari mulut bayi dengan mudah
tanpa menimbulkan cedera). Bukan hanya waktu menyusu yang tidak lagi
dibatasi, tetepi juga bayi dibiarkan untuk menyusu dari satu payudara
sampai ia berhenti sendiri karena sudah mendapatkan ‘susu akhir (hind-
milk)’ yang kaya akan nutrien dalam jumlah maksimal. Baru kemudian,
payudara yang kedua disodorkan kepada bayi sampai ia sudah tidak
membutuhkan lagi; pada waktu menyusu berikutnya, payudara yang kedua
ini disodorkan terlebih dahulu.
7. Regimen Menyusui
a) Menyusui Berdasarkan Kebutuhan Bayi
Bayi yang menyusu berdasarkan ‘kebutuhan atau keinginannya’ akan
disusui pada waktu bayi merasa lapar. Karena bayi ini tidak harus
menunggu sampai tibanya jam menyusu, maka kemungkinan bayi
untuk menangis dalam waktu lama sangat kecil. Dengan demikian,
bayi cenderung untuk mengisap ASI dengan baik karena ia tidak
mengalami kelelahan akibat menangis. Biasanya bayi akan
menemukan kebutuhannya secara rutin setelah satu atau dua minggu,
dan pasokan ASI dari ibu akan menyesuaikan. Dirumah sakit, cara
menyusui berdasarkan kebutuhan bayi akan memberikan keuntungan
bagi ibu maupun bidan karena bidan akan mempunyai waktu yang
lebih bebas untuk membantu dan memberikan nasehat selama
pemberian ASI kalau tidak semua ibu menyusui bayinya dalam waktu
yang bersamaan. Demikan pula, cara menyusui ini ternyata
mengurangi permasalahan yang timbul karena pembengkakan
payudara.
b) Menyusui Berdasarkan Jam
Jadwal menyusui secara teratur berdasarkan jam kini sudah jarang
dilakukan dirumah sakit bagi bayi-bayi ateren normal. Dengan cara ini,
bayi biasanya disusui setiap 4 jam sekali dengan jam menyusu yang
bersamaan dengan waktu sesudah ibu selesai makan. Cara ini tentunya
paling mudah dilakukan jika bayi dirawat terpisah dalam bangsal
neatus dan memungkina ibu untuk menyusun rencana kegiatannya
sepanjang hari. Namun demikian, hal ini bukan merupakan faktor
utama ketika ibu menghadapi beberapa tanggung jawab yang
mendesak.
Kerugian pada cara menyusui dengan jam yang teratur adalah bahwa
bayi cenderung untuk menyusu secara berbeda-beda pada waktu yang
berbeda-beda pula disepanjang hari. Bayi tidak selalu memerlukan
pemberian ASI 4 jam setelah pemberian terakhir, atau mungkin pula ia
membutuhkan pemberian ASI yang lebih awal daripada waktu
memnyusu yang seharusnya. Dengan demikian, bayi mungkin harus
dibangunkan untuk menyusu sebelum ia siap untuk bangun, atau harus
menungu sampai waktunya menyusu tiba dan pada saat itu barang kali
ia sudah kecapean karena menangis.
Bayi yang mampumenghisapsecaraefektifakanmendapat 90% ASI di
menitkelimasamapikesepuluhselamamenyusui.akantetapi,
apabilabayimemerlukanwaktu lima
menituntukmenghisapsebelumiamendapatjumlah ASI yang cukup,
ibuperlumemperpanjang lama
menyusuisehinggaiatidakmenghentikanmenyusuiketikabayibarumemul
ainya. Efisiensi, bukanhanyaberdasarkanwaktu,
sangatpentinguntukmenentukanjumlahmenit yang
dihabiskanbayiuntukmenyusu.Ibumungkinperlumencaribantuanjikabay
inyatidakmelekatsebagaimanaseharusnya.

