Askep Teori Herpes
Askep Teori Herpes
3.1 Pengkajian
a. Biodata.
Dapat terjadi pada semua orang di semua umur; sering terjadi pada remaja dan
dewasa muda. Jenis kelamin; dapat terjadi pada pria dan wanita. Pekerjaan; beresiko tinggi
pada penjaja seks komersial.
b. Keluhan utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ketempat palayanan kesehatan
adalah nyeri pada lesi yang timbul.
c. Riwayat penyakit sekarang
Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien. pada beberapa kasus, timbul
lesi/vesikel perkelompok pada penderita yang mengalami demam atau penyakit yang
disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yang mengalami trauma fisik maupun
psikis. Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang mengalami
peradangan berat dan vesikulasi yang hebat.
d. Riwayat penyakit dahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simplek atau
memiliki riwayat penyakit seperti ini.
e. Riwayat penyakit kelarga
Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini.
f. Pola peran dan hubungan
Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau
yang dapat dilihat oleh orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri.hal itu meliputi
perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau
identitas diri. Reaksi yang mungkin timbul adalah:
1. Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh.
2. Menarik diri dari kontak social.
3. Kemampuan untuk mengurus diri berkurang.
g. Pola istirahat dan tidur
Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami gangguan,
terutama untuk istirahat/tidur dan aktivitas.
h. Pola eliminasi
Terjadi gangguan BAB dan BAK pada herpes simpleks genitalis. Penyakit ini sering
diderita oleh klien yang mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secara
bersama-sama.
i. Pola sexual – reproduksi
Terjadi gangguan pada sexual adanya nyeri. Dan klien yang mempunyai kebiasaan
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
j. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan
tubuh klien. pada kondisi awal/saat proses peradangan , dapat terjadi peningkatan suhu
tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yang lain. Pada pengkajian kulit,
ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri ,edema di sekitar lesi, dan
dapat pula timbul ulkus pada infeksi sekunder. Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah
yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis, batang penis, uretra, dan daerah anus.
Sedangkan pada wanita, daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayor dan minor,
klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk, ukuran / luas,
warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya pembesaran; pada
beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limfe regional.
Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon individu terhadap nyeri
akut secara fisiologis atau melalui respon perilaku. Secara fisiologis,terjadi diaphoresis,
peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah;
pada perilaku, dapat juga dijumpai menangis, merintih, atau marah. Lakukan pengukuran
nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, pilih
skala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita bisa menggunakan skala wajah
untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Hipertemia b.d proses penyakit Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen hipertermia
selama 3x24 jam maka termoregulasi Observasi
Gejala :
membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab hipertemia
Suhu tubuh diatas nilai normal
Menggigil menurun Monitor suhu
Kulit merah
Kulit merah menurun Monitor haluaran elektrolit
Kulit terasa hangat
Suhu tubuh membaik Terapeutik
Takikardi
Suhu kulit membaik Sediakan lingkungan yang dingin
Takipnea
Takikardi membaik Longgarkan pakaian
Takikardie membaik Berikan cairan oral
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian elektrolit dan cairan intervena
Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nyeri
selama 3x24 jam maka tingkat nyeri Observasi
Gejala : menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Tampak meringis Gelisah menurun intensitas nyeri
Bersikap protektif Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
Gelisah Kesulitan tidur menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Sulit tidur Frekuensi nadi membaik Terapeutik
Frekuensi nadi meningkat Fungsi berkemih meningkat Berikan teknik nonfarmakologis
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan metode, penyebab dan pemicu nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi citra tubuh
perubahan fungsi tubuh selama 3x24 jam, maka citra tubuh Observasi
meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi harapan tubuh terhadap tahap perkembangan
Gejala : Hubungan sosial membaik Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
Fungsi tubuh berubah Verbalisasi perasaan negatif tentang Terapeutik
Mengungkapkan perasaan perubahan tubuh menurun Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
negatif tentang perubahan Menyembunyikan bagian tubuh yang Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
Respon nonverbal pada berlebihan menurun Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
perubahan dan persepsi tubuh Diskusikan persepsi klien dan keluarga terhadap perubahan
citra tubuh
Edukasi
Jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan citra
tubuh
Anjurkan mengungkapkan gambaran diri pada citra tubuh
Latih meningkatkan penampilan
Latih pengungkapan kemampuan diri pada orang lain
maupun kelompok
Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan infeksi
ketidakadekatan pertahanan selama 3x24 jam, tingkat infeksi Observasi
tubuh primer : kerusakan menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi
integritas kulit Kemerahan menurun Terapeutik
Kadar sel darah putih membaik Batasi jumlah pengunjung
Cuci tangan sebelumdan sesudah kontak dengan psien dan
lingkungan
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tanagan
Ajarkan etika batuk
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Pemberian obat
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontraindikasi obat
Monitor tanda vital dan nilai laboratorium
Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik
Lakukan prinsip 6 benar
Buang obat yang kadaluarsa
Dokumentasikan pemberian obat dan respon obat
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.