Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Transformator OLTC (On

Load Tap Changer) Untuk Memperbaiki


Regulasi Tegangan Jaringan Distribusi
Radial
Articles

by admin

Secara garis besar sistem ketenagalistrikan dibagi menjadi 4 bagian yakni pusat pembangkitan, saluran transmisi, saluran
distribusi dan beban. Pada pusat pembangkitan, setelah energi listrik dibangkitkan oleh generator, maka tegangannya
dinaikan terlebih dahulu dengan trafo step up pada gardu induk sebelum dikirim melalui saluran transmisi yang umumnya
memiliki level tegangan 70 kV, 150 kV dan 500 kV. Setelah itu, sesaat sebelum energi listrik masuk kedalam saluran
distribusi, tegangannya diturunkan kembali dengan trafo step down menjadi 20 kV. Tegangan 20 kV ini merupakan level
tegangan distribusi primer yang kemudian akan diturunkan kembali menjadi 220/380V sebelum digunakan oleh konsumen
rumah tangga pada jaringan distribusi sekunder.

Besarnya panjang saluran distribusi menimbulkan masalah tersendiri, yakni drop tegangan yang semakin parah ketika
saluran distribusi tersebut semakin panjang. Belum lagi jika beban semakin besar, tentu drop tegangan akan semakin naik
menurut persamaan  . Bisa dibayangkan bahwa pada konsumen yang terletak jauh dari feeder tentu merasa paling menderita
karena seringkali tegangan yang sampai sudah diluar batasan kualitas yang ditetapkan PLN (-10% dan +5% untuk jaringan
distribusi). Seiring dengan kemajuan teknologi, ada beberapa cara untuk memperbaiki regulasi tengangan itu. Salah satunya
dengan menggunakan OLTC transformator.

Secara singkat, sebenarnya trafo OLTC bekerja dengan mengubahan sadapan (tap) pada trafo
sehingga dihasilkan transformasi tegangan yang bisa berubah-ubah antara sisi primer dengan
sisi sekunder. Komponen dari trafo OLTC itu sendiri adalah sebagai berikut.

Selector switch

Saklar yang digunakan untuk memilih posisi tap  yang sesuai dengan kebutuhan.

Reactor

Pada saat merubah posisi tap, arus tidak boleh berubah seketika. Reactor digunakan untuk
meningkatkan impedans dan membatasi besar arus sirkulasi yang mengalir karena pergeseran
posisi selector switch pada masa transisi mengakibatkan adanya perbedaan tengangan pada
reactor.

Vacuum switch

Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian pada tahapan perubahan posisi tap.

Bypass switch

Mirip seperti vacuum switch yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian
pada tahapan perubahan posisi tap.
Gambar (a) adalah posisi tap awal dan gambar (g) merupakan posis tap setelah diubah.

Pada gambar (a) selector switch berada pada tap yang sama sehingga impedans reaktornya =
0 karena fluks magnet kedua reactor saling meniadakan.

Pada gambar (b) bypass switch A terbuka.

Pada gambar (c) posisi salah satu tap berpindah.

Pada gambar (d) bypass switch A tertutup kembali. Terjadi arus sirkulasi yang besarnya
dibatasi oleh reactor.

Pada gambar (e) bypass switch B terbuka.

Pada gambar (f) posisi tap yang kedua kini berpindah.

Pada gambar (g) bypass switch B tertutup kembali. Proses perubahan tap selesai dan
menghasilkan rasio tegangan primer-sekunder yang berbeda dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.

Penggunaan trafo ini sebagai salah satu cara untuk memperbaiki regulasi tegangan semakin
populer karena bersifat adaptif (mampu menyesuaikan kebutuhan). Pada trafo tersebut ada
berbagai maca peralatan kontrol dan sensor yang mampu mengukur serta kemudian merespon
drop tegangan yang terjadi sehingga secara otomatis posisi tap akan diubah. Proses
perubahan posisi tap pada trafo OLTC ini bisa dilakukan secara otomatis dengan kendali
motor atau secara manual. Trafo OLTC ini biasanya diletakkan pada gardu induk distribusi.

I Nyoman Yuliarsa

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM

Referensi:

http://www.transmission-line.net/2011/06/transformers-on-load-tap-changer.html

http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/12/tap-changer-pada-transformator.html

Anda mungkin juga menyukai