E.penatalaksaan bayi baru lahir(perawatan dan apgar)

a.perawatan pada bayi baru lahir

1.menetapkan tujuan untuk perawatan segera

Sebelum setiap pengkajian atau intervensi yang aktual dilakukan perawat harus
memikirkan tujan tertentu yang akan bermanfaat membantu bayi baru lahir selama
transisi dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri. Cara pencapain tujuan selama
bervariasi. Hal tersebut bergantung pada lingkungan lembaga harapan orang tua
dan kondisi ibu dan bayinya . tujuan untuk asuhan segra dapat mencangkup
rencana ( asuhan keperawtan : perawatan segera pada bayi baru lahir)
a. menetapkan dan pertahankan jalan nafas dan upaya pernafasan.
b.memberikan kehangtan dan mencegah hipotermia,
c.memberikan lingkungan yang amn dan tindakan pencegahan yang rutin.
d. meningktkan hubungan yang lekat atara ibu dan bayi
2. perawatan tali pusar
Ketika neonates pertama kali tiba diruang perawatan sekiar 2 inci (5cm tali pusar)
biasanya masih terdapat pada abdomenya dengan beberapa tipe penjepitan, peniti,
atau tali pengingkat .dalam beberapa hari tali pusar mengkerut dan menghitam
.dalam beberapa hari atau minggu tali pusar lepas meninggalkan area kecil yang
berganulasi dan biasanya menghilang perut yang kecil, kontraktur disebut umbi
likus dan pusat.
Segera setelah lahir pembulu umbilicus masih dapat menyebabkan perdarahan
yang pantal bila penjiptan atau mengikatnya menjadi kendor untuk alisan ini tali
pusar diperiksa lebih awal interval sering selama 24jam pertama setalh lahir. Bila
terjadi perdarahan mengikat ke2 atau penjepit ke2 dipasang segear dan diawasi
dengan ketat.
Kadang bakteri memasuki area tersebut sebelum terjadi penyembuhan suatu
tindakan keawaspadan dapat menghindari hal tersebut dari infeksi .area di
sekitanya ditutupi, dan diolesi dengan zat warna atau alcohol 70% .
Perbedan kecil dan steril mungkin dipasang sekita tali pusar yang basah. Namun
demikan gurita dan pembalut tidak lagi digunakan Karena telah ditemukan bahwa
tali tersebut menyuburkan bakteri dan tetap menyebabkan lembab sehingga
menghambat penyembuhan. Penjepit terbuat dari vetal atau miti mungkin dilepas
pada hari ke2 atau ke 3 sampai saat ini pembuluh umbilukus setalah menutup dan
tidak ada lagi bahaya perdarahan.
3. perawatan memandikan
Sebaiknya memandikan bayi dapat dilakukan minimal 6 sampai 24jam setalah
melahirkan. Verniks ,suatu zat yang menyerupai lilin yang menutupi bayi saat
lahir harus dibairkan terserat di dalam kulit karena ini merupakn pelembab yang
luar biasa. Jika rambut bayi perlu dicuci gunkan air dan sisir saja untuk mengakat
kotoran. Sebaiknya yang digunakan untuk yang membersihkan bayi gunakan air
dan kapas pada bulan pertama, jika mata bayi anda menjadi lengket, gunakan
kapas yang direndam dalam air matang yang sudah didinginkan untuk
membersihkan bagian tersebut, dengan lembut seka matanya dengan gerakan dari
dalam keluar dengan menggunakan beberapa lembar kapas baru untuk menyeka
gunakan kapas untuk menyeka bagaian luar telinga dan hidung ( parker catharing ,
2008).
Berikut ini dapat lengakap keperluan memandikan bayi :
a.meja mandi khusus
b.handuk mandi
c,pokok tau handuk bersih untuk alas mandi
d.waslap 2
e. kapas lenbab di tempatnya
f. kapas kering di tempatnya
g.kapas bersih bertengake
h.baby oil
i.sabun
j.bedak
k.tempat pakian kotor
i.perlengkpan pakian bayi
m.pakian untuk ganti
n.ferlak dan alasnya
o.baskom/ember berisi air hangat
p.alkohol dan kasa steril untuk merawat tali pusar
q.celemek( hidyat agus aziz 2009).
Pelaksana memamdikan bayi
a.siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi sebelum pakai bayi dilepas, seperti
sabun , sampo bayi, waslap pembasuh, gumplan kapas untuk memberishkan mata
handuk, pokok dan pakian bersih air hangat.
b.cuci tangan dan pake celemek
c.menuntup pintun dan jendela ruangan serta membuka pakaian bayi
d. memeriksa air.
Perikslah suhu air dengan siku atu bagian dalam bergelangan tangan air tidak
boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Anda ingin memeriksa iar dengan
temometer, suhu sebaiknya 29celcius.
e.buka pakain bayi dan masukan ketmpat kotor
f.bersihkan bokong dengan kapas bila bayi bub
g.angkat bayi dari tempat tidur
h.masukan bayi kedalam baskom bersih berisi iar hangat
i.bayi masukan kedalam book mandi bayi dengan cara memegang kepala dan
bahu kiri dengan tangan memgang lengan kiri bayi dabn tangn kanan mengkat
bokong kepala berda diatas air
j.dengan menggunkan kapas dever/sisi handuk seka mata menggunkan kapas
lembab dengan cara menghapus dari bagian dalam kearah keluar setiap mengusap
kapas harus ganti.
k.telinga berishkan dengan kapas pembersih, setipa usap kapas harus ganti
l.cuci muka bayi dengan waslap tanpa menggunkan sabun setalh itu keringkan
dengan handuk( keringkan muka dengan satu sudut handuk),boleh menggunkan
tetapi hati karena sabun dapat menyebabkn iritasi pada mata dan kulot bayi.
m.mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian tersebersi hingga terkotor .
n.kemudian kepalan bayi ditaruh diatas tangan kiri lalu disabun kemudian
dibersihkan dengan waslap smpe bersih .
o,bersihkan dengan waslap bersabuyn pada area kepala dengan memuutar, leher,
ketiak, badan, sele paha, dan sela bokong bayi hingga rata bagian punggung
dibersihkan dengan pengganti tangan kiri , dan bayi dengan bgain muka bersandar
pada lengan kan dengan waslap basah smpe bersih.
p.bokong premium, genetalia dibersihkan paling kahir untuk mencegah
kontrminasi Karena daerah ini paling kotor
q.angakat bayi pada waktu memasukan bayi kedalm bak mandi
r.letakan kmebali bayi diatas meja dengan alas handuk
s. kepla badan anggota tubuh laianya dibersihkan dengan waslap yang satunya
( yang belum kena sabun)
t.keringkan dengan handuk sampe kesela sela badan , keringkan kepala bayi diats
meja dengan gerakan memutar.gosok kepala dengan baby oil bila da kotorannya
beriminyak telon , dan bedak
u.bila tali pusar belum lepas lakukan perawatan tali pusar
v.pakekan pakian bayi
w.telinga dan hindung dengan kapas membersih, rambut dissir bila kuku panjang
potong kuku.
x.bungkus bayi dengan selimut
y.bersihkan tampat tidur dengan alat.
z.cuci tangan
waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur, Karen dapat
membuatnya rilek hingga memudahkan bayi tidur.
4.pemasangan pakian dan selimut( Kelly.2010)
Walaupun neonates harus harus tetpa dijiga agr ttepa hangat,bukan merupakan
yang perlu untuk membatasi gerakan meraka dengan menggunkan selimut atau
pakaian yang berlebihan. Mereka dipakiakan popok dan kaos atau gaun dan
dibaringkan ditempat tidur bayi dislimuti dengan selimut tetapi tidak dengan
selmut tidak terlalu berat. Setiap helelai pakaian dan alat tenun yang digunkan
harsu mudah dicuci dan sering di sterika sebelum digunkan diruang perawatan
bayi baru lahir.
Berpakaia untuk anakdan menjaga tubuhnya pada suhu yang nyaman
a.dalam cuaca hangat bayi justru sering pakaian berleihan dapat menyebakan
ruam dan keringat berlebiha, dicuaca panas sebaiknya bayi hanya menggunkan
semenimal mungkin pakian
b.dalam cuaca dingin , gunkan pakaian berlapis sehingga dapat menambhkan atau
mengurangi pakain sesuai denga suhu daalm ruanag dan diluar ruangan.untuk
bayi lahir celana pendek dimusim dingin biasanya tidak maslah selam bayi
menggunkan pakian yang hangat,tetpai jika terlalu lama menggunkan pakaian
pendek ,terutma jika bayi tertidur dapat menyebabkan mengigil.
c.semakin besar semakin aktif bayi , semakin sulit untuk mendiamkan saat
memakaikan pakaikan ,ibu patut bergembura kerena ia kan berekspreimen untuk
menjadi semakin episien,tetapi mungkin perlu penyertai Permian dan bernyayi.
d.untuk memakain kaos geremapkan bagian leher untuk memasukan kepala
,selipkan terlebih dahulu bagian belkang bagian bayi kemudian regangkan lubang
leher dengan geraka perlahan saat melewati dahi dan hidung,sehingga tidak
menggores wajah bayi
e.untuk menarik lengan baju, posiskan tangan kiri ibu diujung lengan dan rai
tangan bayi, dengan tangan lain tarik tangan hingga penutupin tangan bayi
f.untuk melepaskan kaos kelurka kedua tangan bayi terlebih dahulu kemudian
regangkan bagian leher kaos naikan bagian depan lubang leher melwati hidung
dan dahi, kemudian tarik kaos kerah belakang.
G, untuk memakaikan selimut tidur atau baju terusan akan lebih mudah dengan
menghamparkan selimut atau setlan diats meja ganti.atun tempat tidur dan
kemudian membaringkan bayi diatsnya selipkan kekakinya terlebihbdahu ,
kemudian lenganya dan pasang retseliting atau kancingnya,

F.penilaan bayi baru lahir dengan nilai APGAR.


Penilain awal pada bayi baru lahir dapat dilakuka dengan observasi melalui
memriksaan nilai APGAR memungkinkan pengkaijan untuk mengetahui perlu
tidaknya resusitasi dilakukan dengan cepat batyi yang sehat harus mempunyai
niali APGAR 7-10 bayi itu pada penilian 1 mnenit pertam maupau menelian pada
5 menit kemudian didalam kehidupa pertama bayi baru lahir.
Fisologis neontaus tersebut, yakni.
1.denyut jantung dilakukan dengan auskultasi dengan menggunkajn testoskop
2.pernapan dilakukan berdasrakan pengamatan gerkan dinding dada
3.tonus otot,dilakukan berasadarkan derat fleksi dan pergerakan ektrimitas
4.iritablitas reflek, dilakukan berdasrakan respon terhadap temukan halus pada
telapak kaki,.
5.warna dideskripsikan sebagai pucat, sianotik atau merah mudah
Setiap hal diatas diberikan nilai 0,1,2 evaluasi dilakukan pada 1 menit pertama
dan menit kelima setalh bayi lahir.

NO Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


1 Denyut Tidak ada Lambat <100 Lebih dari 100
jantung
2 Pernafasan Tidak ada Lambat Menangis
menangis dengan baik
lemah
3 Tonus otot Lemah Eksterimitas Fleksi dengan
sedikit felksi baik
4 Reflex Tidak ada Menyeringai Menangis
respon
5.
Biru pucat Tubuh merah
Warna muda Merah mudah
ekstrimitas seluruhnya
biru

Keteerangan:
Pemberian nilai APGAR baik itu dari apgar 1 ( 1 menit pertama,) atau apgar
2 (5 menit kemudian ) dapat dikelompkam sebagai berikut
Nilai 0-3 :meindikasikan bayi distress berat
Nilai 4-6: mendikasikan kesulitan moderat (defresi sedang)
Niali 7-10: menidikasikan bayi kondisi normal atau tidak akan mengalami
kesulitan unutuk menyeusuiakan diri dengan kehidupan diluar rahim

B. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Fokus asuhan keperawatan selama periode neonatal adalah untuk melindungi dan

mendukung neonates saat ia mengalami banyak perubahan fisiologis dan

menyesuaikan dengan kehidupan ekstrauterin, yang dilakukan dengan :

 Mempertahankan panas tubuh

 Mempertahankan fungui pernafasan

 Penurunan risiko infeksi

 Membantu orangtua dalam memberikan nutrisi yang tepat dan hidrasi

 Membantu orangtua dalam belajar untuk merawat bayi mereka

1. Pengkajian

a. Pemeriksaan Fisik pada BBL

1) Buka pembungkus BBL dan amati prosedur ketika BBL tenang


2) Mengukur lingkar kepala dengan menempatkan pita ukur(metline)

sekitar kepala tepat di atas telinga dan alis. Pengukuran biasanya dicatat

dalam sentimeter

3) Mengukur dengan menempatkan pita sekitar dada atas garis putting

susu (30,5-33cm(12-13 inci) atau 2-3 cm kurang dari kepala lingkar)

4) Ukur panjang badan dengan mengukurkan pita di permukaan yang

datar. Tempatkan alatpengukur diatas kepala BBL. Pengukuran diambil

dari bagian atas kepala ke bawah tumit

5) Bersihkan timbangan sebelum digunakan. Mengatur skala nol.

Tempatkan BBL tanpa pakaian di timbangan. Catat berat badab BBL.

Jangan biarkan BBL tanpa pengawasan saat penimbangan

6) Tempatkan thermometer di daerah ketiak. Suhu aksil lebih disukai

karena risiko minimal terjadinya trauma jaringan,perforasi, dan

kontaminasi silang terkait dengan rektum metode suhu.

7) Menilai tingkat pernafasan oleh mengamati naik turunnya dari dada dan

perut selama satu mnit penuh dan Menilai denyut nadi apikal, auskultasi

dengan menggunakan stetoskop (selama satu menit penih) . menilai

frekuens dan irama

8) Periksa kulit untuk warna,keutuhan,memar,tanda

lahir,kekeringan,ruam,kehangatan,tekstur, dan turgor. Periksa kuku

9) Perhatikan bentuk kepala. Periksa bentuk fontanel dan sufura. Periksa

dan raba kepala untuk mengetahui adanya caput succedaneum dan/atau

cephalohematoma
10) Angkat dagu untuk mengkaji area leher

11) Menilai posisi mata .Buka kelopak mata dan kaji warna sclera dan

ukuran pupil. Menilai refleks mengedip , refleks cahaya erah , dan rekasi

pupil terhadap cahaya

12) Periksa telinga untuk posisi, bentuk, dan drainase. Tes pendengaran

dilakukan sebelum pulang

13) Amati bentuk hidung. Periksa pembukaan nares. Menilai potensi dari

nares dengan memasukan kateter kecil lembut (ini mungkin tidak

dilakukan pada semua bayi. Memeriksa dan prosedur manual merupakan

kebijakan rumah sakit).

14) Periksa bibir,gusi,lidah,langit-langit, dan membrane mukosa. Buka

mulut dengan menekan lembut dibagian bawah bibir, kaji untuk refleks

rooting, mengisap,menelan , dan refleks muntah

15) Periksa bentuk,kesimetrisan, dan area dada. Periksa payudara untuk

ukuran dan pengeluaran. Auskultasi bunyi nafas

16) Auskultasi bunyi jantung selama satu menit penuh. Palpasi denyut

nadi perifer

17) Periksa ukuran dan bentuk perut. Meraba perut, menilai tonus otot,

hernia dan diatasis recti. Auskultasi untuk bising usus. Periksa tali pusar

18) Inspeksi anus

19) Tempatkan jempol dikedua sisi dari laboa dan pisahkan secara lembut

jaringan untuk memeriksa alat kelmin secara visual. Menilai keadaan dan

posisi klitoris,vagina,dan meatus kemih


20) Periksa penis, mencatat posisi meatus uretra. Memeriksa dan meraba

skrotum untuk menilai testis. Dengan inu jari dan telunjuk satu tangan,

meraba masing-masing testis sementara ibu jari yang lain dan telunjuk

yang ditempatkan diatas kanal inguinal untuk mencegah naiknya testis

selama pengkajian. Mulai dari atas skrotum dan menjauh dari tubuh

21) Periksa ekstremitas,tulang belakang, dan lipatan glutealis. Palpasi

klavikula. Lakukan maneuver Barlow-Ortolani

22) Kaji postur,kaji tonus otot,kaji refleks BBL


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Anda mungkin juga menyukai